Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEH

KEBIJAKAN K3 YANG BERKAITAN DENGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : SITI HADIJAH, Ns., M,Kep

DISUSUN OLEH :

NAZIMATUL FITRIYAH : 1814201110044

NURUL APRILIANA HASANAH : 1814201110051

RAHMA RASYIDAH : 1814201110053

RISKA RAHMA SAFITRI : 1814201110064

SAFARINA DEWI : 1814201110066

YUFITA FITRIANTI : 1814201110081

ZAKIAH MEYLNDA : 1814201110083

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana makalah ini
membahas tentang kebijakan K3 yang berkaitan dengan keperawatan di Indonesia dalam
mata kuliah keselamatan pasien dan keselamatan keseh.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi semua orang.

Banjarmasin, 22 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ............................................... 2


B. Pengertian Kebijakan .............................................................................................. 2
C. Landasan Hukum Peraturan dan Perundangan-undangan ...................................... 3
D. Kriteria Kebijakan K3 ............................................................................................. 4
E. Konsep Kebijakan K3 ............................................................................................. 6
F. Penyusunan Kebijakan K3 ...................................................................................... 6
G. Bagian – Bagian Kebijakan K3............................................................................... 7
H. Tanggung Jawab Manajemen K3............................................................................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaraan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
merupakan salah satu bentuk perlindungan kepada tenaga kerja yang bertujuan untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal serta melindungi tenaga kerja dari
risiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatannya. Sebagaimana Undang-
undang No.23/1992 tenaga kesehatan, bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan
upaya kesehatan kerja apabila tempat kerja tersebut memiliki risiko bahaya kesehatan
dan atau mempuyai pekerja paling sedikit 10 orang. Dalam penyelenggaraan program
K3 di industri atau jasa tidak terlepas dari peranan manajemen melalui pendekatan
yan berbentuk kebijakan pihak pengelola dalam penerapan K3 (Metrison, 2000).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Apa pengertian dari kebijakan?
3. Apa saja landasan hukum yang berkaitan dengan K3 keperawatan di Indonesia?
4. Apa saja kriteria dan konsep kebijakan K3?
5. Penyusunan apa saja yang ada di K3?
6. Apa saja bagian-bagian kebijakan K3?
7. Apa saja tanggung jawab manajemen K3?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, kebijakan, landasan hukum, kriteria, penyusunan,
bagian-bagian, serta tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Pengertian Kesehatan Kerja menurut joint ILO/WHO Committee 1995 ialah
penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat setinggi-tingginya dari kesehatan fisik,
mental dan sosial tenaga kerja di semua pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan
tenaga kerja yang disebabkan kondisi kerjanya, perlindungan tenaga kerja terhadap
resiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan
tenaga kerja di lingkungan kerja sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya, dan
sebagai kesimpulan ialah penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan manusia kepada
pekerjaannya.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya
serta cara-cara melakukan pekerjaan. (Ridley, 2004). Keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri.
Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi
meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko
kecelakaan di lingkungan kerja. (Ramli, 2010). Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 Bagian 6 Tentang Kesehatan Kerja, pada Pasal 23 berisi: 1) Kesehatan
kerja disenggelarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. 2)
Kesehatan kerja meliputi perlindungan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja, dan syarat kesehatan kerja. 3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan
kesehatan kerja. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Tidak terduga oleh karena latar belakang peristiwa itu tidak terdapat adanya unsur
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Oleh karena peristiwa kecelakaan
disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai pada
yang paling berat. (Austen dan Neale, 1991).

B. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan/kepemimpinan dan cara bertindak (Balai Pustaka,
2007). Kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk
mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten untuk

2
mencapai tujuan tertentu. Menurut Carl Friedrich, kebijakan adalah suatu tindakan
yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-
hambatan tertentu seraya mencari peluangpeluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan. Anderson merumuskan kebijakan sebagai
langkah tindakan secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor
berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi
(Winarno,Budi,2002)
Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja adalah rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar dan rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan/kepemimpinan
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dan menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera

C. Landasan Hukum Peraturan dan Perundangan-undangan


Di Indonesia, terdapat undang-undang khusus yang memang sengaja dibuat untuk
membahas menegenai kesehatan dan keselamatan kerja yaitu Undang-undang No.13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 87 ayat 1 mengamanatkan bahwa: Setiap
Perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan. Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang memuat ketentuan-ketentuan
pokok mengenai penerapan dan pelaksanaan syarat-syarat K3.
Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam Pasal 5 ayat 1 dan ayat 2 menyatakan
bahwa: Setiap Perusahaan wajib menerapkan SMK3 bagi Perusahaan Mempekerjakan
pekerja / buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau Mempunyai tingkat potensi
bahaya tinggi.
Permenaker No.5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) organisasi dapat mengelola Kesematan dan Kesehatan Kerja dengan
mengontrol setiap kegiatan bisnis organisasi. Sebuah sistem yang praktis dan masuk
kedalam struktur organisasi, aktifitas perencanaan, tugas dan tanggung jawab, proses

3
dan sumber daya yang dikembangkan, penerapan, pencapaian, peninjauan dan
pemeliharaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja organisasi.
Ada beberapa peraturan perturan tetang kesehatan kerja, yaitu :
1. Undang-undang Nomor 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagaan Kerjaan
4. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga) dan
pasal 8 (delapan).
5. Peraturan Menteri Perburuhan no 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja.
6. Permenaker No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7. Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
8. Permenaker No 3 Tahun 1983 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

D. Kriteria Kebijakan K3
Sebuah kebijakan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a. Sesuai dengan resiko yang ada dalam perusahaan.
Kebijakan K3 tentu berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain,
tergantung jenis bahaya yang ada dalam sebuah perusahaan tersebut. Sebagai contoh
perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor instalasi listrik akan mempunyai
kebijakan yang berbeda dengan perusahaan/instansi pelayanan kesehatan masyarakat.
Jika pada perusahaan kontaktor instalasi listrik akan membuat kebijakan tentang
bahaya instalasi di gedung bertingkat maka pada perusahaan pelayanan kesehatan
masyarakat tidak membuat kebijakan seperti itu, akan tetapi membuat kebijakan
mengenai bahaya terhadap penularan penyakit tertentu oleh pasien. Kebijakan yang
sesuai dengan resiko yang ada akan membuat kebijakan tersebut efektif dan
bermanfaat.
b. Menyesuaikan perkembangan teknologi.
Teknologi yang digunakan disebuah perusahaan semakin berkembang dewasa ini,
sehubungan dengan itu kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja perlu mengikuti
teknologi yang ada. Sebuah inovasi teknologi baru akan mempunyai resiko yang
berbeda dengan teknologi sebelumnya maka perusahaan harus selalu menyesuaikan

4
kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja seiring dengan berkembangnya teknologi
yang dipakai dalam suatu perusahaan.
c. Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.
Kebijakan yang dibuat seharusnya didokumentasikan, artinya kebijakan tersebut
dikemas dalam sebuah poster ataupun prosedur-prosedur penggunaan suatu alat yang
dapat memberikan informasi kepada pembaca bahwa diperusahaan tersebut terdapat
kebijakan yang harus diimplementasikan dan ditaati dalam setiap kegiatannya oleh
semua warga perusahaan. Selain itu semua warga perusahaan wajib mempelihara
kebijakan-kebijakan tersebut demi keselamatan dan kesehatan kerja semua warga
perusahaan.
d. Dikomunikasikan dengan baik.
Kebijakan yang dibuat telah dikomunikasikan kepada seluruh warga perusahaan
dengan tujuan seluruh warga perusahaan memahami maksud dan tujuan kebijakan
kesehatan dan keselamatan kerja tersebut. Hal ini dapat dilakukan oleh pimpinan
ataupun lembaga terkait yang bertanggung jawab atas kesehaatan dan keselamatn
kerja di perusahaan tersebut dengan cara mengingatkan setiap apel pagi ataupun
monitoring secara langsung saat karyawan bekerja.
e. Telah disosialisasikan.
Kebijakan yang telah dibuat seharusnya telah disosialisasikan kepada seluruh warga
perusahaan sehingga mereka tidak hanya mengetahui saja namun telah mempunyai
kompetensi untuk mengimplementasikan secara baik dan benar dalam kegiatan setiap
harinya. Ini dapat dicapai dengan adanya pelatihan dan sosialisasi singkat terhadap
kebijakan yang ada.
f. Kebijakan yang dibuat mencakup Kesehatan dan Keselamatan kerja pihak lain
yang terlibat.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dibuat harus mengatur pihak lain
yang terlibat seperti mitra bisnis, masyarakat sekitar, pemasok, pelanggan dan lain-
lain yang tak jarang terlibat dalam perusahaan. Selain itu memastikan juga untuk
mensosialisasikannya kepada pihak tersebut agar mereka mengetahui dan dapat
mengimplementasikannya.
g. Ditinjau ulang dengan interval waktu tertentu.
Kebijakan yang dibuat perlu ditinjau ulang dengan interval waktu tertentu untuk
melihat apakah kebijakan tersebut masih relevan. Peninjauan ini penting untuk
memastikan bahwa kebijakan yang ada masih sesuai dengan teknologi dan kondisi

