Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN TIM
PPRA
RSIA RAHAYU MEDIKA
Jl. Pekulo Sukomukti No.09 Kebaman , Srono - Banyuwangi
Telp. 081336061547, ( 0333 ) 3911 542
E-mail : RSIARAHAYUMEDIKA@yahoo.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA SRONO
NOMOR: RS.RM/ /10/KEP/IX/2019

TENTANG
PEDOMAN KERJA TIM PELAKSANA PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA SRONO

MENIMBANG : 1. Bahwa peningkatan kejadian dan penyebaran mikroba yang


resisten terhadap antimikroba di rumah sakit disebabkan oleh
penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan rendahnya
ketaatan terhadap kewaspadaan standar.
2. Bahwa dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di
Rumah Sakit, perlu dibentuk Tim Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu
Medika
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana didalam
angka1 dan angka 2, perlu ditetapkan surat keputusan Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik


Kedokteran Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
3. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan,
5. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 8 tahun 2015 tentang
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah
Sakit
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


RAHAYU MEDIKA TENTANG PEDOMAN
PENGORGANISASIAN TIM PENGENDALI RESISTENSI
ANTIMIKROBA DI RS

KESATU : Menetapkan struktur Orgsnisasi Tim Program Pengendalian


Resistensi Antimikroba Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian resistensi
antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
KEDUA : Struktur Pengorganisasian Tim PRA di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Rahayu Medika sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat
Keputusan Direktur.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai 5 tahun


kedepan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini maka, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banyuwangi
Tanggal : --- September 2019
DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU
MEDIKA SRONO
KABUPATEN BANYUWANGI

dr. Nurani Anggrae


Lampiran : SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RSIA RAHAYU
MEDIKA SRONO
Nomor : RS.RM/ /10/KEP/I/2019
Tanggal : 15 Maret 2019

SUSUNAN TIM PRA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA

Direktur RSIA
dr. Nurani Anggraeni

Komite / Tim PRA Pilar PPRA


Ketua : dr. Kasih Widhi Astuti, Sp. A 1. Klinisi / Wakil SMF
Wakil Ketua : drg. Elok Faiqotul Umma 2. Keperawatan
Sekretaris : Mega Kristiana, S.Tr.Keb 3. Instalasi Farmasi
Anggota : Moch. Arif Janata S, S.Kep.Ners 4. Lab/SDM Mikrobiologi Klinik
5. Komite PPI
6. KFT (Komite Farmasi Terapi)

SM/Bagian

1
URAIAN TUGAS
1 Direktur
a. Tanggung jawab
 Sebagai pengawas terhadap jalannya program pengendalian resistensi
antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
b. Wewenang
 Memberikan perintah kepada ketua tim PRA terkait pelayanan pengendalian
resistensi antimikroba.
 Memberi persetujuan anggaran, SPO, Program kerja, Pedoman, dan Panduan
terkait jalannya Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
c. Uraian Tugas
 Melaporkan pelaksanaan dan indikator mutu program pengendalian resistensi
antimikroba di rumah sakit secara periodik setiap tahun kepada Menteri
Kesehatan c.q KPRA dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi, dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2 TIM PRA
a. Tanggung jawab
 Secara vertical Tim PRA bertanggung jawab kepada direktur.
 Secara horizontal Tim PRA bekerjasama atau berkoordinasi dengan setiap
SMF, Keperawatan, Komite PPI, Instalasi Laboratorium, Instalasi Farmasi dan
Tim Farmasi dan Terapi yang ada di rumah sakit.
 Membantu Kepala/Direktur dalam menyusun kebijakan tentang pengendalian
resistensi antimikroba.
 Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam menyusun kebijakan dan
panduan penggunaan antibiotik rumah sakit.
 Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam melaksanakan program
pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit.
 Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian resistensi antimikoba di rumah sakit.
b. Wewenang Tim PRA
 Menyusun dan mengusulkan program dan anggaran untuk kegiatan PPRA
kepada direksi.
 Memberikan rekomendasi usulan kebijakan / pedoman / SPO yang
berhubungan penggunaan antibiotik secara bijak.
 Berkoordinasi dengan unit dan instalasi lain di rumah sakit dalam upaya
pengendalian resistensi antimikroba di Rumah Sakit.
c. Uraian Tugas
 Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi
terintegrasi.
 Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik.
 Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotik.

