DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah
merupakan salah satu bentuk perlindungan kepada tenaga kerja yang bertujuan untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal serta melindungi tenaga kerja dari
risiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatannya. Sebagaimana Undang-
undang No.23/1992 tenaga kesehatan, bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan
upaya kesehatan kerja apabila tempat kerja tersebut memiliki risiko bahaya kesehatan
dan atau mempuyai pekerja paling sedikit 10 orang. Dalam penyelenggaraan program
K3 di industri atau jasa tidak terlepas dari peranan manajemen melalui pendekatan
yan berbentuk kebijakan pihak pengelola dalam penerapan K3 (Metrison, 2000).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Apa pengertian dari kebijakan?
3. Apa saja landasan hukum yang berkaitan dengan K3 keperawatan di Indonesia?
4. Apa saja kriteria dan konsep kebijakan K3?
5. Penyusunan apa saja yang ada di K3?
6. Apa saja bagian-bagian kebijakan K3?
7. Apa saja tanggung jawab manajemen K3?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, kebijakan, landasan hukum, kriteria, penyusunan,
bagian-bagian, serta tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja.
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan/kepemimpinan dan cara bertindak (Balai Pustaka,
2007). Kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk
mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten untuk
2
mencapai tujuan tertentu. Menurut Carl Friedrich, kebijakan adalah suatu tindakan
yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-
hambatan tertentu seraya mencari peluangpeluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan. Anderson merumuskan kebijakan sebagai
langkah tindakan secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor
berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi
(Winarno,Budi,2002)
Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja adalah rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar dan rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan/kepemimpinan
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dan menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera
3
dan sumber daya yang dikembangkan, penerapan, pencapaian, peninjauan dan
pemeliharaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja organisasi.
Ada beberapa peraturan perturan tetang kesehatan kerja, yaitu :
1. Undang-undang Nomor 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagaan Kerjaan
4. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga) dan
pasal 8 (delapan).
5. Peraturan Menteri Perburuhan no 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja.
6. Permenaker No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7. Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
8. Permenaker No 3 Tahun 1983 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
D. Kriteria Kebijakan K3
Sebuah kebijakan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a. Sesuai dengan resiko yang ada dalam perusahaan.
Kebijakan K3 tentu berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain,
tergantung jenis bahaya yang ada dalam sebuah perusahaan tersebut. Sebagai contoh
perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor instalasi listrik akan mempunyai
kebijakan yang berbeda dengan perusahaan/instansi pelayanan kesehatan masyarakat.
Jika pada perusahaan kontaktor instalasi listrik akan membuat kebijakan tentang
bahaya instalasi di gedung bertingkat maka pada perusahaan pelayanan kesehatan
masyarakat tidak membuat kebijakan seperti itu, akan tetapi membuat kebijakan
mengenai bahaya terhadap penularan penyakit tertentu oleh pasien. Kebijakan yang
sesuai dengan resiko yang ada akan membuat kebijakan tersebut efektif dan
bermanfaat.
b. Menyesuaikan perkembangan teknologi.
Teknologi yang digunakan disebuah perusahaan semakin berkembang dewasa ini,
sehubungan dengan itu kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja perlu mengikuti
teknologi yang ada. Sebuah inovasi teknologi baru akan mempunyai resiko yang
berbeda dengan teknologi sebelumnya maka perusahaan harus selalu menyesuaikan
4
kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja seiring dengan berkembangnya teknologi
yang dipakai dalam suatu perusahaan.
c. Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipelihara.
Kebijakan yang dibuat seharusnya didokumentasikan, artinya kebijakan tersebut
dikemas dalam sebuah poster ataupun prosedur-prosedur penggunaan suatu alat yang
dapat memberikan informasi kepada pembaca bahwa diperusahaan tersebut terdapat
kebijakan yang harus diimplementasikan dan ditaati dalam setiap kegiatannya oleh
semua warga perusahaan. Selain itu semua warga perusahaan wajib mempelihara
kebijakan-kebijakan tersebut demi keselamatan dan kesehatan kerja semua warga
perusahaan.
d. Dikomunikasikan dengan baik.
Kebijakan yang dibuat telah dikomunikasikan kepada seluruh warga perusahaan
dengan tujuan seluruh warga perusahaan memahami maksud dan tujuan kebijakan
kesehatan dan keselamatan kerja tersebut. Hal ini dapat dilakukan oleh pimpinan
ataupun lembaga terkait yang bertanggung jawab atas kesehaatan dan keselamatn
kerja di perusahaan tersebut dengan cara mengingatkan setiap apel pagi ataupun
monitoring secara langsung saat karyawan bekerja.
e. Telah disosialisasikan.
Kebijakan yang telah dibuat seharusnya telah disosialisasikan kepada seluruh warga
perusahaan sehingga mereka tidak hanya mengetahui saja namun telah mempunyai
kompetensi untuk mengimplementasikan secara baik dan benar dalam kegiatan setiap
harinya. Ini dapat dicapai dengan adanya pelatihan dan sosialisasi singkat terhadap
kebijakan yang ada.
f. Kebijakan yang dibuat mencakup Kesehatan dan Keselamatan kerja pihak lain
yang terlibat.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dibuat harus mengatur pihak lain
yang terlibat seperti mitra bisnis, masyarakat sekitar, pemasok, pelanggan dan lain-
lain yang tak jarang terlibat dalam perusahaan. Selain itu memastikan juga untuk
mensosialisasikannya kepada pihak tersebut agar mereka mengetahui dan dapat
mengimplementasikannya.
g. Ditinjau ulang dengan interval waktu tertentu.
Kebijakan yang dibuat perlu ditinjau ulang dengan interval waktu tertentu untuk
melihat apakah kebijakan tersebut masih relevan. Peninjauan ini penting untuk
memastikan bahwa kebijakan yang ada masih sesuai dengan teknologi dan kondisi
5
yang ada. Sehingga kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan tepat dan
efisien.
h. Berlandaskan perundang-undangan yang berlaku.
E. Konsep Kebijakan K3
Kebijakan K3 tingkat nasional menekankan hal-hal berikut;
7. Mempublikasikan manajemen K3
F. Penetapan kebijakan K3
1) Penetapan kebijakan K3 dilakukan melalui:
6
2) Kebijakan K3 harus:
g. ditinjau ulang secara berkala untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih
sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam perusahaan dan peraturan perundang-
undangan.
b. pada tingkat rinci, memberikan pertanyaan dan tanggapan terhadap "siapa, apa,
kapan, mengapa, dimana dan bagaimana," langkah-langkah spesifik untuk keadaan
tertentu (seperti mengalokasikan pekerja hamil untuk pekerjaan yang tidak akan
membahayakan pertumbuhan bayi mereka.) Sebuah kebijakan K3 ditulis umumnya
memiliki tiga bagian besar.
7
c. Sebuah bagian pernyataan atau prinsip
rincian siapa yang bertanggung jawab untuk apa dan bagaimana karyawan dan
perwakilan mereka masuk ke dalam sistem manajemen keselematan secara
keseluruhan. Dalam usaha kecil, merupakan hal mungkin bahwa bagian ini akan berisi
hanya satu atau dua nama, karena sebagian besar tanggung jawab akan dialokasikan
kepada orang-orang;
rincian tentang bagaimana kegiatan-kegiatan khusus, fungsi dan masalah yang akan
dikelola, seperti:
4. pertolongan pertama;
Kita telah membahas fakta bahwa tanggung jawab akhir di tempat kerja agar selamat
dan sehat terletak pada manajemen dan pemilik perusahaan. Untuk itu beberapa hal
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
8
1. Kebijakan K3 :
Pastikan semua tingkat manajemen dan seluruh pekerja tahu isi dan mengikuti kebijakan
K3, tanpa kecuali.
Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber daya sehingga kebijakan kesehatan dan
keselamatan dapat diimplementasikan dengan baik –termasuk anggaran, personil,
pelatihan, kesempatan meningkatkan kualitas dan wadah untuk berpartisipasi dalam
perencanaan, evaluasi pelaksanaan, dan tindakan menuju perbaikan.
Pelatihan K3 harus dimulai dengan orientasi karyawan, ketika seorang karyawan baru
atau ditransfer ke pekerjaan baru. Sesi orientasi yang berkaitan dengan K3 biasanya
harus mencakup:
a. Prosedur darurat;
Pekerja tidak harus dilihat sebagai pengamat dalam K3. Mereka bertanggung jawab untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3. Untuk
melakukan ini, mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar dan praktek praktek yang relevan dengan pekerjaan mereka.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari tinjauan pustaka dan pembahasan Kebijakan Kesehatan Keselamatan Kerja
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan/kepemimpinan dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya,
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera yang meliputi;
Kriteria, Peraturan dan Perundang-undangan, Konsep, Penyusunan pembagian,
pertanggung jawaban Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
B. Saran
Seluruh tenaga kerja dan komponen yang ada seharusnya menerapkan dan
melaksanakan kebijakan yang ada agar tercapai kesejahteraan tenaga kerja dan
terlindunginya hak-hak asasi tenaga kerja.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI, (2015) Situasi Kesehatan Kerja. Pusat Data Kementerian Kesehatan RI. Jakarta;
Lynda Robson,Judy Clarke, Kimberley dkk (2005). The Effectiveness of Occupational Health
and Safety Management Systems: A Systematic Review.,Institute for Work & Health, Toronto
and University of York, England;
Robert Asher, (2014).Occupational Health & Safety Management Systems – When are they good
for your health?. New Solutions, Vol. 24(3) 279-301;
Riyan Agus Setiyono,(2016) Kebijakan Dan Implementasi K3 Nasional Bagi Tenaga Kerja
Indonesia http://riyan.blogs.uny.ac.id di Akses 22 desember 2016.
International Labour Organization’s (2013). The International Labour Organization’s
Fundamental Conventions . Infocus Programme On Promoting The Declaration. International
Labour Organization’s
Bobby Rocky, (2013). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi
(Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo utama) ;Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (430-
433)
11