PENGORGANISASIAN TIM
PPRA
RSIA RAHAYU MEDIKA
Jl. Pekulo Sukomukti No.09 Kebaman , Srono - Banyuwangi
Telp. 081336061547, ( 0333 ) 3911 542
E-mail : RSIARAHAYUMEDIKA@yahoo.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA SRONO
NOMOR: RS.RM/ /10/KEP/IX/2019
TENTANG
PEDOMAN KERJA TIM PELAKSANA PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
Ditetapkan di : Banyuwangi
Tanggal : --- September 2019
DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU
MEDIKA SRONO
KABUPATEN BANYUWANGI
SUSUNAN TIM PRA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA
Direktur RSIA
dr. Nurani Anggraeni
SM/Bagian
1
URAIAN TUGAS
1 Direktur
a. Tanggung jawab
Sebagai pengawas terhadap jalannya program pengendalian resistensi
antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
b. Wewenang
Memberikan perintah kepada ketua tim PRA terkait pelayanan pengendalian
resistensi antimikroba.
Memberi persetujuan anggaran, SPO, Program kerja, Pedoman, dan Panduan
terkait jalannya Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
c. Uraian Tugas
Melaporkan pelaksanaan dan indikator mutu program pengendalian resistensi
antimikroba di rumah sakit secara periodik setiap tahun kepada Menteri
Kesehatan c.q KPRA dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi, dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2 TIM PRA
a. Tanggung jawab
Secara vertical Tim PRA bertanggung jawab kepada direktur.
Secara horizontal Tim PRA bekerjasama atau berkoordinasi dengan setiap
SMF, Keperawatan, Komite PPI, Instalasi Laboratorium, Instalasi Farmasi dan
Tim Farmasi dan Terapi yang ada di rumah sakit.
Membantu Kepala/Direktur dalam menyusun kebijakan tentang pengendalian
resistensi antimikroba.
Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam menyusun kebijakan dan
panduan penggunaan antibiotik rumah sakit.
Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam melaksanakan program
pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit.
Membantu Kepala/Direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian resistensi antimikoba di rumah sakit.
b. Wewenang Tim PRA
Menyusun dan mengusulkan program dan anggaran untuk kegiatan PPRA
kepada direksi.
Memberikan rekomendasi usulan kebijakan / pedoman / SPO yang
berhubungan penggunaan antibiotik secara bijak.
Berkoordinasi dengan unit dan instalasi lain di rumah sakit dalam upaya
pengendalian resistensi antimikroba di Rumah Sakit.
c. Uraian Tugas
Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi
terintegrasi.
Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik.
Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotik.
2
Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara
bijak, dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan.
Mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba.
Melaporkan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
Kepala/Direktur rumah sakit.
d. Pembentukan Tim PRA
Kepala bidang pelayanan mengadakan rapat pleno dengan menghadirkan staff
medis dan pihak terkait untuk memilih Ketua Tim PRA.
Hasil rapat pleno yang menghasilkan Ketua Tim PRA terpilih, diusulkan
kepada direktur agar dapat ditetapkan sebagai ketua Ketua Tim PRA periode
pertama.
Pelantikan Ketua Tim PRA terpilih sesuai dengan Surat Keputusan Direktur.
Apabila Ketua Tim PRA tidak dapat melaksanakan tugasnya dikarenakan
sesuatu hal maka jabatan Ketua Tim PRA diambil alih oleh wakil Tim PRA.
Apabila Ketua Tim PRA tidak melaksanakan tugasnya selam > 3 bulan, maka
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika berhak memberhentikan
ketua Tim PRA tersebut dan untuk sementara menyerahkan tugas Tim PRA
kepada wakil ketua Tim PRA sampai ada Ketua Tim PRA definitive.
Ketua Tim PRA yang sama dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) periode
secara berturut – turut.
3
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam
rangka pengambilan kebijakan pengendalian resistensi antimikroba,
d. Syarat Jabatan
Berpendidikan dokter / perawat dengan masa kerja minimal 2 tahun.
Telah mengikuti pelatihan akreditasi tentang PPRA
Mempunyai kemauan dan kemampuan memimpin organisasi.
Mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap pengembangan rumah sakit.
Dalam melakukan tugasnya, Tim PRA berkoordinasi dengan unit kerja: SMF/bagian,
bidang keperawatan, instalasi farmasi, laboratorium mikrobiologi klinik, komite/tim
pencegahan pengendalian infeksi (PPI), Tim farmasi dan terapi (TFT). Tugas masing-
masing unit adalah sebagai berikut:
4
SMF/bagian
Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan antibiotik di
SMF/bagian
Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama
c. Uraian Tugas
Terlibat dalam cara pemberian antibiotik yang benar.