2
 Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara
bijak, dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan.
 Mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba.
 Melaporkan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
Kepala/Direktur rumah sakit.
d. Pembentukan Tim PRA
 Kepala bidang pelayanan mengadakan rapat pleno dengan menghadirkan staff
medis dan pihak terkait untuk memilih Ketua Tim PRA.
 Hasil rapat pleno yang menghasilkan Ketua Tim PRA terpilih, diusulkan
kepada direktur agar dapat ditetapkan sebagai ketua Ketua Tim PRA periode
pertama.
 Pelantikan Ketua Tim PRA terpilih sesuai dengan Surat Keputusan Direktur.
 Apabila Ketua Tim PRA tidak dapat melaksanakan tugasnya dikarenakan
sesuatu hal maka jabatan Ketua Tim PRA diambil alih oleh wakil Tim PRA.
 Apabila Ketua Tim PRA tidak melaksanakan tugasnya selam > 3 bulan, maka
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika berhak memberhentikan
ketua Tim PRA tersebut dan untuk sementara menyerahkan tugas Tim PRA
kepada wakil ketua Tim PRA sampai ada Ketua Tim PRA definitive.
 Ketua Tim PRA yang sama dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) periode
secara berturut – turut.

3 Nama Jabatan: Ketua TIM PRA


a. Tanggung Jawab
 Mengembangkan program PRA di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
 Mengkoordinir pelaksanaan program PRA di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Rahayu Medika.
 Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi,
pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan
(implementasi) program keselamatan pasien rumah sakit
b. Wewenang
 Menyusun dan mengusulkan kegiatan dan anggaran untuk program PRA.
 Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program PRA.
c. Uraian Tugas
 Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatiahan rumah sakit untuk
melakukan pelatihan PRA.
 Mengkoordinir pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta
mengembangkan solusi untuk pembelajaran.
 Mengkoordinir pemantauan pelaksaan :
 Melakukan koordinasi untuk menyusun program prioritas tahunan.
 Melakukan koordinasi dengan berbagai unit yang terkait dengan pelaksanaan
program PRA.

3
 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam
rangka pengambilan kebijakan pengendalian resistensi antimikroba,
d. Syarat Jabatan
 Berpendidikan dokter / perawat dengan masa kerja minimal 2 tahun.
 Telah mengikuti pelatihan akreditasi tentang PPRA
 Mempunyai kemauan dan kemampuan memimpin organisasi.
 Mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap pengembangan rumah sakit.

4 Nama Jabatan: Sekretaris TIM PRA


a. Tanggung Jawab
 Menyimpan dokumen-dokumen yang berkaitan Tim PRA
 Mengatur agenda rapat/ kegiatan Tim PRA
 Mengatur kegiatan pelatihan Tim PRA
b. Wewenang
 Membuat undangan rapat Tim PRA
 Mengingatkan ketua atau wakil ketua mengenai agenda kerja Tim PRA.
c. Uraian Tugas
 Membuat notulen pertemuan Tim PRA
 Mendokumentasikan kegiatan Tim PRA
 Membuat laporan tertulis yang disetujui Ketua Tim PRA untuk dilaporkan
kepada Direksi.
d. Syarat Jabatan
 Berpendidikan medis, paramedik atau penunjang medis dengan masa kerja
minimal 1 tahun
 Telah mengikuti pelatihan akreditasi dan Keselamatan pasien atau dianggap
mampu melakukan fungsi sebagai sekretaris Tim PRA
 Mempunyai kemampuan mengoperasionalkan komputer
 Mempunyai kemampuan membuat dokumen secara sistematis

