Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL

I. Pengertian

Menurut Manuaba(1998) persalinan adalah proses pengeluaran hasil


konsepsi (janin atau plasenta) yang telah cukup bulan atauhidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan(kekuatau sendiri).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam. (Prawirohardjo, 2006)

Partus dalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dalam uterus melalui vagina ke dunialuar.

Intranatal dalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan .pemgeluaran


bayi yang cukup bulan, disertai dengan pengeluran plasenta dan selpuat lahir dari
tubuh ibu.

II. Klasifikasi
a. Persalinan spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan
lahir.
b. Persalinan bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesrio.
c. Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.

III. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti
atau jelas, terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 1998)
1. Penurunan kadar estrogen dan progestron
Progesteron mengahambat kontraksi uterus selama kehamilan,
sedangkan esterogen cenderung meningkat derajat kontraktilitas uterus,
sedikitnya terjadi karena esterogen meningkat jumlah gap jungtion antara
sel-sel otot polos uterus yang berdekatan.
Esterogen dan progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara
progresif makin bertambah selama kehamilan. Saat bulan ke 7 dan
seterusnya sekresi esterogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron
tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa
rasio esterogen terhadap progesteron cukup meingkat menjelang akhir
kehamilan. Sehingga paling tidak berperan sebagai peningkatan kontraksi
uterus.
2. Pengaruh janin
Berkurangnya nutisi pada janin maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan
3. Pembesaran uterus
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang akan
mengakibatkan iskemika otot-otot uterus.
4. Penekanan pada ganglion servikale
Tekanan pada ganglion servikale yang terletak dibelakang serviks yang
tertekan yang merupakan penyebab peningkatan kontraksi uterus.

IV. Patofisiologi
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
a. Kala I : waktu pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap
b. Kala II : dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
c. Kala III : dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
d. Kala IV : keluarnya plasenta sampai 2 jam post partum

Kala I (Pembukaan

Pada kala pembuakaan harusnya kontraksi belum begitu kuat, datangnya setiap
10-15 menit dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia masih sering dapat
berjalan. Lama kala I untuk primi adalah 12 jam dan multi 8 jam.

a. Fase laten
 Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan
3 cm, berlangsung 7-8 jam
 Primi 6-14 jam, multi 2 -10 jam
 His teratur datang tiap 10-15 menit
 Tanda:keluar sedikit darah bercampur lendir, perdarahan dari
pembukaan lendir rahim 3 cm
 Pembukaan ketuban
 Ibu mungkin akan merasa sengan karna kehamilannya akan segera
berakhir
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam, dibagi dalam 3 fase:
 Periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
 Periode dilatasi maksimal selama 2 jam berlangsung menjadi 9 cm
 Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 3 jam,
pembuakaan 10 cm

Kala II

Adalah ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm dan berakhir dengan


lahirnya bayi. Pada primi 1-2 jam dan multi 30 menit

Tanda dan gejala kala II :


 Ibu mengatakan ingin mengejan
 Ibu mengatakan meningkatkan tekanan pada rektum dan vagina
 Perineum menonjol
 Vulva, vagina, sfinger ani terlihat membuka
 Peningkatanj pengeluaran lendir dan darah

Tanda pasti kala II :

 Pembukaan serviks lengkap


 Kepala janin terlihat di introitus vagina

Kala III (Pengeluaran plasenta

Dimulai setelah dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Setelah bayi lahir
harus berhenti sebentar, tetapi setelah beberapa menit timbul lagi, his ini
dinamakan pelepasan plasenta uri sehingga terlihat pada SBR/ bagian atas
vagina. Lamanya kala III kurang lebih 8,5 menit dan waktu pelepasan plasenta
hanya 2-3 menit.

Tanda pelepasan plasenta :

 Uterus menjadi bundar


 Perdarahan, terutama perdarahan sekonyong-konyong dan agak banyak
 Pemanjangan tali pusat
 Penurunan fundus uteri karena involusi rahim
 perdarahan kurang lebih 250 cc

Kala IV

Masa 1-2 jam untuk mengawasi keadaan ibu utamanya HPP (Hemoragi Post
Partum). Dalam kala IV ini, ibu masih memutuhkan pengawasan yang intensif
karena atonia uteri mengancam.
Pengawasan dalam kala IV
 Mengawasi perdarahan post partum
 Mengawasi robekan perineum
 Memeriksa bayi

V. Faktor penting
Menurut manuaba (1998), faktor-faktor penting dalam persalinan antara lain :
1. Power
a. His (kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafgrama pelvis atau kekuatan mengejan
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2. Passanger (janin dan plasenta)
3. Passage (jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang)
VI. Manifestasi klinis
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
disebabkan:
 Kontraksi braxton hicks
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotundum
- Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
 Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesakya berkurang
- Dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan saat berjalan
- Sering miksi (beser kencing)
b. Terjadinya his permulaan
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesteron makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
sering sebagai his palsu.