Terlibat dalam pengambilan spesimen mikrobiologi secara teknik aseptik.
5
5. Nama Jabatan : Perwakilan Komite/tim pencegahan pengendalian infeksi (KPPI) :
a. Tanggung Jawab
Memantau kejadian infeksi resisten dan multi resisten.
b. Wewenang
Melakukan koordinasi dengan teman sejawat dokter mengenai perkembangan
dan teknis pelaksanaan Tim PRA
c. Uraian Tugas
Penerapan kewaspadaan standar
Surveilans kasus infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten.
Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten.
Menyusun pedoman penanganan kejadian luar biasa mikroba multiresisten.
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat
menyusun Pedoman Pengorganisasian Tim PRA Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu
Medika.
Dengan adanya peningkatan kejadian resistensi antimikroba maka perlu
dibentuk tim pengendali resistensi antimikroba. Dengan begitu perlu disusun Pedoman
Pengorganisasian Tim PRA.
Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dari waktu ke
waktu.
Selanjutnya kami harapkan buku ini dapat dipakai sebagai Pedoman
Pmbentukan Tim PRA di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
Dengan tersusunnya buku ini, kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada seluruh tim yang terkait dalam pembuatan buku ini.
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
gerakan global yang dilaksanakaan secara serentak, terpadu, dan bersinambung dari
semua negara. Diperlukan pemahaman dan keyakinan tentang adanya masalah
resistensi antimikroba, yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan nasional melalui
program terpadu antara rumah sakit, profesi kesehatan, masyarakat, perusahaan
farmasi, dan pemerintah daerah di bawah koordinasi pemerintah pusat melalui
kementerian kesehatan. Gerakan penanggulangan dan pengendalian resistensi
antimikroba secara paripurna ini disebut dengan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA).
Dalam rangka pelaksanaan PPRA di rumah sakit, maka perlu disusun pedoman
pelaksanaan agar pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit di seluruh
Indonesia berlangsung secara baku dan data yang diperoleh dapat mewakili data
nasional di Indonesia.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA
2.1 SEJARAH
Embrio RSIA Rahayu Medika srono pada awalnya adalah Pelayanan kesehatan
berupa klinik Rahayu Medika dengan berbadan Hukum Lembaga pada perjalannanya
pada Tanggal 1 Maret 2013 berubah menjadi badan hukum PT. Rahayu Medika dan
keluar Surat Pengesahan dari Mentri Hukum dan HAM RI dengan nomor : AH-
10034.AH.01.01 Tahun 2013,selanjutnya keluar ijin pendirian RSIA Rahayu Medika
dengan nomor : P2T/1/03.24/01/V/2013.
Sesuai dengan Peraturan Bupati Banyuwangi , Rumah Sakit mempunyai tugas
pokok dan fungsinya, juga mempunyai tugas yang amat penting dalam rangka upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, khususnya
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (rujukan).
2.2 PERMASALAHAN
Dalam mendukung terwujudnya rumah sakit yang melakukan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna, sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit, RSIA
Rahayu Medika SRONO Kabupaten Banyuwangi telah dapat mengidentifikasi
beberapa permasalahan yang akan dihadapi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Permasalahan dimaksud, terdiri dari:
1. Tingkat pemahaman pengguna jasa pelayanan Layanan Kesehatan terhadap
peraturan perundang – undangan Layanan Kesehatan.
2. Kurangnya koordinasi dengan Stakeholders.
3. Sarana (Teknologi Informasi dan Transportasi) yang kurang mencukupi
mengingat kompleksnya tugas dan tanggungjawab dalam pelayanan kesehatan.
3
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK RAHAYU MEDIKA
3.1.4 Nilai / Budaya Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika:
1. Layanan berfokus pada pasien
2. Semangat menambah ilmu dan ketrampilan
3. Inovatif dan kreatif
4. Membangun semangat kekeluargaan
3.1.5 Tujuan
1. Peningkatan kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap Rumah Sakit
Ibu dan Anak Rahayu Medika
2. Peningkatan manfaat secara fungsional, emosional dan spiritual bagi
masyarakat
3. Peningkatan sistem manajemen yang efektif dan efisien serta transparan
4
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS
5
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM PRA
Direktur RSIA
dr. Nurani Anggraeni
SM/Bagian
Bagan 1. Susunan Tim PRA Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
6
BAB VI
URAIAN JABATAN
6.1 Direktur
a. Tanggung jawab
Sebagai pengawas terhadap jalannya program pengendalian resistensi
antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika
b. Wewenang
Memberikan perintah kepada ketua Tim PRA terkait pelayanan pengendalian
resistensi antimikroba.