Dalam melakukan tugasnya, Tim PRA berkoordinasi dengan unit kerja: SMF/bagian,
bidang keperawatan, instalasi farmasi, laboratorium mikrobiologi klinik, komite/tim
pencegahan pengendalian infeksi (PPI), Tim farmasi dan terapi (TFT). Tugas masing-
masing unit adalah sebagai berikut:

1. Nama Jabatan : Perwakilan SMF/Bagian


a. Tanggung Jawab
 Menerapkan prinsip penggunaan antibiotik secara bijak dan menerapkan
kewaspadaan standar
b. Wewenang
 Memberikan perintah kepada tenaga medis terkait penggunaan antibiotik
secara bijak dan menerapkan kewaspadaan standar
c. Uraian Tugas
 Melakukan koordinasi program pengendalian resistensi antimikroba di

4
SMF/bagian
 Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan antibiotik di
SMF/bagian
 Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama

2. Nama Jabatan : Perwakilan Bidang keperawatan


a. Tanggung Jawab
 Menerapkan kewaspadaan standar dalam upaya mencegah penyebaran mikroba
resisten.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA.

c. Uraian Tugas
 Terlibat dalam cara pemberian antibiotik yang benar.
 Terlibat dalam pengambilan spesimen mikrobiologi secara teknik aseptik.

3. Nama Jabatan : Perwakilan Instalasi Farmasi


a. Tanggung Jawab
 Memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan antibiotik yang tepat
dan benar.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA.
Uraian Tugas
 Mengelola serta menjamin mutu dan ketersediaan antibiotik yang tercantum
dalam formularium.
 Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata laksana
pasien infeksi, melalui: pengkajian peresepan, pengendalian dan monitoring
penggunaan antibiotik, visite ke bangsal pasien bersama tim.
 Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim.

4. Nama Jabatan : Perwakilan Instalasi Laboratorium


a. Tanggung Jawab
 Melakukan pelayanan pemeriksaan mikrobiologi.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA
c. Uraian Tugas
 Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata laksana
pasien infeksi melalui visite ke bangsal pasien bersama tim.
 Memberikan informasi pola mikroba dan pola resistensi secara berkala setiap
tahun.

5
5. Nama Jabatan : Perwakilan Komite/tim pencegahan pengendalian infeksi (KPPI) :
a. Tanggung Jawab
 Memantau kejadian infeksi resisten dan multi resisten.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA
c. Uraian Tugas
 Penerapan kewaspadaan standar
 Surveilans kasus infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten.
 Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten.
 Menyusun pedoman penanganan kejadian luar biasa mikroba multiresisten.

6. Nama Jabatan : Perwakilan Tim farmasi dan terapi (TFT)


a. Tanggug Jawab
 Memantau kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan
di rumah sakit.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA
c. Uraian Tugas
 Berperanan dalam menyusun kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik di
rumah sakit.
 Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim

6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat
menyusun Pedoman Pengorganisasian Tim PRA Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu
Medika.
Dengan adanya peningkatan kejadian resistensi antimikroba maka perlu
dibentuk tim pengendali resistensi antimikroba. Dengan begitu perlu disusun Pedoman
Pengorganisasian Tim PRA.
Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dari waktu ke
waktu.
Selanjutnya kami harapkan buku ini dapat dipakai sebagai Pedoman
Pmbentukan Tim PRA di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
Dengan tersusunnya buku ini, kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada seluruh tim yang terkait dalam pembuatan buku ini.

vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba,
antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia,
dengan berbagai dampak merugikan dapat menurunkan mutu pelayanan kesehatan.
Muncul dan berkembangnya resistensi antimikroba terjadi karena tekanan seleksi
(selection pressure) yang sangat berhubungan dengan penggunaan antimikroba, dan
penyebaran mikroba resisten (spread). Tekanan seleksi resistensi dapat dihambat
dengan cara menggunakan secara bijak, sedangkan proses penyebaran dapat dihambat
dengan cara mengendalikan infeksi secara optimal.
Resistensi antimikroba yang dimaksud adalah resistensi terhadap antimikroba
yang efektif untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan
parasit. Bakteri adalah penyebab infeksi terbanyak maka penggunaan antibakteri yang
dimaksud adalah penggunaan antibiotik.
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) tahun
2000-2005 pada 2494 individu di masyarakat, memperlihatkan bahwa 43% Escherichia
coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%),
kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%). Sedangkan pada 781 pasien yang
dirawat di rumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai
jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%),
siprofloksasin (22%), dan gentamisin (18%). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
masalah resistensi antimikroba juga terjadi di Indonesia. Penelitian tersebut
memperlihatkan bahwa di Surabaya dan Semarang terdapat masalah resistensi
antimikroba, penggunaan antibiotik yang tidak bijak, dan pengendalian infeksi yang
belum optimal. Penelitian AMRIN ini menghasilkan rekomendasi berupa metode yang
telah divalidasi (validated method) untuk mengendalikan resistensi antimikroba secara
efisien. Hasil penelitian tersebut telah disebarluaskan ke rumah sakit lain di Indonesia
melalui lokakarya nasional pertama di Bandung tanggal 29-31 Mei 2005, dengan
harapan agar rumah sakit lain dapat melaksanakan “self-assessment program”
menggunakan “validated method” seperti yang dimaksud di atas. Pelaksanaannya
dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing-masing rumah sakit, sehingga
akan diperoleh data resistensi antimikroba, data penggunaan antibiotik, dan
pengendalian infeksi di Indonesia. Namun, sampai sekarang gerakan pengendalian
resistensi antimikroba di rumah sakit secara nasional belum berlangsung baik, terpadu,
dan menyeluruh sebagaimana yang terjadi di beberapa negara.
Berbagai cara perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah resistensi
antimikroba ini baik di tingkat perorangan maupun di tingkat institusi atau lembaga
pemerintahan, dalam kerja sama antar-institusi maupun antar-negara. WHO telah
berhasil merumuskan 67 rekomendasi bagi negara anggota untuk melaksanakan
pengendalian resistensi antimikroba. Di Indonesia rekomendasi ini tampaknya belum
terlaksana secara institusional. Padahal, sudah diketahui bahwa penanggulangan
masalah resistensi antimikroba di tingkat internasional hanya dapat dituntaskan melalui

1
gerakan global yang dilaksanakaan secara serentak, terpadu, dan bersinambung dari
semua negara. Diperlukan pemahaman dan keyakinan tentang adanya masalah
resistensi antimikroba, yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan nasional melalui
program terpadu antara rumah sakit, profesi kesehatan, masyarakat, perusahaan
farmasi, dan pemerintah daerah di bawah koordinasi pemerintah pusat melalui
kementerian kesehatan. Gerakan penanggulangan dan pengendalian resistensi
antimikroba secara paripurna ini disebut dengan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA).
Dalam rangka pelaksanaan PPRA di rumah sakit, maka perlu disusun pedoman
pelaksanaan agar pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit di seluruh
Indonesia berlangsung secara baku dan data yang diperoleh dapat mewakili data
nasional di Indonesia.

2.2 MAKSUD DAN TUJUAN


2.2.1 Maksud
Pedoman pengorganisasian ini dibuat dengan maksud untuk mengetahui sistem
pengorganisasian didalam Tim PRA Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
2.2.2 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika yang
optimal dan berkualitas.
2.2.3 Tujuan Khusus
1) Keorganisasian Tim PRA berjalan sesuai dengan aturan rumah sakit.
2) Tersususnya Uraian Tugas setiap anggota dengan jelas
3) Terlaksananya sistem kerja yang baik dan komunikasi yang baik.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA

2.1 SEJARAH
Embrio RSIA Rahayu Medika srono pada awalnya adalah Pelayanan kesehatan
berupa klinik Rahayu Medika dengan berbadan Hukum Lembaga pada perjalannanya
pada Tanggal 1 Maret 2013 berubah menjadi badan hukum PT. Rahayu Medika dan
keluar Surat Pengesahan dari Mentri Hukum dan HAM RI dengan nomor : AH-
10034.AH.01.01 Tahun 2013,selanjutnya keluar ijin pendirian RSIA Rahayu Medika
dengan nomor : P2T/1/03.24/01/V/2013.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuwangi , Rumah Sakit mempunyai tugas
pokok dan fungsinya, juga mempunyai tugas yang amat penting dalam rangka upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, khususnya
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (rujukan).

