OLEH
KELOMPOK 3 : Wisma Talamau
Wisma Harau
Wisma Merapi
Wisma Sago
Regi saputra
Sri Wahyuni Annica
Santi Novita
Sepri Diana
Siska Maulina
Sri Wulani Millyan Manggala
Vicky Ramadhani
Yusra Fandoni
Yuni widia sari
CI AKADEMIK CI KLINIK
( ) ( )
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayat nya kami dapat menyelesaikan
proposal tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi KREASI
SENI MEMBUAT GELANG TASBIH DARI MANIK-MANIK PADA LANSIA
DI AULA PSTW SABAI NAN ALUIH PADANG ini dengan baik. Dan kami
juga berterima kasih kepada ibuk Ns.Nova Rita S.kep M.kep.selaku dosen
pembimbing dengan mata kuliah gerontik.A
Kami sangat berharap proposal ini dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai TAK Stimulasi presepsi dengan Semoga
proposal KREASI SENI MEMBUAT GELANG TASBIH DARI MANIK-
MANIK PADA LANSIA DI AULA PSTW SABAI NAN ALUIH PADANG
sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yg membacanya. Sekiranya proposal
yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata- kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
dimasa depan. Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita. Amin,
Kelompok 3
PROPOSAL TAK
Sesi ke : ke 2
Sasaran : LANSIA
A. TUJUAN
1. Umum : Setelah dilakukan dalam waktu 30 menit klien mengikuti terapi
aktivitas kelompok, diharapkan klien mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya dan klien dapat berespon
terhadap stimulus panca indra yang diberikan.
2. Khusus :
a. Peningkatan kepekaan pada stimulus
b. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
dialami.
c. Klien mampu menikmati masa tuanya, berbagi tentang
kehidupannya.
d. Klien mampu membuat kreatifitas-kreatifitas yang bermanfaat.
e. Klien mampu bersilaturahmi sesama manusia.
B. LANDASAN TEORITIS
Lanjut usia adalah seseorang berusia 60 tahun atau lebih (WHO,
2010). Di Indonesia telah terjadi peningkatan jumlah lansia secara
dramatis, dengan perkiraan 11,34% dari keseluruhan populasi penduduk
Indonesia pada tahun 2020 dan usia harapan hidup sebesar 71,1 tahun.
Semakin terus meningkat populasi maka semakin banyak pula masalah
yang terjadi, seperti banyaknya lansia yang tidak berdaya untuk
melakukan pekerjaan sehingga tidak memiliki penghasilan, atau
bergantung pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Semua lansia berkeinginan untuk dapat hidup sejahtera dalam masa
tuanya bersama anak dan keluarganya dalam rumah sendiri. Semua bentuk
perhatian dan peran aktif keluarga maupun masyarakat akan menimbulkan
pengaruh kondusif bagi pemeliharaan kesehatan fisik maupun mental
lansia. Namun pada kenyataanya tidak semua lansia dapat mencapai hal
tersebut karena berbagai hal seperti karena faktor kemiskinan, tidak
mempunyai keturunan ataupun keluarga yang dapat merawat lansia serta
ketidakmampuan keluarga dalam memberikan perawatan pada lansia,
sehingga banyak lansia menjadi terlantar. Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah antara lain mendirikan panti sosial tresna werdha untuk
memberikan kesejahteraan pada lansia, dengan harapan lansia dapat
menikmati hidupnya dengan tentram, aman dan sejahtera. Selain dampak
positif yang ditimbulkan oleh panti, juga terdapat kondisi bahwa didalam
panti hubungan antar individu sangat renggang membuat hidupnya terasa
sepi.
