Anda di halaman 1dari 9

Praktikum 3

Attribute Table
Seperti yang telah dijelaskan pada praktikum pertama, Yang akan dipelajari:
attribute table adalah fitur kunci ArcMap. 1. Field dan record
2. Fitur-fitur pada field: Statistics,
Sekarang kita akan mempelajari fitur-fitur yang terkait
calculate geometry, dan field
dengan attribute table lebih lanjut. calculator
3. Join spasial dan atribut
Field dan Record 4. Query spasial dan atribut

Field adalah kolom pada attribute table yang merupakan pengategori informasi dalam
feature.

Contohnya suatu feature class kecamatan-kecamatan kota Bandung memuat informasi


“jumlah rumah tangga”, “jumlah pasar”, dan “nama camat”, dengan demikian ketiga kategori
informasi tersebut adalah field-field-nya

Record adalah baris pada attribute table yang menyimpan informasi-informasi sesuai field
yang ada. Satu record berarti satu buah feature.

Contohnya, masih pada contoh yang sama, Kecamatan Andir, memiliki jumlah rumah
tangga sebanyak 200.000, jumlah pasar sebanyak 4, dan nama camat Gugun. Maka untuk
record kecamatan Andir, pada field “jumlah rumah tangga” akan terisi “200.000”, pada field
“jumlah pasar” terisi “4”, dan pada field “nama camat” terisi “Gugun”.

Field memiliki beberapa fitur. Yang akan kita pelajari di antaranya adalah Statistics,
Calculate Geometry, dan Field Calculator.

Statistics
Statistics adalah fitur untuk menampilkan statistik deskriptif field yang kita hitung.

1. Masukkan feature class “adm_jabar” ke dalam data frame.


2. Buka attribute table “adm_jabar” (klik kanan > Open Attribute Table...). Akan
muncul pane Table.
3. Klik kanan judul field luas_km2 > Statistics...
4. Muncul jendela Statistics of adm_jabar.
Perhatikan bahwa kita dapat memilih field yang akan kita lihat statistiknya pada kotak
bertanda panah bertuliskan luas_km2 (disebut drop-down menu). Perhatikan juga
bahwa field yang bisa kita lihat statistiknya hanyalah field bertipe angka.
5. Perhatikan kotak Statistics:.
Kita dapat mengetahui jumlah feature (Count), luas kabupaten/kota terbesar dan
terkecil (Max/Min), jumlah luas seluruh kabupaten (Sum), rata-rata luas kabupaten di
provinsi Jawa Barat (Mean), simpangan bakunya (Standard Deviation), dan jumlah
data kosong (Null).

1
Calculate Geometry
Calculate Geometry adalah fitur pada field untuk menghitung atribut geometrik feature
class, yakni panjang dan luas.

Kita akan menghitung panjang ruas-ruas jalan di Jawa Barat menggunakan fitur tersebut.

Buat field baru dengan langkah-langkah berikut:

1. Atur sistem koordinat data frame ke UTM 48S.


Atribut geometrik tidak akan bisa dihitung jika sistem koordinat data frame
menggunakan geodetik.
2. Masukkan feature class “jalan_jabar” ke dalam data frame > buka attribute table-nya
3. Klik Table Options (ikon ) > Add Field.... Akan muncul jendela Add Field.
4. Isikan nama field pada Name. Panjang nama tidak bisa melebihi sepuluh karakter.
Silakan isikan nama sesuka kalian.
5. Pada Type pilih Float.
Terdapat enam jenis tipe data field: Short dan Long integer, Float, Double, Text,
dan Date. Untuk Text dan Date sudah jelas bahwa keduanya adalah tipe data tulisan
atau string dan tanggal.
Intinya adalah bilangan bulat memiliki tipe short dan long integer, sedangkan
bilangan pecahan memiliki tipe float dan double. Perbedaan antara keduanya
adalah ukuran file yang dihasilkan, yakni long integer akan menghasilkan ukuran
yang lebih besar dari short integer, dan double lebih besar dari float.
6. Precision adalah jumlah angka keseluruhan (bilangan signifikan) yang ditampilkan
pada tabel, sementara Scale adalah jumlah angka desimal.
Silakan tentukan sesuka kalian.
7. Klik OK.

Lakukan penghitungan dengan langkah-langkah berikut:

1. Klik kanan judul field yang tadi baru dibuat > Calculate Geometry....
2. Klik OK pada jendela peringatan “You are about to do a calculate outside of...”.
3. Pada Property pilih Length.
Pada Coordinate System pilih sistem koordinat yang sesuai dengan data frame
(Use coordinate system of the data frame).
Pada Units pilih satuan Kilometers.
4. Klik OK.

