Dalam analisis varian dua faktor dengan kelompok bebas, diuji 3 hipotesis nol:
1. Hipotesis tidak ada perbedaan diantara level faktor baris
2. Hipotesis tidak ada perbedaan diantara level faktor kolom
3. Hipotesis tidak ada interaksi antara faktor baris dan kolom
Seorang psikolog ingin mengetahui: Apakah efek psikologis dari alkohol memengaruhi
keagresifan pada peminum pria dan apakah ekspektasi psikologis tentang konsumsi alkohol
dapat memengaruhi keagresifan pria. Secara umum, banyak terjadi perubahan kepribadian
seseorang akibat minum alkohol, tetapi apakah perubahan ini sepenuhnya disebabkan oleh efek
psikologis atau dapatkah dugaan terhadap perubahan berkontribusi pada seseorang menjadi
sediki terhambat? Ketertarikan psikolog terhadap pertanyaan-pertanyaan ini membawa pada
dua percobaan satu faktor yang terpisah, yang satu berkaitan dengan efek alkohol dan lainnya
berkaitan dengan dugaan tentang konsumsi alkohol. Psikolog menggunakan dua faktor analisis
desain varians yang mampu menggambarkan kesimpulan dari kedua faktor.
Lang, Goeckner, Adesso dan marlatt (1975) merumuskan desain eksperimen kedalam 4
kelompok : (1) dugaan alkohol-menerima alkohol, (2) dugaan air tonik-menerima alkohol, (3)
dugaan alkohol-menerima air tonik, (4) dugaan air tonik-menerima air tonik. Keempat
kelompok disajikan sebagai kelompok kontrol, terdiri dari dua faktor yaitu alkohol dan dugaan,
dimana terdapat dua keadaan untuk masing-masing faktor (alkohol-non alkohol ;
mengharapkan alkohol-tidak mengharapkan alkohol). Desain ini merupakan rancangan 2x2
karena ada dua level untuk masing-masing faktor dan masing-masing level pada tiap faktor
muncul sebagai kombinasi masing-masing level pada faktor lain.
Tim Lang secara acak menugaskan menugaskan subyek untuk masing-masing dari empat
kelompok dan mengarahkan agar subjek berpikir bahwa mereka berpartisipasi dalam uji rasa
berbagai merek vodka atau air tonik. Pada kenyataannya, para peneliti hanya menyajikan dua
jenis minuman, satu dengan alkohol dan satu tanpa alkohol. Mereka yang diberi alkohol
diizinkan minum sampai mereka mabuk secara hukum (kadar alkohol dalam darah 0,10%).
Setelah tes rasa, subjek kemudian berpartisipasi dalam "studi pembelajaran" di mana mereka
adalah "guru" dan orang lain (sebenarnya seorang aktor) berperan sebagai "siswa". Subjek
diminta untuk memberikan salah satu dari 10 intensitas sengatan listrik setiap kali siswa
melakukan kesalahan. Sebenarnya tidak ada arus yang mengalir dan aktor hanya pura-pura
terkejut. Para peneliti mengukur keagresifan subjek sebagai tingkat kejut yang dipilih rata-rata.
Hasil hipotesis untuk penelitian ini disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Nilai hipotesis dalam eksperimen faktorial 2x2 untuk pengaruh alkohol dan
dugaan alkohol dan keagresifan
Expectations
6 6 𝑋̅𝑎𝑙𝑐 = 5.2
8 3
5 4
6 2
7 4
Received 8 6
4 4
alcohol 9 3
6 5
5 3
------ ------
Alcohol
∑ 𝑋 = 64 ∑ X=40
𝑋̅ = 6.4 X̅ =4.0
5 5 𝑋̅𝑛𝑜 𝑎𝑙𝑐 = 4.7
7 3
6 2
5 4
7 4
Did not receive 8 3
alcohol 4 3
4 1
8 5
6 4
------ ------
∑ 𝑋 = 60 ∑ 𝑋 = 34
𝑋̅ = 6.0 𝑋̅ = 3.4
Pada tabel 1, dua level pada faktor alkohol disajikan dalam baris dan dua lebel untuk faktor
dugaan dalam kolom. Masing-masing kombinasi level sebuah baris dan level sebuah kolom
disebut cell. Dalam desain 2x2 tersebut terdapat empat cell. Pada akhir penelitian, kita dapat
menghitung rata-rata sel, rata-rata baris, dan rata-rata kolom dari tingkat kejut yang diberikan
oleh masing-masing subjek. Rata-rata baris dan kolom, ditunjukkan ke kiri dan di bagian bawah
sel, masing-masing sama dengan rata-rata dari dua rata-rata cell dalam baris atau kolom
tertentu. Hal ini terjadi ketika ada jumlah yang sama tiap cell. juga karena ada n yang sama, 𝑋̿
mean rata-rata, rata-rata untuk semua skor adalah rata-rata dari keempat cell., rata-rata dari
rata-rata dua baris, dan rata-rata dari rata-rata dua kolom.