Di dalam panti, semua kegiatan telah diatur dan mobilitas setiap
individu dibatasi, dan interaksi sosial terbatas. Terlebih lagi jika hubungan
antara lansia dengan keluarganya terputus sama sekali sejak masuk panti,
sehingga lansia merasa bahwa hidupnya di panti benar-benar merupakan
bentuk isolasi sosial terhadap dirinya. Lansia yang secara sengaja
dipindahkan keluarga ke panti sosial tresna werdha diidentifikasi sebagai
alasan utama kesepian. Kesepian adalah suatu keadaan mental dan
emosional yang dicirikan oleh adanya perasaan terasing dan ketidakpuasan
karena adanya kesenjangan antara hubungan sosial yang diinginkan
dengan hubungan sosial yang dimiliki (Brehm, M., Perlman, 2002). Data
statistika Indonesia mencatat estimasi angka kesepian, termasuk lima besar
negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni
mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6 % dari jumlah penduduk
(Menteri Koordinator Kesejahteraan Ah Yusuf: Pengaruh Millieu Therapy
Metode Kreasi Seni membuat Gelang
MKK: Volume 1 No 1 Mei 2018 111Rakyat RI, 2010). Dengan ini
dapat diketahui bahwa semakin meningkatnya jumlah lansia maka angka
kesepian pun juga semakin meningkat apabila tidak ditangani dengan baik
dan benar. Apabila terjadi peningkatan dampak yang akan terjadi makin
banyaknya lansia yang mengalami depresi dan mudah terserang penyakit
D. PROSES SELEKSI
1. menyeleksi klien sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. membuat kontak waktu dengan klien.
3. lansia yang memiliki keinginan untuk mengikuti TAK membuat
gelang.
3. 7 Menit C. Terminasi
1. Evaluasi pencapaian tujuan. Mengungkapkan
Menanyakan perasaan klien setelah pendapat
mengikuti TAK.
Memberi pujian atas keberhasilan klien.
2. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan lansia untuk tetap Menyetujui /
menjaga kekompakan dengan yang lain. memberikan
Menganjurkan lansia untuk bercakap- pendapat tentang
cakap dengan lansia lain tentang rencana
perasannya. selanjutnya.
3. Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan berikut untuk
kegiatan yang berbeda.
Menyepakati waktu dan tempat.
G. PENGGORNISASIAN KELOMPOK
2. Santi Novita
3.Siska Maulina
4.Sepri Diana
6.Yusra Fandoni
I. SETTING TEMPAT
v
Keterangan : : peserta TAK
: co-leader
:fasilitator
: leader
: Obsever
J. PROSES EVALUASI
a. Evaluasi struktur
1. Pre plassning telah disiapkan sebelumnya
2. Kontrak waktu sudah tepat dan mempertimbangkan kondsi klien.
3. Media dan alat yang dipilih sudah tepat
4. Tempat aula PSTW SICINCIN SABAI NAN ALUIH sesuai
untuk permainan untuk jumlah peserta 18 orang
b. Evaluasi proses
1. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.
2. Fasilitator menempatkan diri ditengah - tengah peserta
3. Observer menempatkan diri ditempat yang memungkinkan untuk
dapat mengawasi jalannya permainan.
4. Diakhir kegiatan sudah dievaluasi jalannya kegiatan dan dilakukan
kontrak yang akan datang
c. Evaluasi hasil
1.Dalam pelaksanaan TAK ada keterlambatan waktu 9 menit
2.Jumlah peserta yang direncanakan hadir 20 orang tetapi yang
datang hanya 13 orang
3.Suasana TAK hidup diamana peserta mengikuti kegiatan dengan
semangat dan berlangsung aman
4.Alat yang digunakan ada yang tidak digunakan dengan
semestinya,seperti penjahit tidak terpakai
5.Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran yang
terbagi atas 4 kelompok
6.Leader telah membuat suasana menjadi semangat dan
menyenangkan
7.Co leader sudah berperan aktif dalam membantu leader baik untuk
berbicara maupun untuk menghangatkan suasana
8.Fasilitator sudah berperan dengan baik dalam memotivasi klien
mengikuti TAK
DAFTAR HADIR MAHASISWA
1 REGI SAPUTRA
2 SANTI NOVITA
3 SEPRI DIANA
4 SISKA MAULINA
8 YUSRA FANDONI
9 VICKY RAHMADANI
DAFTAR HADIR PESERTA
1 JALUDIN MERAPI
2 SAFRI MERAPI
3 H.SOFYAN MERAPI
4 SANUR MERAPI
5 MASRIL SAGO
6 RASIDIN SAGO
7 TAHAR SAGO
8 MUKADAS SAGO
9 NURSYAM SAGO
10 M.NUR HARAU
11 SABIRIN HARAU
12 TANJUNG HARAU
13 GAZHALI SAGO
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, B. D. M., h. had. (1999). Olah Raga dan Kebugaran Pada Lanjut Usia.
Jakarta: Balai Penerbit Universitas Indonesia.
Lembaran penilaian kegiatan terapi aktivitas kelompok.