Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMK NEGERI 2 TANJUNG SELOR

STANDAR
OPERASIONAL MANAJEMEN NYERI
PROSEDUR
Pengertian Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan yang
dapat diterima pasien.
Tujuan Sebagai acuan untuk meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat
kenyamanan yang dapat diterima pasien.
Kebijakan  Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala 0 – 10
1. 0 = tidak nyeri
2. 1-3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
3. 4-6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat
mengikuti perintah)
4. 7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, tidak dapat
mendeskripsikan, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas
panjang dan distraksi.
5. 10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul)

 Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala wajah Wong
Baker

1. Nilai 0 nyeri tidak dirasakan oleh anak


2. Nilai 1 nyeri dirasakan sedikit saja
3. Nilai 2 nyeri dirasakan hilang timbul
4. Nilai 3 nyeri yang dirasakan anak lebih banyak
5. Nilai 4 nyeri yang dirasakan anak secara keseluruhan
6. Nilai 5 nyeri sekali dan anak menjadi menangis
Penanganan nyeri dikecualikan pada pasien dengan kondisi nyeri HIS
Prosedur  Lakukan pengkajian skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan
kualitas nyeri.
 Observasi reaksi non verbal
 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
 Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi dan non farmakologi)
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti:
1. Kompres dingin
2. Massage kulit
3. Buli-buli panas
4. Relaksasi seperti lingkungan yang tenang, posisi yang nyaman dan
nafas dalam.
5. Tekhnik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke stimulus lain
seperti menonton televisi, membaca koran, mendengarkan musik
 Berikan analgetik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri


Asesmen ulang nyeri dilakukan pada :
1. Semua pasien dirawat inap dilakukan re-asesmen terhadap nyeri tiap 4 jam
2. 15 – 30 menit setelah dilakukan tindakan keperawatan distraksi/relaksasi
3. 1 jam setelah pasien mendapatkan therapi analgetik oral dan injeksi
analgetik.
Tanggal terbit : Disahkan oleh :
Kepala Sekolah
22 Oktober 2018

FRANSISKA ANDAYANI, S.Pd


NIP.197511102000122001
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 TANJUNG SELOR

STANDAR
OPERASIONAL PEMBERIAN MAKANAN SECARA ORAL
PROSEDUR
Pengertian Pemberian makanan dan minuman pada klien secara langsung melalui
mulut.
Tujuan Untuk pemenuhan kebutuhan pasien.
Kebijakan 1. Pada pasien yang bisa makan sendiri.
2. Pada pasien yang tidak bisa makan sendiri.
Peralatan 1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas dengan penutupnya
5. Mangkok/tempat cuci tangan
6. Pengalas/serbet
7. Pipet jika perlu
8. Pisau jika perlu
9. Obat jika ada
10. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
11. Minuman (air)
12. Meja untuk klien

Prosedur kerja 1. Alat – alat di dekatkan di tempat tidur klien


2. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Cuci tangan
4. Atur posisi pasien
5. Pasang pengalas/ serbet di bawah dagu.
6. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalkan berdoa sebelum
makan)
7. Tanyakan lauk dan pauk apa yang boleh dicampur dengan nasi.
8. Bantu aktivitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan
berikan minuman setelah makan .
9. Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien
10. Jika ada obat lanjutkan pemberian obat
11. Setelah makan, minum dan pemberian obat anjurkan pasien untuk
duduk sejenak sebelum kembali berbaring
12. Rapikan alat dan kembalikan ke tempatnya
13. Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan (catat apa
jumlah/porsi makanan yang dihabiskan)
14. Cuci tangan setelah setelah prosedur dilakukan.
Hal-hal yang 1. Ciptakan lingkungan yang nyaman disekitar pasien/sebelum di
harus hidangkan, makanan di periksa dahulu, apakah sudah sesuai dengan
diperhatikan daftar makanan/diet pasien.
2. Usahakan makanan dihidangkan dalam keadaan hangat kecuali kontra
indikasi
3. Sajikan makanan secukupnya, tidak terlalu banyak tetapi juga tidak
terlalu sedikit.
4. Peralatan makanan dan minuman harus bersih
5. Untuk pasien anak – anak, usahakan menggunakan peralatan yang
menarik perhatiannya.
6. Untuk pasien yang dapat makan sendiri, perhatikan apakah makanan
di makan habis atau tidak.
7. Perhatikan selera dan keluhan pasien pada waktu makan serta
reaksinya setelah makan.