Sifat his permulaan (his palsu)


1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada servik
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah bila beraktivitas
2. Tanda persalinan
a. Terjadinya his persalinan, his persalinan mempunyai sifat:
1) Pinggang terasa sakit yang menjalar kebagian depan
2) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin
besar
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran lendir dan drah (pembawa tanda). Dengan his persalinan
terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
1) Pendataran pembukaan
2) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagai ketuban batu pecah menjelang pembukaan
lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung
dalam waktu 24 jam

VII. Komplikasi
1. Pusing kemungkinan ibu menderita anemia yang bisa menyebabkan
perdarahan post partum
2. Kejang kemungkinan kejadian eklamsi yang bisa menimbulkan gawat janin
dan ibu
3. Ibu yang tanda komplikasi persalinan akan berlangsung dengan lancar.
VIII. Penatalaksanaan
Kala I
Jika sudah terdiagnosis ibu dalam persalinan kala Ipembukaan serviks kurang
dari 4cm dan kontraksi terjadi secara teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik
1. Penanganan
 Menjaga hak privasi klien
 Memperbolehkan ibu mandi
 Memberikan cukup minum
 Menyarankan ibu berkemih sesering mungkin
2. Pemeriksaan dalam
3. Kemajuan persalinan dalam kala I
4. Kemajuan dalam kondisi janin
5. Kemajuan dalam kondisi ibu

Kala II
Persalinan kala II ditegakkan dengan cara melkukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap, atau kepala janin sudah tampak divulva
dengan diameter 5-6cm.
1. Penanganan
 Memberi dukungan
 Menjaga kebersihan diri
 Mengatur posisi ibu
 Menjaga kandung kemih agar tetap kosong
 Memberikan cukup minum
2. Posisi saat meneran
3. Kemajuan persalinan dalam kala II
4. Kelahiran pada bayi
5. Kelahiran bahu dan anggota seluruhnya

Kala III
1. Manajemen aktif kala III, pemberian oxsitosin, pemijatan uterus,
pengendalian tali pusat
2. Penanganan:
 Pemberian oksitosin 2 menit setelah bayi lahir
 Penanganan tali pusat
 PPT jika uterus kontraksi
 Plasenta dan selaput dikeluarkan
 Masase fundus
 Jahit robekan pada vagina / perbaiki episiotomi
Kala IV
Dua jam setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Si ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dalam perut
ibu kedunia.
1. Penanganan
 Periksa fundus
 Observasi ttv
 Anjuran minum mencegah dehidrasi
 Perawatan perineum

Langkah- langkah pertolongan persalinan normal

1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowing 5-6cm
perineum yg kaku dapat dilakukan episiotomi median, mediolateral, atau
lateral
2. Episiotomi dilakukan pada waktu his dan mengejan untuk mengurangi rasa
sakit
3. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak
terjadi robekan baru, sedangkan tangan kiri menahan untuk mengendalikan
ekspulsi
4. Setelah kepala lahir dibersihkan, kepala dibiarkan melakukan putar paksi
5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam
kebawah untuk mengeluarkan bahu depan ditarik keatas untuk melahirkan
bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa
badan bayi
KONSEP ASKEP INC

A. Kala I
1. Pengkajian
a. Anamnesa

Nama, umur, dan alamat

b. Gravida dan para

Hari pertama haid terakhir (HPHT)

c. Riwayat alergi obat

Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama


kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan
bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya,
cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar
darah pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan
dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?

d. Riwayat kehamilan sebelumnya


e. Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
f. Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri
epigastrium)
Pemeriksaan fisik

