Anda di halaman 1dari 96

PL 3131

PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
WILAYAH DAN KOTA 1
SILABUS MATA KULIAH
TUJUAN
Mempelajari prosedur dan tahapan, serta metoda perencanaan infrastruktur
dan transportasi

OUTCOMES
▪ Dapat menjelaskan prosedur, konsep, instrumen dan tantangan dalam
perencanaan infrastruktur dan transportasi
▪ Mengerti konsep dan konteks dari permasalahan dalam area perencanaan
infrastruktur dan transportasi
▪ Dapat mengerti konsep dan penggunaan metoda analisis untuk tujuan
perencanaan
▪ Dapat menganalisis data menggunakan metoda analisis yang tepat untuk
tujuan perencanaan
MATA KULIAH TERKAIT
▪ PL 2231 Pengantar Infrastruktur Wilayah dan Kota
▪ PL 3239 Studio Infrastruktur Wilayah dan Kota

NILAI
UTS 30%, UAS 40%, Tugas 25%, Kehadiran 5%

REFERENSI
1. Edward, John D. Jr. Transportation Planning Handbook, Prentice Hall,
1992.
2. Goodman, A.S., dan Hastak, M, Infrastructure Planning Handbook,
McGraw Hill, 2006
3. Parkin and Sharma, Infrastructure Planning, Thomas Thelford, 1999
TUGAS
▪ Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan infrastruktur secara
berkelompok (1 kelompok terdiri dari 5 orang).
▪ Penugasan akan dibagi kedalam dua jenis yaitu Tugas Mingguan dan Tugas
Besar pada akhir semester. LIHAT TOR
▪ Khusus untuk tugas besar, mahasiswa diminta untuk mempresentasikan hasil
pekerjaan pada mini workshop di dua minggu terakhir perkuliahan
▪ Tugas akan dipresentasikan pada dua minggu terakhir masa perkuliahan
(19 dan 26 November).
▪ Di tiap akhir pertemuan akan diadakan konsultasi mengenai laporan
kemajuan tugas besar ini. Laporan
▪ Hardcopy dan Softcopy dikumpulkan saat Ujian Akhir Semester.
P E R T E MUAN I
KONSEP DASAR DALAM
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR 5
RUANG LINGKUP BAHASAN PERTEMUAN 1
1. Definisi Infrastruktur – What is Infrastructure?
2. Elemen Infrastruktur
3. Peran Penting Perencanaan Infrastruktur
4. Tahapan Perencanaan Infrastruktur
5. Tahap 1: Menemukenali Masalah Infrastruktur
(Problem Diagnosis)
6. Tahap 2: Tujuan Pembangunan Infrastruktur (Goal
Articulation)
DEFINISI INFRASTRUKTUR
What Is Infrastructure?
DEFINISI INFRASTRUKTUR

Grig (1988): infrastruktur adalah fasilitas fisik untuk


kepentingan publik yang sering disebut sebagai
public works

World Bank (1984):


Public utilities: listrik, telekomunikasi, sistem
perpipaan, sanitasi, dan persampahan
Public works: jalan, drainase, bendungan, dan
prasarana transportasi lainnya
DEFINISI INFRASTRUKTUR
Parkin and Sharma (1999), Infrastructure Planning

Infrastruktur meliputi fasilitas dan proses dalam area


berikut:
 Public utilities: power, telekomunikasi, air bersih perpipaan,
sanitasi, persampahan, dan perpipaan gas
 Public works: jalan, dam, irigasi
 Sektor transportasi lainnya: rel KA, pelabuhan, airport

Emphasis on “Physical” infrastructure; normally the


responsibility of governments rather than the private
sector
DEFINISI INFRASTRUKTUR

American Public Works Association


Infrastruktur adalah struktur dan fasilitas fisik yang
dikembangkan oleh badan pemerintah untuk
menjalankan fungsi pemerintah dalam menyediakan
air, energi, penanganan limbah, transportasi, dan
layanan sejenisnya untuk memfasilitasi pencapaian
tujuan sosial dan ekonomi (Hudson, dkk, 1997)
DEFINISI INFRASTRUKTUR

Associated General Contractors of America


Infrastruktur adalah suatu sistem fasilitas
umum, baik yang didanai oleh pemerintah
maupun swasta yang menyediakan pelayanan
yang penting dan mendukung pencapaian
standar kehidupan (Hudson, dkk, 1997)
PULIC WORKS VS INRASTRUCURE
Apa bedanya public works (pekerjaan umum) dengan infrastruktur?

PUBLIC WORKS
INFRASTRUCTURE
“Physical Infrastructure” “Employed in broader context
– Facilities that usually require substantial ranging from physical,
capital investment communication to social services”
– Provide public services or solve problems
perceived to be the public’s responsibility – Infrastruktur merupakan
– Planned, designed, constructed and terminology yang lebih luas
operated by or under government agencies – Didalamnya mencakup public
– Private may also construct to serve their own works/ physical infrastructure
manufacturing or other need for profit dan social infrastructure.
ELEMEN INFRASTRUKTUR
Apa Saja Jenis-jenis Infrastruktur?
ELEMEN INFRASTRUKTUR

 Transportasi
 Pengairan
 Air Minum dan Sanitasi
 Telematika
 Ketenagalistrikan
 Pengangkutan Minyak dan Gas
 Persampahan
 Fasilitas Umum dan Sosial
CONTOH PROYEK INFRASTRUKTUR
Goodman And Hastak, 2006, Infrastructure Planning Handbook: Planning, Engineering, And Economics