Tanggal terbit : Disahkan oleh :


Kepala Sekolah
22 Oktober 2018

FRANSISKA ANDAYANI, S.Pd


NIP.197511102000122001
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 TANJUNG SELOR

STANDAR
OPERASIONAL PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT
PROSEDUR
Pengertian Tindakan memasukkan cairan, makanan cair/ formula enteral, dan obat-
obatan melalui selang NGT.
Tujuan 1. Memperbaiki/mempertahankan status nutrisi klien
2. Pemberian obat
Kebijakan Pasien yang tidak dapat makan, menelan atau pasien tidak sadar
Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosis atau analisis isi lambung
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), premature dan dismatur
Prinsip 1. Pastikan posisi selang dan adanya residu lambung
2. Hindari mendorong makanan
3. Perhatikan interaksi obat oral dengan makanan, terutama dengan susu
Peralatan 1. Cairan makanan dan air minum
2. Gelas ukur dan corong atau spuit 100 cc
3. Pengalas
4. Klem
5. Sarung tangan karet bersih
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
3. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy
b. Atur posisi klien semifowler atau fowler, jika kontra indikasi berikan
posisi miring kanan
c. Pasang pengalas di dada klien
d. Siapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan
e. Pakai sarung tangan
f. Cek posisi dan kepatenan selang NGT serta residu lambung. Jika
residu 50 – 100 cc tunda pemberian sampai 1 jam. Jika setelah 1 jam
jumlah residu masih tetap, lapor dokter.
g. Dengan tangan yang tidak dominan, klem selang NGT dan tinggikan
selang 45 cm dari dada klien.
h. Alirkan makanan perlahan-lahan tanpa mendorong. Jangan
membiarkan udara masuk ke dalam selang. Bila makanan sudah
selesai, bilas selang dengan cairan.
i. Tutup ujung selang.
j. Biarkan klien pada posisi semifowler selama 30 menit setelah
pemberian makanan
k. Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Tanggal terbit : Disahkan oleh :


Kepala Sekolah
22 Oktober 2018

FRANSISKA ANDAYANI, S.Pd


NIP.197511102000122001
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 TANJUNG SELOR