Sekarang kita bisa mengetahui panjang masing-masing ruas jalan yang ada di Jawa Barat
berdasarkan data yang kita miliki dari hasil perhitungan kita.

Field Calculator
Field calculator berguna untuk menghasilkan informasi baru dari operasi perhitungan satu
atau lebih field.

Kali ini kita akan menghasilkan angka persentase luas tiap-tiap kabupaten/kota di Jawa
Barat dari data yang tersedia.

2
1. Buat field baru. Agar dapat menyimpan pecahan, tipe apa yang sebaiknya dipilih?
Jangan lupa tentukan precision dan scale-nya.
2. Cari tahu terlebih dahulu dulu total luas seluruh kabupaten/kota.
3. Klik kanan judul field tersebut > Field Calculator...
4. Klik Yes pada jendela peringatan.
5. Klik ganda nama field pada kotak Fields: untuk memasukkannya ke kotak rumus
((nama field persentase)) = dan ketikkanlah rumus untuk menentukan persentase
luas seperti halnya pada kalkulator ilmiah. Rumus yang kita gunakan adalah:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑏_𝑘𝑜𝑡𝑎
%= × 100.
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

6. Klik OK.

Sekarang kita dapat mengetahui besaran persentase luas masing-masing kabupaten/kota di


Jawa Barat berdasarkan data yang kita punya.

Join
Kita dapat menggabungkan data atribut pada satu feature class dengan feature class yang
lain dengan fitur join.

Terdapat dua metode join yang akan kita pelajari: join berdasarkan tabel atribut (join
attributes from a table) dan berdasarkan lokasi spasial (join data from another layer based
on spatial location).

Join berdasarkan tabel atribut


Kita akan memasukkan data jumlah penduduk yang ada di file Excel “sensus_jabar.xls” ke
shapefile “adm_jabar” sehingga shapefile tersebut memiliki data jumlah penduduk.

1. Buka file “sensus_jabar.xls” di file explorer. Buka juga attribute table “adm_jabar” di
ArcMap.
2. Perhatikan field ID di attribute table ArcMap dan Excel. Kedua file memiliki ID yang
sama untuk setiap kabupaten/kota dan unik satu sama lain.

Kunci dari penggunaan join berdasarkan atribut tabel adalah tersedianya field yang
mengandung data yang sama pada kedua tabel yang akan di-join, seperti contohnya ID
untuk masing-masing nama kabupaten/kota.

Jika tidak menggunakan ID pun kita masih bisa melakukan join asalkan penulisan nama
kabupaten/kota di kedua file identik, baik pengejaan maupun kapital/tidaknya.

3. Tutup file Excel.


4. Klik Table Options (ikon ) > Joins and Relates > klik Join...
5. Akan muncul jendela Join Data.
6. Pastikan Join attributes from a table terpilih.
7. Klik drop-down menu pada 1. Choose the field in this layer... > klik ID untuk
memilih field penghubung kita, yakni field ID.

3
8. Klik ikon folder di samping kotak yang ada pada 2. Choose the table to join to this
layer... cari file “sensus_jabar.xls”, klik ganda file tersebut > klik Sheet1$ > klik Add.
9. Seharusnya secara otomatis field ID muncul pada 3. Choose the field in the table
to base the join on karena pada file excel kita terdapat kolom yang isinya sama
persis dengan field yang dipilih pada langkah 1, yakni kolom ID.
10. Pada bagian Join Options terdapat dua pilihan: Keep all records dan Keep only
matching records.
a. Keep all records akan mencantumkan seluruh record pada kedua tabel
meskipun terdapat record yang di salah satu tabel tidak ada.
b. Keep only matching records akan mencantumkan record-record yang hanya
terdapat di kedua tabel.

Kita dapat mengetahui apakah terdapat record yang


tidak sama antara dua tabel kita dengan mengeklik
Validate Join.

Jika record kita sama, jendela konfirmasi yang muncul


akan menunjukkan angka yang sama pada bagian “...
of ...” seperti contoh di samping.

Karena kita tidak memiliki record yang tidak ada pada salah satu tabel, kita bisa
memilih Keep all records.

11. Klik OK.

Join akan menampilkan seluruh field yang ada di kedua tabel. Untuk menghilangkan field
yang berulang kita bisa menyembunyikannya dengan:

1. Membuka Layer Properties layer “adm_jabar” (klik ganda layer tersebut atau
melalui klik-kanan).
2. Pilih tab Fields.
3. Klik kotak centang di samping nama field yang akan disembunyikan.
4. Klik Apply untuk melihat perubahan, klik OK untuk menutup jendela Layer
Properties.

