Pengampu : Ni Luh Putu Suariyani, SKM., MHlth&IntDev
Tujuan : Mengkaji gender dan intervensi kesehatan dalam masyarakat yang Pembelajaran mengutamakan kesetaraan dan kemitrasejajaran Abstrak : Meyakinkan masyarakat untuk merubah perilaku yang bias gender membutuhkan kiat dan strategi intervensi. Untuk itu isyu-isyu gender yang memihak pada kesehatan reproduksi ketika diintervensi haruslah tepat sasaran dan dapat dievaluasi. Topik : Kesetaraan gender dan kemitrasejajaran (Gender equity and equality) dalam kesehatan masyarakat Hak2 gender (pendidikan, pekerjaan, hukum, kesehatan, sosial). Hak perempuan dalam kesehatan dan hubungan sex. Kekerasan terhadap perempuan Bahan Kuliah : Sebelum mengikuti sesi ini, mahasiswa diharapkan telah membaca Keberpihakan RUU dan KUHP Terhadap Permasalahan yang berkaitan dengan gender Baca artikel mengenai keberpihakan RUU dan KUHP terhadap permasalahan gender yang ... permasalahan reproduksi perempuan sesungguhnya ada di RUU Kesehatan no 23. International Journal for Equity in Health http://www.equityhealthj.com/content/4/1/11
Strategi : Kuliah/tatap muka : Sesuai dengan topik tatap muka
Pembelajaran Diskusi Kelompok : Dibagi sesuai minat pebelajar
Rencana Evaluasi : Evaluasi Proses : Partisipasi dalam diskusi
Evaluasi Hasil : 5 Baris kalimat dalam 1 kerangka “KESETARAAN GENDER” Ringkasan : Perspektif gender diadopsi dalam semua proses perumusan dan pelaksanaan perkuliahan kebijakan dan pemberian pelayanan terutama dalam kesehatan seksual dan reproduksi termasuk keluarga berencana. Strategi yang diterapkan dalam melakukan penilaian program dan evaluasi dengan melihat penerapan norma-norma gender yang menimbulkan ketidaksetaraan gender yang menciptakan hambatan untuk pria dan wanita dalam meningkatkan kesehatan. Kebijakan dan praktik kesehatan yang baik mengintegrasi pertimbangan gender dalam semua aspek. Gender equity merupakan proses bersikap adil kepada perempuan dan laki-laki termasuk dalam menggunakan kompensasi kerugian secara historis dan social. Sedangkan gender equality adalah kondisi dimana negara memberikan perempuan dan laki-laki kesempatan yang sama berdaasarkan hak asasi manusia yang dihargai secara social. Hal ini mengajarkan bahwa factor-faktor yang menimbulkan dan mempertahankan penyakit dan cacat merupakan factor yang mungkin kita tidak sadari tanpa prospektif gender. Gender blindness akan mengarahkan individu maupun organisasi untuk mengabaikan realitas gender sebagai penentu utama ketimpangan terutama di bidang kesehatan. Mengedepankan gender dalam hal ini adalah bergerak kea rah posisi kesetaraan, semua kebijakan harus dirancang untuk mempromosikan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki diantara perempuan itu sendiri