▪ Transportation
▪ Highways, streets, bridges, tunnels, mass transportation, parking, and other land transportation facilities
▪ Airfields and other aviation facilities
▪ Water
▪ Water supply, treatment, and distribution
▪ Water resource developments for irrigation, hydroelectric power, flood control, recreation, and navigation
▪ Waterfront installations
▪ Wastewater collection, treatment, and disposal
▪ Solid Waste (Sampah)
▪ Solidwastes collection, treatment, and disposal
▪ Electricity
▪ Electric power generation and supply
▪ Facilities
▪ Parks, museums, stadiums, and other cultural and recreational facilities
▪ Communication facilities
▪ Courthouses, schools, libraries, hospitals, police stations, fire houses, prisons, garages, and office buildings for government agencies
▪ Public residential housing
▪ Private commercial developments for which financing is provided or guaranteed by public or quasi-
public agencies
KATEGORI PROYEK INFRASTRUKTUR
Goodman And Hastak, 2006, Infrastructure Planning Handbook: Planning, Engineering, And Economics

❑ The development of new project or the provision of additional capacity


or capability to an existing project because of the increased demand →
Pembangunan Infrastruktur Baru
❑ The rehabilitation, reconditioning, and/or reconstruction of an existing
facility without changing the capacity or capability of the facility →
Rehabilitasi/ Rekonstruksi Infrastruktur Eksisting
❑ The routine maintenance and operation of infrastructure system, including
preventive maintenance and demand maintenance
→ Rutin Pemeliharaan/OM (Operation and Maintanance
❑ Projects that modify the operation and management of and existing
facility to improve its efficiency, extend its useful life, introduce alternative
strategies, or incorporate new technologies to maximize the operational
capacity of the facilities → Optimasi/ Peningkatan Infrastruktur Eksisting
PERAN PENTING PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
Mengapa Perencanaan Infrastruktur Penting?
WHY PLAN?
Terdapat 2 Argumentasi Utama Mengapa Perencanaan Infrastruktur Penting
Parkin and Sharma (1999), Infrastructure Planning

1. ECONOMIC ARGUMENT 2. POLITICAL ARGUMENT

1) Meningkatkan output ekonomi → meningkatkan produktifitas,


attractiveness dari daerah, dan menstimulus konstruksi
2) Efisiensi meningkat ketika perluasan network dari transportasi
3) Memiliki dampak jangka panjang terhadap struktur sosial, terutama
perubahan pusat pertumbuhan dan linkages nya
4) Kurangnya pemeliharan terhadap infrastruktur berdampak peningkatan
biaya untuk produsen dan secara ekstrim terputusnya aktivitas ekonomi
5) Buruknya tahapan perencanaan dalam penyediaan infrastruktur dapat
berhubungan erat dengan modal yang tidak penting
WHY PLAN?
Terdapat 2 Argumentasi Utama Mengapa Perencanaan Infrastruktur Penting
Parkin and Sharma (1999), Infrastructure Planning

1. ECONOMIC ARGUMENT 2. POLITICAL ARGUMENT

1) Infrastruktur merupakan basic needs atau kebutuhan dasar yang diperlukan oleh semua
penduduk
2) Merupakan public goods yang sifatnya non rivalry dan non excludability.
– Non rivalry, penggunaan infrastruktur oleh satu orang tidak mengurangi manfaatnya bagi orang lain.
– Non excludability, ketika infrastruktur disediakan, maka dapat dinikmati oleh semua orang.
3) Seringkali penyediaan infrastruktur tidak dapat dilakukan secara individu atau
perorangan, tetapi memerlukan peran pemerintah di dalamnya.
4) Infrastruktur merupakan subjek dari multi interest. Kelompok yang memiliki power dapat
berpengaruh pada keputusan penyediaan infrastruktur. But who will look after the
interest of those who have little power? Only government intervention can balance and
arbitrate on behalf of a wider public interest
ENVIRONMENTAL ASSESSMENT
Goodman And Hastak, 2006, Infrastructure Planning Handbook: Planning, Engineering, And Economics

THE PRESERVATION AND


THE GENERAL WELFARE
ENHANCEMENT OF:
▪ Natural water and land areas, ▪ Local and regional economic
including aesthetic values development

▪ Archeological, historical, ▪ Income distribution


biological, and geological ▪ Health and Safety
resources
▪ Educational and cultural
▪ Ecological Systems opportunities
▪ Water, land, and air quality ▪ Emergency Preparedness
▪ Other measures to improve the
quality of life
BAGAIMANA INFRASTRUKTUR DISALURKAN
Parkin and Sharma (1999), Infrastructure Planning

Secara umum disalurkan atau setidaknya difasilitasi oleh pemerintah, yang berbeda
adalah pengaturan kontrak dan operasi dari fasilitas.
1) Pemerintah memiliki dan mengoperasikan Infrastruktur
▪ Rank potential project → benefit-cost ratio, build facilities as money
▪ Contracts with private → design and contruction
▪ Local self-help scheme for smaller scale infrastructure
2) Skema Build-Operate-Transfer (BOT)
▪ Bids → contractor to design, finance, build and operate for 15 to 30 y.
▪ Government → a regulatory role to safeguard operational and maintenance standards
▪ At the end period → ownership is transferred
▪ 15-20% expect return on capital
3) Konsesi
▪ Expand and operate all part of existing infrastructure
▪ Government → a regulatory role to safeguard operational and maintenance standards
4) Development Gain
TAHAPAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
LANGKAH DALAM PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
Goodman And Hastak, 2006, Infrastructure Planning Handbook: Planning, Engineering, And Economics

The selection of methods based on:


▪ The type of project;
▪ The formal requirements of the planning organization;
▪ The available personnel, money, and equipment for investigations,
and
▪ The capabilities and preferences of the planning staffs
LANGKAH DALAM PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
Goodman dan Hastak mendefinisikan tahapan dengan pendekatan per proyek infrstruktur. Sedangkan
Alexander menggunakan pendekatan perencanana infrastruktur dalam konteks wilayah. Namun demikian
pada keduanya terdapat kesamaan pada beberapa fase tahapan