STANDAR
OPERASIONAL RANGE OF MOTION (ROM)
PROSEDUR
Pengertian Segenap gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi
yang bersangkutan.
Tujuan 1. Untuk memelihara fungsi dan mencegah kemunduran.
2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan sendi.
3. Untuk merangsang sirkulasi darah.
4. Untuk mencegah kelainan bentuk (deformitas).
5. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot
Peralatan 1. Handuk kecil
2. Lotion/ baby oil
3. Minyak penghangat bila perlu (misal: minyak telon)
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
3. Tahap Kerja
a. Fleksi Bahu
1) Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien, kemudian
tangan kanan memegang tangan pasien.
2) Angkat tangan ke atas dari sisi tubuh.
3) Gerakan tangan perlahan-lahan, lemah lembut ke arah kepala
sejauh mungkin.
4) Letakkan tangan di bawah kepala dan tahan untuk mencegah
dorongan fleksi, tekuk tangan dan siku.
5) Angkat kembali lengan ke atas kembali ke posisi semula.
6) Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.
b. Abduksi dan Adduksi Bahu
1) Tempatkan tangan kiri perawat di atas siku pasien, tangan kanan
memegang tangan pasien.
2) Pertahankan posisi tersebut, kemudian gerakkan lengan sejauh
mungkin dari tubuh dalam keadaan lurus.
3) Tekuk dan gerakkan lengan segera perlahan ke atas kepala sejauh
mungkin.
4) Kembalikan pada posisi semula.
5) Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.
c. Rotasi Interna dan Eksterna Bahu
1) Tempatkan lengan pasien pada titik jauh dari tubuh, bengkokkan
siku. Pegang lengan atas, tempatkan pada bantal.
2) Angkat lengan dan tangan.
3) Gerakkan lengan ke bawah dan tangan secara perlahanl-lahan ke
belakang sejauh mungkin.
4) Kembalikan lengan pada posisi semula.
5) Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
d. Penyilangan Adduksi Bahu
1) Tempatkan tangan kiri perawat di bawah siku dan tangan lain
memegang tangan pasien.
2) Angkat lengan pasien.
3) Posisi lengan setinggi bahu, gerakkan tangan menyilang kepala
sejauh mungkin.
4) Kembalikan lengan pada posisi semula.
5) Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
e. Supinasi dan Pronasi Lengan
1) Permulaan posisi: pegang tangan pasien dengan kedua tangan,
posisi telunjuk pada telapak tangan, kedua ibu jari di punggung
tangan.
2) Tekuk telapak tangan pasien menghadap wajah pasien.
3) Kemudian tekukkan telapak tangan bagian punggung ke muka
pasien.
4) Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
f. Ekstensi dan Fleksi Pergelangan Tangan dan Jari
1) Pegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan pasien dan
tangan pasien bergengaman dengan tangan perawat.
2) Tekuk punggung tangan ke belakang sambil mempertahankan
posisi jari lurus.
3) Luruskan tangan.
4) Tekuk tangan ke depan sambil jari-jari menutup membuat
genggaman, kemudian buka tangan.
5) Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
g. Fleksi dan Ekstensi Ibu Jari
1) Pegang tangan pasien, tekuk ibu jari ke dalam telapak tangan
pasien.
2) Dorong ibu jari ke belakang pada titik terjauh dari telapak tangan
pasien. Ulangi lebih kurang 3 kali.
3) Gerakan ibu jari pasien memutar/sirkulasi pada satu lingkaran.
h. Fleksi dan Ekstensi Panggul dan Lutut
1) Tempatkan salah satu tangan perawat dibawah lutut pasien,
tangan lain di atas tumit dan menahan kaki pasien.
2) Angkat tungkai kaki dan tekukan pada lutut, gerakan tungkai
kebelakang sejauh mungkin.
3) Luruskan lutut di atas permukaan kaki, kembalikan pada posisi
semula.
4) Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
i. Rotasi Interna dan Eksterna Panggul
1) Tempat satu tangan perawat di bawah lutut pasien, tangan lain di
atas tumit kaki pasien.
2) Angkat tungkai dan tekuk membuat sudut yang besar di atas lutut.
3) Pegang lutut dan kaki pasien mendorong ke hadapan perawat.
4) Gerakkan kaki ke posisi semula.
5) Dorong kaki sejauh mungkin dari perawat, gerakkan ke posisi
semula.
6) Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.
j. Abduksi dan Adduksi Panggul
1) Tempatkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien, letakkan
tangan lain di bawah tumit.
2) Pegang tungkai dalam keadaan lurus, kemudian angkat ke atas
setinggi 5 cm dari kasur.
3) Tarik kaki kearah luar, ke hadapan perawat.
4) Dorong tungkai ke belakang dan kembalikan ke posisi semula.
5) Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
k. Dorso dan Plantar Fleksi Pergelangan Kaki
1) Pegang tumit pasien dengan tangan perawat, biarkan istirahat
pada tangan perawat.
2) Tekan lengan perawat pada telapak kaki, gerakkan menghadap
tungkai.
3) Pindahkan tangan perawat pada posisi semula.
4) Pindahkan tangan ke ujung kaki dan bagian bawah kaki, dorong
kaki ke bawah pada titik maksimal secara bersamaan, kemudian
dorong kembali ke atas pada tumit.
5) Ulangi latihan berikut lebih kurang 3 kali.
i. Eversi dan Inversi Kaki
1) Putar kaki satu persatu ke arah luar.
2) Kemudian kembali ke arah dalam.
3) Ulangi latihan lebih kurang 3 kali.
j. Ekstensi dan Fleksi Jari-jari Kaki
1) Mulai dengan menarik ujung jari kaki ke atas.
2) Ujung-ujung jari kaki di dorong ke bawah.
3) Ulang latihan lebih kurang 3 kali.
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Tanggal terbit : Disahkan oleh :


