Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel merupakan inti struktural dan fungsional pada makhluk hidup. Bentu sel ada
yang pipih, memanjang, sangat panjang dan bikonkaf. Sedangkan ukuran dari sel umumnya
mikroskopis. Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel
terspesialisasi yang bekerjasama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meiputi berbagai
organel dan penyusun-penyusun lainnya seperti dinding sel, sitoplasma, membrane plasma,
reticulum endoplasma badan golgi, vakuola, peroksisom, glioksisom, rangka sel, ribosom,
mitokondria, plastid dan nucleus. Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang
berbeda.
B. Rumusan Masalah
- Apa sajakah yang termasuk dalam komponen Protoplasma?
- Apa sajakah yang termasuk dalam komponen Non Protoplasma?

C. Manfaat Penulisan
- Agar dapat mengetahui komponen dalam Protoplasma
- Agar dapat mengetahui komponen dalam Non Protolasma
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROTOPLASMA
1. Nukleus
Nukleus atau inti sel adalah satu bagian sel di antara beberapa bagian penyusun seluruh
bangunan sel. Nukleus atau Inti sel merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai pusat
perintah atau pengendali aktivitas sel karena adanya benang-benang kromosom di dalam
nukleus. Pada umumnya, sel-sel memiliki satu nukleus inti. Namun, sesuai dengan fungsinya,
ada juga sel yang memiliki dua atau lebih inti. Nukleus adalah bagian sel yang ukurannya
lebih besar dibandingkan dengan organel sel pada umumnya, yaitu berukuran antara 10 - 20
nm. Letak nukleus kadang di tengah atau di bagian tepi, berbentuk bulat atau lonjong
menyerupai cakram. Nukleus dibatasi olehmembran inti (selaput inti) yang mengontrol
sesuatu yang bisa masuk dan keluar nukleus. Nukleus diperlukan untuk mengontrol reaksi-
reaksi kimia, pertumbuhan, pembelahan sel. Nukleus juga bertugas untuk membawa perintah
sintesis di inti DNA karena didalamnya mengandung sandi DNA (DNA code) untuk
menentukan urutan asam amino protein.

Bagian-Bagian Nukleus
Dari gambar nukleus sel di atas, bisa kita lihat bahwa di dalam nukleus terdapat bagian-
bagian penyusun yang penjelasannya seperti berikut ini:
- Nukleolus (anak inti) yang berfungsi menyintesis berbagai macam molekul RNA (asam
ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom.
- Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun atas protein. Butiran kromatin
terdapat pada nukleoplasma, tampak jelas pada saat sel membelah. Pada saat membelah,
butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom.
Kromosom mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan
informasi genetik melalui sintesis protein.
 Fungsi Nukleus
Seperti yang kami uraikan di atas, nukleus memegang fungsi yang sangat penting dalam sel.
Mengenai fungsi nukleus sel, dapat kita rangkum menjadi:
- Nukleus berfungsi sebagai pengendali seluruh kegiatan sel
- Nukleus berfungsi untuk mengatur pembelahan sel
- Nukleus berfungsi sebagai pembawa informasi genetik (DNA) yang akan mewariskan
sifat-sifatnya melalui pembelahan sel.

2. Mitokondria
Mitokondria adalah bagian dari badan energi sel yang mana di dalamnya berisi protein dan
berfungsi untuk mengubah energi menjadi ATP. Mitokondria ini juga bisa dibilang sebagai
sebuah sel tunggal yang berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi pada makhluk hidup
baik manusia, tumbuhan dan juga hewan. Bagian dari sel ini juga tersusun dari struktur-
struktur tertentu seperti.

Struktur dan Fungsi Mitokondria :


1. Membran Luar
Seperti namanya, struktur ini berada di bagian paling luar dari sel tunggal ini.
Pada bagian membran luar ini banyak mengandung enzim-enzim tertentu yang nantinya
sangat berperan dalam membantu proses biosintesis makhluk hidup.
2. Membran Dalam
Struktur mitokondria satu ini memiliki bentuk yang berkerut, dan punya banyak
lipatan di dalamnya. Lipatan-lipatan mitokondria ini juga memiliki fungsi khusus yaitu
untuk membantu dalam pembuatan energi.
3. Ruang Antar Membran
Struktur penyusun mitokondria selanjutnya adalah ruang antar membran. Bagian
ini berada diantara membran dalam dan membran luar. Fungsinya adalah sebagai tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting untuk sel. Di dalam bagian yang juga dikenal
dengan nama matriks ini terdapat bagian-bagian yang penting seperti materi genetik
(DNA), ribosom dan ion-ion penting lainnya.
Sama seperti bagian lain dari tubuh, sel tunggal ini juga memiliki fungsi khusus.
Fungsi mitokondria ini tergolong sangat penting, karena jika dilihat dari strukturnya, di
dalamnya terdapat bagian yang sangat penting yaitu DNA dan ribosom yang merupakan
materi genetik bagi makhluk hidup. Berdasarkan pengertian mitokondria seperti yang
dijelaskan di atas, sebagai sebuah bagian di dalam sel, mitokondria ini memiliki fungsi
tertentu. Sel tunggal ini memiliki fungsi yang banyak dan berperan penting di dalam
tubuh makhluk hidup. Fungsi mitokondria yang utama adalah sebagai pabrik yang
memproduksi energi sel dalam bentuk ATP. Sel tunggal ini juga berperan penting untuk
mematikan sel-sel tertentu dalam tubuh yang tidak dibutuhkan. Proses ini secara alamiah
sudah diprogram oleh tubuh. Jadi ketika ada sel-sel yang tidak dibutuhkan seperti sel
yang mengandung racun atau penyakit akan secara otomatis dimatikan oleh mitokondria
ini.Beberapa diantaranya, mitokondria berfungsi dalam sistem metabolisme di dalam
tubuh, baik untuk menghasilkan energi yang digunakan dalam metabolisme serta
mengelola setiap aktivitas metabolisme di dalam sel.