Pengaruh keseluruhan alkohol (pada kedua subjek yang menduganya dan pada mereka
yang tidak) dan juga tentang pengaruh keseluruhan dari ekspektasi alkohol (pada kedua subjek
yang menerima alkohol dan pada mereka yang tidak) . ini disebut pertanyaan tentang efek
utama. faktor efek utama rata-rata melewati level faktor lainnya.
𝑆𝑆𝑤𝑖𝑡ℎ𝑖𝑛 𝑆𝑆𝑏𝑒𝑡𝑤𝑒𝑒𝑛
Gambar 1. Partisi sum of square untuk analisis varians dua jalur pada kelompok bebas
C. DERAJAT KEBEBASAN
Derajat kebebasan dibagi kedalam komponen masing-masing sum of square :
𝑑𝑓𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑑𝑓𝑊𝐶 + 𝑑𝑓𝐶 + 𝑑𝑓𝑅 + 𝑑𝑓𝑊𝑥𝐶 (13)
Dalam derajat kebebasan untuk sumber variasi yang yang lain, kita menggunakan C sama
dengan jumlah kolom, R sama dengan jumlah baris, dan nwc sama dengan jumlah nilai tiap
within cell. Karena ada C deviasi dilibatkan dalam perhitungan SSc, maka 𝑑𝑓𝑐 = 𝐶 − 1 dan
𝑑𝑓𝑅 = 𝑅 − 1. Dalam perhitungan SSwc, deviasi masing-masing nilai dalam cell dari rata-rata
cell, tiap cell berkontribusi nwc – 1 pada derajat kebebasan dan
Dalam analisis satu jalur, nilai within cell adalah sebuah estimasi variasi inherent dimana
; tidak dipengaruhi oleh baris, kolom dan efek interaksi ; dan diasumsikan sama untuk semua
populasi.
𝑆𝑆 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒𝑠
𝑆𝑅2 = 𝑑𝑓𝑅 → 𝑖𝑛ℎ𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 + 𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑓𝑜𝑟 𝑡ℎ𝑒 𝑟𝑜𝑤 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 (17)
𝑅
Jika variabel bebas dalam kolom tidak memiliki pengaruh, maka 𝜇 𝐶1 = 𝜇 𝐶2 = ⋯ dan
variasi rata-rata kolom 𝑋̅ 𝐶1 , 𝑋̅ 𝐶2 = ⋯ akan mencerminkan variasi inherent. Seperti 𝑆𝑅2 tapi
lebih sensitif terhadap efek kolom dibandingkan efek baris.
𝑆𝑆 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑡𝑒𝑠
2
𝑆𝑅𝑥𝐶 = 𝑑𝑓𝑅𝑥𝐶 → 𝑖𝑛ℎ𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 + 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 (19)
𝑅𝑥𝐶
2
Jika tidak ada interaksi, 𝑆𝑅𝑥𝐶 hanya responsif terhadap variasi inherent, dan
2 2 2
memperkirakan 𝑆𝑅𝑥𝐶 = 𝑆𝑊𝐶 . Jika terdapat interaksi, 𝑆𝑅𝑥𝐶 akan cenderung lebih besar. ANOVA
dua jalur memiliki tiga 𝐹𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 dengan membagi 𝑆𝑅2 , 𝑆𝐶2 , 𝑆𝑅𝑥𝐶
2 2
dengan 𝑆𝑊𝐶 . Dapatdirumuskan
menjadi:
2
𝑆𝑅
𝐹𝑅 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 (20)
𝑆𝑊𝐶
𝑆𝐶2
𝐹𝐶 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 (21)
𝑆𝑊𝐶
2
𝑆𝑅𝑥𝐶
𝐹𝑅𝑥𝐶 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 (22)
𝑆𝑊𝐶
∑ 𝑋 = 198
= 1118
2. Dari diagram, lebih mudah untuk menghitung nilai dengan formula raw-score.
Pertama, untuk baris pertama kita menggunakan nilai untuk ∑ 𝑋 pada baris yaitu
∑ 𝑋𝑅1 = 104 dan pada kolom ∑ 𝑋𝐶1 = 124. Lakukan hal yang sama untuk baris dan
2
kolom berikutnya. Kemudian, gunakan nilai ∑ 𝑋 dan ∑ 𝑋 untuk semua cell.