1. Establishment of goals and objectives 1. Problem Diagnosis

2. Problem identifications and analysis 2. Goal Articulation

3. Solution identification and impact assessment 3. Forecasting

4. Formulation of alternatives and analysis 4. Design of Alternatives

5. Recommendations 5. Plan Testing

6. Decisions 6. Evaluation and Choice

7. Implementation 7. Implementation

8. Operation and Management Sumber: Alexander, 1992


dalam Parkin and Sharma, 1999
Sumber: Goodman And Hastak, 2006
PROBLEM DIAGNOSIS AND GOAL ARTICULATION
Parkin and Sharma, Infrastructure Planning, Chapter 4, Thomas Thelford, 1999
PERSPECTIVE DALAM PERENCANAAN

The Technical The Political


Perspektif “Conventional technocratic” Perspektif ini mempertimbangkan
beranggapan bahwa sistem banyak konflik kepentingan yang
infrastruktur merupakan hasil dari terlibat dalam proses konsepsi,
perencanaan yang didasarkan pada perencanaan, manajemen dan
analisis rasional terhadap persoalan penggunaan infrastruktur.
tekno-sosial.

Parkin and Sharma, Infrastructure Planning, Chapter 4, Thomas Thelford, 1999


A TECHNICAL PERSPECTIVE
❑ Reasoned Choice
Pengambilan keputusan oleh individu atau kelompok.
Tahapan: Problem recognition, Goal identification,
option generation/identification, information search,
assessment of option information, choice, post decision
evaluation
Siapa yang memiliki masalah? Siapa yang berhak
menentukan masalah? Seberapa jelas tujuan dapat
diturunkan dari dunia nyata yang ambigu dan penuh
konflik?
A TECHNICAL PERSPECTIVE
❑ Rational Planning
Step Why?
Problem Diagnosis Mendefinisikan masalah dan mengumpulkan baseline data.
Goal Articulation Menentukan tujuan dan hambatan dari prnanaan. Rencana akan diuji terhadap daftar serangkaian
tujuan.
Forecasting Menggunakan baseline data dan trend untuk memproyeksikan kebutuhan perencanaan di masa depan.

Design Alternatives Menyusun alternatif – alternatif rencana (scenario) untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur hasil
proyeksi dan tujuan pembangunan.
Plan Testing Mengevaluasi sejauh mana setiap alternatif rencana dapat digunakan untuk mencapai tujuan serta
kemudian memilih opsi alternatif yang dianggap paling baik.
Evaluation Mengevaluasi rencana dari aspek ekonomi (to assess the economic efficiency), finansial (to assess the
capacity of the proposed plan), maupun lingkungan (to mitigate potential environmental and social
impact).
Implementation Menyiapkan laporan final dan menyiapkan rekomendasi bagi tahap pembangunan selanjutnya.
1.
MENENTUKAN MASALAH
(PROBLEM DIAGNOSIS)
Beberapa Teknik yang Diperlukan
A GREAT DEAL OF DATA COLLECTION AND
EVALUATION MAY BE REQUIRED
➢Mendeskripsikan sifat status quo (kondisi saat ini)
 Deskripsikan tipe populasi beserta distribusinya.
 Alasan melakukan perjalanan.
 Ketersediaan infrastruktur eksisting.
 Persoalan polusi dan wildlife protection
 Titik titik dislokasi sosial dan pola migrasi.
➢Menggunakan basis data untuk proyeksi dan prediksi dalam
perencanaan guna lahan
➢Sumber data penting pada identifikasi masalah: penduduk
yang bekerja/mengelola wilayah
➢Lazimnya menggunakan teknik interview dengan menyusun
peta konsep, brainstorming atau workshop
ISSUE FILTRATION
Multidimensi, kompleks dan, dan bersifat ambigu.
Isu apa? Hal apa yang betul – betul kritis dalam
suatu problematic situation? Pembangunan
infrastruktur apa yang perlu menjadi target
utama, whatever the cost, untuk menyelesaikan
persoalan dan pembangunan mana yang dapat
ditunda hingga terkumpul sumber daya yang
lebih banyak?
ISSUE FILTRATION- CHECKLIST (HOGWOOD AND GUNN, 1984):

Context
Repercussions
❑ Is there time for analysis? ❑ Will the consequences be large?
❑ Political overtones? ❑ Will many people be affected?
❑ Have fixed positions been taken? ❑ How significant are the affected
❑ Is the issue central to the concerns groups?
of client? ❑ What will be the flow-on effects?