3. Plastida
Plastida adalah organel (benda di dalam sel) sel tumbuhan yang bersifat hidup. Plastida
umum terdapat pada sel-sel tumbuhan yang masih muda. Letaknya di dalam sitoplasma di
luar inti sel (nukleus).Plastida adalah organel sitoplasma yang tersebar pada sel tumbuhan
dan terlihat jelas di bawah mikroskop sederhana. Plastida sangat bervariasi ukuran dan
bentuknya, pada sel-sel tumbuhan berbunga biasanya berbentuk piringan kecil bikonveks.
Fungsi plastida adalah sebagai berikut: Fotosintesis. Fungsi plastida ini dilakukan oleh
kloroplas sebagai unit yang mengandung banyak pigmen klorofil untuk melakukan
fotosintesis. Perubahan warna. Fungsi plastida ini sangat erat pengaruhnya dalam proses
penyerbukan dan penyebaran biji pada tumbuhan. Dengan terjadinya perubahan warna,
organisme seperti serangga akan berminat untuk melakukan penyerbukan. Oleh karena itu
banyak juga ditemukan plastida jenis kromoplas pada bunga. Meningkatkan penyimpanan
cadangan makanan. Fungsi plastida ini diperankan oleh kromoplas dan leukoplas. Perubahan
kloroplas menjadi kromoplas mengakibatkan peningkatan kemampuan jaringan dan sel
dalam menyerap bahan bahan yang larut dalam air seperti karbohidrat. Penyimpanan
makanan. Fungsi plastida ini diperankan oleh kromoplas dalam jumlah sedikit dan leukoplas
seperti amiloplas untuk penyimpanan amilum, elaioplas untuk lipid atau lemak dan
proteinoplas untuk protein. Produksi asam amino dan protein. Fungsi plastida ini dilakukan
oleh leukoplas. Tempat terjadinya reaksi terang yang penting dalam proses pembentukan
makanan. Fungsi ini tentu saja terjadi utamanya di kloroplas.
 Leukoplas
Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna, umumnya terdapat pada tempat yang tidak
terkena sinar, misalnya organ penyimpan makanan cadangan seperti biji dan umbi., terdiri
atas:
- Amiloplas, berfungsi untuk menyimpan amilum.
- Elaioplas (lipidoplas), berfungsi untuk menyimpan lemak/minyak.
- Proteoplas, berfungsi untuk menyimpan protein.
 Elaioplas
Elaioplas : berfungsi menyimpan lemak
 Kromoplas
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen nonfotosintetik (merah dan oranye
atau kuning). Kromoplas banyak terdapat pada mahkota bunga. Pigmen yang terkandung
dalam kromoplas sebagai berikut.
- Karoten mengakibatkan warna kuning, misalnya pada wortel.
- Xantofil mengakibatkan warna kuning kecokelatan, misalnya pada daun tua.
- Fikosianin mengakibatkan warna biru, misalnya pada ganggang biru.

 Kloroplas
Kloroplas yaitu plastida yang mengandung pigmen hijau disebut klorofil, karotenoid,
dan pigmen fotosintetik lainnya. Kloroplas hanya dijumpai pada sel autotrof yang
eukariotik. Kloroplas dimiliki oleh sel-sel yang berklorofil misalnya Algae, lumut,
tumbuhan paku, dan tumbuhan bunga. Kloroplas mempunyai bentuk beraneka ragam,
tetapi pada umumnya berbentuk bulat atau lonjong (oval). Kloroplas pada sel tumbuhan
tingkat tinggi mempunyai ukuran sekitar 4–6 Pm. Setiap sel mengandung 20–40
kloroplas permilimeter persegi. Apabila jumlahnya masih kurang mencukupi, kloroplas
dapat membelah diri. Namun, jika jumlahnya berlebihan maka sejumlah kloroplas akan
rusak. Kloroplas tersusun atas membran, yaitu membrane luar dan dalam. Membran luar
mempunyai permukaan rata yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Membran
dalam membungkus cairan kloroplas yang disebut stroma. Membran dalam kloroplas
melipat ke arah dalam dan membentuk lembaran-lembaran yang disebut tilakoid. Pada
tempat-tempat tertentu, tilakoid bertumpuk-tumpuk membentuk badan seperti tumpukan
uang logam yang disebut grana. Pada umumnya sebuah kloroplas mengandung 40–60
grana. Di dalam tilakoid terdapat kumpulan partikel yang disebut kuantosom. Di
kuantosom inilah terdapat klorofil yang berfungsi dalam proses fotosintesis.

4. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma merupakan salah satu organel sel dengan bentuk seperti benang
benang yang kemudian bermuara pada nukleus atau inti sel. Retikulum Endoplasma memiliki
struktur yang sama seperti membran sel yaitu terdiri dari dua lapisan lipid. Retikulum
Endoplasma sendiri memiliki ketebalan sekitar 4 nm. Ada berbagai macam zat yang
terkandung pada Retikulum Endoplasma, diantaranya ialah protein, lemak dan berbagai
enzim yang membantu dalam proses metabolisme lemak, detoksifikasi dan juga sintesa
protein.
Struktur Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma terbagi kedalam dua kategori yakni Retikulum Endoplasma halus
dan juga Retikulum Endoplasma kasar. Kedua macam dari Retikulum Endoplasma ini
menyusun suatu sistem membran yang melingkupi suatu ruang. Retikulum Endoplasma kasar
merupakan organel yang berhubungan atau berbatasan dengan membran yang memiliki
susunan seperti kantong pipih yang disebut dengan sisterna. Sisterna sendiri merupakan
bagian dalam dari suatu menbran, sedangkan bagian luar dari suatu membran disebut dengan
sitosolik.

1. Retikulum Endoplasma Halus


Retikulum Endoplasma halus memiliki bentuk seperti labirin yang halus, saling
terhubung dan juga saling berinfiltrasi dalam sitoplasma. Retikulum Endoplasma jenis ini
memiliki fungsi dalam sistem metabolisme yaitu metabolisme karbohidrat, sintesis lipid,
konsentrasi kalsium, dan juga sebagai tempat melekatnya reseptor paa protein yang ada
di membran sel.
Retikulum Endoplasma Halus merupakan jalinam jaringan tubuli tubuli yang
saling berkaitan tanpa adanya Ribosom. Retikulum Endoplasma jenis ini banyak ditemui
pada sel sel yang ada pada organ organ reproduksi diamana sel tersebut memproduksi
hormon steroid seperti hormon testosteron dan juga hormon estrogen.Retikulum
Endoplasma Halus yang terdapat pada beberapa bagian otot juga disebut sebagai
Retikulum sarkoplasma. Retikulum ini menyimpan ion kalsium.

2. Retikulum Endoplasma kasar


Berbeda dengan Retikulum Endoplasma halus, Retikulum jenis ini justru
memiliki bintik bintik yang merupakan Ribosom. Fungsi utama dari Retikulum
Endoplasma ini ialah sebagai tempat síntesis protein. Organel ini memiliki ciri yang
snagat khusus, yakni pada setiap lembaranya terdapat dua membran sel yang menyusun
yang kemudian menjadi satu di bagian tepi. Membran membran ini dibatasi oleh kantong
yang berbentuk sakulus. Bentuk dari sakulus sebenarnya bervariasi, namun pada
Retikulum Endoplasma kasar, sakulus berbentuk dengan lebih terarah, simetris dan juga
paralel antara satu kantong dengan kantong lainnya.Berdasarkan hasil penelitian, semakin
aktif sebuah sel, maka semakin banyak pula jumlah Ribosom dan juga sikulusnya.