Memberi persetujuan anggaran, SPO, Program kerja, Pedoman, dan Panduan
terkait jalannya Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
c. Uraian Tugas
Melaporkan pelaksanaan dan indikator mutu program pengendalian resistensi
antimikroba di rumah sakit secara periodik setiap tahun kepada Menteri
Kesehatan c.q KPRA dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi, dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
7
Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik.
Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya
terhadap antibiotik.
Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
prinsip pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara
bijak, dan ketaatan terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan.
Mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba.
Melaporkan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
Kepala/Direktur rumah sakit.
d. Pembentukan Tim PRA
Kepala bidang pelayanan mengadakan rapat pleno dengan menghadirkan staff
medis dan pihak terkait untuk memilih Ketua Tim PRA
Hasil rapat pleno yang menghasilkan Ketua Tim PRA terpilih, diusulkan
kepada direktur agar dapat ditetapkan sebagai ketua Ketua Tim PRA periode
pertama.
Pelantikan Ketua Tim PRA terpilih sesuai dengan Surat Keputusan Direktur.
Apabila Ketua Tim PRA tidak dapat melaksanakan tugasnya dikarenakan
sesuatu hal maka jabatan Ketua Tim PRA diambil alih oleh wakil Tim PRA.
Apabila Ketua Tim PRA tidak melaksanakan tugasnya selam > 3 bulan, maka
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika berhak memberhentikan
ketua Tim PRA tersebut dan untuk sementara menyerahkan tugas Tim PRA
kepada wakil ketua Tim PRA sampai ada Ketua Tim PRA definitive.
Ketua Tim PRA yang sama dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) periode
secara berturut – turut.
8
Melakukan koordinasi untuk menyusun program prioritas tahunan.
Melakukan koordinasi dengan berbagai unit yang terkait dengan pelaksanaan
Tim PRA.
Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam
rangka pengambilan kebijakan pengendalian resistensi antimikroba,
d. Syarat Jabatan
Berpendidikan dokter / perawat dengan masa kerja minimal 2 tahun.
Telah mengikuti pelatihan akreditasi tentang Tim PRA
Mempunyai kemauan dan kemampuan memimpin organisasi.
Mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap pengembangan rumah sakit.
Dalam melakukan tugasnya, Tim PRA berkoordinasi dengan unit kerja: SMF/bagian,
bidang keperawatan, instalasi farmasi, laboratorium mikrobiologi klinik, komite/tim
pencegahan pengendalian infeksi (PPI), Tim farmasi dan terapi (TFT). Tugas masing-
masing unit adalah sebagai berikut:
9
Memberikan perintah kepada tenaga medis terkait penggunaan antibiotik
secara bijak dan menerapkan kewaspadaan standar
c. Uraian Tugas
Melakukan koordinasi program pengendalian resistensi antimikroba di
SMF/bagian
Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan antibiotik di
SMF/bagian
Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama
10
Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam tata laksana
pasien infeksi melalui visite ke bangsal pasien bersama tim.
Memberikan informasi pola mikroba dan pola resistensi secara berkala setiap
tahun.
11
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Tim PRA
Farmasi Laboratorium
12
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
13
BAB IX
PERTEMUAN / RAPAT
9.1. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu
masalah tertentu.
9.2. Tujuan
1. Umum :
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan pengendalian resitensi antimikroba
di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
2. Khusus :
a. Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pengendalian resitensi
antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
b. Dapat mencari jalan keluar atau pemecahan permasalahan yang terkait dengan
pengendalian resitensi antimikroba di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu
Medika.
14
BAB X
PELAPORAN
10.1. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan di semua unit
yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak Rahayu Medika.
10.2. Jenis Laporan
1. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh anggota Tim PRA bentuk tertulis kepada Ketua Tim
PRA.
2. Laporan Triwulan
Laporan yang dibuat oleh Tim PRA setelah dilakukan Rapat selama 3 bulan
berturut-turut. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a) Laporan surveilance kejadian infeksi
b) Laporan pola penggunaan antibiotik
c) Laporan kejadian resistensi antimikroba
d) Laporan pola mikroba dan kepekaannya
2. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh ketua Tim PRA dalam bentuk tertulis setiap tahun dan
direktur. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
a) Laporan pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
Kepala/Direktur rumah sakit.
b) Semua laporan triwulan dikumpulkan dan dilaporkan kepada direktur menjadi
laporan tahunan
15
BAB XI
PENUTUP
16