Costs
Internal Characteristics ❑ What is the cost of acting on these
❑ Is there scope for choice? issues?
❑ Consensus? ❑ Are the costs incremental?
❑ How complex are the issues? ❑ What is the time frame?
❑ What is the cost of producing the
❑ How much uncertainty exists? plan?
❑ How value laden are the issues? ❑ Will the planning pay off?
INTERESTS, ROLES, AND POWER
Pengajuan untuk penyediaan infrastruktur baru dapat
menstimulasi reaksi positif maupun negatif dari
“powerful interests”.
Solusi dari keputusan strategis yang paling sesuai
dengan value sistem dari dominasi penerima manfaat
merupakan solusi yang perlu diambil.
Planner harus bijak dalam menganalisis “powerful
interest dan mendiagnosa masalah sehingga dapat
menghasilkan solusi yang tidak menimbulkan kontradiksi
dari para pemangku kepentingan trsebut.
INTERESTS, ROLES, AND POWER
Pada analisis diperlukan kejujuran dari para perencana. Perencana
harus mengambil langkah- langkah sbeagai berikut:
1. Tentukan interest ana dalam kaitannya dengan situasi
2. Buat daftar semua anggota potensial
3. Definisikan kemungkinan interest dari setiap anggota
4. Deskripsikan hubungan positif maupun negatif antara interest anda
dengan aktor lainnya.
5. Peringkatkan hubungan ini dalam bentuk kekuatan relasi terhadap
outcome positif.
6. Rancang sejumlah masalah atau definisi peluang.
PROBLEM DIAGNOSIS – TECHNICAL PERSPECTIVE
❑ Studi tentang status quo
❑ Prediksi kemungkinan jika tidak terdapat intervensi
❑ Sifat data akan menentukan seberapa banyak yang
dapat dikumpulkan dari sumber instansi pemerintah dan
seberapa banyak yang harus diperoleh dari survey
lapangan.
❑ Untuk menemukenali persoalan/ dasar pembangunan
infrastruktur diperlukan identifikasi terhadap 3 jenis
baseline data
▪ Demographic baseline data
▪ Transport surveys
▪ Environmental baseline studies
DEMOGRAPHIC BASELINE DATA
Infrastruktur didesain untuk melayani penduduk
suatu wilayah.
Pertanyaan untuk pndefinisian masalah:
 Apakah infrastruktur saat ini sesuai dengan kebutuhan populasi
saat ini?
 infrastruktur apa yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan di
masa yang akan datang?
Data terkait jumlah dan struktur penduduk adapt
diperoleh dari sensus atau survey.
DEMOGRAPHIC BASELINE DATA
Tingkat keakuratan data bervariasi tergantung
pada:
 Cultural factors
 Lack of resources
 Inefficiency
 Fear of the government
Data tambahan: data kelahiran, kematian, data
pernikahan, dan migrasi
Alternatif pengambilan data: the sample survey
TRANSPORTATION BASELINE DATA
Baseline data ini diasosiasikan dengan infrastruktur
transportasi publik dan privat : ditentukan
berdasarkan kebutuhan model matematika transportasi
Four step models
 Jumlah perjalanan yang dibangkitkan dan ditarik oleh setiap zona.
each zone
 Distribusi perjalanan untuk setiap destinasi
 Sharing/ proporsi antar penggunaan moda kendaraan
 Trip assignment untuk setiap moda
TRANSPORTATION BASELINE DATA
Prediksikan tingkat kecukupan infrastruktur saat ini dengan perubahan
populasi dan pola kerja dimasa yang akan datang, dan efek apa
yang akan ditimbulkan dari pembangunan infrastruktur baru.
8 tipe informasi yang diperlukan dalam proses perencanaan (Shunk,
1992 in Sharma, p. 47):
 Populasi dan tenaga kerja
 Guna lahan
 Basis ekonomi
 Sistem transportasi
 Pola perjalanan
 Faktor nilai dan sosial
 Sumber daya keuangan
 Peraturan dan regulasi
TRANSPORTATION BASELINE DATA
Populasi dan tenaga kerja
 Based sources: Census, The Vital Registration System; capable to the transportation planning
zones
 Stratification by age, income, vehicle ownership, family size
 Employment data: type of industry, occupation and income.
 Particular attention: establishing data on unofficial population and industries in squatter
area.
Guna Lahan
 Floor space and employment statistics → required for industrial/commercial
 Residential → the density of development and socio-economic details of residents
Sources: Local authorities
 Maps and permitted usage zoning plans
 Tolerated illegal land use → developing world, considerable economic activity
 Aerial photographs and random surveys
TRANSPORTATION BASELINE DATA
Basis Ekonomi
 Basic & non basic employment
 Basic employment in a zone → results in economic, employment and population growth
 Basic activities produces goods and services; whereas non-basic activities produce only
locally consumed goods and services
 Improved transportation links may serve to strengthen the whole economic base through
the medium of the basic employment sectors
Sistem transportasi
 National, regional and local planning agencies → source of information
 Characteristics and conditions of highways, transit system, parking facilities
 Peak and off-peak operating characteristics, traffic volumes and control measures
(inventory)
 In rapid developing regions: aerial and on-the-ground surveys
TRANSPORTATION BASELINE DATA
Pola perjalanan
 Trip making may be divided:
 Trips that originate within the external cordon with a destination outside or inside
the cordon
➢ Random sample home interview
➢ Collect details of socio-economic factors as well as family travel patterns

 Trips that originate outside the cordon with a destination within the cordon or pass
through the area without stopping
➢ Surveys at roadside census points on the cordon
➢ Railways surveys
➢ Noting registration numbers and the time of entry
➢ Screen line survey within the cordon

Faktor nilai dan sosial


 Public attitudes and expectations regarding certain types of transportation or the
infrastructure that supports them
 What is the public sentiment concerning mass transit subsidies
 How do people feel about paying tolls and the elimination of on-street parking?
TRANSPORTATION BASELINE DATA
Sumber daya keuangan
 Who pays for what infrastructure may or may not be obvious
 The do-nothing changes in population or employment may result in improved infrastructure
provision or rapid degradation, depending on the financial resources available

Peraturan dan regulasi


 The present state of infrastructure and transport movement be up-to-date on the legislation
controlling and enabling its use –particularly when different levels of government control
different types of infrastructure
KONSEP DASAR DALAM ANALISIS TRANSPORTASI
A road network is a special
application of the “network flow
problems”, which is part of linear
programming theory
Sebuah jalan terdiri dari beberapa
segmen. Satu jalan trhubung dengan
jalan lainnya di suatu intrseksi
(perempatan/ pertigaan)
Jaringan jalan merujuk pada seluruh
permukaan jalan yang saling
terhubung satu sama lain antar lokasi
kegiatan yang berbeda.
Jaringan jalan teriri dari segmen-
segmen dan simpul- simpul