3. Retikulum Endoplasma Sarkoplasmik


Retikulum ini merupakan jenis khusus dari Retikulum Endoplasma halus yang
dapat ditemui pada otot licin dan juga otot lurik. Kandungan protein didalamnya menjadi
perbedaan dari Retikulum Endoplasma halus dan Retikulum Endoplasma Sarkoplasmik.
Jika pada Retikulum Endoplasma halus berfungsi untuk mensintesis molekul, maka pada
Retikulum Endoplasma Sarkoplasmik untu memompa dan menyimpan ion kalsium.
Fungsi Retikulum Endoplasma
- Berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium, dan apabila sel mengalami kontraksi
maka kalsium akan dipindahkan ke sitosol
- Merupakan penampung sintesis protein sebelum disalurkan ke kompleks Golgi dan
kemudian dikeluarkan dari dalam sel
- Memodifikasi protein yang telah disintesis oleh Ribosom untu disalurkan pada Golgi
- Mensintesis lemak dan juga kolesterol
- Transportasi molekul serta sel satu dengan sel lainnya
- Membedakan Retikulum Endoplasma kasar dan Retikulum Endoplasma Halus
- Untuk membedakan Retikulum Endoplasma kasar dan Retikulum Endoplasma Halus
caranya dapat dilihat dari penampilannya. Yaitu apabila retikulum memiliki permukaan
yang kasar maka bisa dipastikan itu merupakan Retikulum Endoplasma kasar namun jika
sebaliknya yaitu halus maka bisa dipastikan itu merupakan Retikulum Endoplasma
halus.Selain itu pada Retikulum Endoplasma kasar terdapat seperti cakram yang diatur
dalam baris teratur sedangkan pada Retikulum Endoplasma halus akan terlihat jaring
tubulus yabg saling terhubung.
5. Ribosom
Salah satu bagian yang terdapat dalam struktur dasar suatu sel adalah ribosom. Ribosom
adalah organel yang terdiri dari protein ribosom (riboproteins) dan asam ribonukleat
(ribonucleoproteins). Kata ribosom terbuat dari mengambil ‘Ribo’ dari asam ribonukleat dan
menambahkannya ke ‘soma’, kata latin untuk tubuh. Ribosom terikat oleh membran tetapi
mereka tidak berselaput. Ribosom terdapat dalam sitoplasma dan mempunyai fungsi yang
amat penting dalam suatu sel. Sebuah ribosom adalah organel sel. Ini berfungsi sebagai
mikro-mesin untuk membuat protein. Ribosom terdiri dari protein khusus dan asam nukleat.

Ribosom yang terdapat dalam sitoplasma dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu ribosom
bebas dan juga ribosom terikat. Meskipun berbeda satu sama lain, keduanya memiliki fungsi
yang sama dalam mensintesis protein yang bermanfaat untuk membantu sel dalam
menjalankan aktivitas. Berikut ini pengertian masing-masing kategori ribosom tersebut,
yaitu:

- Ribosom bebas merupakan struktur sel yang tersebar luas pada bagian sitoplasma.
- Ribosom terikat merupakan struktur ribosom yang umumnya menempel pada bagian
retikulum endoplasma atau biasa disebut dengan retikulum endoplasma kasar alias RER.
Struktur Ribosom
- Ribosom memiliki dua komponen utama yang disebut subunit besar dan subunit kecil.
Kedua unit datang bersama-sama ketika ribosom siap untuk membuat protein baru.
Kedua subunit terdiri dari untai RNA dan protein yang beragam. Subunit besar Subunit
besar berisi lokasi di mana ikatan baru yang dibuat saat membuat protein. Hal ini disebut
“60S” dalam sel eukariotik dan “50S” dalam sel prokariotik. Subunit Kecil Subunit kecil
sebenarnya tidak terlalu kecil, hanya sedikit lebih kecil dari subunit besar. Hal ini
bertanggung jawab untuk aliran informasi selama sintesis protein. Hal ini disebut “40S”
dalam sel eukariotik dan “50S” dalam sel prokariotik.Huruf “S” dalam nama subunit
adalah satuan ukuran dan singkatan unit Svedberg. Fungsi ribosom
Ribosom memiliki beberapa fungsi yang sangat penting dan mempunyai peran tersendiri
dalam pembentukan sebuah sel. Fungsi utama dari ribosom tersebut yaitu untuk
memproduksi dan juga mensintesis zat protein yang ada di dalam sel. Di dalam sel,
ribosom berada di dua wilayah sitoplasma. Beberapa ribosom ditemukan tersebar di
sitoplasma (disebut sebagai ribosom bebas), sementara yang lain yang melekat pada
retikulum endoplasma (ribosom terikat). Dengan demikian, permukaan retikulum
endoplasma ketika terikat dengan ribosom disebut retikulum endoplasma kasar (RER).
Kedua ribosom bebas dan ribosom terikat memiliki struktur yang sama dan bertanggung
jawab untuk produksi protein. Berbicara tentang fungsi utama ribosom, mereka
memainkan peran dalam perakitan asam amino untuk membentuk protein tertentu, yang
pada gilirannya sangat penting untuk melaksanakan kegiatan sel. Seperti yang kita tahu
mengenai produksi protein, asam deoksiribonukleat (DNA) pertama menghasilkan RNA
(messenger RNA atau mRNA) oleh proses transkripsi DNA, setelah itu pesan genetik
dari mRNA diterjemahkan menjadi protein selama translasi DNA. Untuk lebih tepat
tentang sintesis protein oleh ribosom, urutan untuk perakitan asam amino selama sintesis
protein yang ditentukan dalam mRNA. mRNA disintesis dalam nukleus kemudian
diangkut ke sitoplasma untuk lebih lanjut melakukan sintesis protein. Dalam sitoplasma,
dua subunit ribosom mengikat sekitar polimer mRNA dan protein disintesis dengan
bantuan RNA transfer (tRNA), sesuai dengan kode genetik. Ini seluruh proses sintesis
protein juga disebut sebagai dogma sentral.Biasanya, protein disintesis oleh ribosom
bebas digunakan dalam sitoplasma itu sendiri, sementara molekul protein yang
diproduksi oleh ribosom terikat diangkut luar sel.

6. Lisosom
Lisosom adalah organel yang banyak ditemukan pada sel-sel hewan. Lisosom merupakan
organel yang berbentuk bulat yang dibatasi oleh sistem membran tunggal. Pada umumnya,
lisosom berdiameter sekitar 1,5 mikron, terletak berdekatan dengan badan Golgi. Dalam sel,
lisosom diproduksi oleh badan Golgi yang penuh dengan protein. Lisosom menghasilkan
beberapa enzim hidrolitik seperti, fosfatase, proteolitik, dan fosfatase. Makanan yang masuk
secara fagositosis ke dalam sel akan dicerna oleh jenis enzim hidrolitik ini. Pada sel yang
berfungsi dalam sekresi, seperti pankreas, leukosit, sel hati, dan sel ginjal, jumlah lisosom
relatif lebih banyak. Lisosom banyak juga ditemukan pada sel darah putih, hal ini terkait
dengan fungsinya dalam menghasilkan zat kekebalan tubuh. Di samping itu, lisosom bersifat
aufagi, autolisis, dan menghancurkan makanan secara eksositosis.
Berdasarkan fungsinya, terdapat dua macam lisosom, yaitu lisosom primer dan lisosom
sekunder. Lisosom primer adalah lisosom yang bertugas untuk memproduksi enzim yang
belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan. Sedangkan, lisosom sekunder adalah
lisosom yang aktif dalam kegiatan pencernaan sel. Berfungsi sebagai autofagosom.