Join berdasarkan lokasi spasial


Prinsip dasar join dengan metode ini adalah menggabungkan informasi dari dua data spasial
yang berdasarkan letak kedua data spasial tersebut.

Kita akan mencari tahu informasi kemiringan jalan di salah satu wilayah di DKI Jakarta
melalui penggabungan data kemiringan permukaan (dalam persen) yang berupa titik (point)
dengan data jalan di wilayah tersebut yang berupa garis (polyline).

1. Masukkan feature class “jaringanjalan.shp” dan “slope_jalan” ke dalam data frame.


2. Buka tabel atribut kedua feature class. Perhatikan bahwa pada feature class
“slope_jalan” terdapat field grid_code yang berisi data kemiringan permukaan
tersebut.

4
3. Pada tabel atribut “jaringanjalan.shp” klik Table Options > Joins and Relates >
Join...
Perhatikan bahwa karena kita akan memasukkan tabel atribut “slope_jalan” ke
“jaringanjalan”, kita harus mengakses Table Options di tabel atribut “jaringanjalan”.
4. Akan muncul jendela Join Data. Pastikan Join data from another layer based on
spatial location terpilih.
5. Pada 1. Choose the layer to join... pilihlah “slope_jalan”.
6. Pada 2. You are joining: ada dua pilihan terkait bagaimana kita akan
menggabungkan kedua layer atau feature class tersebut:
a. Pilihan pertama, Each line will be given a summary of the numeric... akan
menyertakan field numerik titik-titik yang berpotongan (intersected by it) atau
yang terdekat (closest to it).
Field numerik titik-titik tersebut harus ditentukan metode perangkumannya (How
do you want the attributes to be summarized?), dengan mencentang
metodenya: dirata-ratakan (average), dijumlahkan (sum), nilai terrendah
(minimum), atau seterusnya.
Jika kotak tersebut tidak dicentang, field-field numerik pada “slope_jalan” tidak
akan ditampilkan.
b. Pilihan kedua, Each line will be given all the attributes of the point... akan
menyertakan semua field numerik titik yang terdekat dengan feature pada feature
class “jaringanjalan”. Jarak titik tersebut dengan masing-masing feature juga
akan disertakan pada field baru yang dibuat secara otomatis.
Pilihlah pilihan kedua karena ini yang lebih sederhana.
7. Pada 3. The result of the join will be saved... kliklah ikon folder dan tentukan
tempat output file join kita.
8. Klik OK.
9. Setelah proses selesai, buka tabel atribut feature class hasil join tersebut. Perhatikan
bahwa sekarang sudah ada field grid_code yang merupakan informasi kemiringan
titik terdekat dengan masing-masing feature garis “jaringanjalan” dengan masing-
masing jaraknya pada field Distance.

Query
Query adalah istilah untuk menyatakan “permintaan” atau “pertanyaan” kepada suatu sistem
basis data (database) dengan kondisi atau kriteria tertentu.

Mudahnya adalah bayangkan ketika kalian ingin mencari tahu nama klub yang menerima
Cristiano Ronaldo pada bulan Agustus 2018 di mesin pencari Google. Google memiliki
database yang sangat besar sehingga kita dapat mendapatkan informasi hampir apa saja
darinya. Di search bar laman tersebut kita mungkin akan mengetikkan kata kunci “Cristiano
Ronaldo”, “transfer to”, dan “august 2018” kemudian menekan tombol pencarian.

Perhatikan bahwa kita menyatakan “permintaan” informasi atau “pernyataan” kepada sistem
basis data Google tentang “klub yang menerima Cristiano Ronaldo” yang “terjadi pada bulan
Agustus 2018” sebagai kondisi.

5
Begitu pula pada ArcMap. Kita dapat meminta sistem basis data yang kita miliki tentang
informasi apapun yang relevan dengan basis data kita tersebut.

Mudahnya, dalam konteks ArcMap, query dapat dipahami juga sebagai seleksi feature yang
memiliki kondisi tertentu.

Seperti join, query dapat dilakukan dengan dua metode: tabel atribut dan spasial.

Query berdasarkan tabel atribut


Seperti namanya, query ini dilakukan pada sistem basis data kita dengan kondisi-kondisi
sesuai dengan apa yang ada pada tabel atribut.

Query berdasarkan teks (string)


Query pada data berbasis string menggunakan tanda sama dengan (=) dan LIKE.