Wang Xinhao dan vom Hofe Rainer, Research Methods in Urban and Regional Planning, Springer-Verlag, 2007
KONSEP DASAR DALAM ANALISIS TRANSPORTASI
▪ Simpul merupakan suatu interseksi
dimana dua atau lebih jalan saling
terhubung atau simpul dapat juga
merupakan titik berakhirnya suatu jalan
▪ Segmen adalah jalan yang
menghubungkan dua simpul.
▪ Jaringan merupakan segmen yang
diasosiasikan dengan arah.
▪ A chain merupakan rangkaian jaringan
pada arah yang sama yang terkoneksi.
▪ Area studi dibagi ke dalam beberapa
area. Area- area tersbut disebut sebagai
Traffic Analysis Zones (TAZs).
KONSEP DASAR
Trip/Perjalanan merupakan fokus dari analisis
transportasi
Studi transportasi mengkaji seluruh perjalanan dari
centroid zona.
Salah satu tipe perjalanan adalah perjalanan
kendaraan—jumlah perjaanan kendaraan dalam
suatu sistem transportasi
Perjalanan orang—jumlah pnuduk yang
melakukan perjalanan dalam sistem transportasi.
Dua tempat yang menghubungkan trip disebut trip
ends.
The trip end diawal perjalanan disebut origin
sedangkan diakhir disebut destination.
KONSEP DASAR
Travel Time Index mengukur tambahan waktu yang diperlukan oleh
perjalanan pada jam puncak dibandingkan terhadap perjalanan yang
sama pada bukan jam puncak.
Misal perjalanan dari rumah menuju kantor yaitu sekitar 40 menit
pada jam puncak dan 25 menit pada bukan jam puncak. Maka The
travel time index- nya adalah 40 / 25 =1.6
Pergerakan antar TAZs biasanya dinyatakan dalam suatu origin-
destination (O-D) matrix.
BASIC CONCEPTS
Design capacity adalah maksimum kendaraan yang dapat melintasi akhir dari suatu
jaringan jalan dalam suatu periode waktu tanpa menyebabkan keterlambatan/ traffic
delay.
Design speed adalah maksimum kecepatan pada suatu jaringan jalan saat tidak
terjadi delay
Number of lanes merepresentasikan jumlah lajur tersedia.
Volume merupakan jumlah kendaraan yang melalui jaringan jalan dalam suatu priode
waktu.
Average Daily Traffic (ADT) mrpresentasikan volume trafik harian dari suatu jaringan
jalan
Average Peak Hour Traffic (PHV) dapat dihitung ketika data trafik dikumpulkan pada
jam puncak dalam beberapa hari dan dirata- ratakan.
Vehicle occupancy jumlah penduduk yang melakukan perjalanan bersama dalam satu
unit kendaraan
KONSEP DASAR
Analisis Perjalanan Transportasi biasanya diklasifikasikan
menurut Trip Purpose berdasarkan lokasi origin dan
destination.
KONSEP DASAR
Dua perjalanan diantara dua “trip ends” (Pulang Pergi) disebut
round trip
Trip chaining adalah perpanjangan dari trip segment (Hensher
and Reyes, 2000).
KLASIFIKASI JALAN
Jalan memiliki dua fungsi:
Access, mengkonseksikan point of interest dengan jaringan
jalan.
Movement yaitu pergerakan pada jaringan jalan
Klasifikasi jalan mrupakan metoda yang mrefleksikan variasi
fungsi jalan.
KLASIFIKASI JALAN
▪ Expressways or freeways (movement >> access): Fungsinya
adalah untuk memfasilitasi mobilitas kendaraan pada kecepatan
tinggi antar kota atau antar atraksi.
▪ Arterials (movement > access): Berfungsi menyediakan mobilitas
tinggi bagi kendaraan, dengan kecepatan di bawah
expressways/freeways
▪ Collectors (movement = access): memiliki akses yang sama
besarnya dengan mobilitas
▪ Local streets (movement <access): menyediakan akses yang tinggi
TAZ
TAZ dapat pula didefinisikan sebagai zona sebagaimana
berikut:
Area geografis membagi region perencanaan ke dalam
area- area yang relative memiliki kesamaan guna lahan
dan aktivitas. Zona merepresentasikan origin dan
destination dari suatu aktivitas prjalanan dalam suatu
region…setiap rumah tangga, lokasi tempat kerja, pusat
perbelanjaan, dan aktivitas lain…pertama- tama di
agregatkan kedalam zona kemudian disederhanakan
kedalam suatu node yang disebut sbagai centroid.1.
Jaringan jalan dan kondisi fisik geografi harus
dipertimbangkan ketika mnlineasi TAZ.
Cambridge Systematics, 2007, A Recommended Approach to Deliniating TAZ in Florida,
http://www.fsutmsonline.net/images/uploads/reports/FDOT_TAZ_White_Paper.pdf
PERSYARATAN DAN KONTEKS TAZ
▪ Zona Pergerakan
Zone : kawasan perkotaan dibagi kedalam area- area kecil yang relative
homogeny yang disebut sebagai zona- zona. Ukuran suatu zona tergantung dari
densitas pembangunan, sehingga aktivitas per zona relative sama.(Willumsen &
Ortuzar, 1994)
▪ Prinsip Homogenitas
□ Geo-morfologi
□ Socio-Cultural
□ Ekonomi

▪ Prinsip Fungsional
□ Politik-Administrasi
□ Nodal
TAZ - CONTEXT
Yang harus dipertimbangkan pula ▪ Socioeconomic data (existing
dalam mendelineasi TAZ yaitu: and future):
▪ Homogeneous land uses, where
feasible;
▪ Compatibility of highway ▪ Special generators;
network: ▪ Trips per zone; and
▪ Fasilitas transportasi eksisting dan ▪ Developments of regional
rencana; serta impact.
▪ Centroid connector loadings. ▪ Access:
▪ Transit access;
▪ Boundary compatibility: ▪ Freight/intermodal facilities.
▪ Fisik Geografis;
▪ Other considerations:
▪ Census geography; ▪ Zone size and intrazonal trips;
▪ Political geography; ▪ and – Internal versus external
zones.
▪ Planning District/Sector boundaries;
▪ and – Irregular zone geography.
ENVIRONMENTAL BASELINE DATA
Baseline Studies tanpa prioritisasi yang cukup → waste of effort
Isu penting harus pertama diidentifikasi sebelum kajian baseline
ditentukan
Scoping
 Kegiatan paling awal pada proses scoping adalah EIA yang mana tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi atribut dari komponen lingkungan yang menjadi concern public
yang oleh karenannya harus menjadi fokus dalam EIA.
 Misalnya : dampak terhadap keamanan dan kesehatan penduduk : hilangnya lahan
pertanian dan rekreasi : ancaman terhadap habitat dan spesies langka.
 Mendefinisikan apa yang di anggap penting.
 Peran penting ekologi : dapat tidak di pahami oleh bukan ahlinya : cultural mismatch →
bahaya tertentu pada suatu area pertanian di negara berkembang.
Baseline studies
 “ terkait dengan infrastruktur yang di pertimbangkan”
Survey pada umumnya diperlukan dan harus di targetkan secara hati-hati agar survey tidak
mengahsilkan data yang sia- sia.
Definisi
 Issue (Isu) :
ISU
Gejala tentang adanya masalah namun belum jelas,
Dan terjadi karena adanya ketidakjelasan dalam
pendefinisian masalah atau dari perbedaan
PERSOALAN pandangan mengenai sifat pemasalahan itu sendiri.