2.2 PERMASALAHAN
Dalam mendukung terwujudnya rumah sakit yang melakukan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit, RSIA
Rahayu Medika SRONO Kabupaten Banyuwangi telah dapat mengidentifikasi
beberapa permasalahan yang akan dihadapi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Permasalahan dimaksud, terdiri dari:
1. Tingkat pemahaman pengguna jasa pelayanan Layanan Kesehatan terhadap
peraturan perundang – undangan Layanan Kesehatan.
2. Kurangnya koordinasi dengan Stakeholders.
3. Sarana (Teknologi Informasi dan Transportasi) yang kurang mencukupi
mengingat kompleksnya tugas dan tanggungjawab dalam pelayanan kesehatan.

2.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI RSIA RAHAYU MEDIKA


Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika merupakan rumah sakit swasta
dengan kapasitas 74 tempat tidur, merupakan milik Yayasan Rumah Sakit Ibu dan
Anak Rahayu Medika mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan paripurna
dengan motto pelayanan yang berkualitas. Dalam mengemban fungsi tersebut diatas,
Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika mempunyai tugas pokok berupa:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.
2. Senantisa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia agar selalu
memberikan pelayanan secara profesional, etis dan bermartabat.
3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta
menyumbang upaya mencerdaskan bangsa.

3
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA

3.1 VISI, MISI, LANDASAN NILAI DAN TUJUAN


3.1.1 Visi
Menjadi RS pilihan dengan layanan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat
3.1.2 Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang islami, professional dan
bermutu serta tetap peduli pada sesama dengan layanan yang professional,
transparan dan berakhlak mulia.
2. Mengutamakan kesehatan pasien serta memberikan kepuasan kepada
pengunjung.
3. Membangun kualitas SDM RS yang professional dalam memberikan
pelayanan.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana RS dalam memperluas jangkauan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Menyelenggarakan sistem manajemen dengan tata kelola yang baik.
3.1.3 Motto
1. Eksternal
Bersama anda menuju sehat jasmani dan rohani
2. Internal
Peduli, salam, senyum, sentuh, sembuh

3.1.4 Nilai / Budaya Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika:
1. Layanan berfokus pada pasien
2. Semangat menambah ilmu dan ketrampilan
3. Inovatif dan kreatif
4. Membangun semangat kekeluargaan
3.1.5 Tujuan
1. Peningkatan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap Rumah Sakit
Ibu dan Anak Rahayu Medika
2. Peningkatan manfaat secara fungsional, emosional dan spiritual bagi
masyarakat
3. Peningkatan sistem manajemen yang efektif dan efisien serta transparan

4
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS

5
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM PRA

Direktur RSIA
dr. Nurani Anggraeni

Komite / Tim PRA Pilar PPRA


Ketua : dr. Kasih Widhi Astuti, Sp. A 1. Klinisi / Wakil SMF
Wakil Ketua : drg. Elok Faiqotul Umma 2. Keperawatan
Sekretaris : Mega Kristiana, S.Tr.Keb 3. Instalasi Farmasi
Anggota : Moch. Arif Janata S, S.Kep.Ners 4. Lab/SDM Mikrobiologi Klinik
5. Komite PPI
6. KFT (Komite Farmasi Terapi)