Secara singkat, lisosom memiliki fungsi sebagai berikut:


- Mencerna zat makanan hasil pinositosis dan fagositosis.
- Mencerna makanan cadangan jika kekurangan makanan.
- Autolisis, yakni dalam keadaan fisiologis tertentu, lisosom dapat menghancurkan organel sel
yang rusak.
- Peristiwa ini disebut juga autofagi.
- Menghacurkan benda yang ada di luar sel, misalnya sperma mengeluarkan enzim untuk
menghancurkan dinding sel telur ketika fertilisasi.
- Menetralkan zat yang bersifat karsinogen, yakni zat yang dapat menyebabkan kanker.
7. Sferosom
Beberapa peneliti berpendapat bahwa sferosom dibatasi oleh membran, sedangkan
peneliti lain menganggap bahwa batas membran luar organel ini terdiri selapis molekul lipid
yang dibentuk sebagai tanggapan terhadap sitoplasma sekelilingnya mengandung
air.Sferosom berbentuk bulat dan diselimuti oleh membran unit yang berasal dari ER, berisi
bahan berlemak, dan menjadi pusat sintesis dan penyimpanan lemak (Hasnunidah, 2007).
8. Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah salah satu komponen yang paling penting dari sitoskeleton sel.
Mikrotubulus memiliki diameter 25 nanometer dan panjang yang bervariasi dari 200
nanometer sampai 25 mikrometer.Mikrotubulus berfungsi sebagai komponen struktural
dalam sel dan terlibat dalam banyak proses seluler yang penting bagi kelangsungan hidup sel,
termasuk mitosis, sitokinesis, dan transportasi vesikuler.

Struktur Mikrotubulus
Mikrotubulus hanyalah polimer dari α dan β dimer tubulin. Dalam protofilamen, dimer
tubulin ini berpolimerisasi ujung ke ujung. Protofilamen kemudian membentuk bundel
filamen silinder berongga.Biasanya, protofilamen tersusun dalam helix tidak sempurna,
dimana satu putaran heliks berisi 13 dimer tubulin, yang masing-masing berasal dari
protofilamen berbeda. Sebuah fitur mencolok yang membantu dalam mikrotubulus adalah
fungsi polaritas yang khas.Tubulin yang berpolimerisasi ujung ke ujung dengan subunit α
satu tubulin dimer bersentuhan dengan subunit β dari depan. Oleh karena itu, dalam sebuah
protofilamen, salah satu ujung akan memiliki α subunit, sementara di ujung lain akan ada β
subunit. Ujungnya ini ditunjukan dengan akhir (-) dan (+). Protofilamen bundel dengan cara
paralel satu sama lain, sehingga dalam mikrotubula, ada salah satu ujungnya, yang (+) akhir,
dengan hanya subunit β terkena sedangkan ujung yang lain, (-) akhir, hanya memiliki subunit
α terbuka. The (-) akhir dibatasi, sehingga, meninggalkan hanya (+) akhir dari mana
pemanjangan mikrotubulus dapat terjadi.
 Fungsi Mikrotubulus
Ketika datang ke mitosis, proses ini difasilitasi oleh subkelompok mikrotubulus yang
dikenal sebagai mikrotubulus astral, dimana mikrotubulus yang berasal dari Sentrosom tidak
terhubung ke kinetokor.Mikrotubulus Astral mengembang dalam kerangka aktin dan
berinteraksi dengan korteks sel untuk membantu dalam orientasi spindle selama pembelahan
sel. Mereka diorganisir sekitar sentrosom ke array radial.
Mikrotubulus Astral fungsi bersama-sama dengan motor dynein khusus, yang
berorientasi dengan bagian rantai ringan yang melekat pada membran sel dan bagian dinamis
yang melekat pada mikrotubula. Hal ini memungkinkan untuk dynein kontraksi untuk
menarik Sentrosom menuju membran sel, sehingga membantu dalam sitokinesis pada
tanaman dan hewan.
Mikrotubulus bertindak sebagai sabuk conveyer dalam sel. Mereka membantu untuk
memindahkan vesikel, butiran dan organel mitokondria seperti, dan kromosom melalui
protein lampiran khusus. Vesikel mendapatkan melekat pada mikrotubulus terkait protein
dan bergerak sepanjang sabuk conveyer mikrotubulus.Protein mikrotubulus terkait termasuk
kinesins dan dynein yang bergerak sepanjang mikrotubulus dalam arah yang berlawanan.
Kinesins bergerak vesikel bersama menuju ditambah akhir dan dynein bergerak menuju akhir
dikurangi. Ini adalah bagaimana vesikel dipindahkan dari satu daerah ke daerah lain.Ini
adalah transpor aktif dan karenanya, membutuhkan pemecahan ATP, meskipun belum
diketahui bagaimana energi dari ATP kerusakan diubah menjadi transportasi vectorial.Juga,
itu adalah mikrotubulus yang bergabung dengan protein lain untuk membentuk struktur yang
lebih kompleks yang disebut silia, flagela atau sentriol. Mikrotubulus juga berperan dalam
mempertahankan sitoskeleton, yaitu, struktur dasar sel. Hal ini karena, secara struktural,
mereka adalah polimer linier dari tubulin yang merupakan protein globular hadir dalam
sitoplasma.
9. Badan Golgi
Badan golgi memiliki naman sebutan yang bermacam-macam, yaitu: aparatus golgi,
komplek golgi, dan diktiosom. Badan golgi adalah sebuah organel yang masih
berkaitan/berhubungan dengan fungsi eksresi sel dan struktur yang dapat dilihat dengan
menggunakan alat mikroskop dengan cahaya biasa.
Organel yang terdapat di hampir semua sel eukariotik banyak ditemukan di berbagai
organtubuh yang melaksanakan tugasnya sebagai fungsi ekresi. Setiap sel hewan memiliki
10-20 badan golgi, dan tumbuhan memiliki ratuhan badan golgi. Untuk penemu dari badan
golgi ini berasal dari Italia yang bernama Camillo Golgi seorang ahli histologi dan patologi.
Struktur Badan Golgi