 Problem (Masalah) :
Terjadi karena adanya perbedaan antara
kenyataan dengan sistem nilai yang berlaku, atau
adanya benturan antara kenyataan dengan sistem
nilai yang berlaku.

William N. Dunn, 1994, Public Policy Analysis


Tingkatan Masalah
 Major Issue : menyangkut visi dan misi yang bersifat regional dan
nasional

Strategis  Secondary Issue : menyangkut definisi kelompok-kelompok target


dan merupakan program-program yang berada pada badan-
badan di tingkat nasional dan propinsi

 Functional Issue : berada pada tingkat program dan proyek


(menyangkut budgeting, koordinasi, SDM, dll)

Tekni  Minor Issue : menyangkut proyek secara khusus misalnya staffing,


s prosedur, peraturan pelaksanaan standar, upah, dll)

William N. Dunn, 1994, Public Policy Analysis


Proses Penstrukturan Masalah

William N. Dunn, 1994, Public Policy Analysis


Proses Penstrukturan Masalah
 Problem Sensing
Tahapan “merasa” adanya masalah (intuitif).
 Problematic Situation
Merupakan keadaan yang bermasalah, namun
belum cukup jelas masalah persisnya apa.
 Problem Conceptualization
Upaya menyusun konsep masalah secara lebih
jelas, misalnya dengan menyusun pohon
permasalahan yang mengurai kemungkinan-
kemungkinan penyebab munculnya masalah.
William N. Dunn, 1994, Public Policy Analysis
Proses Penstrukturan Masalah
 Substantive Problem
Merupakan hasil dari problem conceptualization dalam
bentuk pengerucutan dari pohon permasalahan sehingga
dapat disimpulkan masalah yang dianggap paling
esensial.

 Problem Specification
Elaborasi lebih lanjut terhadap masalah yang paling
esensial (substantive problem) untuk memperoleh
gambaran lebih jelas lagi.

 Formal Problem
Adalah deskripsi formal baik secara lisan ataupun tulisan
yang akan diverifikasi oleh pihak lain.
William N. Dunn, 1994, Public Policy Analysis
Proses Penstrukturan Masalah
 Kesalahan tipe 3 sering terjadi dalam
perencanaan yaitu kesalahan dalam definisi
masalah sehingga menghasilkan solusi yang
salah pula.

 Terlalu menyederhanakan masalah kerap


terjadi terutama dalam pencerminan
dinamika sosial masyarakat

William N. Dunn, 1994, Public Policy Analysis


Tantangan dalam proses penstrukturan masalah
adalah bagaimana mendefinisikan substantive
problem dan formal problem sedekat mungkin
dengan problematic situation

William N. Dunn, 1994, Public Policy Analysis


2.
MENENTUKAN TUJUAN
(GOAL ARTICULATION
TRANSPORTATION PLANNING
Meyer and Miller, 2001, Urban Transportation Planning 2 nd Edition

Transportation Planning is the process of answering four basic questions:


▪ Where are we now (such as trends and conditions relating to population, the
transportation system, and the general state of the urban area)?
▪ Where do we want to go (major issues, public outreach results, obstacles, and
opportunities)?
▪ What will guide us (mission statement, goals, objectives, public input, and
performance measures)?
▪ How will we get there (revenue estimation, project and program
implementation, public/private partnerships, and policy changes)?
TRANSPORTATION PLANNING
Meyer and Miller, 2001, Urban Transportation Planning 2 nd Edition

Urban Transportation Planning is the process of :


1. Establishing a vision of what a community wants to be and how the transportation
systems fits into this vision
2. Understanding the types of decisions that need to be made to achieve this vision
3. Assessing the opportunities and limitations of the future in relationship to goals
and desired system performance measures
4. Identifying the near- and long-term consequences to the commutity and to
transportation system user of alternative choices
5. Relating alternative decisions to the goals, objectives, or system performance
measures established for an urban area, agency, or firm
6. Presenting this information to decision makers in an understandable and useful
form
7. Helping decision maker establish priorities and develop an investment program
MAKSUD (GOALS)
Parkin and Sharma (1999), Infrastructure Planning

Pernyataan mengenai apa yang diharapkan untuk di


capai oleh suatu rencana dalam jangka panjang
 Ekspresi dari nilai sosial yang harus di terapkan dalam mengawal
proses perencanaan
 Tentative, dilaksanakan sebelum tahap diagnosa
 Dirumuskan saat baseline data di analisis dan masalah telah di
tentukan.
 Diterjemahkan ke dalam tujuan operasional ( suatu yang dapat di
ukur dan di gunakan untuk evaluasi alternatif rencana solusi ).
 Perlu dinegosiasikan dengan client.
MAKSUD (GOALS)
Parkin and Sharma (1999), Infrastructure Planning