SM/Bagian

Bagan 1. Susunan Tim PRA Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika

6
BAB VI
URAIAN JABATAN

6.1 Direktur
a. Tanggung jawab
 Sebagai pengawas terhadap jalannya program pengendalian resistensi
antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
b. Wewenang
 Memberikan perintah kepada ketua Tim PRA terkait pelayanan pengendalian
resistensi antimikroba.
 Memberi persetujuan anggaran, SPO, Program kerja, Pedoman, dan Panduan
terkait jalannya Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
c. Uraian Tugas
 Melaporkan pelaksanaan dan indikator mutu program pengendalian resistensi
antimikroba di rumah sakit secara periodik setiap tahun kepada Menteri
Kesehatan c.q KPRA dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi, dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

6.2 TIM PRA


a. Tanggung jawab
 Secara vertical Tim PRA bertanggung jawab kepada direktur.
 Secara horizontal Tim PRA bekerjasama atau berkoordinasi dengan setiap
SMF, Keperawatan, Komite PPI, Instalasi Laboratorium, Instalasi Farmasi dan
Tim Farmasi dan Terapi yang ada di rumah sakit.
 Membantu Kepala/Direktur dalam menyusun kebijakan tentang pengendalian
resistensi antimikroba.
 Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam menyusun kebijakan dan
panduan penggunaan antibiotik rumah sakit.
 Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam melaksanakan program
pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit.
 Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian resistensi antimikoba di rumah sakit.
b. Wewenang Tim PRA
 Menyusun dan mengusulkan program dan anggaran untuk kegiatan PPRA
kepada direksi.
 Memberikan rekomendasi usulan kebijakan / pedoman / SPO yang
berhubungan penggunaan antibiotik secara bijak.
 Berkoordinasi dengan unit dan instalasi lain di rumah sakit dalam upaya
pengendalian resistensi antimikroba di Rumah Sakit.
c. Uraian Tugas
 Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi
terintegrasi.

7
 Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik.
 Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotik.
 Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara
bijak, dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan.
 Mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba.
 Melaporkan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
Kepala/Direktur rumah sakit.
d. Pembentukan Tim PRA
 Kepala bidang pelayanan mengadakan rapat pleno dengan menghadirkan staff
medis dan pihak terkait untuk memilih Ketua Tim PRA
 Hasil rapat pleno yang menghasilkan Ketua Tim PRA terpilih, diusulkan
kepada direktur agar dapat ditetapkan sebagai ketua Ketua Tim PRA periode
pertama.
 Pelantikan Ketua Tim PRA terpilih sesuai dengan Surat Keputusan Direktur.
 Apabila Ketua Tim PRA tidak dapat melaksanakan tugasnya dikarenakan
sesuatu hal maka jabatan Ketua Tim PRA diambil alih oleh wakil Tim PRA.
 Apabila Ketua Tim PRA tidak melaksanakan tugasnya selam > 3 bulan, maka
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika berhak memberhentikan
ketua Tim PRA tersebut dan untuk sementara menyerahkan tugas Tim PRA
kepada wakil ketua Tim PRA sampai ada Ketua Tim PRA definitive.
 Ketua Tim PRA yang sama dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) periode
secara berturut – turut.

6.3 Nama Jabatan: Ketua TIM PRA


a. Tanggung Jawab
 Mengembangkan program PRA di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
 Mengkoordinir pelaksanaan program PRA di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Rahayu Medika.
 Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi,
pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan
(implementasi) program keselamatan pasien rumah sakit
b. Wewenang
 Menyusun dan mengusulkan kegiatan dan anggaran untuk program PRA.
 Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program Tim PRA.
c. Uraian Tugas
 Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatiahan rumah sakit untuk
melakukan pelatihan Tim PRA.
 Mengkoordinir pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta
mengembangkan solusi untuk pembelajaran.
 Mengkoordinir pemantauan pelaksaan :

8
 Melakukan koordinasi untuk menyusun program prioritas tahunan.
 Melakukan koordinasi dengan berbagai unit yang terkait dengan pelaksanaan
Tim PRA.
 Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam
rangka pengambilan kebijakan pengendalian resistensi antimikroba,

d. Syarat Jabatan
 Berpendidikan dokter / perawat dengan masa kerja minimal 2 tahun.
 Telah mengikuti pelatihan akreditasi tentang Tim PRA
 Mempunyai kemauan dan kemampuan memimpin organisasi.
 Mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap pengembangan rumah sakit.