Struktur badan golgi berupa berkas kantung yang berbentuk cakram bercabang yang
memiliki serangkaian pembuluh yang kecil dibagian ujung. Struktuk badan golgi memiliki
hubungan yang sangat erat dengan fungsi dari pengeluaran sel. Selain itu pembulu berfungsi
sebagai pengumpul dan membungkus karbohidrat serta zat/senyawa lain untuk diangkut
kepermukaan sel dan sebagai penyumbang dalam pembentukan dinding sel.
Badan golgi terdiri dari beberapa lapisan yang ditutupi oleh membran dan badan golgi
memiliki bagian sel yang hampir menyerupai Retikulum Endoplasma. Badan golgi memiliki
dua bagian yaitu ci dan trans. Cis bagian yang menerima vesikel-vesikel yang berasal dari
Retikulum endoplasma kasar. Bagian trans merupakan lanjutan dari cis yang akan membantu
membentuk vesikel-vesikel, pemecahan, dan membantu menyiapkan penyaluran kebagian sel
lainnya.
Fungsi Badan Golgi
- Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi, terutamanya bagian sel kelenjar kantung
kecil yang berisi enzim dan bahan-bahan lain.
- Membentuk membran plasma, terutamanya kantung yang akan dilepas akan
menjadi/membentuk bagian dari membran plasma.
- Membentuk dinding sel tumbuhan.
- Tempat terjadinya modifikasi protein.
- Membantu untuk penyeleksi, mensortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel.
- Membantu transpor lipid (lemak).
- Membantu membentuk lisosom.
- Membantu membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim yang digunakan
untuk memecah dinding sel telur.
B. NON-PROTOPLASMA
1. Struktur Vakuola
Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola nonkontraktil
(vakuola makanan). Vakuola kontraktil (disebut juga vakuola berdenyut) berfungsi sebagai
osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Pada makhluk hidup yang mirip
hewan misalnya Protista, terdapat vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut yang menetap
dan seterusnya berada di dalam sel. Vakuola nonkontraktil (disebut juga vakuola makanan)
berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil makanan.
Ada berbagai zat maupun molekul yang mengisi vakuola, diantaranya adalah:
- Berbagai macam gas seperti oksigen dan karbondioksida.
- Asam amino, baik yang merupakan hasil metabolisme maupun sisa metabolisme.
- Garam-garam organik yang disimpan atau dibuang ke luar sel.
- Glikosida.
- Tanin atau zat penyamak.
- Minyak atsiri, zat yang menimbulkan aroma pada tumbuhan seperti roseine pada mawar dan
zingiberine pada jahe.
- Zat-zat alkaloid, seperti kafein yang terdapat pada biji kopi, nikotin dalam daun tembakau,
tein yang ditemukan di kandungan daun teh, teobromin pada biji coklat, solanin yang
terdapat pada umbi kentang, dan sebagainya.
- Berbagai enzim.
- Dan sejumlah butir-butir pati.

2. Fungsi Vakuola
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme
pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat
terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan
turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan
berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem
ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan
berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.
Vakuola juga dapat membantu melindungi tumbuhan terhadap predator dengan
mengandung senyawa yang beracun atau tidak menyenangkan bagi hewan. itu vakuola
memiliki peran amajor dalam sel pertumbuhan ofplant, yang memperbesar sebagai vakuola
mereka menyerap air, memungkinkan sel untuk menjadi lebih besar dengan investasi
minimal dalam sitoplasma baru. Sitosol sering hanya menempati lapisan tipis antara vakuola
pusat dan membran plasma, sehingga rasio permukaan membran plasma untuk Volume
sitosol besar, bahkan untuk sel pabrik besar.
Berikut adalah fungsi Vakuola:
- Memasukkan air melalui tonoplas yang bersifat diferensial permiabel untuk membangun
turgor sel.
- Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa.
- Mampu memfasilitasi proses sirkulasi zat dalam sel.
- Vakuola ada yang berisi pigmen pada daun, bunga, dan buah dalam bentuk larutan, seperti
antosian, termasuk antosianin yang berwarna merah, biru, dan lembayung, juga warna
gading dan kuning. Antosian dapat memberi warna pada bunga, buah, pucuk, dan daun.
Hal ini, berguna untuk menarik serangga, burung, dan hewan lain yang berjasa bagi
penyerbukan atau persebaran biji.
- Tempat penyimpanan minyak atsirik (golongan minyak yang memberikan bau khas
seperti minyak kayu putih).
- Vakuola tumbuhan, kadang-kadang mengandung enzim hidrolitik yang dapat bertindak
sebagai lisosom waktu hidup. Setelah sel mati, tonoplas kehilangan sifat diferensial
permiabelnya sehingga enzim-enzimnya lolos keluar menyebabkan autolisis
(penghancuran diri).
- Mengatur tirgiditas sel (tekanan osmotik sel).
- Menjadi tempat penyimpanan zat makanan terlarut yang sewaktu-waktu dapat digunakan
oleh sitoplasma. Misalnya, sukrosa, gilikogen, dan garam mineral.
- Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti getah karet,
alkaloid, tanin, dan kalsium oksalat.
- Sebagai kelengkapan sel untuk memelihara tekanan osmotik sel.

 Vakuola pada Tumbuhan


Sel-sel tanaman dewasa memiliki satu vakuola besar yang biasanya menempati lebih dari
30% dari volume sel, dan terkadang menempati 80% volume sel pada kondisi tertentu.
Sitoplasma sering berjalan melalui vakuola.
Vakuola dikelilingi oleh membran yang disebut tonoplas (berasal dari kata ton yang
berarti “peregangan” dan plastós yang berarti “dibentuk”). Disebut juga sebagai membran
vakuola. Tonoplas berfungsi sebagai pemisah antara isi vakuola dengan sitoplasma sel.
Sebagai membran, tonoplas juga terlibat dalam mengatur gerakan ion di sekitar sel dan
mengisolasi bahan yang mungkin berbahaya atau mengancam sel.
Transportasi proton dari sitosol vakuola menstabilkan pH sitoplasma, sementara dengan
membuat vakuola interior lebih asam maka nutrisi dapat masuk atau keluar dari vakuola. pH
rendah pada vakuola juga memungkinkan enzim degradatif untuk bekerja. Ukuran vakuola
pada sel yang telah berkembang dan yang masih membangun berbeda. Contohnya adalah
pada sel-sel yang berkembang di meristem memiliki vakuola yang lebih kecil.
Selain sebagai tempat penyimpanan, fungsi utama vakuola adalah untuk menjaga tekanan
ke dinding sel. Protein yang terdapat di tonoplas yang disebut aquaporins mengontrol aliran
air masuk dan keluar dari vakuola melalui transpor aktif. Karena osmosis, air akan menyebar
di vakuola dan akan memberi tekanan pada dinding sel.
2. Zat Ergastik
 Food Products
a. Non-nitrogenous (karbohidrat)
i. Pati
Pati memiliki nama lain yang cukup umum digunakan dan disebut, yaitu amilum. Pati
sendiri masih termasuk di dalam jenis karbohidrat kompleks yang tak dapat larut di
dalam air. Dengan rupa bubuk putih dan tidak berbau, pati mempunyai rasa tawar.
Tumbuhanlah yang menghasilkan pati sebagai bahan utama untuk penyimpanan glukosa
yang berlebih yang dimanfaatkan sebagai produk fotosintesis untuk waktu yang lama.
Selain manusia, hewan pun menganggap pati sebagai sumber tenaga mereka yang sangat
esensial.
Pati atau amilum dibagi menjadi dua jenis, yakni amilopektin dan amilosa di mana
komposisi keduanya tidaklah sama antara satu dengan yang lain. Amilopektin tidaklah
mengeluarkan reaksi, sedangkan amilosa pada tes iodin bisa menghasilkan warna ungu
yang cukup pekat. Amilopektin akan memicu adanya sifat lengket, sedangkan amilosa
justru yang bersifat keras.
Amilopektin. Tersusun dari monomomer a-glukosa atau alfa glukosa, polisakarida
satu ini juga diketahui sebagai molekul raksasa yang cukup mudah dijumpai
dikarenakan menjadi satu dari dua senyawa yang menyusun pati dan bekerja sama
dengan amilosa. Amilopektin berbeda dari amilosa seperti yang sudah dibahas singkat
sebelumnya, apalagi kalau dilihat dari segi ciri fisiknya, walaupun memang keduanya
disusun dari monomer yang sama. Pada amilopektin ada banyak cabang di setiap 20
mata rantai glukosa di mana 1,4-glikosidik diketahui sebagai ikatannya. Sama halnya
seperti amilosa, amilopektin yang tak bisa larut di dalam air ini pembentukannya adalah
dari rantai glukosa yang memiliki keterikatan dengan ikatan 1,6-glikosidik.
Amilosa. Polimer ini adalah polisakarida di mana glukosa adalah monomer penyusun
polimer dan di setiap monomer terkoneksi dengan ikatan 1,6-glikosidik. Polimer ini tak
bercabang dan mirip dengan amilopektin yang berfungsi menjadi bagian penyusun pati.
Amilosa berefek keras bagi tepung atau pati dan biasanya dimanfaatkan oleh manusia
ketika memasak.
Glikogen. Ini juga disebut dengan istilah pati otot yang hewan biasanya pakai untuk
menyimpan tenaga. Strukturnya hampir sama dengan amilopektin, hanya saja bedanya
tingkat kerapatan percabangan glikogen lebih tinggi.
Istilah pati dan amilum memang cukup umum, tapi biasanya orang akan dengan
mudah menganggap pati sebagai tepung dan kanji. Penyusun utama tepung sebenarnya
adalah pati dan tepung yang biasa kita jumpai bukan berarti murni terbuat dari pati saja.
Tepung yang kita gunakan sehari-hari dalam masakan sudah dicampur dengan
pengawet, protein dan unsur lainnya. Contohnya tepung beras, pada tepung ini terdapat
kandungan pati beras, vitamin, protein, dan bahan lainnya yang ada pada butir berasnya.
- Manfaat Pati
Saat bicara soal makanan dan fungsinya, pati memiliki tujuan dan manfaat yang
penting bagi tubuh manusia. Karena masih menjadi bagian atau golongan karbohidrat,
pati dapat dimasukkan ke daftar nutrisi esensial bagi tubuh. Berikut bisa dilirik apa
saja kegunaan dan keuntungan pati bagi manusia.