Pernyataan maksud, tujuan dan hambatan bukan merupakan definisi dari situasi
problematik, bukan juga merupakan daftar solusi.
▪ Maksud (goals), lebih merupakan suatu abstraksi dan sitem nilai.
▪ Tujuan (objective), lebih spesifik untuk di ukur dibanding maksud (goals).
Maksud dan tujuan merupakan alternatif untuk mengekspresikan atribut dari
situasi yang problematis.
▪ Hambatan (constraints) digunakan lebih fleksibel dalam perencanaan –
umumnya sebagai guide atau prinsip-prinsip operasional.
Tinjauan bersarkan teori keputusan → pohon nilai
Proses untuk menentukan maksud, tujuan dan hambatan yang dapat diterapkan
merupakan suatu argument perlunya persuasi dan negosiasi dalam perencanaan.
 Workshop dan meeting
 Analisis interest dan peran dari stakeholder.
Maksud dan tujuan cenderung bersifat tangible.
DEVELOPING A COMMUNITY VISION AND GOALS SET
Meyer and Miller, 2001, Urban Transportation Planning 2 nd Edition, Chapter 4

❑ Vision: refined with more specific guidance in the form of goals and
objectives → goals set
❑ A Vision should reflect the collective opinions of system users, stakeholders,
and the general public → provides for intensive public involvement
❑ Should occur within a clearly understood organizational and decision making
structure
❑ Visioning process can be based on: extensive public involvement, focus
groups, newspaper supplements, surveys, public hearings, newsletters.
PLANING GOALS AND OBJECTIVES
Meyer and Miller, 2001, Urban Transportation Planning 2 nd Edition, Chapter 4

❑ Values: basic social drives that govern human behavior. Ex: need for order
❑ Goals: Generalized statements that broadly relate the physical environment
to values, but for which no test for fulfillment can be readily applied. Ex:
Maintain and/or improve the quality of transportation
❑ Objectives: Specific and measurable statements that relate to the attainment
of goals. Ex: Improve the reliability of the movement of persons and goods on the
existing transportation system
❑ Measures of Effectiveness: measures or tests that reflect the degree of
attainment of particular objectives in the context of plan or project
evaluation. Ex: Degree of schedule adherence of bus trips
❑ Standards: Minimum acceptable level for the criterion measure (i.e. a fixed
level of attainment of an objectives). Ex: The number of buses arriving more than
5 minutes late should not exceed 10 percent of the total bus trips on that route during
an 8-hour period
LANGKAH DALAM PROSES
PROGRAMMING AND BUDGETING
Goodman And Hastak, 2006, Infrastructure Planning Handbook: Planning, Engineering, And Economics

▪ Setting Program Goals and Objectives. Merumuskan pernyataan yang jelas dan terukur
untuk memperlihatkan apa yang akan dilakukan untuk memperoleh tujuan kebijakan
▪ Establishing Program Performance Measures. Menetapkan kriteria agar agency dapat
mengukur keberlangsungan dari implementasi program dan mengevaluasi hasil dari program
terhadap performance, biaya dan manfaat
▪ Assessing Needs and Identifying Projects. Mengidentifikasi kekurangan/masalah,
kebutuhan. Mengidentifikasi alternatif solusi untuk menangani kebutuhan. Merumuskan kandidat
proyek.
▪ Project Evaluation. Mengevaluasi project yang diajukan berdasarkan kriteria yang konsisten.
▪ Priority Setting and Program Development. Mengorganisasikan pekerjaan agency
berdsarkan tujuan dan tipe pekerjaan. Identifikasi urutan/prioritas program berdasarkan tujuan
dan sasaran insitusi, juga kriteria. Merumuskan kandidat program berdasarkan budget.
▪ Program Trade-offs. Mengevaluasi merubah SD diantara program atau project.
▪ Budgeting. Membangun rencana pengeluaran berdasarkan SD dan biaya program atau project
▪ Program Implementation and Monitoring. Implement, monitor, mengawasi kondisi dan
kinerja, evaluasi hasil berdsarkan ukuran kinerja
ECONOMIC OBJECTIVES IN THE US
Goodman And Hastak, 2006, Infrastructure Planning Handbook: Planning, Engineering, And Economics

▪ A Choice Criterion. Ukuran kuantitatif yang dapat meyakinkan apakah sebuah proyek dapat
mendukung negara/daerah mencapai tujuannya dan itu merupakan investasi yang dapat
diterima
▪ A Ranking or Rationing Criterion. Dilakukan pada saat budget terbatas dan hanya investasi
yang memberikan kontribusi terbaik terhadap tujuan/sasaran ekonomi yang dapat dibiayai
▪ Improved Standard of Living and Economic Development. Biasanya terkait terhadap
tujuh sasaran teknis, yaitu
• Total Employment
• Productivity
• Economic Growth
• Increased Economic Welfare
• Distribution of Income
• Regional Transfers
• Sectoral Transfers
ECONOMIC OBJECTIVES IN THE US
Goodman And Hastak, 2006, Infrastructure Planning Handbook: Planning, Engineering, And Economics

Sasaran Kriteria Pemilihan Project Kriteria Ranking

Growth in total Any Project that creates employment Projects creating the most employment
employment
Growth in productivity Any Project with a higher rate of return that that Project with the highest rate of return
being realized in the private sector
Economic Growth Any Project with a positive rate of return Project with the highest rate of return

Economic Welfare Any Project with a positive net present value Project with the highest net present value or the highest
net present value per dollar of capital invested
Distribution of Income Any project with a higher rate of return than the Projects with the highest net benefit or highest net present
social discount rate, where benefits and cost to lower value per dollar per capital invested, where benefits and
income group are weighted more highly than those cost to lower income group are weighted more highly
to higher-income groups than those to higher-income groups
Regional Transfers Any project with a positive net present value Project with the highest net present value (assuming the
(assuming the social discount rate) where benefits social discount rate) where benefits and cost beyond
and cost beyond regional boundaries are not regional boundaries are not counted
counted
Sectoral Transfers Any project with a positive net present value Project with the highest net present value (assuming the
(assuming the social discount rate) where benefits social discount rate) where benefits and costs to other
and costs to other sectors are not counted sectors are not counted
3.
PRAKTEK PENENTUAN MASALAH DAN
PERUMUSAN TUJUAN DALAM
PERENCANAAN
RPJM dan RTRW
Sumber :
Permendagri 86/2017
http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2009/PermenPU16-2009.pdf
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN)
merupakan satu kesatuan tata
cara perencanaan
pembangunan untuk
menghasilkan rencana
pembangunan, baik jangka
panjang, menengah, maupun
panjang yang dilaksanakan oleh
unsur penyelenggara negara
dan masyarakat di tingkat Pusat
dan Daerah.