1992
𝑆𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1118 − 40
= 137,9
2
𝑎𝑙𝑙 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒𝑠 2 ∑𝑎𝑙𝑙 𝑐𝑒𝑙𝑙𝑠(∑𝑐𝑒𝑙𝑙𝑠 𝑋)
- 𝑆𝑆𝑊𝐶 = ∑ 𝑋 − 𝑛𝑐𝑒𝑙𝑙
2 2 2
(∑ 𝑋 ) +(∑ 𝑋𝑅2 ) (∑𝑎𝑙𝑙 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒𝑠 𝑋)
- 𝑆𝑆𝑅 = [ 𝑅1 𝑛 ]− 𝑛𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅
1042 +942 1982
𝑆𝑆𝑅 = 20
− 40
= 2,5
2 2 2
(∑ 𝑋𝐶1 ) +(∑ 𝑋𝐶2 ) (∑𝑎𝑙𝑙 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒𝑠 𝑋)
- 𝑆𝑆𝐶 = [ 𝑛𝐶
]− 𝑛𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2 𝑆𝑆 0,1
- 𝑆𝑅𝑥𝐶 = 𝑑𝑓𝑅𝑥𝐶 = = 0,1
𝑅𝑥𝐶 1
b. Fhitung
2
𝑆𝑅 2,5
- 𝐹𝑅 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 = 2,02 = 1,23
𝑆𝑊𝐶
𝑆𝐶2 62,5
- 𝐹𝐶 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 = 2,02 = 30,94
𝑆𝑊𝐶
2
𝑆𝑅𝑥𝐶 0,1
- 𝐹𝑅𝑥𝐶 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 = 2,02 = 0,05
𝑆𝑊𝐶
Dalam contoh data ini, ketiga derajat kebebasan memiliki nilai yang sama untuk
pembilang yaitu 1 dan 36 untuk penyebut. Maka nilai F untuk ketiga nya juga sama
yaitu 4,11 (α=0,05) secara ringkas disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3. Bentuk umum hasil perhitungan analisis varians dua jalur
F tabel
source SS df 𝑆2 Fhitung
(0,05)(1,36)
Baris 2,5 1 2,5 1,23
Kolom 62,5 1 62,5 30,94 4,11
Baris X kolom 0,1 1 0,1 0,05
Within cell 72,8 36 2,02
total 137,99 39
6. Kesimpulan
- Fhitung pertama menjelaskan perbedaan rata-rata untuk faktor alkohol (menerima
alkohol-tidak menerima alkohol) dimana Ho diterima jika Fhitung < Ftabel. Dari tabel 3
menunjukkan bahwa 1,23 < 4,11 maka Ho diterima berarti tidak ada perbedaan antara
subjek yang menerima alkohol dan tidak menerima alkohol.
- Fhitung kedua menjelaskan perbedaan rata-rata untuk ekspektasi (expect alkohol-tidak
expect alkohol) dimana Ho diterima jika Fhitung < Ftabel. Dari tabel 3 menunjukkan bahwa
30,94 > 4,11 maka Ho ditolak berarti terdapat perbedaan antara expect alkohol dan
tidak expect alkohol
- Fhitung ketiga menjelaskan interaksi antara faktor ekspekstasi dan alkohol (expect
alkohol-do not expect alkohol ; menerima alkohol-tidak menerima alkohol). Tabel 3
menunjukkan bahwa 0,05 < 4,11 maka Ho diterima berarti tidak ada interaksi antara
kedua faktor.
Bagian sebelah kanan atas terdapat menu bar “data analysis”, kemudian klik data
Analysis
Pada kotak “Input Range” dimasukan data yang telah dibuat. Kemudian pada kotak
“Rows per sampel” diisi dengan “10”. Selanjutnya kotak “alpha” diisi dengan “0,05”.
Sedangkan pada output options klik “output range” dan pilih cell dibawah data. Setelah
jendela pertanyaan terisi secara lengkap, selanjutnya klik “OK”. Maka hasil akan
terbaca dan interpretasi outputnya.
Tabel 4. faktor jenis kelamin dan jenjang pendidikan orang tua siswa
menggunakan desain analisis varians 2 x 3
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dengan hipotesisi
yang akan diujikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
- Ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan jenjang pendidikan terakhir
orang tua
- Ada perbedaan hasil belajar matematika siswa berdasarkan jenis kelamin siswa
- Ada interaksi jenjang pendidikan terakhir orang tua dengan jenis kelamin ssiwa dalam
menentukan hasil belajar matematika siswa
1. Prosedur perhitungan data pada desain analisis varians 2x3 hampir sama dengan analisis
varians 2 x 2. Data yang sudah ada dibuat dalam tabel nilai hipotesis seperti tabel 5.
