173210334
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga akan berbeda satu sama dengan yang lainnya , hal ini bergantung pada
orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefenisikan , menurut
WHO keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi dan perkawinan. Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas
dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlain jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan tanpa anak,baik anaknya
sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. ( Harnilawati,2013:3).
perkawinan yang sengaja dibentuk atau di pelihara, keluarga mempunyai suatu system tata
mempunyai keturunan dan membesarkan anak, keluarga merupakan tempat tinggal bersama
, rumah atau rumah tangga, dan ciri-ciri keluarga Indonesia adalah mempunyai ikatan yang
sangat erat dengan dilandasi semangat gontong royong , dan dijiwai oleh nilai-nilai
perkembangan keluarga pada saat ini adalah penyesuaian tahap masa pension dengan
merubah cara hidup , menerima kematian pasangan, kawan dan persiapan kematian ,
mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, melakukan live review masa
lalu, memulihkan hubungan antara generasi mudan dan tua, memelihara hubungan lansia
dengan keluarga, penerimaan masa tua/ pension kerja, memiliki kondisi penuaan terhadap
penuaan penduduk telah berlansung secara pesat , terutama di Negara berkembang pada
percepatan peningkatan penduduk lansia secara signifikan. Tercatat 7,18% (14,4 juta
orang ) di tahun 2000 dan di perkirakan akan menjadi 11,34 % ( 28,8 juta orang) pada
2020. Undang – undang kesehatan no. 23 pasal 4 tahun 2003 tentang Hak dan Kewajiban ,
menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal , tidak terkecuali orang berusia lanjut . Salah satu hasil
sejalan dengan hal tersebut akan meningkat pula kelompok lanjut usia ( lansia ) di
Bureau of The Census USA (1993), dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun 1990-2025
akan mempunyai kenaikan jumlah lansia sebesar 414% suatu angka paling tinggi di seluruh
dunia dibandingkan kenaikan lansia di Negara- Negara lain , seperti Kenya adalah sebesar
347 %, Brazil 255% , India 242 % , China 220% , jepang 129% , Jerman 66% dan Swedia
33%. sedangkan pertembahan lansia di Indonesia , menurut ahli WHO yang berbicara
dalam seminar lansia di amterdam , Nederlend tanggal 4 desember 1999, adalah sebesar
merupakan masa ketika seseorang individu berusaha untuk tetap menjalani hidup dengan
bahagia melalui berbagai perubahan dalam hidup, bukan berarti hal ini dikatakan sebagai
sebuah “ perubahan drastic “ atau “ kemunduran , secara definisi , seseorang individu yang
telah melewati usia 45 tahun atau 60 tahun disebut lansia . Akan tetapi , pelabelan lansia ini
dirasakan kurang tepat hal ini cenderung pada asumsi bahwa lansia itu lemah, penuh
ketergantungan , minim penghasilan , tidak produktif dan masih banyak lagi . ( Amalia
Para ilmuan , seperti Aristoteles dan Hipocrates , telah membuat teori tentang
penuaan yang berisi suatu penurunan suhu tubuh dan cairan secara umum , seiring dengan
perubahan zaman , banyak orang yang melakukan penelitian dan penemuan agar ilmu itu
semakin jelas , kompleks. Tidak ada teori yang menjelaskan teori penuaan secara utuh
semua teori masih dalam berbagai tahap perkembangan dan mempunyai keterbatasan
proses menjadi tua pasti akan dialami setiap orang penuaan bukanlah progesi yang
sederhana , jadi tidak ada teori universal yang di terima yang dapat memprediksi dan
Lansia atau penuaan terhadap seseorang dapat dilihat 3 perspektif , yaitu biologis
yang berhubungan dengan kapasitas fungsi system organ , usia psikologis yang
berhubungan dengan kapasitas perilaku adaptasi , serta usia social yang berhubungan
dengan perubahan peran dan perilaku sesuai usia manusia . Peran teori dalam memahami
penuaan adalah sebagai landasan dan sudut pandang untuk melihat fakta , menjawab