6.4 Nama Jabatan: Sekretaris TIM PRA


a. Tanggung Jawab
 Menyimpan dokumen-dokumen yang berkaitan Tim PRA.
 Mengatur agenda rapat/ kegiatan Tim PRA.
 Mengatur kegiatan pelatihan Tim PRA.
b. Wewenang
 Membuat undangan rapat Tim PRA.
 Mengingatkan ketua atau wakil ketua mengenai agenda kerja Tim PRA.
c. Uraian Tugas
 Membuat notulen pertemuan Tim PRA.
 Mendokumentasikan kegiatan Tim PRA.
 Membuat laporan tertulis yang disetujui Ketua Tim PRA untuk dilaporkan
kepada Direksi.
d. Syarat Jabatan
 Berpendidikan medis, paramedik atau penunjang medis dengan masa kerja
minimal 1 tahun
 Telah mengikuti pelatihan akreditasi dan Keselamatan pasien atau dianggap
mampu melakukan fungsi sebagai sekretaris Tim PRA
 Mempunyai kemampuan mengoperasionalkan komputer
 Mempunyai kemampuan membuat dokumen secara sistematis

Dalam melakukan tugasnya, Tim PRA berkoordinasi dengan unit kerja: SMF/bagian,
bidang keperawatan, instalasi farmasi, laboratorium mikrobiologi klinik, komite/tim
pencegahan pengendalian infeksi (PPI), Tim farmasi dan terapi (TFT). Tugas masing-
masing unit adalah sebagai berikut:

6.5 Nama Jabatan : Perwakilan SMF/Bagian


a. Tanggung Jawab
 Menerapkan prinsip penggunaan antibiotik secara bijak dan menerapkan
kewaspadaan standar
b. Wewenang

9
 Memberikan perintah kepada tenaga medis terkait penggunaan antibiotik
secara bijak dan menerapkan kewaspadaan standar
c. Uraian Tugas
 Melakukan koordinasi program pengendalian resistensi antimikroba di
SMF/bagian
 Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan antibiotik di
SMF/bagian
 Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama

6.6 Nama Jabatan : Perwakilan Bidang keperawatan


a. Tanggung Jawab
 Menerapkan kewaspadaan standar dalam upaya mencegah penyebaran mikroba
resisten.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA
c. Uraian Tugas
 Terlibat dalam cara pemberian antibiotik yang benar.
 Terlibat dalam pengambilan spesimen mikrobiologi secara teknik aseptik.

6.7 Nama Jabatan : Perwakilan Instalasi Farmasi


a. Tanggung Jawab
 Memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan antibiotik yang tepat
dan benar.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA.
c. Uraian Tugas
 Mengelola serta menjamin mutu dan ketersediaan antibiotik yang tercantum
dalam formularium.
 Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata laksana
pasien infeksi, melalui: pengkajian peresepan, pengendalian dan monitoring
penggunaan antibiotik, visite ke bangsal pasien bersama tim.
 Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim.

6.8 Nama Jabatan : Perwakilan Instalasi Laboratorium


a. Tanggung Jawab
 Melakukan pelayanan pemeriksaan mikrobiologi.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA
c. Uraian Tugas

10
 Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata laksana
pasien infeksi melalui visite ke bangsal pasien bersama tim.
 Memberikan informasi pola mikroba dan pola resistensi secara berkala setiap
tahun.

6.9 Nama Jabatan : Perwakilan Komite/tim pencegahan pengendalian infeksi (KPPI) :


a. Tanggung Jawab
 Memantau kejadian infeksi resisten dan multi resisten.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA
c. Uraian Tugas
 Penerapan kewaspadaan standar
 Surveilans kasus infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten.
 Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten.
 Menyusun pedoman penanganan kejadian luar biasa mikroba multiresisten.