- Penyedia Energi
Karena masih dalam keluarga karbohidrat, tentu saja manfaat utamanya adalah
menyediakan energi untuk tubuh kita secara baik dan sempurna agar kita dapat
berkegiatan seperti biasanya. Pati akan mendukung pengubahan glukosa menjadi
bentuk energi supaya tubuh tak mudah lemas dan justru selalu aktif dan bersemangat.
Glukosa sendiri merupakan wujud yang karbohidrat gunakan untuk fungsi tubuh kita.
Pada setiap sirkulasi darah manusia, di dalamnya ada glukosa yang beredar secara
teratur menuju ke seluruh organ penting tubuh kita. Sel-sel tubuh kemudian akan
mengambilnya dan memanfaatkan glukosa sebagai sumber bahan bakar dalam
menjalankan fungsi mereka. Seluruh fungsi dari tubuh akan didorong oleh glukosa ini
dan itulah alasan mengapa ini kemudian menjadi sumber energi yang baik khususnya
untuk bagian kesehatan sistem saraf otak.

- Bahan Penyusun Serbuk


Pati juga berfungsi baik menjadi salah satu bahan pada proses penyusunan serbuk
awur, contohnya adalah puyer, atau bisa juga menjadi bahan untuk isi tablet, bahan
penghancur dan bahan pengikat. Pada bidang farmasi, pati memiliki peran yang
meskipun pemanfaatannya kurang maksimal dan terbatas, tapi cukup membantu.
Karena ciri dan sifatnya yang kurang mendukung disebabkan oleh kurang baiknya
daya alir serta tak bersifat mengikat, maka para apoteker pun menggunakannya
sebagai isian tablet obat dengan daya alir yang bagus.

- Pemekat Makanan Cair


Bagi yang berkutat pada bidang masak-memasak tentu sudah sangat familiar
dengan pati atau tepung kanji ini. Pati biasanya diandalkan dalam hal masak-
memasak karena bahan ini sangat ampuh dalam membuat makana cair menjadi lebih
pekat dan kental tergantung dari seberapa banyak kita menambahkannya ke masakan.
Pada umumnya, pati ini ditambahkan ke sup supaya wujudnya lebih kental, seperti
sup asparagus dan sup jagung.

- Sebagai Pendukung Industri


Bila pada masakan, kadar dari pati tidaklah terlalu banyak, namun ketika
berhubungan dengan perekat, maka industri akan menggunakan pati cukup banyak
supaya lebih pekat, kental dan rekat. Untuk membuat lem, pati adalah bahan yang
cukup bagus juga. Selain untuk membuat perekat, ada juga banyak industri yang
memakai pati untuk campuran tekstil maupun kertas, bahkan industri kosmetika pun
tahu bagaimana cara menggunakan bahan pati ini.
- Pengeras Pakaian
Dalam kehidupan rumah tangga, khususnya pekerjaan yang berhubungan dengan
menyetrika pakaian, kanji atau pati bisa juga memainkan perannya dengan baik
sebagai pengeras pakaian. Kita bisa menggunakannya secara sederhana, yakni dengan
menyiapkan larutan kanji dalam bentuk cair yang lalu disemburkan ke atas pakaian
tepat sebelum menyetrikanya. Banyak yang sudah membuktikan juga bahwa ketika
mencuci tekstil (terutama sprei) dengan air campuran pati akan membuat kain
menjadi keras dan diyakini kotoran tidak akan menempel langsung di kainnya alias
tak gampang kotor.

- Sebagai Obat Biang Keringat


Biang keringat pada dasarnya juga bisa diobati secara alami menggunakan pati
atau kanji daripada bedak khusus obat gatal-gatal. Cobalah untuk mengaplikasikan
pati secara merata ke area tubuh yang diserang biang keringat dan diamkan beberapa
waktu. Dipercaya efektif mengatasi biang keringat, tentu pemakaiannya pun harus
teratur supaya hasil maksimal bisa diperoleh.

- Penyerap Kelembaban
Bagi yang sudah punya anak, terutama yang masih bayi, untuk menjaga agar
bagian kelangkang bayi tetap kering dan mengurangi kelembaban yang ada di sana,
pati sangat berguna. Para orang tua bisa mencoba menggunakan serbuk kanji ini
dengan menyapukan lembut ke bagian yang lembab tersebut supaya nantinya tak
menjadi gatal-gatal. Daripada bedak bayi, pati atau kanji ini justru efektivitasnya
lebih tinggi sebab kelembaban akan otomatis terserap olehnya dan permukaan kulit
akan kering dan terjaga dengan baik.