 Minta mengosongkan kandung kemih


 Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva,
kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
 Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi
lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
 Pemeriksaan abdomen
 Menentukan tinggi fundus
 Kontraksi uterus
- Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi
- Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
- Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
- Menentukan penurunan bagian terbawah janin
- Pemeriksaan dalam
 Nilai pembukaan dan penipisan serviks
 Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul
 Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
2. Diagnosa keperawatan

Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan

3. Perencanaan

Tujuan: diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya dengan

kriteria evaluasi ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses


fisiologis persalinan

Intervensi:

1. Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi,


intensitas, dan gambaran ketidaknyamanan)

R: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan ketidaknyamanan yang


dirasakan ibu

2. Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui dan dialam

R: nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda–beda tiap individu. Respon


terhadap nyeri sangat tergantung budaya, pengalaman terdahulu dan serta
dukungan emosional termasuk orang yang diinginkan (Henderson, 2006)

3. Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri

R:mengidentifikasi jalan keluar yang harus dilakukan

4. Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri


R: tidak menambah nyeri klien

5. Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massage, pola
pernafasan, pemberian posisi, obat – obatan

R: memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki oleh ibu, oleh


karena dukungan kepada ibu untuk mengendalikan rasa nyerinya (Rajan
dalam Henderson, 2006)

6. Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di


tempat tidur anjurkan untuk miring ke kiri

R: nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga posisi nyaman tiap


individu akan berbeda, miring kiri dianjurkan karena memaksimalkan
curah jantung ibu.

7. Beberapa teknik pengendalian nyeri Relaksasi Massage

R : Bertujuan untuk meminimalkan aktivitas simpatis pada system otonom


sehingga ibu dapat memecah siklus ketegangan-ansietas-nyeri. Massage
yang lebih mudah diingat dan menarik perhatian adalah yang dilakukan
orang lain.

B. Kala II
1. Pengkajian
a. Aktivitas /istirahat
 adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/
relaksasi.
 Letargi.
 Lingkaran hitam di bawah mata.
b. Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara
kontraksi.
c. Integritas Ego
 Respon emosional dapat meningkat.
 Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini
klien terlibat mengejan secara aktif.
d. Eleminasi.
 Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan
tekanan uterus.
 Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
 Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan
selama upaya mendorong.
e. Nyeri/ Ketidak nyamanan
 Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
 Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
 Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
 Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
 Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan
berakhir 60-90 dtk.
 Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak.
f. Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
 Keamanan
 Diaforesis sering terjadi.
 Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
h. Sexualitas
 Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
 Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
 Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
 Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
 Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
 Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi vertex
2. Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi ,


dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin
intense lama, hiperventilasi maternal.

3. Perencanaan
Tujuan : diharapkan klien dapat mengontrol rasa nyeri dengan
kriteria evaluasi :
 Mengungkapkan penurunan nyeri
 Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control
nyeri.
 Istirahat diantara kontraksi
Intervensi :
1. Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat.
2. Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu
identifikasi pola kontraksi abnormal
3. Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah
dilakukan berarti.
4. Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari
efeknegatif berkenaandenganpenurunan kadar oksigen ibu dan janin.
5. Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan
R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan persalinan.
6. Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.
R/ Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan
resiko trauma kantung kencing.
7. Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
R/ Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan
dan mencegah komplikasi.

C. Kala III
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
b. Sirkulasi
 Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
kembali ke tingkat normal dengan cepat.
 Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anastesi.
 Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
c. Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
d. Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau
laserasi jalan lahir mungkin ada.
e. Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat
plasenta lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah
melahirkan bayi. Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus
berubah dari discoid menjadi bentuk globular.
f. Pemeriksaan fisik
 Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu tubuh), status mental klien.
 Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau
sesudah melahirkan plasenta.
 Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum
maupun sesudah pengeluaran plasenta.

2. Diagnosa
Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan,
kesulitan dengan plasenta.
3. Perencanaan
Tujuan : diharapkan tidak terjadi cedera maternal dengan
kriteria evaluasi:
 Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
 Kesadaran pasien bagus.
Intervensi :
Mandiri
1. Palpasi fundus uteri dan masase perlahan.
R/ Memudahkan pelepasan plasenta.
2. Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
R/ Menghindari rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
3. Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
R/ Pada pelepasan plasenta. Bahaya ada berupa emboli cairan amnion
dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan emboli paru.
4. Bersihkan vulva dan perineum dengan air larutan antiseptik, berikan
pembalut perineal steril.
R/ Menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat
mengakibatkan infesi saluran asenden selama periode pasca partum.
Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
5. Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah.
R/ Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-negatif, klien akan menerima
imunisasi dengan imun globulin Rh (Rh-Ig) pada pasca partum.
Kolaborasi
1. Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.
R/ Kegagalan pernapasan dapat terjadi mengikuti emboli amnion atau
pulmoner.
2. Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh
anastesi dan berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan
uterus kembali. Bantu dengan tampon sesuai dengan indikasi.
R/ Meningkatkan kontraktilitas miometrium uterus.
3. Berikan antibiotik profilatik.
R/ Membatasi potensial infeksi endometrial.