pertanyaan filosofi , dan dasar memberikan asuah keperawatan pada pasien . Penuaan pada
seseorang di pengaruhi oleh beberapa bagian seperti biologis, psikologi , social , fungsional
alami cukup kompleks seiring dengan perubahan-perubahan yang dialami secara biologis
ataupun psikososial. Penyakit dapat berupa gangguan pada aspek biologis ,emosional,
spiritual , dan social. Bertambahnya usia kerap kali diidentikkan dengan kelemahan ,
masalah, dan penyakit , walaupun tidak bisa disalahkan , pernyataan itu terkadang memang
benar adanya . Terlebih bagi orang yang tidak pernah mengalaminya, salah satu masalah
kesehatan pada lansia adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi (Amalia senja,2019:7)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi tekanan darah seseorang
berada di atas angka normal yaitu 120/80 mmHg. Maksud nya , bila tekanan darah
sistoliknya mencapai nilai 120 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan darah diastoliknya
mencapai nilai 80 mmHg atau lebih tinggi. Hipertensi dapat terjadi pada siapapun , baik
lelaki maupun perempuan pada segala umur. Resiko terkena hipertensi ini akan semakin
meningkat pada usia 50 tahun ke atas. Hipertensi dapat menyerang hampir semua golongan
masyarakat di seluruh dunia , jumlah mereka yang menderita hipertensi terus bertambah
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi yang di tandai dengan meningkatnya
tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut mengakibatkan
jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah , hal ini dapat mengganggu aliran darah , merusak pembuluh darah , bahkan
adalah tenaga yang digunakan untuk memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh . dalam
hal ini , jantung akan bekerja terus- menerus untuk memompa darah ke seluruh tubuh,
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi jika
pemeriksaan tekanan darah darah menunjukan hasil di atas 140/ 90 mmHg atau lebih dalam
keadaan istirahat , dengan dua kali pemeriksaan dan selang waktu lima belas menit . dalam
hal ini 140 atau nilai atas menunjukan tekanan sistolik, sedangkan 90 atau nilai bawah nya
menunjukan tekanan darah diastolic. Tekanan sistoloik adalah tekanan darah ketika jantung
berkontraksi atau berdetak memompa darah , sementara itu tekanan diastolic adalah
tekanan darah ketika jantung berelaksasi . Pada saat istirahat , sistolik dikatakan normal jika
berada pada nilai 100-140 mmHg , sedangkan diastolic dikatakan normal jika berada pada
Dari data penelitian terakhir , dikemukakan bahwa terdapat sekitar 50 juta (21,7%)
penyebaran jumlah penderita hipertensi sangat tidak merata. Misalnya saja hasil survey
kesehatan menunjukan bahwa jumlah penderita hipertensi yang sangat rendah terdapat di
Lembah Baliem, Pegunungan Jaya Wijaya , Papua. Di daerah Lembah Beliem ini yang
terkena hipertensi hanya 0,6% , sedangkan daerah yang paling memiliki jumlah penderita
hipertensi paling tinggi terdapat di Talang , Sumatera Barat yaitu 17,8 % . Secara lansung
kita pasti dapat menduga penyebabnya , masyarakat Lembah Baliem hidup dengan kultur
alam yang kuat dengan makanan pokoknya mayoritas ubi dan berbagai hasil bumi lainya ,
tidak terdiagnosa adanya hipertensi ( underdiagnosed condition) , hal ini disebabkan tidak
adanya gejala seperti sakit kepala, tengkuk nyeri, dan lain-lain , itu tidak pasti menunjukkan
penderitanya terkena hipertensi . padahal hipertensi jelas merusak organ tubuh , seperti
jantung (70 % penderita hipertensi akan mengalami kerusakan jantung ) , ginjal , otak, mata
, serta organ tubuh lainnya. Itulah yang menyebabkan hipertensi disebut sebagai pembunuh
yang tidak terlihat atau silent killer , sebagian besar penyebab dari hipertensi (95%) tidak
diketahui dan disebut dengan hipertensi kronis atau hiperetensi primer. Hanya sebagian
kecil (5%) penderita hipertensi yang diketahui penyebabnya yaitu akibat penyakit lain di
tubuh , seperti koartasio aorta , kelainan ginjal dan beberapa penyakit lainnya. Hipertensi