Kepala Sekolah
22 Oktober 2018

FRANSISKA ANDAYANI, S.Pd


NIP.197511102000122001
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 TANJUNG SELOR

STANDAR
OPERASIONAL TERAPI OKSIGEN MELALUI NASAL KANULE
PROSEDUR DAN MASKER

Pengertian Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanul
digunakan untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO2) rendah (bila 24%
berikan 1 liter/menit, bila 28% berikan 2 liter/menit, dan bila 35-40%
mendapat 4-6 liter/menit). Face mask digunakan untuk memberikan
oksigen dengan konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-60%) pada 5-8
liter/menit
Tujuan 1. Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen
2. Mencegah atau mengatasi hipoksia
Kebijakan Pasien dengan gangguan oksigenasi
Prinsip 1. Jauhkan sumber oksigen dari api atau rokok
2. Jaga humidikasi/ kelembabanoksigen
3. Cegah terjadinya keracunan oksigen
Peralatan 1. Nasal kanul/ masker oksigen
2. Selang oksigen
3. Sumber oksigen dengan flowmeter
4. Cairan steril
5. Humidifier
6. Bengkok, plester, kassa pembersih
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
3. Tahap Kerja
a. Siapkan alat sesuai kebutuhan prosedur dan dekatkan kesamping
tempat tidur klien
b. Kaji fungsi pernafasan klien, adanya tanda hipoksia, dan hasil analisis
gas darahn klien
c. Kaji kondisi mulut dan hidung klien (bila kotor, bersihkan)
d. Pastikan tabung humidifier terisi cairan secara adekuat
e. Sambungkan nasal kanul/masker ke selang oksigen dan kesumber
oksigen yang sudah dihumidifikasi
f. Berikan oksigen sesuai dengan program terapi
g. Pastikan oksigen mengalir dengan baik ke klien
h. Beri fiksasi pada kanula
i. Cek kanul/face mask, humidifier, & sumber oksigen tiap 8 jam
j. Pertahankan level air pada botol humidifier setiap waktu

4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Tanggal terbit : Disahkan oleh :


Kepala Sekolah
22 Oktober 2018

FRANSISKA ANDAYANI, S.Pd


NIP.197511102000122001
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 TANJUNG SELOR