Sumber: Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
PENYUSUNAN RPJMD

Sumber: Lampiran III Permendagri 54/2010


PENYUSUNAN RPJMD

Sumber: Lampiran III Permendagri 54/2010


TAHAPAN LOGICAL FRAMEWORK (LOGFRAME-LFA)

Terdapat 7 (tujuh) tahapan dari LFA


Kategori Proses : Proses Analisis dan Proses Design / Perencanaan (Planning)
Proses yang ada disini adalah bertahap, harus mengikuti urutan untuk memperlihatkan
logika yang sesuai

Umhlaba Development Services (2017)


TAHAPAN LOGICAL FRAMEWORK (LOGFRAME-LFA)
Terdapat 7 (tujuh) tahapan dari LFA
Kategori Proses : Proses Analisis dan Proses Design / Perencanaan (Planning)
Proses yang ada disini adalah bertahap, harus mengikuti urutan untuk memperlihatkan
logika yang sesuai

Umhlaba Development Services


REVIEW ANALISIS: STAKEHOLDER ANALYSIS
Klarifikasi siapa dan organisasi apa yang terlibat
dan terpengaruh oleh permasalahan pembangunan
Mana saja kelompok yang mendukung dan
menolak.

Asian Development Bank (2007);


UNDP (2009)
PROBLEM ANALYSIS
Alat utama adalah
menggunakan Pohon Masalah
 Untuk menganalisis konteks
dan situasi dari masalah
 Mengidentifikasi berbagai
permasalahan yang
berhubungan dengan
developed problem
 Memperlihatkan diagram
visual yang menjelaskan
hubungan sebab akibat

Asian Development Bank (2007).


REVIEW ANALISIS: PROBLEM ANALYSIS

Asian Development Bank (2007)


REVIEW ANALISIS: OBJECTIVES ANALYSIS

Setelah mengerti tentang permasalahan pembangunan dan penyebabnya, penting


untuk menspesifikan situasi yang diinginkan.
▪ Tahap ini adalah tahap project identification dan melibatkan analyzing objective and
alternatives
▪ Analyzing Objective: problem tree diubah menjadi obective (atau adalah solusi dari
masalah)
▪ Analyzing Alternatives: mengidentifikasi alternative sebagai cara dalam meraih
development objective
▪ Melihat kemungkinan untuk setiap alternatif
▪ Meraih konsesus dalam strategi project

Asian Development Bank (2007)


REVIEW ANALISIS: PROBLEM ANALYSIS

Asian Development Bank (2007)


LOGFRAME DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Analisis pohon masalah dalam LFA dapat digunakan untuk
melakukan pemetaan permasalahan sesuai dengan output yang
diharapkan Permendagri 86/2017
LOGFRAME DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Framework dalam LFA sesuai dengan arsitektur kinerja pembangunan
daerah yang dimanatkan dalam Permendagri 86/2017
LOGFRAME DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
Dalam menentukan ISU STRATEGIS URUSAN menjadi ISU STRATEGIS KOTA dapat dilakukan
scoring dan pembobotan dengan kriteria-kriteria sesuai dengan Permendagri 86/2017
http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2009/PermenPU16-2009.pdf
http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2009/PermenPU16-
2009.pdf
SISTEMATIKA PENYAJIAN RTRW
http://birohukum.pu.go.id/uploads/DPU/2009/PermenPU16-
2009.pdf
PRODUK-PRODUK PERENCANAAN
INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
▪ Rencana Struktur Ruang
▪ RISPAM (Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum)
▪ Rencana Induk Persampahan, Drainase
▪ Buku Putih Sanitasi
▪ Tatranas, Tatrawil, Tatralok
CONTOH PRODUK-PRODUK PERENCANAAN
INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
PRODUK/ PUSAT PROVINSI KOTA / KABUPATEN
INFRASTRUKTUR
HASIL IMPLEMENTASI STRUKTUR RUANG STRUKTUR RUANG STRUKTUR RUANG
RENCANA STRUKTUR NASIONAL (LIHAT RTRW PROVINSI (LIHAT RTRW KOTA DAN KABUPATEN
RUANG NASIONAL) PROVINSI) (LIHAT RTRW
KOTA/KABUPATEN)
HASIL PROGRAM DAN IMPLEMENTASI RENCANA HASIL PROGRAM DAN HASIL PROGRAM DAN
KEGIATAN KERJA (KEGIATAN) KEGIATAN PROGRAM KEGIATAN PROGRAM
INFRASTRUKTUR DALAM KEMENTRIAN/LEMBAGA INFRASTRUKTUR DALAM INFRASTRUKTUR
RPJP-RPJM (RENJA-KL) & RPJMN RPJMD PROVINSI DALAM RPJMD
Kabupaten/Kota
TRANSPORTASI - Tataran Transportasi Tataran Transportasi Tataran Transportasi
SISTEM TRANSPORTASI Nasional (Tatranas) Wilayah (Tatrawil) Lokal (Tatralok)
NASIONAL (SISTRANAS)
ANY QUESTION? 96

Anda mungkin juga menyukai