5
yang ada. Sehingga kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan tepat dan
efisien.
h. Berlandaskan perundang-undangan yang berlaku.

Sebuah kebijakan seharusnya dibuat dengan pedoman Undang-undang yang berlaku


di indonesia. Hal ini dimaksudkan agar kebijakan yang dibuat sesuai dan sejalan
dengan undang-undang, serta kebijakan yang dibuat tidak menyalahi undang-undang,
tidak menyalahi disini dalam artian kebijakan yang dibuat benar-benar mementingkan
kesehatan dan keselamatan kerja seluruh warga perusahaan.

E. Konsep Kebijakan K3
Kebijakan K3 tingkat nasional menekankan hal-hal berikut;

1. Manajemen K3 harus merupakan bagian integral dari keseluruhan manajemen


organisasi.

2. Memfasiltasi kegiatan K3 baik tingkat nasional dan organisasi.

3. Keterlibatan pekerja atau perwakilan pekerja pada tingkat organisasi.

4. Melaksanakan perbaikan terus menerus terhadap biroksrasi, administrasi dan


biaya.

5. Kerjasama antar instansi terkait dalam kerangka manajemen K3

6. Melakukan evaluasi berkala terhadap efektifitas kebijakan K3 nasional.

7. Mempublikasikan manajemen K3

8. Memastikan manajemen K3 diberlakukan sama terhadap kontraktor, pekerja


kontrak dan pekerja tetap.

F. Penetapan kebijakan K3
1) Penetapan kebijakan K3 dilakukan melalui:

a. tinjauan awal kondisi K3, dan

b. proses konsultasi antara pengurus dan wakil pekerja/buruh.

6
2) Kebijakan K3 harus:

a. disahkan oleh pucuk pimpinan perusahaan;

b. tertulis, tertanggal dan ditanda tangani;

c. secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3;

d. dijelaskan dan disebarluaskan kepada seluruh pekerja/buruh, tamu, kontraktor,


pemasok dan pelanggan;

e. terdokumentasi dan terpelihara dengan baik;

f. bersifat dinamik; dan

g. ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih
sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam perusahaan dan peraturan perundang-
undangan.

3) Ketentuan tersebut pada angka 3 huruf a sampai dengan e diadakan peninjauan


ulang secara teratur.
4) Setiap tingkat pimpinan harus menunjukkan komitmen terhadap K3 sehingga
SMK3 berhasil diterapkan dan dikembangkan.
5) Setiap pekerja dan orang lain yang berada ditempat kerja harus berperan serta
dalam menjaga dan mengendalikan pelaksanaan K3.

G. Bagian – Bagian Kebijakan K3

Sebuah kebijakan K3 yang efektif terdiri dari dua tingkatan:

a. Pada tingkat prinsip umum, menggaris bawahi menghormati kebutuhan dasardari


semua pekerja dan tindakan membimbing;

b. pada tingkat rinci, memberikan pertanyaan dan tanggapan terhadap "siapa, apa,
kapan, mengapa, dimana dan bagaimana," langkah-langkah spesifik untuk keadaan
tertentu (seperti mengalokasikan pekerja hamil untuk pekerjaan yang tidak akan
membahayakan pertumbuhan bayi mereka.) Sebuah kebijakan K3 ditulis umumnya
memiliki tiga bagian besar.