Secara umum , pada masa sekarang ini masih banyak orang yang belum tahu kategori
hipertensi secara tepat. Mereka masih masih menggap bahwa yang disebut terkena
hipertensi bila tekanan darahnya lebih tinggi dari 160/90 mmHg , padahal ini adalah kriteria
yang di keluarkan oleh WHO lebih dari 20 tahun yang lalu . Ada pula anggapan yang lebih
parah lagi yaitu bahwa yang dianggap hipertensi adalah system seratus ditambah jumlah
usia, artinya seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darahnya di atas 100
ditambah usianya, misalnya seseorang berusia 60 tahun , maka tekanan darah 100 + 60 =
160 sistolik , kategori ini masih dianggap normal . Baru dikatakan menderita hipertensi bila
kategori sistoliknya di atas 160 , tentunya ini adalah pandnagan yang tidak benar yang
harus segera diluruskan dan diberitahu kebenarannya. Pada saat ini , nilai atau batasan
hipertensi sudah berubah, seseorang dikatakan memiliki tekanan darah normal bila tekanan
darahnya kurang dari 120/80 mmHg , orang yang sudah menjelang hipertensi atau pre-
hipertensi adalah mereka yang memiliki tekanan darah 120-139/80-99 mmHg. Hipertensi
derajat 2 adalah orang-orang yang memiliki tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg batasan
mengenai tekanan darah tersebut di tetapkan dan dikenal dengan ketetapan JNC VII,
Dari batasan tersebut terlihat bahwa mereka yang mempunyai tekanan darah normal
yaitu bila tekanan darahnya lebih rendah dari 120/80mmHg. Di atas batasan tersebut sudah
termasuk dalam kategori pre-hipertensi dan atau hipertensi, dengan penjelsan ini
diharapkan masyarakat dapat mengetahui secara individu telah masuk dalam kategori
hipertensi atau belum. Setelah mengetahui keadaan tekanan darahnya, diharapkan masing-
masing individu dapat segera melakukan tindakan atau pencegahan dini agar dampak
hipertensi tidak terlanjur lebih berat bagi kesehtannya. (Ari Wulandari 2011:8)
memandangnya , secara umum hipertensi adalah kondisi tekanan darah seseorang yang
berada di atas batas-batas tekanan darah normal. Hipertensi disebut juga pembunuh gelap ,
hipertensi dengan secara tiba-tiba dapat mematikan seseorang tanda diketahui gejalanya
terlebih dahulu, gejala hipertensi sering dikenali sebagai penyakit biasa yang tidak perlu
dikhawatirkan , misalnya saja sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernapas setelah
beraktifitas , mudah lelah , penglihatan kabur , wajah memerah , mimisan, saat malam hari
sering buang air kecil, telinga bordenging, dan dunia terasa berputar (vertigo) , kondisi ini
sering di anggap sebagai gejala penyakit ringan yang tidak perlu di cemaskan. (Ari
Wulandari 2011:18)
Seseorang yang di vonis hipertensi bila tekanan darah nya jauh melebihi batas normal
. batas normal tersebut 120/80 mmHg yang berarti tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan
diastolic nya 80mmHg, hipertensi ada banyak macamnya sesuai dengan kondisi tekanan
darah masing-masing penderitanya. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan oleh dokter
atau petugas kesehatan di laboratorium kesehatan, saat mengukur tekanan darah seharusnya
pasien dianjurkan untuk duduk istirahat selama ± 5 menit agar tidak terjadi kekeliruan
hipertensi menurut Lewis (2000)dibagi menjadi dua cara yaitu non farmakologis dan
farmakologis, terapi non farmakologis merupakan terapi tanpa menggunakan agen obat
dalam proses terapinya , sedangakan terapi farmakologis menggunakan obat atau senyawa
yang dalam kerja dapat menurunkan tekanan darah pasien, pemberian terapi non
farmakologis diantaranya akupresure, terapi jus , pijat, yoga, pengobatn herbal, pernafasan
dan relaksasi dan relaksasi otot progresif. Penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati
dengan desain penelitian one group pretest dan posttest terhadap tekanan darah pada
darah baik sistolik maupun dislotik responden sebelum dan sesudah diberikan terapi PMR.