6.10 Nama Jabatan : Perwakilan Tim farmasi dan terapi (TFT)


a. Tanggug Jawab
 Memantau kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan
di rumah sakit.
b. Wewenang
 Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA
c. Uraian Tugas
 Berperanan dalam menyusun kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik di
rumah sakit.
 Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim.

11
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

7.1. Tata Hubungan Kerja


Tata hubungan kerja PPRA di Unit-unit Rumah Sakit sebagai berikut:

Tim PRA
Farmasi Laboratorium

HCU Rawat OK VK Perinatologi IGD Rawat Inap


Jalan

Bagan 2. Tata Hubungan Kerja Tim PRA

12
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

8.1. Kualifikasi Personil Tim PRA

No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jml kebutuhan

1. Ketua Dokter Umum / Pelatihan PPRA 1


Dokter Spesialis
2. Sekertaris D-3/D-4 1
Keperawatan /
Kebidanan
3. Perwakilan SMF D-3/D-4 / S1 1 Tiap SMF
Apoteker
4. Perwakilan TFT D-3/D-4 1
Keperawatan /
Kebidanan
5 Perwakilan 1
Keperawatan
6 Perwakilan D3 / D4/ S1 Analis 1
Laboratorium

7 Perwakilan Farmasi D-3/D-4 / S1 1


Apoteker
8 Perwakilan PPI D-3/D-4 1
Keperawatan /
Kebidanan

13
BAB IX
PERTEMUAN / RAPAT

9.1. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu
masalah tertentu.

9.2. Tujuan
1. Umum :
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan pengendalian resitensi antimikroba
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
2. Khusus :
a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pengendalian resitensi
antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan
pengendalian resitensi antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu
Medika.

9.3. Kegiatan Rapat


Rapat dilakukan dan diadakan oleh seluruh anggota Tim PRA yang dipimpin oleh
ketua Tim. Rapat yang diadakan ada 2 macam yaitu :
1. Rapat Terjadwal :
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Tim PRA setiap 1 bulan
sekali dengan perencanaan yang telah dibuat selama 1 tahun dengan agenda rapat
yang telah ditentukan oleh Ketua Tim
2. Rapat Tidak Terjadwal :
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan diadakan oleh
Tim PRA untuk membahas atau menyelesaikan permasalahan Resistensi di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika dikarenakan adanya permasalahan
yang ditemukan bersifat insiden.

14
BAB X
PELAPORAN

10.1. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan di semua unit
yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
10.2. Jenis Laporan
1. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh anggota Tim PRA bentuk tertulis kepada Ketua Tim
PRA.
2. Laporan Triwulan
Laporan yang dibuat oleh Tim PRA setelah dilakukan Rapat selama 3 bulan
berturut-turut. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a) Laporan surveilance kejadian infeksi
b) Laporan pola penggunaan antibiotik
c) Laporan kejadian resistensi antimikroba
d) Laporan pola mikroba dan kepekaannya

2. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh ketua Tim PRA dalam bentuk tertulis setiap tahun dan
direktur. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a) Laporan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
Kepala/Direktur rumah sakit.
b) Semua laporan triwulan dikumpulkan dan dilaporkan kepada direktur menjadi
laporan tahunan

15
BAB XI
PENUTUP

Demikian telah disusun buku pedoman pengorganisasian Tim pengendalian


resistensi antimikroba, Harapan kami dengan buku pedoman pengorganisasian rumah
tangga ini dapat menjadi acuan dan pedoman bagi seluruh staf yang bekerja di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika, khususnya yang bertugas di dalam Tim PRA. Standar
pelayanan ini akan ditinjau ulang secara periodik sehingga masukan-masukan yang bersifat
membangun masih sangat di harapkan.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan buku ini. Semoga Allah SWT. memberi kekuatan dan petunjuk dalam setiap
langkah perbuatan kita.

16

Anda mungkin juga menyukai