STANDAR
OPERASIONAL PERAWATAN LUKA
PROSEDUR
Pengertian Perawatan luka adalah tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan proses
penyembuhan jaringan agar tidak terjadi infeksi.
Tujuan 1. Membantu hemostatis
2. Melindungi luka dari trauma mekanik
3. Mengabsorbsi drainase
4. Mengimobilisasian luka
5. Memberikan rasa aman bagi fisik dan mental klien
6. Menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme
7. Memberikan lingkungan yang fisiologis yang sesuai untuk penyembuhan luka.
Peralatan 1. Set steril : Bak instrument besar berisi :
a. Pinset anatomis 2 buah
b. Pinset sirugis 1 buah
c. Gunting jaringan 1 buah
d. Kom 2 buah
e. Kassa streil sesuai kebutuhan
f. Lidi cotton steril
2. Cairan pencuci luka ; seperti NaCl 0,9%
3. Topikal terapi: kassa tule, hidrogel, salp antibiotic, dll
4. Sarung tangan bersih 1 buah
5. Sarung tangan steril 1 buah
6. Korentang dan tempatnya 1 buah
7. Pinset anatomis bersih 1 buah
8. Gunting plester
9. Plester/verban (seuai kebutuhan)
10.Perlak
11.Bengkok berisi cairan desinfektan
12.Bengkok kosong untuk sampah
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan 6 langkah
b. Jaga privasi pasien/tutup sampiran
c. Pakai sarung tangan bersih
d. Atur posisi pasien sesuai dengan posisi luka
e. Pasang perlak pengalas dibawah luka, dekatkan bengkok atau tempat
kotoran
f. Buka set ganti balutan dengan memperhatikan sterilitas alat dan
siapkan hal-hal yang diperlukan saat perawatan luka
g. Buka balutan luka dengan pinset anatomis bersih dan lidi kapas yang
telah diberi alcohol. Melepas ujungnya dan menarik searah tumbuhnya
rambut. Atau lepaskan verban dengan menggunting.
h. Buka balutan luar luka, kemudian bersihkan bekas plester disekitar
luka (jika ada) dengan menggunakan alcohol/aceton.
i. Lepaskan sarung tangan dan pinset anatomis letakkan pada bengkok
berisi cairan desinfektan.
j. Pakai sarung tangan steril.
k. Buka balutan lapisan dalam (jika lengket basahi dengan cairan
fisiologis)
l. Kaji kondisi luka : Lokasi, ukuran, stadium luka, warna dasar luka,
nyeri dan kondisi luka.
m. Cuci luka dengan cairan fisiologis atau sesuai kondisi luka.
n. Besihkan luka sesuai dengan kondisi luka, dari daerah bersih ke kotor.
Hindari merusak jaringan granulasi
o. Pertahankan tehnik steril, hindari bercampurnya alat steril dengan non
steril.
p. Keringkan luka dengan kasa kering. Berikan topical terapi sesuai
dengan kondisi luka/program pengobatan.
q. Balut luka dengan balutan yang sesuai dengan kondisi luka. Tutup
luka.
r. Cuci tangan 6 langkah
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan alat dan klien
b. Evaluasi setelah perawatan luka
c. Kontrak tindak lanjut
d. Salam
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Tanggal terbit : Disahkan oleh :


Kepala Sekolah
22 Oktober 2018

FRANSISKA ANDAYANI, S.Pd


NIP.197511102000122001
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 TANJUNG SELOR

STANDAR
OPERASIONAL KOMPRES HANGAT BASAH DAN
PROSEDUR KOMPRES HANGAT KERING

Pengertian 1. Kompres hangat basah adalah suatu prosedur menggunakan kain /


handuk yang telah di kompres-hangat celupkan pada air hangat, yang
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu.
2. Kompres hangat kering adalah suatu metode dalam penggunaan suhu
hangat setempat yang dapat meninbulkan efek fisiologis. Kompres
hangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasikan otot
– otot yang tegang.
Tujuan 1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat,nyaman dan tenang pada klien
5. Memperlancar pengeluaran eksudat
6. Merangsang peristaltik usus
7. Mengurangi peradangan : radang sendi dan spasmus otot
8. Meningkatan aktivitas sel.
Peralatan dan 1. Kompres Hangat Basah
Bahan a. Baskom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)
b. Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran
yang sesuai
c. Kasa perban atau kain segitiga
d. Pengalas
e. Sarung tangan bersih di tempatnya
f. Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
g. Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
h. Pinset anatomi 2 buah
i. Korentang

2. Kompres Hangat Kering


a. Buli-buli panas dan sarungnya
b. Termos berisi air panas
c. Termomerter air panas
d. Lap kerja
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