7
c. Sebuah bagian pernyataan atau prinsip

d. (mungkin satu halaman)-menetapkan bagaimana keselamatan secara keseluruhan


akan dikelola dan jelas menyatakan komitmen organisasi terhadap keselamatan dan
kesehatan;

e. Sebuah Bagian organisasi

rincian siapa yang bertanggung jawab untuk apa dan bagaimana karyawan dan
perwakilan mereka masuk ke dalam sistem manajemen keselematan secara
keseluruhan. Dalam usaha kecil, merupakan hal mungkin bahwa bagian ini akan berisi
hanya satu atau dua nama, karena sebagian besar tanggung jawab akan dialokasikan
kepada orang-orang;

f. Sebuah bagian pengaturan

rincian tentang bagaimana kegiatan-kegiatan khusus, fungsi dan masalah yang akan
dikelola, seperti:

1. Identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko;

2. program pemantauan, audit, inspeksi;

3. prosedur tanggap darurat;

4. pertolongan pertama;

5. pelaporan dan investigasi kecelakaan / insiden ;

6. keselamatan untuk operasional tertentu atau misalnya peralatan listrik aman,


bahan berbahaya dan penanganan manual;

7. bagaimana kemajuan tentang keselamatan dan kesehatan akan diukur dan


kebijakan akan dievaluasi.

H. Tanggung Jawab Manajemen K3

Kita telah membahas fakta bahwa tanggung jawab akhir di tempat kerja agar selamat
dan sehat terletak pada manajemen dan pemilik perusahaan. Untuk itu beberapa hal
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

8
1. Kebijakan K3 :

Pastikan semua tingkat manajemen dan seluruh pekerja tahu isi dan mengikuti kebijakan
K3, tanpa kecuali.

2. Penyediaan Sumber Daya :

Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber daya sehingga kebijakan kesehatan dan
keselamatan dapat diimplementasikan dengan baik –termasuk anggaran, personil,
pelatihan, kesempatan meningkatkan kualitas dan wadah untuk berpartisipasi dalam
perencanaan, evaluasi pelaksanaan, dan tindakan menuju perbaikan.

3. Kebijakan pelatihan K3:

Pelatihan K3 harus dimulai dengan orientasi karyawan, ketika seorang karyawan baru
atau ditransfer ke pekerjaan baru. Sesi orientasi yang berkaitan dengan K3 biasanya
harus mencakup:

a. Prosedur darurat;

b. Lokasi pertolongan pertama;

c. Tanggung jawab K3;

d. Pelaporan cedera, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman;

e. Penggunaan peralatan pelindung diri (APD);

f. Hak untuk menolak pekerjaan yang berbahaya;

g. Bahaya, termasuk di luar area kerja mereka sendiri;

h. Alasan untuk setiap aturan K3.

Pekerja tidak harus dilihat sebagai pengamat dalam K3. Mereka bertanggung jawab untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3. Untuk
melakukan ini, mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar dan praktek praktek yang relevan dengan pekerjaan mereka.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari tinjauan pustaka dan pembahasan Kebijakan Kesehatan Keselamatan Kerja
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan/kepemimpinan dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera yang meliputi;
Kriteria, Peraturan dan Perundang-undangan, Konsep, Penyusunan pembagian,
pertanggung jawaban Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

B. Saran
Seluruh tenaga kerja dan komponen yang ada seharusnya menerapkan dan
melaksanakan kebijakan yang ada agar tercapai kesejahteraan tenaga kerja dan
terlindunginya hak-hak asasi tenaga kerja.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI, (2015) Situasi Kesehatan Kerja. Pusat Data Kementerian Kesehatan RI. Jakarta;
Lynda Robson,Judy Clarke, Kimberley dkk (2005). The Effectiveness of Occupational Health
and Safety Management Systems: A Systematic Review.,Institute for Work & Health, Toronto
and University of York, England;
Robert Asher, (2014).Occupational Health & Safety Management Systems – When are they good
for your health?. New Solutions, Vol. 24(3) 279-301;
Riyan Agus Setiyono,(2016) Kebijakan Dan Implementasi K3 Nasional Bagi Tenaga Kerja
Indonesia http://riyan.blogs.uny.ac.id di Akses 22 desember 2016.
International Labour Organization’s (2013). The International Labour Organization’s
Fundamental Conventions . Infocus Programme On Promoting The Declaration. International
Labour Organization’s
Bobby Rocky, (2013). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi
(Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo utama) ;Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (430-
433)

11

Anda mungkin juga menyukai