D. Kala IV
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
b. Sirkulasi
o Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas
vagal
o TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia / anastesia, atau meningkat pada respon terhadap
pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
o Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas
bawah), atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau
mungkin umum (tanda hipertensi pada kehamilan)
o Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 –
500 ml untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk
kelahiran sesaria
c. Integritas Ego
 Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal :
eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan), atau kecewa
 Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk
perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat
mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan
perawatan segera pada neonatal.
d. Eleminasi
 Hemoroid sering ada dan menonjol
 Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter
urinarius mungkin dipasang
 Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat
aliran urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan
kelahiran.
f. Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya
dan menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes
mellitus, remaja, atau pasien primipara)
g. Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor
dengan “menggigil”
h. Keamanan
 Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
 Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
i. Seksualitas
 Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilikus
 Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap
dengan hanya beberapa bekuan kecil
 Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
 Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
 Payudara lunak dengan puting tegang
j. Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan,
termasuk waktu dan jumlah
k. Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah
darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai
indikasi dari temuan fisik.

2. Diagnosa
Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
3. Perencanaan
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan
pasien dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang
Kriteria Evaluasi :
 Pasien melaporkan nyeri berkurang
 Menunjukkan postur dan ekspresi wajah rileks
 Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2)
Intervensi :
1. Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat
kejadian intrapartal, lama persalinan, dan pemberian anastesia atau
analgesia
R : Membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat
ketidaknyamanan nyeri
2. Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode
pascapartum
Rl : Informasi dapat mengurangi ansietas berkenaan rasa takut tentang
ketidaktahuan, yang dapat memperberat persepsi nyeri
3. Inspeksi perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan
perbaikan luka, perhatikan adanya edema, hemoroid
R : Trauma dan edema meningkatkan derajat ketidaknyamanan dan
dapat menyebabkan stress pada garis jahitan
4. Berikan kompres es
R : Es memberikan anastesia lokal, meningkatkan vasokontriksi dan
menurunkan pembentukan edema
5. Lakukan tindakan kenyamanan (misalnya : perawatan mulut, mandi
sebagian, linen bersih dan kering, perawatan perineal periodik)
R : Meningkatkan kenyamanan, perasaan bersih
6. Masase uterus dengan perlahan sesuai indikasi. Catat adanya faktor-
faktor yang memperberat hebatnya dan frekuensi afterpain
R : Masase perlahan meningkatkan kontraktilitas tetapi tidak
seharusnya menyebabkan ketidaknyamanan berlebihan. Multipara,
distensi uterus berlebihan, rangsangan oksitosin dan menyusui
meningkatkan derajat after pain berkenaan dengan kontraksi
miometrium
7. Anjurkan penggunaan teknik pernafasan / relaksasi
R : Meningkatkan rasa kontrol dan dapat menurunkan beratnya
ketidaknyamanan berkenaan dengan afterpain (kontraksi) dan masase
fundus
8. Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan pasien istirahat
R : Persalinan dan kelahiran merupakan proses yang melelahkan.
Dengan ketenangan dan istirahat dapat mencegah kelelahan yang tidak
perlu
9. Kolaborasi : pemberian analgesik sesuai kebutuhan
R : Analgesik bekerja pada pusat otak, yaitu dengan menghambat
prostaglandin yang merangsang timbulnya nyeri

DAFTAR RUJUKAN
Bobak, M. Irenne.2004. Perawatan Maternitas dan Gynekologi. Bandung: VIA
PKP

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada kehamilan Fisiologis. Jakarta:


Salemba Medika

Doenges, Marylinn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman untuk


perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta: EGC

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC

NANDA Internasional. 2013. Diagnosia Keperawatan Definisi dan Klarifikasi


2012-2014. Jakarta: EGC

NANDA. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &


NANDA NIC – NOC. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai