Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah berasal dari kata “haima”,bahasa yunani yang berasal dari akar kata hemo atau
hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh yang mengalir dalam arteri,
kapiler dan vena; yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa
karbon dioksida dan hasil limbah lainnya.

Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung.
Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia
keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah
dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus
natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk
transfusi darah.

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari
berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak
sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa
metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal
untuk dibuang sebagai air seni.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1 Apa saja bagian-bagian

1.3 Tujuan
1. Mengetahui komposisi darah manusia
2. Mengetahui fungsi darah manusia
3. Mengetahui bagian-bagian darah manusia
4. Mengetahui kelainan-kelainan pada darah manusia

BAB 2
PEMBAHASAN

1
2.1 Pengertian Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan
yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume
darah secara keseluruhan kira-kira merupakan 1/12 berat badan atau kira-kira 5 liter.
Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Angka
ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan yang
berkisar anatara 40-47. Diwaktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas
tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan.

2.2 Kandungan yang terdapat dalam Darah


Kandungan yang ada di dalam darah :
- Air : 91%
- Protein : 3% (albumin, globulin, protombin, dan fibrinigen)
- Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium,
kalsium dan zat besi.
- Bahan Organik : 0.1% (glukosa, lemakasam urat, keratinin, kolesterol, dan asam
amino)

2.3 Fungsi Darah


a. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
- Mengambil oksigen / zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
- Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
- Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh
jaringan / alat tubuh.
- Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui ginjal dan kulit.
- Mengedarkan hormon yaitu hormon untuk membantu proses fisiologis.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibodi / zat-zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
d. Menjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan.

2.4 Karakteristik Darah

2
- Volume darah : 7% - 10% BB (5 Lt pada dewasa normal)

- Komponen darah : Eritrosit, Leukosit, trombosit →40% - 45% volume darah;


tersuspensi dalam plasma darah

- PH darah : 7,37 – 7,45

- Temp : 38°C

- Viskositas lebih kental dari air dengan BJ 1,041 – 1,067

2.5 Bagian-Bagian Darah


2.5.1 Sel-Sel Darah
2.5.1.1 Eritrosit (Sel Darah Merah)

Secarakhusus, lakilaki memiliki sekitar 5,4 juta eritrosit per microliter(UL) darah, dan wa
nita memiliki sekitar 4,8 juta per μL. Pada kenyataannya, eritrositdiperkirakan sekitar 25
persen dari total sel dalam tubuh.
Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino.
Wanita memerlukan lebih banyak zat besi karena beberapa diantaranya dibuang sewaktu
menstruasi. Sewaktu hamil diperlukan zat besi dalam jumlah yang lebih banyak lagi
untuk perkembangan janin dan pembuatan susu.

Fungsi Sel Darah Merah :

a) Sel-sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan


hemoglobin terhadap oksigen
b) Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon dioksida untuk ditranspor ke
paru-paru, tetapi sebagain besar karbon dioksida yang dibawa plasma berada dalam
bentuk ion bikarbonat. Suatu enzim ( karbonat anhidrase) dalam eritrosit memungkinkan
sel darah merah bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk ion bikarbonat. Ion
bikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma.
c) Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion bikarbonat
dan hemoglobin merupakan buffer asam basa.

3
 Bentuk dan Struktur Eritrosit

Sel darah merah merupakan sel yang memiliki struktur yang lebih sederhana
dibandingkan sel lainnya. Sel ini tidak memiliki organel seperti mitokondria, lisosom,
aparatus golgi dan nukleus. Namun, meskipun begitu sel darah merah tidak bersifat
inert. Adanya substansi Hb di dalam eritrosit memberikan warna merah pada darah.

Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti, ukurannya7-8 mikrometer (µm),
dengan ketebalan 2,5 mikrometer (µm ) pada bagian paling tebal serta 1 mikrometer atau
kurang pada bagian tengahnya., tidak bergerak, banyaknya kira-kira 4,5-5 juta/mm³,
Rata-rata panjang hidup sel darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang dan
dihancurkan dalam sistema retikulo-endotelial, terutama dalam limpa dan hati. Eritrosit
warnanya kuning kemerah-merahan karena didalamnya mengandung hemoglobin. Setiap
eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sifatnya kenyal sehingga
dapat berubah bentuk sesuai dengan pembuluh darah yang dilalui.

Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler, namun
perubahan bentuk ini tidak akan menyebakan sel mengalami ruptur. Hal tersebut
disebabkan dalam keadaan normal, sel darah merah memiliki kelebihan membran sel
untuk menampung zat di dalamnya sehingga tidak akan merenganggkan membran secara
hebat.

Volume rata-rata sel darah merah pada tiap individu adalah 90-95 mikrometer kubik,
sedangkan jumlah sel darah merah sangat bergantung pada jenis kelamin dan dataran
tempat tinggal seseorang. Pada pria normal, jumlah rata-rata sel darah merah per
milimeter kubik adalah 5.200.000 (±300.000) dan pada wanita normal 4.700.000
(±300.000). Orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki jumlah sel darah merah yang
lebih besar dibandingkan orang yang tinggal di dataran rendah.

Seperti eritrosit matang di sumsum tulang merah, inti dan sebagian besar komponen yang
lain. Selama hari pertama atau dua yang dalam sirkulasi, eritrosit belummatang, dikenal s
ebagai retikulosit, masih biasanya akan berisi sisa sisa sel.

4
Retikulosit harus terdiri dari sekitar 12 % dari jumlah eritrosit dan memberikan perkiraan
kasar dari tingkat produksi RBC, tarif normal rendah atau tinggi menunjukkan
penyimpangan dalam produksi sel tersebut. Sisa-sisa ini, terutama dari jaringan
(sarkoplasma) ribosom, yaitu dengan cepat melepaskan, namun pada usia matang,
eritrosit yang beredar memiliki beberapa komponen struktural selular internal. Kurang
mitokondria, misalnya mereka bergantung pada respirasi anaerobik, ini artinya bahwa
mereka tidak memanfaatkan salah satu oksigen yang mereka angkut, sehingga mereka
dapat memberikan itu semua kepada jaringan. Mereka juga kekurangan retikula
endoplasmik dan tidak mensintesis protein. Eritrosit mengandung beberapa protein
struktural yang membantu sel-sel darah mempertahankan struktur uniknya dan
memungkinkan mereka untuk mengubah bentuk untuk meremas melalui pembuluh
kapiler. Ini termasuk protein, sebuah unsur protein cytoskeletal.
Sel darah merah dibentuk didalam sumsum tulang, terutama dari tulang pendek, pipih,
dan tak beraturan dari jaringan konselus pada ujung tulang pipa dan dari sumsum dalam
batang iga-iga dan dari sternum.

Perkembangan sel darah dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap mula-mula besar
dan berisi nukleus tetapi tidak ada hemoglobin; kemudian dimuati hemoglobin dan
akhirnya kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah.

 Hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul terbesar yang terdiri atas protein dan besi. Terdiri dari 4
lipatan rantai protein yang disebut globin. Masing-masing molekul globin terikat molekul
pigmen merah non-protein yang disebut heme, yang mengandung ion besi, Hemoglobin
juga merupakan protein pigmen yang memberi warna merah pada darah.

Masing masing ion besi di heme dapat mengikat untuk satu molekul oksigen.
Setiap molekul hemoglobin dapat mengangkut empat molekul oksigen. Eritrosit setiap
individu setidaknya mengandung molekul hemoglobin sekitar 300 juta, dan karena itu
dapat mengikat dan transportasi hingga 1,2 milyar molekul oksigen.

Di paru-paru Hb mengambil O2 yang mengikat untuk ion besi membentuk


oxyhemoglobin. Merah darah, perjalanan Hb

Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein
dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk
digunakan dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah
lagi menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan biliverdin yaitu yang berwarna kehijau-
hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka
memar.

Bila terjadi perdarahan maka sel merah dengan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen,
hilang. Pada perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa minggu

5
berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin turun sampai 40% atau dibawahnya, maka
diperlukan tranfusi darah.

 Proses Pembentukan Darah


Proses pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Pembentukan eritrosit diregulasi
oleh suatu hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel Pertama yang dikenali
sebagai rangkaian pembentukan eritrosit ialah proeritroblas, yang dibentuk dari sel-sel
stem CFU-E. Begitu sel proeritroblas terbentuk, sel tersebut akan membelah beberapa
kali. Sel-sel baru dari generasi pertama pembelahan tersebut disebut sebagai basofil
eritroblas karena dapat di cat dengan warna basa. Sel ini mengandung sedikit sekali
hemoglobin.

Pada pembelahan tahap selanjutnya, jumlah hb yang terbentuk lebih banyak dari
sebelumnya. Sel yang terbentuk pada tahap tersebut disebut polikromatofil
eritroblas.Pata tahap selanjutnya, jumlah Hb yang dibentuk akan semakin banya dan
sudah memberikan warna merah pada sel. Sel tersebut dikenal sebagai ortokromatik
eritroblas.Pada generasi berikutnya, sel sudah dipenuhi oleh Hb samapi konsentrasi 34%,
nukleus memadat menjadi kecil, dan sisa akhirnya diabsorbsi dan didorong keluar dari sel.
Pada saat yang bersamaan retikulum endoplasma direabsorpsi. Sel pada tahap ini
disebut retikulosit, karena masih mengandung sejumlah kecil materi basofilik yang terdiri
dari sisa-sisa aparatus golgi, mitokondria, dan sedikit organel sitoplasma lainnya.

Selama tahap retikulosit, sel-sel akan berjalan dari sumsum tulang masuk ke dalam
kapiler dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membran kapiler). Materi
basofilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam waktu 1
sampai 2 hari, dan kemudian menjadi eritrosit matur. Karena waktu hidup retikulosit ini
pendek , maka konsentrasinya diantara semua sel darah normalnya sedikit kurang dari 1
persen.

6
Apabila eritrosit telah berada dalam sirkulasi, maka dalam keadaan normal umur sel
darah merah yakni kurang lebih hanya 120 hari. Sel darah merah yang telah tua menjadi
lebih rapuh dan dapat pecah dalam perjalanannya melalui pembuluh darah yang sempit.
Sebagian eritrosit akan pecah di dalam limpa karena terjepit sewaktu melewati pulpa
merah limpa dan sebagiannta lagi akan dibongkar di hati. Hb yang terlepas dari eritrosit
akan difagositosis dan dicernakan oleh sel-sel makrofag terutama yang terdapat dalam
limpa, hati dan sumsum tulang. Kemudian di hati, hb diubah menjadi zat warna empedu
(bilirubin) yang akan ditampung dalam kantong empedu. Bilirubin ini berfungsi memberi
warna pada feses. Zat besi yang ada pada hb diangkut kemudian dilepas dan diangkut
kedalam sumsum tulang untuk digunakan dalam pembentukan sel darah merah baru atau
disimpan di hati dan jaringan lain dalam bentuk ferritin.

Dalam tahapan pembentukan eritrosit, kadar O2 di udara, hormon eritopoietin, protein,


cobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe) dan vitamin B12 penting diperhatikan karena
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses tersebut.

 Siklus Hidup Eritrosit

Produksi eritrosit dalam sumsum terjadi pada tingkat yang mengejutkan lebih dari 2 juta
sel per detik. Untuk produksi ini terjadi, sejumlah bahan baku harus hadir dalam jumlah
yang memadai. Ini termasuk nutrisi yang sama yang penting untuk produksi dan
pemeliharaan sel apapun, seperti glukosa, lipid, dan asam amino. Namun, produksi
eritrosit juga memerlukan beberapa elemen :

• Besi. Kami telah mengatakan bahwa masing-masing kelompok heme dalam molekul
hemoglobin mengandung ion besi mineral. Rata-rata, kurang dari 20 persen dari besi
yang kita konsumsi diserap. besi heme, dari makanan hewani seperti daging, unggas, dan
ikan, diserap lebih efisien daripada besi non-heme dari makanan nabati. Setelah
penyerapan, zat besi menjadi bagian dari keseluruhan pool besi tubuh. Sumsum tulang,
hati, dan limpa dapat menyimpan zat besi dalam ferritin senyawa protein dan
hemosiderin. Ferroportin mengangkut besi melintasi membran plasma sel usus dan dari
situs penyimpanan ke dalam cairan jaringan mana memasuki darah. Ketika EPO
merangsang produksi eritrosit, besi dilepaskan dari penyimpanan, terikat transferin, dan
dibawa ke sumsum merah di mana ia menempel pada prekursor eritrosit.

• Tembaga. Sebuah trace mineral, tembaga adalah komponen dari dua protein plasma,
hephaestin dan ceruloplasmin. Tanpa ini, hemoglobin tidak bisa diproduksi secara
memadai. Terletak di vili usus, hephaestin memungkinkan besi untuk diserap oleh sel-sel
usus. Ceruloplasmin mengangkut tembaga. Keduanya memungkinkan oksidasi besi dari
Fe2 + menjadi Fe3 +, sebuah bentuk yang dapat terikat ke protein transport yang,

7
transferin, untuk transportasi ke sel-sel tubuh. Dalam keadaan defisiensi tembaga,
pengangkutan besi untuk sintesis heme menurun, dan besi dapat terakumulasi dalam
jaringan, di mana ia akhirnya dapat menyebabkan kerusakan organ.
•Zinc
•Vitamin B. Vitamin B folat dan vitamin B12 fungsi sebagai co-enzim yang
memfasilitasi sintesis DNA. Dengan demikian, keduanya penting untuk sintesis sel-sel
baru, termasuk eritrosit.

2.5.1.2 Leukosit (Sel Darah Putih)

Anatomi : Berbentuk bening, tidak bewarna, memiliki inti, lebih besar dari sel drah
merah (eritrosit), dapat berubah dan bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(psedoupodia),dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah
putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat, sekitar 7000-25000 sel per tetes.
Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel
darah putih.

Leukosit selain berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh
manusia. Pada kebanyakan penyakit di sebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka
jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini
disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar
dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut.

Rentang kehidupan leukosit setelah di produksi di sumsum tulang, leukosit bertahan


kurang lebih satu hari di dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam
jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan, tergantung jenis
leukositnya.

Fungsi : sebagai pertahan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit /
bakteri yang masuk kedalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembikannya
didalam limpa dan kelenjar limfe, sebagai pengangkut yaitu mengangkut membawa zat
lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

8
Macam-Macam Sel Darah Putih (Leukosit), meliputi :

A. Agranulosit

Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri dari :

o Limfosit

yaitu macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya
ada yang besar dan kecil, didalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya
besar, banyaknya kira-kira 15%-20%. rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun.

Limfosit membuat antibodi untuk melawan infeksi. Mereka ditemukan di kelenjar getah
bening, timus, limpa, amandel, kelenjar gondok dan sumsum tulang. Mereka juga di
jaringan limfatik di bagian lain dari tubuh seperti usus buntu, usus halus dan bagian-
bagian lain dari sistem pencernaan dan sistem pernapasan.

- Struktur : Limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi
lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi ukuran kecil 5 µm – 8 µm, ukuran terbesar
15 µm

- Fungsi : membunuh dan memakan bakteri yang masuk kedalam jaringan tubuh dan
berfungsi juga dalam reaksi imunologis.

o Monosit

Monosit terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, mencapai 3%-8%
jumlah total. Monosit bantuan melawan infeksi dengan mengubah ke dalam sel yang
disebut makrofag, yang makan penyerbu asing seperti bakteri dan limbah dari sel-sel mati.
- Struktur : merupakan sel darah terbesar. Memilik protoplasma yang lebar, berwarna
biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan, inti selnya bulat dan panjang,
warnanya lembayung muda.

- Fungsi : sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh
darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sel ini menjadi hitosit jaringan
(makrofag tetap).

B. Granulosit

Disebut juga leukosit granular yang terdiri dari :

o Neutrofil

atau disebut juga polimorfonuklear leukosit banyaknya mencapai 50%-60%.

9
- Struktur : neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam
sitoplasmanya dan banyak bintik-bintik halus / glandula. Nukleusnya memiliki 3-5 lobus
yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diameternya mencapai 9 µm – 12 µm

- Fungsi : pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil
lainnya, serta biasanya juga juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi
bakteri, aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya
nanah.

o Eusinofil

mencapai 1%-3% jumlah sel darah putih.

- Struktur : memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan
oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan berdiameter 12 µm – 15
µm.

- Fungsi : merupakan fagosti lemah, jumlahnya akan mengikat saat terjadi alergi atau
penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stres berkepanjangan. Sel ini berfungsi
dalam detoksifikasi hestamin yang di produksi sel mast dan jaringan yang cedera saat
inflamasi berlangsung.

o Basofil

mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit.

- Struktur ; memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak


beraturan dan akan bewarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nukleus
berbentuk S. Diameternya 12 µm – 15 µm.

- Fungsi : bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan
mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

2.5.1.3 Trombosit (Sel Pembeku Darah)

10
Anatomi : trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada
orang dewasa 200.000-300.000/mm³. Bagian inti yang merupakan fragmen sel tanpa
nukleus yang berasal dari sumsum tukang. Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran
sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran plasma dan mengandung
berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah.

Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000
disebut trombositopenia. Trombosit memiliki masa hidup dalam drah antara 5-9 hari.
Trombosit yang tua atau mati di ambil dari sistem perdaran darah, terutama oleh
makrofag jaringan. Lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa,
pada waktu darah melewati organ tersebut.

Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa
pembekuan darah yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan akan
mengeluarkan zat yang di namakan trombokinase. Trombokinase ini akan bertemu
dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan
bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak
teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan.
Protrombin ini dibuat di dalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan
demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.

Fungsi : memegang peranan penting dalam pembekuan darah (hemostatis). Jika


banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga
timbul perdarahan yang terus-menerus.

2.5.1.4 Plasma Darah

11
Anatomi : merupakan komponen terbesar dalam darah dan merupakan bagian darah
yang cair, tersusun dari air 91%, protein plasma darah 7%, asam amino, lemak, glukosa,
urea, garam sebanyak 0,9%, dan hormon, antibodi sebanyak 0,1% .

Protein Plasma :

Mencapai 7% dari plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak
dapat menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada 3 jenis protein plasma yang
utama :

a. Albumin adalah protein yang terbanyak, sekitar 55%-60% tetapi ukurannya paling
kecil. Albumin di sintesis di dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik
koloid darah. Mempertahankan tekanan osmotik agar normal (25 mmHg).

b. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. Alfa dan beta globulin disintesis di
hati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid, beberapa hormone, berbagai
subtrat, dan zat penting lainnya. Gamma globulin (immunoglobulin) fungsi utama
berperan sebagai antibody.

c. Fibrinogen membentuk sekitar 4% protein plasma. Disintesis di hati dan merupakan


komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.

Protein plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan protein yang dapat
mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan antigen merupakan molekul
(protein) asing yang memacu pembentukan antibodi. Antibodi terebntuk jika ada antigen
yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin dalam sel-sel plasma.

Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk mempertahankan tubuh terhadap
penyebab penyakit, yaitu dengan menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau
dengan mengaktifkan sistem komplemen yang kemudian akan merusak penyebab
penyakit tersebut. Antibodi dapat melemahkan penyebab penyakit dengan cara sebagai
berikut:

1. Aglutinasi: terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar


berupa antigen pada permukaannya, misalnya bekteri atau sel darah merah.

2. Presipitasi : terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut, misalnya
racun tetanus dengan sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan mengendap

3. Netralisasi: Antibodi yang bersifat antigenik akan menutupi tempat-tempat yang


toksik dari agen penyebab penyakit

4. Lisis : beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadamg-kadang
mampu langsung menyerang membran sel agen penyebab penyakit sehingga
menyebabkan sel-sel tersebut rusak.
12
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang
besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di
samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.

