PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Umum : Untuk mengetahui apa saja penyakit – penyakit yang di
derita ibu selama hamil dan ntuk mengetahui penanganan
penyakit – penyakit yang di derita ibu selama hamil.
1.3.2 Khusus : Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonatus
tentang penyakit – penyakit yang di derita ibu selama
hamil.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hiperemesis Gravidarum
2.1.1. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang berat selama
kehamilan, yang terjadi pada 1 %-2 % dari semua kehamilan atau 1-20 pasien
per 1000 kehamilan. (4,5)
3
b. lidah menjadi kering
d. dehidrasi
f. konstipasi
Pada tahap ini kondisi hiperemesis gravidarium sudah sangat parah. Penderita
mengalami gejala koomplikasi yang membuatnya merasa tidak nyaman.sehingga
tak jarang penderita harus di rawat di rumah sakit, penyebab dari gravidium 3
4
adanya gangguan ginjal,gangguang pada proses oksidasi lemak, kenaikan kadar
hormone,HCG,obesitas, daya imun sangat menurun, kekuranagan nutrusi.gejala
pada umu pada penderita hipermesis gravidarium tingkat 3 yakni:
c. dehidrasi
d. mata cekung
g .kehilangan kesadaran
2.1.3. Etiologi
5
2.1.4. Komplikasi
Baik komplikasi yang relatif ringan maupun berat bisa disebabkan karena
hiperemesis gravidarum. Kehilangan berat badan, dehidrasi acidosis akibat dari
gizi buruk, alkalosis akibat dari muntah-muntah, hipokalemia, kelemahan otot,
kelainan elektrokardiografi dan gangguan psikologis dapat terjadi. Komplikasi
yang mengancam nyawa meliputi ruptur esofagus yang disebabkan muntah-
muntah berat, Wernicke's encephalopathy (diplopia, nystagmus, disorientasi,
kejang, coma), perdarahan retina, kerusakan ginjal, pneumomediastinum
spontan, IUGR dan kematian janin. Pasien dengan hiperemesis gravidarum
pernah dilaporkan mengalami epistaxis pada minggu ke-15 kehamilan karena
intake vitamin K yang tidak adekuat yang disebabkan emesis berat dan
ketidakmampuannya mentoleransi makanan padat dan cairan. Dengan
penggantian vitamin K, parameter-parameter koagulasi kembali normal dan
penyakit sembuh. Vasospasme arteri cerebral yang terkait dengan hiperemesis
gravidarum juga ada dilaporkan pada beberapa pasien. Vasospasme didiagnosa
dengan angiografi Magnetic Resonance Imaging (MRI). (2,5) Tetapi bila
semua bentuk pengobatan gagal dan kondisi ibu menjadi mengancam nyawa,
pengakhiran kehamilan merupakan pilihan. Verberg melaporkan pilihan
2.1.5 ssPenanganan
6
mengkonsumsi obat dalam jumlah besar setidaknya dua kali sehari dan efek
yang tidak menyenangkan, sehingga tidak banyak berpengaruh dalam
mendorong kerjasama pasien. Meskipun dengan kendala-kendala ini, aturan
pengobatan saat ini bisa memperoleh tingkat kesembuhan lebih dari 85 % pada
sebagian besar populasi pasi
2.2.1 Pengertian
Anemia ialah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau
jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar (normal).
Pada kehamilan jumlah darah bertambah banyak, yang disebut hidremia dan
hipervolemia pertambahan dari sel-sel darah kurang, bila dibanding dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut
berbanding sebagia berikut:
Plasma 30 %, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.
Proses bertambahnya jumlah darah dalam kehamilan sudah mulai sejak
kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara
32-36 minggu.
Seorang wanita hamil yang memiliki Hb < 11gr% dapat disebut penderia
anemia dalam kehamilan. Pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan
darah rutin selama pengawasan antenatal. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan
7
setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama pada
triwulan pertama dan sekali lagi pada triwulan akhir
8
1) Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia
akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurangnya
masukan unsur besi dalam makanan karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan,
misalnya karena perdarahan. Kebutuhan zat besi bertambah dalam kehamilan,
terutama dalam trimester terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah,
maka akan mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-lebih pada kehamilan
kembar
Pencegahan :
Didaerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya
wanita hamil diberi sulfasferosus cukup 1 tablet sehari. Selain itu wanita
dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur –sayur yang
banyak mengandung mineral dan vitamin
2) Anemia megaloblastik (29,0%)
Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. Terjadi akibat
kekurangan asam folat, jarang sekali akibat karena kekurangan Vitamin B12.
Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.
Penanganan :
a. Pemberian asam folat, biasanya bersamaan dengan pemberian
Sulfas ferosus
b. Diet makanan yang bergizi (tinggi kalori dan protein)
Ditemukan pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran segar atau
kandungan protein tinggi
3) Anemia hipoplastik (8,0%)
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah
merah baru. Untuk diagnosis diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan darah
tepi lengkap, pemeriksaan pungsi sternal, pemeriksaan retikulosit, dan lain-
lain.
9
Terapi dengan obat-obatan tidak memuaskan, mungkin pengobatan yang
paling baik yaitu tranfusi darah, yang perlu sering diulang.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
1.Hiperemesis gravidarium
10
Adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah, selama kehamilan yang
terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hiingga 14-16 minggu
kehamila dan gejala biasanya akan membaik.mual dan muntah selama kehamilan
dapat berupa gejala yang ringat dan berat.
11
b. Anemia megaloblastik (29,0%) : Terjadi akibat kekurangan asam
folat
c. Anemia hipoplastik (8,0%) : Disebabkan oleh hipofungsi
sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru
d. Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%) : Disebabkan penghancuran /
pemecahan sel darah merah yang langsung cepat dari
pembuatannya.
3.2 Saran
12