Tabel 5. Nilai hipotesis dalam desain faktorial 2 x 3 jenjang pendidikan dan jenis
kelamin siswa
Jenjang pendidikan
SMA
SMP PT
60 70 80 𝑋̅𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖
40 60 60 = 69,05
70 80 90
50 70 80
50 80 90
Laki-laki 60 60 80
80 70 70
------ ------ ------
∑ X=550
Jenis kelamin
∑ 𝑋 = 410 ∑ 𝑋 = 490
𝑋̅ = 58,57 𝑋̅ = 70 ̅ = 78,57
X
70 70 70 𝑋̅𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
40 80 90 = 70,47
60 60 80
70 70 100
80 60 90
60 50 90
Perempuan 50 70 70
------ ------ ------
∑ 𝑋 = 430 ∑ 𝑋 = 460 ∑ 𝑋 = 590
𝑋̅ = 61,43 𝑋̅ = 65,71 𝑋̅ = 84,28
2. Buatlah blok dasar untuk menghitung semua bagian kolom dan baris
C1 C2 C3
R1 ∑ 𝑋 = 60 + 40 + 70 + 50 + 50 + 60 + ∑ 𝑋 = 70 + 60 + 80 + 70 + ∑ 𝑋 = 80 + 60 + 90 + 80 + 90 +
80 = 410 80 + 60 + 70 = 490 80 + 70 = 550
∑ 𝑋 2 = 360 + 160 + 490 + 250 + ∑ 𝑋 2 = 490 + 360 + 640 + ∑ 𝑋 2 = 640 + 360 + 810 + 640 +
250 + 360 + 640 = 25100 490 + 640 + 360 + 490 = 810 + 640 + 490 = 43900
34700
R2 ∑ 𝑋 = 70 + 40 + 60 + 70 + 80 + 60 + ∑ 𝑋 = 70 + 80 + 60 + 70 + ∑ 𝑋 = 70 + 90 + 80 + 100 + 90 +
50 = 430 60 + 50 + 70 = 460 90 + 70 = 590
∑ 𝑋 2 = 490 + 160 + 360 + 490 + ∑ 𝑋 2 = 490 + 640 + 360 + ∑ 𝑋 2 = 490 + 810 + 640 +
640 + 360 + 250 = 27500 490 + 360 + 250 + 490 = 1000 + 810 + 810 + 490 = 50500
30800
C1 C2 C3
𝑛𝑐𝑒𝑙𝑙 = 7 R1 ∑ 𝑋 = 410 ∑ 𝑋 = 550 ∑𝑋 = 1450
∑ 𝑋 = 490
𝑛𝑅 = 21 2 2
𝑅1
∑ 𝑋 = 2930
𝑎𝑙𝑙 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒𝑠
𝑛𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 42 ∑𝑋 = 840 ∑𝑋 = 950 ∑𝑋 = 1140
𝐶1 𝐶2 𝐶3
∑ 𝑋2
= 212500
29302
𝑆𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 212500 − = 8097,62
42
2
𝑎𝑙𝑙 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒𝑠 ∑𝑎𝑙𝑙 𝑐𝑒𝑙𝑙𝑠(∑𝑐𝑒𝑙𝑙𝑠 𝑋 )
2
- 𝑆𝑆𝑊𝐶 = ∑ 𝑋 − 𝑛𝑐𝑒𝑙𝑙
2
2 2
(∑ 𝑋 ) +(∑ 𝑋𝑅2 ) (∑𝑎𝑙𝑙 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒𝑠 𝑋 )
- 𝑆𝑆𝑅 = [ 𝑅1 𝑛 ]−
𝑅 𝑛𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2 𝑆𝑆 185,714
- 𝑆𝑅𝑥𝐶 = 𝑑𝑓𝑅𝑥𝐶 = = 127,778
𝑅𝑥𝐶 2
b. Fhitung
2
𝑆𝑅 21,42
- 𝐹𝑅 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 = 127,78 = 0,1677
𝑆𝑊𝐶
𝑆𝐶2 1645,24
- 𝐹𝐶 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 = = 12,8758
𝑆𝑊𝐶 127,78
2
𝑆𝑅𝑥𝐶 185,714
- 𝐹𝑅𝑥𝐶 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) = 2 = = 0,7267
𝑆𝑊𝐶 127,78