Tanda ‘=’ digunakan untuk memperoleh hasil string yang nilainya sama persis dengan yang
kita tentukan, sedangkan LIKE digunakan untuk memperoleh hasil string yang nilainya sama
secara sebagian saja. Untuk lebih jelasnya ikuti langkah-langkah berikut!

1. Masukkan feature class “Kota_Jawa” ke dalam data frame.


2. Buka tabel atribut feature class tersebut, klik Table Options > Select by
Attributes....
3. Muncul jendela Select by Attributes. Terdapat kotak di bawah SELECT * FROM
Kota_Jawa WHERE:, di situlah kita akan memasukkan sintaks perintah query kita.
4. Klik ganda pada list judul kolom “KABUPATEN” > klik tanda = > klik Get Unique
Values > cari dan klik ganda ‘Ciamis’
5. Klik Apply.

Perhatikan pada data frame bahwa kita telah mendapatkan kecamatan-kecamatan yang ada
di Kabupaten Ciamis, dan perhatikan pada pane Table bahwa terdapat dua belas
kecamatan yang terseleksi.

6. Klik kanan pada layer “Kota_Jawa” > Data > Export Data...
7. Muncul jendela Export Data.
8. Pastikan Selected features terpilih pada drop-down menu Export.
9. Pada Use the same coordinate system as kita pilih saja sistem koordinat yang
sama dengan data awal kita, pilih this layer’s source data.
10. Pada Output feature class: klik ikon folder, arahkan pada folder pribadi kalian, beri
nama “kecamatan di Ciamis”.
Pastikan pada jendela Saving Data bagian yang terpilih pada Save as type: adalah
Shapefile.
11. Klik OK.

Sekarang bagaimana jika kita ingin menyeleksi kecamatan-kecamatan yang ada di


kabupaten-kabupaten berawalan “Ci-“ misalnya? Ikuti langkah-langkah berikut!

1. Masih pada jendela Select by Attributes, pastikan pada drop-down menu Method
terpilih Create a new selection.
2. Klik Clear untuk menghapus sintaks tadi.

6
3. Alih-alih menggunakan tanda ‘=’, kita akan menggunakan LIKE.
Klik ganda pada list judul kolom “KABUPATEN” > klik LIKE > ketikkan ‘Ci%’

Tanda persen merupakan wildcard, artinya karakter apa saja yang ada setelah
karakter ‘Ci’ akan dipilih.
4. Klik Apply.

Perhatikan pada pane Table bahwa kita akhirnya mendapatkan kecamatan-kecamatan yang
ada di kabupaten-kabupaten berawalan ‘Ci’ di Jawa Barat, dan juga kita mengetahui bahwa
terdapat empat kabupaten di Jawa Barat yang diawali ‘Ci’: Ciamis, Cianjur, Cilacap, dan
Cirebon.

PERHATIAN: penulisan judul field menggunakan tanda petik ganda (contoh:


“KABUPATEN”), sedangkan penulisan nilai (value) menggunakan tanda petik tunggal
(contoh: ‘Ciamis’).

Query berdasarkan angka (integer, float, double)


Query berdasarkan angka menggunakan tanda perbandingan pada matematika seperti lebih
besar (>), lebih kecil (<), lebih besar sama dengan (>=), lebih kecil sama dengan (<=), atau
bisa juga sama dengan (=) jika kita mengetahui nilai angka yang akan kita cari secara pasti.

Kita akan mencari gunung-gunung di pulau Jawa yang tingginya lebih dari 2000 meter.

1. Masukkan “Gunung_Jawa.shp” ke dalam data frame.


2. Buka attribute table feature class tersebut.
3. Buka kembali jendela Select by Attributes.
4. Pada jendela tersebut pastikan Create a new selection terpilih pada Method.
5. Pada kotak isian sintaks masukkan sintaks seperti berikut:
“TINGGI” > 2000
6. Klik Apply.

Query dengan operasi AND, OR, dan NOT


Query dengan operasi AND dan OR menggunakan dua kondisi query, sedangkan operasi
NOT hanya mensyaratkan kondisi yang kita nyatakan tidak terpenuhi.

Pada operasi OR, satu kondisi tidak berpengaruh pada kondisi lain untuk keberhasilan
query, sedangkan pada operasi AND, satu kondisi berpengaruh pada kondisi lain untuk
keberhasilan query.

Dengan kata lain, query akan berhasil (data akan terseleksi) pada operasi OR jika salah
satu saja kondisi yang tetapkan benar, sedangkan pada operasi AND jika, dan hanya jika,
kedua kondisi yang kita tetapkan benar.

Langkah-langkah berikut semoga memberi pemahaman lebih terkait penjelasan ketiga


operasi tersebut.

1. Pertama, kita akan memperoleh informasi kabupaten/kota di Propinsi Jawa Barat


yang berstatus Ibukota Kabupaten pada feature class atau layer “Kota_Jawa”.

7
Terdapat dua kondisi pada permintaan kita tersebut yang keduanya harus
dipenuhi agar query berhasil: (1) terletak di Propinsi Jawa Barat dan (2) berstatus
Ibukota Kabupaten.

Karena terdapat syarat bahwa keduanya harus dipenuhi, maka kita harus
menggunakan operasi AND.

Sintaks untuk query kita tersebut adalah sebagai berikut.

“PROPINSI” = ‘Jawa Barat’ AND “STATUS” = ‘Ibukota Kabupaten’

Sekarang praktikkan query ini pada ArcMap!

2. Kedua, kita akan menemukan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bandung dan


Kota Bandung.

Perhatikan bahwa terdapat kata “dan” pada kondisi kita tersebut, kita tidak serta-
merta menggunakan operasi AND.

Alasannya: maksud query kita tentu saja kita ingin menemukan kecamatan-
kecamatan baik di Kabupaten Bandung maupun di Kota Bandung, dan tidak
mungkin ada kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung sekaligus di Kota
Bandung.

Dengan demikian kita harus menggunakan operasi OR.

Sintaks untuk query kita tersebut adalah sebagai berikut.

“KABUPATEN” = ‘Bandung’ OR “KABUPATEN” = ‘Ibukota Kabupaten’

Sekarang praktikkan query ini di ArcMap!

3. Terakhir, kita akan menyeleksi kecamatan-kecamatan di Provinsi Jawa Barat yang


bukan Ibukota Kabupaten.

Perhatikan kembali kondisi tersebut! Bagaimana sifat kedua kondisi tersebut?


Apakah dua-duanya harus terpenuhi kebenarannya?

Ya, dua kondisi tersebut harus sama-sama benar, dengan demikian kita akan
menggunakan operasi AND.

Namun kondisi kedua mengandung kata bukan, dengan demikian kita hanya perlu
menambahkan operasi NOT di depan sintaks kondisi kedua.

Dengan demikian, sintaks kondisi ketiga adalah sebagai berikut.

“PROVINSI” = ‘Jawa Barat’ AND NOT “STATUS” = ‘Ibukota Kabupaten’

Sekarang praktikkan query ini pada ArcMap!

8
Query berdasarkan lokasi spasial
Berbeda dengan query berdasarkan tabel atribut, kondisi-kondisi yang digunakan pada
query dengan dasar lokasi spasial adalah kondisi-kondisi spasial, seperti berada
berpotongan, berada pada jarak sekian meter dari sesuatu, dan sebagainya.

Seperti pada kondisinya, query ini membutuhkan dua data atau layer.

Satu layer adalah layer yang kita seleksi (atau yang kita jadikan target query), satu lagi
adalah layer yang menjadi acuan kondisi query kita.

Layer yang kita seleksi disebut target layer, sementara layer yang menjadi acuan kondisi
query kita disebut source layer.

Kita akan mencari kota-kota yang tepat dilewati oleh jaringan jalan di Jawa Barat.

1. Masukkan feature class “Jalan_Jawa.shp” ke dalam data frame.


2. Klik menu Selection > Select by Location...
3. Karena kita akan menyeleksi kota-kota, maka kita centang Kota_Jawa sebagai
target layer pada Target layer(s):
4. Untuk Source layer: kita pilih “Jalan_Jawa”.
5. Klik Apply.
6. Buka atribut tabel layer “Kota_Jawa”. Terlihat ada 89 dari 882 objek kecamatan yang
terseleksi.
7. Sekarang kita akan memberi toleransi jarak/radius (buffer). Kita akan mencari
kecamatan-kecamatan yang berada pada jarak 500 m dari jalan. Ulangi proses yang
sama seperti mulai dari langkah 2, namun jangan lupa mencentang ‘Apply Search
Distance’, masukkan angka 500 dan ubah satuannya menjadi meter.
Klik Apply.
8. Perhatikan drop-down menu Spatial selection method for target layer feature(s):,
banyak terdapat metode pemilihan (query) secara spasial. Silakan pelajari secara
mandiri fungsi masing-masing metodenya.

Selesai.

Anda mungkin juga menyukai