ii. Inulin
inulin adalah suatu jenis karbohidrat yang juga mengandung serat dan tergolong
sebagai prebiotik.Dan juga inulin adalah salah satu jenis fruktan atau karbohidrat fruktosa
yang juga dikenal sebagai gula buah alami yang mempunyai banyak manfaat untuk
menjaga kesehatan saluran pencernaan dan menjaga daya tahan tubuh. Untuk secara
alami, inulin bisa ditemukan dalam berbagai buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti
apel, pisang, asparagus, bawang merah, bawang putih, gandum, dan yang lainnya.
 Manfaat
- Menekan jumlah bakteri jahat dalam usus. Dengan adanya inulin dapat menekan
jumlah bakteri jahat pada usus dan meningkatkan jumlah bakteri baik.
- Mencegah konstipasi atau sembelit. Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa
inulin bersifat bifidogenik, yang akan menjaga pertumbuhan bakteri baik pada usus
besar dan menjaga kesehatan saluran pencernaan sehingga terhindar dari sembelit.
- Membantu menurunkan berat badan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
inulin dapat membantu dalam menurunkan berat badan dengan mengurangi rasa
lapar dan menjadi cepat kenyang.
- Membantu meningkatkan penyerapan kalsium Inulin juga dapat meningkatkan
penyerapan kalsium dan magnesium, dan meningkatkan dan memperbaiki
mineralisasi tulang.
- Membantu menurunkan kolesterol Inulin diketahui dapat mengurangi kadar
kolesterol dari makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menurunkan risiko
terjadinya penyakit komplikasi.
- Menjaga kadar gula darah Inulin berfungsi untuk mengontrol kadar gula pada
penderita diabetes tipe dua yang kadar gulanya sering naik setelah makan.
Penurunan glukosa plasma yang dilakukan inulin tersebut membuat kadar gula
menjadi lebih baik lagi.
- Membantu mencegah kanker usus. Diperkirakan bahwa fermentasi inulin menjadi
butiran kecil yang melindungi sel-sel usus dan mengurangi peradangan usus, serta
mengurangi pertumbuhan sel pra kanker pada usus.

iii. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah matriks polisakarida, seperti arabinoxylan, yang ada bersama
dengan selulosa dalam hampir semua dinding sel tanaman. Hemiselulosa adalah
polisakarida yang terdapat dalam biomassa dari kebanyakan tanaman; sekitar 20% -30%
berat kering tanaman. Hemiselulosa, dikombinasikan dengan selulosa, memberikan
kekuatan fisik dan struktural untuk dinding sel. Selain glukosa, komponen struktural
lainnya di hemiselulosa adalah xilosa, galaktosa, manosa, rhamnose, dan arabinosa.
Hemiselulosa memiliki rantai lebih pendek dari 500 dan 3000 unit gula dengan struktur
bercabang.

iv. Selulosa
Selulosa adalah polisakarida molekul organik dengan rumus molekul (C6H10O5)n.
Selulosa memiliki rantai linear dari beberapa ratus hingga ribuan unit D-glukosa.
Selulosa adalah senyawa polimer alami yang ditemukan dalam banyak bahan-bahan
alami; misalnya, itu adalah komponen struktural dinding sel primer pada tumbuhan hijau.
Selulosa juga dapat ditemukan dalam banyak bentuk spesies alga. Selulosa adalah
polimer organik yang paling umum di Bumi. Banyak senyawa alami yang kaya akan
selulosa; misalnya, kandungan selulosa kayu, serat kapas, dan rami kering masing-
masing sekitar 40-50%, 90%, dan 57%.

v. Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal
sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.

b. Nitrogen
i. Protein
Protein Merupakan Senyawa Organik Komplek Berbobot Molekul Besar Yang
Terdiri Dari Asam Amino Yang Digabungkan Satu Sama Lain Dengan Ikatan
Peptida. Molekul Protein Mengandung Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur
Serta Fosfor. Protein Berperan Penting Dalam Pembentukan Struktur, Fungsi,
Regulasi Sel-Sel Makhluk Hidup Dan Juga Virus. Protein Juga Bekerja Sebagai
Neurotransmiter Serta Pembawa Oksigen Dalam Darah (Hemoglobin). Protein Pun
Berguna Sebagai Sumber Energi Tubuh.

ii. Komponen Amino


Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Dengan kata lain protein
tersusun atas asam-asam amino yang saling berikatan.

Struktur Asam Amino


Suatu asam amino-α terdiri atas:
Atom C α. Disebut α karena bersebelahan dengan gugus karboksil (asam).
Atom H yang terikat pada atom C α.
Gugus karboksil yang terikat pada atom C α.
Gugus amino yang terikat pada atom C α.
Gugus R yang juga terikat pada atom C α.

Macam Asam Amino


Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis gugus R
atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis asam amino
berbeda.
TABEL NAMA-NAMA ASAM AMINO

No Nama Singkatan

1 Alanin (alanine) Ala


2 Arginin (arginine) Arg
3 Asparagin (asparagine) Asn
4 Asam aspartat (aspartic acid) Asp
5 Sistein (cystine) Cys
6 Glutamin (Glutamine) Gln
7 Asam glutamat (glutamic acid) Glu
8 Glisin (Glycine) Gly
9 Histidin (histidine) His
10 Isoleusin (isoleucine) Ile
11 Leusin (leucine) Leu
12 Lisin (Lysine) Lys
13 Metionin (methionine) Met
14 Fenilalanin (phenilalanine) Phe
15 Prolin (proline) Pro
16 Serin (Serine) Ser
17 Treonin (Threonine) Thr
18 Triptofan (Tryptophan) Trp
19 Tirosin (tyrosine) Tyr
20 Valin (valine) Val

iii. Lemak dan Asam Lemak


Lemak adalah senyawa kimia tidak larut air yang disusun oleh unsur Karbon (C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Untuk melarutkan lemak dibutuhkan pelarut khusus
seperti eter, klorofom dan benzen. Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak juga
merupakan sumber energi. Lemak juga termasuk pembangun dasar jaringan tubuh karena
ikut berperan dalam membangun membran sel dan beberapa membran organel sel.
Sedangkan Asam Lemak ialah sumber nutrisi bahan bakar penting untuk hewan karena,
ketika dimetabolisme, meraka menghasilkan ATP pada jumlah yang banyak. Banyak
jenis sel yang bisa menggunakan glukosa atau asam lemak untuk kebutuhan ini.
Peran lemak di dalam bahan makanan yang utama sebagai sumber energi. Lemak
merupakan suatu sumber energi yang dapat menyediakan energi sekitar 2,25 kali lebih
banyak daripada energi yang diberikan oleh karbohidrat (gula, pati) atau protein. Istilah
lemak atau minyak lebih umum digunakan daripada istilah lipida. Lemak bersifat padat
pada suhu ruang dan minyak bersifat cair.