Menurut Jacob (2010) dalam Erwanto , dkk (2017) terapi relaksasi otot progresif
aktivitas saraf simpatis dengan menurunkan kontraktifitas otot jantung , vasodilator yang
efeknya memperlebar pembuluh darah secara lansung. Relaksasi ini menjadi metode
relaksasi termurah ,tidak ada efek samping mudah dilakukan membuat tubuh dan pikiran
terasa tenang dan rileks. Berdasarkan survey pendahuluan bahwa terapi relaksasi otot
progresif (ROP) pada lansia hipertensi di Jambi pernah dilakukan pada penelitian
sebelumnya namun belum melihat keefektifan terapi ROP dengan terapi farmakologis,
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kefektifan terapi relaksasi otot progresif
Hipertensi yang tidak ditangani dan dirawat dengan baik dapat menimbulkan
ginjal, kerusakan mata , diabeles , penyakit asam urat, demensia dengan tersebut.
kasus dan mengambil kasus karya ilmiah pada “ asuhan keperawatan keluarga pada lansia
yang menderita hipertensi dengan resiko perfusi serebral tidak efektif menggunakan terapi
relaksasi otot progresif di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam pada tahun 2020”.
B. RUMUSAN MASALAH
tekanan darah?
C. Tujuan Penelitian
pada lansia yang menderi hipertensi dengan intervensi terapi relaksasi otot
pada lansia yang menderita hipertensi dengan intervensi terapi relaksasi otot
insomnia dengan intervensi terapi relaksasi otot progresif di wilayah kerja Puskesmas
D. Manfaat Penelitian.
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan asuhan
keperawatan keluarga pada lansia yang menderita hipertensi dengan penurunan curah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai data dasardan informasi untuk perawat
meningkatkan mutu pelayanan pada asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan
penurunan curah jantung yang menderita hipertensi dengan intervensi terapi relaksasi otot
progresif .
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber baca dan memberian sumbangan pikiran
dalam penerapan asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan penurunan curah
jantung yang menderita hipertensi dengan intervensi terapi relaksasi otot progresif .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Progresif
1. Pengertian Hipertensi
darah yang mengangkut darah dari jantung yang memompa darah ke seluruh jaringan dan
organ-organ tubuh. Hipertensi bukan berarti tegangan emosi yang berlebihan walaupun
tegangan emosi dan stress dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara , jadi
sangatlah tidak tepat kalau orang yang sering marah-marah dan mudah emosi pasti dapat
disebut terkena hipertensi. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg, tekanan darah
antara 120/80 mmHg dan 139/80 mmHg disebut pra-hipertensi (pre-hypertension) dan
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg sudah dianggap tinggi dan disebut hipertensi, angka
yang di awal merupakan tekanan darah sistolik yang berhubungan dengan tekanan di dalam
pembuluh darah ketika jantung berkontraksi dan memompa darah maju ke dalam pembuluh
darah yang ada, sedangkan angka selanjutnya adalah tekanan diastolic yang mewakili
tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung dalam kondisi istirahat (relax) setelah
darah, suatu peningkatan dari tekanan darah sistolik dan atau diastolic meningkatkan resiko
dari hipertensi ini sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ, kerusakan pada organ-
organ ini adalah hasil akhir dari hipertensi kronis. Oleh karena itu, diagnose hiperensi
sangat penting sehingga usaha-usaha untuk membuat tekanan darah menjadi normal dan
bahwa kenaikan-kenaikan pada tekanan darah diaslotik adalah suatu factor resiko yang
pada orang-orang yang berumur 50 tahun atau lebih , hipertensi sistolik mewakili suatu