3. Tahap Kerja
a. Kompres Hangat Basah
1) Dekatkan alat-alat ke dekat pasien
2) Perhatikan privacy klien
3) Cuci tangan
4) Atur posisi klien yang nyaman
5) Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
6) Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban.
Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong
7) Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu
masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.
8) Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada
area yang akan dikompres
9) Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu
ditutup/dilapisi dengan kasa kering. Selanjutnya dibalut dengan
kasa perban atau kain segitiga
10) Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program
dengan anti balutan kompres tiap 5 menitLepaskan sarung tangan
11) Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
12) Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
13) Cuci tangan

b. Kompres Hangat Kering


1) Persiapan alat
2) Cuci tangan
3) Lakukan pemasangan telebih dahulu pada buli-buli panas dengan
cara : mengisi buli-buli dengan air panas, kencangkan penutupnya
kemudian membalik posisi buli-buli berulang-ulang, lalu
kosongkan isinya. Siapkan dan ukur air yang di inginkan (50-60ºc)
4) Isi buli-buli dengan air panas sebanyak kurang lebih setengah
bagian dari buli-buli tesebut. Lalu keluarkan udaranya dengan cara :
5) Letakkan atau tidurkan buli-buli di atas meja atau tempat datar.
6) Bagian atas buli-buli di lipat sampai kelihatan permukaan air di
leher buli-buli.
7) Kemudian penutup buli-buli di tutup dengan rapat/benar.
8) Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkn dengan lap
kerja dan masukkan ke dalam sarung buli-buli.
9) Bawa buli-buli tersebut ke dekat klien.
10) Letakkan atau pasang buli-buli pada area yang memerlukan
11) Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetaui kelainan yang
timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, seperti
kemerahan, ketidak nyamanan, kebocoran, dsb.
12) Ganti buli-buli panas setelah 30 menit di pasang dengn air anas
lagi, sesuai yang di kehendaki.
13) Bereskan alat alat bila sudah selesai.
14) Cuci tangan
15) Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan alat dan klien
b. Evaluasi setelah diberi kompres hangat
c. Kontrak tindak lanjut
d. Salam
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Tanggal terbit : Disahkan oleh :


Kepala Sekolah
22 Oktober 2018

FRANSISKA ANDAYANI, S.Pd


NIP.197511102000122001
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 2 TANJUNG SELOR

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR KOMPRES DINGIN

Pengertian Kompres yang digunakan untuk menurunkan rasa nyeri dengan pemberian
rangsangan pada kulit. Sehingga menyebabkan pelepasan endorphin,
sehingga memblok tranmisi stimulus sensori.
Tujuan 1. Mencegah peradangan meluas
2. Mengurangi kongesti
3. Mengurangi perdarahan setempat
4. Mengurangi rasa nyeri pada daerah setempat
Peralatan dan 1. Kom sedang berisi air biasa/es
Bahan 2. Perlak pengalas
3. Waslap/kain kasa beberapa lembar
4. Selimut (bila perlu)
5. Sampiran (bila perlu)
6. Baki serta alasnya
Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Melakukan verifikasi/identivikasi kebutuhan pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam, memperkenalkan diri dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
3. Tahap Kerja
a. Mendekatkan alat-alat ke klien
b. Memasang sampiran
c. Mengatur posisi klien dengan posisi senyaman mungkin
d. Memakai sarung tangan
e. Memasang alas pada area yang akan dikompres
f. Memasukkan beberapa waslap/kan kasa ke dalam air biasa/air es lalu
diperas sampai lembab
g. Meletakkan waslap/kan kasa tersebut pada area yang akan dikompres
h. Mengganti waslap/kain kasa dengan waslap/kain kasa yang sudah
terendam dalam air biasa atau air es.
i. Observasi reaksi yang timbul pada klien
j. Angkat waslap/kain kasa bila sudah selesai/tidak dibutuhkan lagi.
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan alat dan klien
b. Evaluasi setelah diberi kompres dingin
c. Cuci tangan
d. Kontrak tindak lanjut
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Tanggal terbit : Disahkan oleh :


Kepala Sekolah
22 Oktober 2018

FRANSISKA ANDAYANI, S.Pd


NIP.197511102000122001

Anda mungkin juga menyukai