 Secretory Products
i. Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang tersusun atas komponen protein dan juga
katalitik yang berguna mempercepat suatu proses metabolisme di dalam tubuh.
Komponen ini begitu penting dalam proses metabolisme, karena mampu
mempercepat dengan menurunkan energi aktivasi yang dibutuhkan saat reaksi
metabolisme akan dimulai.
Kata enzim berasal dari Bahasa Yunani yang berarti ragi. Percobaan fermentasi
alkohol yang dilakukan oleh Louis Pasteur menjadi tonggak terkait dengan penemuan
enzim. Enzim adalah senyawa yang tersusun atas protein (apoenzim) dan senyawa
non protein (cofactor).
Sifat katalitik adalah ciri khas enzim yang membedakan antara enzim dengan
protein lainnya. sifat katalitik ini diperoleh dari gugus cofactor yang dapat berupa
senyawa organik (koenzim dan gugus prostetic), maupun senyawa anorganik (ion
logam).
Enzim memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu reaksi kimia. Fungsi
enzim ialah mempercepat suatu reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa enzim, maka
proses metabolisme baik anabolisme ataupun katabolisme akan terganggu. Selain itu,
sifat enzim yang tidak ikut bereaksi dengan substrat inilah yang sangat
menguntungkan untuk percepatan reaksi kimia di dalam tubuh.

ii. Pigmen
Pigmen merupakan zat warna yang terdapat di tumbuhan, hewan, dan beberapa
organisme seperti bakteri, alga, dan khamir baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sejak dahulu, pigmen alami telah dimanfaatkan, baik secara tradisional
maupun komersial, sebagai pewarna makanan untuk meningkatkan organoleptik
suatu produk pangan. Tentu saja pigmen alami ini lebih aman digunakan daripada
pigmen sintetik. Penggunaan pigmen alami dalam makanan tergolong aman karena
rendahnya efek samping yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang mengandung
pigmen.
Di alam, pigmen alami tersedia dalam berbagai jenis warna, mulai dari hijau,
coklat, orange kemerahan, kuning, sampai merah. Zat warna alami hijau disebut
klorofil. Klorofil bersumber dari daun hijau seperti daun katuk, pandan, daun suji,
daun muda jati; buah-buahan seperti alpukat; rumput laut; dan bakteri fotosintetik
(bakterioklorofilik). Zat warna alami yang berwarna coklat adalah tanin dan
kurkumin.tanin dan kurkumin bersumber dari daun, biji, buah dan rimpang seperti
temu giring, temulawak, kayu manis, dan teh. Zat warna alami orange-kemerahan
disebut karotenoid. Karotenoid merupakan pigmen pelengkap yang distribusinya
terdapat paling melimpah di alam dan berfungsi melindungi klorofil dari efek cahaya
yang berlebihan (fotoproteksi). Karotenoid bersumber dari buah seperti kesumba dan
mangga, tumbuhan tingkat rendah seperti jamur oncom;sayuran seperti wortel dan
tomat; dan hewan seperti pada daging ikan, cangkang udang dan kepiting.
Zat warna alami kuning disebut kurkumin. Kurkumin merupakan pigmen
nonfotosintetik berwarna kuning yang bersifat lebih stabil terhadap suhu dan cahaya,
juga dalam tubuh manusia. Kurkumin berasal dari jenis rempah keluarga
Zingibercaceae seperti kunyit dan temu lawak. Sedangkan zat warna alami merah
disebut antosianin. Golongan antosianin merupakan pigmen alami dengan kisaran
warna merah yang luas. Antosianin berasal dari bunga bewarna seperti bunga rosella
dan sumber lainnya seperti buah duwet dan ubi ungu. Kandungan antosianin yang
besar dalam bunga menjadi penentu kenampakan warna bunga yang dihasilkan
terutama pada bunga berwana merah.

iii. Madu
Madu merupakan cairan kental seperti sirup bewarna cokelat kuning muda sampai
cokelat merah yang dikumpulkan dalam indung madu oleh lebah Apis mellifera.
Konstituen dari madu adalah campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yang
sama dan dikenal sebagai gula invert 50-90% dari gula yang tidak terinversi dan air.
Madu biasa dipalsukan dengan gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair
perdagangan. Madu dapat pula dipalsukan dengan cara pemberian suatu asupan
kepada lebah berupa larutan gula sukrosa yang bukan berasal dari nektar.

 Waste Products
i. Tanin
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa
polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan
dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam
amino dan alkaloid.
Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang
berarti “pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan
bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan
agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas,
mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak
gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk
perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.
Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; berbagai
senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh
herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan. Tanin yang terkandung
dalam buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat) perubahan-perubahan yang terjadi
pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses
pemasakan buah.
Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut
dalam air hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di
rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal
sebagai air hitam (black water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini
berasa kesat dan agak pahit.
Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah
digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak (mengubar) jala, tali, dan layar
agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan
pewarna, perekat, dan mordan.
ii. Kristal Mineral
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi , Secara umum, zat
cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal,
hasilnya bisa berupa kristal tunggal. yang semua atom-atom dalam padatannya
“terpasang” pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan
kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin.
Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia
cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses
terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi. Contoh dari kristal adalah:
kuarsa (SiO2), K2O, Na, SiO2

 Sistem Kristal
Sistem kristal di kelompokkan menjadi 7 sistem, antara lain:
1. Isometrik
2. Tetragonal
3. Hexagonal
4. Trigonal
5. Orthorombik
6. Monoklin
7. Triklin
Mineral ialah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-
atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik
tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat
dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas
tertentu.

 Sifat Fisik Mineral


Macam - macam sifat fisik mineral yang terpenting dalam pengamatan mineral
sebagai identifikasi mineral yaitu, sebagai berikut :
• Warna [Colour]
• Kilap [Luster]
• Cerat / Gores [Streak]
• Belahan [Cleavage]
• Pecahan [Fracture]
• Kekerasan Mineral [Hardness]
• Berat Jenis [Specific Gravity]
• Transparansi [Transparency]
• Keliatan [Tenacity]
• Kemagnetan [Magnetism]
• Bentuk Kristal [Crystal Shape]

iii. Lateks
Lateks adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak
tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan, beberapa
hifa jamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks. Pada
tumbuhan, lateks diproduksi oleh sel-sel yang membentuk suatu pembuluh
tersendiri, disebut pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar pembuluh tapis
(floem) dan memiliki inti banyak dan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di
bagian sitosolnya. Apabila jaringan pembuluh sel ini terbuka, misalnya karena
keratan, akan terjadi proses pelepasan butiran-butiran ini ke pembuluh dan keluar
sebagai getah kental. Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet
(non-rubber) yang terdispersi di dalam air. Lateks juga merupakan suatu larutan
koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu
media yang mengandung berbagai macam zat. Di dalam lateks mengandung 25-
40% bahan karet mentah (crude rubber) dan 60-75% serum yang terdiri dari air
dan zat yang terlarut. Bahan karet mentah mengandung 90-95% karet murni, 2-
3% protein, 1-2% asam lemak, 0.2% gula, 0.5% jenis garam dari Na, K, Mg, Cn,
Cu,Mn dan Fe. Partikel karet tersuspensi atau tersebar secara merata dalam serum
lateks dengan ukuran 0.04-3.00 mikron dengan bentuk partikel bulat sampai
lonjong.
Lateks merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid, pati,
gula, (poli)terpena, minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan lateks
biasanya berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga, atau
merah.

iv. Minyak Esensial


Minyak esensial atau minyak atsiri adalah kelompok besar minyak nabati
yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah mengua p sehingga
memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-
wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan,
hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder
yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh
hewan (hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain
(lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-
kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau
cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan
sebagai minyak atsiri.
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain
itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di
hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa
yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan
komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah
pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut
dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan
biasanya alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak
yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.Sebagian besar minyak atsiri
termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat
larut dalam minyak (lipofil).

Anda mungkin juga menyukai