Fungsi : mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari
sel ke tempat pembuangan selain itu plasma darah juga menghasilkan zat kekebalan
tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi.

2.6 Proses Pembekuan Darah


Pembekuan darah yaitu darah yang mengeras dan menjadi sel yang bersatu. Hal ini
dikarenakan di dalam darah terdapat sel-sel yang dapat membentuk jaringan secara cepat.
Inilah kenapa disebut membeku karena darah yang cair itu dapat seolah-olah “mengeras”
dengan cepat. Namun proses ini terjadi jika terdapat jaringan tubuh yang rusak, yang
mengakibatkan drah keluar dari pembuluh darah. Bila tidak, darah hanya akan beredar
menyuplai zat-zat yang dibutuhkan oleh organ tubuh. Dalam proses pembekuan darah
ada beberapa zat yang dibutuhkan, yakni trombosit atau keping darah, fibrinogen,
protrombin, kalsium dan vitamin K.

Ketika luka terjadi yang mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh, merobek pembuluh
darah hingga darah keluar, maka hati akan menggenjot produksi produksi komponen
yang ada di trombosit maupun plasma darah yang bernama fibrinogen. Fibrinogen adalah
sebuah glikoprotein yang ada dalam plasma darah dalam bentuk cairan dan trombosit
dalam bentuk granula yang semuanya dihasilkan oleh hati. Fibrinogen ini yang kemudian
melakukan proses koagulasi darah dan meningkatkan viskositas darah. Proses ini akan
menghasilkan trombin dan protrombin dengan bantuan Ca2+ dan vitamin K. Trombin
yang terbentuk akan memecah fibrinogen menjadi benang fibrin. Bersamaan dengan
proses ini, terjadi pengendapan LDL yang memacu proses terbentuknya plak dan memicu
agregasi trombosit yang pecah mengeluarkan trombokinase untuk merubah protrombin
menjadi trombin dan proses kembali ini menyebabkan semakin banyaknya benang fibrin
yang terbentuk.

2.7 Proses Pembentukan Sel Darah


- Terjadi awal masa embrional, sebagian besar pada hati dan sebagian kecil pada limpa.
Pada minggu ke-20 masa embrional mulai terjadi pada sumsum tulang.

- Semakin besar janin peranan pembentukan sel darah terjadi pada sumsum tulang.

- Setelah lahir semua sel darah dibuat di sumsum tulang, kecuali limfosit yang juga di
bentuk di kelenjar limfe, thymus dan lien.

13
Setelah usia 20 tahun sumsum tulang panjang tidak memproduksi lagi drah kecuali
bagian proximal, humerus, dan tibia.

2.8 Jenis/Macam Kelainan & Penyakit Sistem Transportasi Darah Pada


Tubuh Manusia
Sistem transportasi pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan penunjang
hidup. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi kelainan atau
gangguan pada sistem transportasi tubuh kita disertai arti definisi / pengertian masing-
masing penyakit.

1. Anemia / Penyakit Kurang Darah


Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya
kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan
berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh
badan.

2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku


Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika
terjadi luka, sehingga perdarahan sulit dihentikan. Hemofili merupakan penyakit turunan.

3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi


Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan
pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang
lebih
antara 90-110 mmHg.

4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah


Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg
(milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa).

5. Varises / Penyakit Otot Nimbul


Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar
dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.

6. Penyakit KuningBayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-
sel darah oleh aglutinin sang ibu.

7. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi
keras.

14
8. Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.

9. Trombus /Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya
gumpalan di dalam nadi tajuk.

10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah


Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol
pada sistem transportasi.

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan
bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem yang tertutup karena selalu
beredar di dalam pembuluh darah saja. Peredaran darah pada manusia juga disebut sistem
peredaran darah ganda karena beredar ke seluruh bagian tubuh serta melewati jantung
sebanyak dua kali.

3.2 Saran

· DAFTAR PUSTAKA
http://philschatz.com/anatomy-book/contents/m46707.html
http://www.ilmudasar.com/2016/08/Pengertian-Struktur-Fungsi-Proses-Pembentukan-
Eritrosit-adalah.html

16

Anda mungkin juga menyukai