OLEH:
GOBY WIJAKANGKA
H1A016060
FAKULTAS TEKNIK
PURBALINGGA
2019
HALAMAN JUDUL
OLEH:
GOBY WIJAKANGKA
H1A016060
FAKULTAS TEKNIK
PURBALINGGA
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
GOBY WIJAKANGKA
H1A016060
Diterima dan disetujui:
Tanggal : .................................
Dosen Pembimbing
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Elektro
ii
KATA PENGANTAR
iii
Semoga Laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi
pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan laporan kerja praktik ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menghasilkan laporan
yang lebih baik.
Purwokerto, ………….
Penulis
iv
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................... 10
BAB IV ................................................................................................................. 33
PEMBAHASAN ................................................................................................... 33
BAB V................................................................................................................... 60
PENUTUP ............................................................................................................. 60
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Adapun manfaat kerja praktik dapat dilihat dari manfaat untuk mahasiswa,
manfaat untuk universitas serta manfaat untuk perusahaan.
1. Manfaat untuk Mahasiswa.
a. Memperoleh pengalaman kerja di perusahaan.
7
Kerja Praktik ini dilaksanakan di Gardu Induk Kalibakal 150 KV PT. PLN
(Persero) TJBT UPT Purwokerto.
2. Waktu
Kerja Praktik dilaksanakan pada 21 Januari 2019 sampai dengan 21 Februari
2019
TINJAUAN PERUSAHAAN
10
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun
1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan yang dikelola
oleh Negara (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum hingga sekarang. (PT. PLN (persero), 2011) PT. Indonesia
Power adalah salah satu anak dari Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN Persero)
yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN Pembangkitan
Tenaga Lisrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada tanggal 03 Oktober 2000 PT.
PLN PJB I resmi berganti nama menjadi PT. Indonesia Power.
Arti Lambang PT PLN (Persero), Lambang petir atau kilat telah lama
digunakan oleh PT PLN (Persero) dan satuannya. Menurut Surat Keputusan Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976
penggunaan lambang PT PLN (Persero) memiliki arti sebagai berikut:
1. Gambar lambang PT PLN (Persero) tercantum dalam suatu bidang datar.
a) Berwarna kuning keemasan.
b) Berbentuk segi empat. Berskala ukuran lebar : panjang = 3 : 4.
c) Tanpa garis pinggir bila diperlukan penggambaran segi empat dapat
digunakan garis pinggir sebagai batas.
2. Gambar atau Lambang PT PLN (Persero) terdiri dari :
a) Petir atau kilat yang berbentuk atas tebal dan meruncing disebelah
berwarna merah darah dan memotong atau menembus ketiga garis
gelombang.
b) Tiga buah gelombang yang berbentuk sinusioda (dua setengah perioda)
berwarna biru laut, tersusun secara sejajar dalam arah mendatar,
terlentang ditengah-tengah segi empat pada dasar kuning keemasan.
3. Gambar atau lambang diartikan sebagai berikut :
a) Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di
dalamnya.
Gelombang yang digunakan dalam lambang PLN berarti segala macam
tenaga (lambang) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya, listrik, akuistik,
dll). Kegiatan PT PLN (Persero) antara lain mencakupi konversi segala macam
tenaga (lambang) menjadi tenaga listrik.
Menurut PT. PLN (Persero), tugas-tugas dari direktur utama dan setiap
bidang tersebut antara lain sebagai berikut. (PT. PLN (Persero), 2011)
a. Direktur Utama.
Direktur utama bertugas untuk mengatur dan memimpin seluruh dewan atau
komite eksekutif dari berbagai bidang perusahaan yang ada di PT. PLN
(Persero).
b. Bidang Perencanaan dan Manajemen Risiko.
Bidang ini bertugas untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko
sedemikian rupa sehingga mencakup pengendalian atas kondisi PT. PLN
(Persero) saat ini maupun potensi risiko yang mungkin timbul serta dapat
memenuhi tujuan dan sasaran perusahaan.
c. Bidang SDM dan Umum.
Bertanggung jawab dalam pengembangan dan administrasi Sumber Daya
Manusia (SDM), pengelolaan kegiatan kesekretariatan dan umum untuk
menjamin kelancaran operasional, serta melaksanakan kegiatan kehumasan dan
pemberdayaan lingkungan.
d. Bidang Keuangan.
Bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan aset, perencanaan dan
pengendalian anggaran dan pendapatan sesuai dengan prosedur administrasi dan
akuntansinya, untuk menjamin pengelolaan anggaran dan pendapatan yang
efektif dan efisien guna peningkatan kinerja keuangan.
e. Bidang Pengadaan Strategis.
Bidang Pengadaan Strategis bertujuan untuk memetakan perjalanan PT PLN
(Persero) anatar kondisinya saat ini dan keadaan yang diharapkan di masa yang
akan datang.
f. Bidang Operasi Jawa Bali.
Bidang operasi Jawa Bali bertugas untuk melayani pembangkitan, transmisi, dan
distribusi di Pulau Jawa dan Bali.
g. Bidang Operasi Indonesia Barat
Bidang operasi Indonesia Barat bertugas untuk melayani pembangkitan,
transmisi, dan distribusi di daerah Indonesia bagian barat.
h. Bidang Konstuksi.
Bidang konstruksi bertugas untuk mengawasi dan mengatur divisi konstruksi PT.
PLN (Persero) di wilayah Jawa Bali, Indonesia timur, Indonesia barat, dan
administrasi konstruksi. Bidang konstruksi juga bertanggung jawab atas
konstruksi dan perencanaan terhadap energi baru dan terbarukan.
2.5 Profil UPT Purwokerto
UPT Purwokerto merupakan salah satu dari unit pelaksanaan P3B JB TJBT
dimana wilayah kerja dari UPT Purwokerto sebagai berikut :
1. Gardu Induk Kalibakal.
Gardu Induk 150 kV Kalibakal mulai dibangun pada tahun 1974 dengan
bantuan Amerika Serikat dan dilaksanakan oleh PLN Region Jawa Tengah dan DIY
(RJTD) dengan kontraktor IRBY Contruction Company USA dan baru
dioperasikan pada tahun1978. Gardu Induk Kalibakal dibangun diatas tanah seluas
30.800 m2. Gedung kontrol dibangun dengan dua lantai dan luas bangunan 238,65
m2 yang terdiri dari ruang panel kontrol, kantor, switchyard 150 kV, 30 kV dan 20
kV, baterai, PLC, AC/DC, dapur, dan kamar mandi/WC, serta mushola. Gardu
Induk Kalibakal terletak di Desa Berkoh, Kecamatan Purwokerto Selatan,
Kabupaten Banyumas, tepatnya di Jalan Jenderal Soedirman nomor 914
Purwokerto.
Gardu Induk Kalibakal merupakan salah satu GI di dalam wilayah kerja UPT
Purwokerto. Kerja dan Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) Gardu
(2 bay transmisi kearah Rawalo dan 2bay transmisi kearah Bumiayu) dan 1
bayfeeder.
Visi dari Gardu Induk Kalibakal adalah diakui sebagai pengelola transmisi,
operasi sistem dan transaksi tenaga listrik dengan kualitas pelayanan setara kelas
1. Melakukan usaha transmisi tenaga listrik yang efisien, andal, aman, dan
ramah lingkungan.
kredibel.
4. Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang
1. Pekerjaan bulanan atau mingguan rutin transmisi dan gardu induk antara lain:
TINJAUAN PUSTAKA
18
2. Berdasarkan pemasangan peralatan.
1. Gardu induk pasangan luar
Gardu induk pasangan luar adalah gardu induk yang sebagian luar
komponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol, sitem
proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya ada di dalam gedung.
Gardu induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
2. Gardu induk pasangan dalam
Gardu induk pasangan dalam adalah gardu induk yang hampir semua
komponennya (switchgear, busbar, isolator, komponen kontrol, komponen
kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang dalam gedung. Kecuali transformator
daya, pada umumnya dipasang di luar gedung. Gardu induk semacam ini biasa
disebut gas insutaled substation (GIS). GIS merupakan bentuk pengembangan
gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat
pemukiman yang sulit untuk mrndapatkan lahan
3. Gardu induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :
Gardu induk kombinasi pasasngan luar dan pasangan dalam adalah gardu
induk yang komponennya switch gear-nya ditempatkan di dalam gedung dan
sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya ganty (tie
line) dan saluran udara teganggan tinggi (SUTT) sebelum masuk ke dalam
switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung.
3. Berdasarkan fungsinya
1. Gardu induk penaik tegangan
Gardu induk penaik tegangan adalah gardu induk yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi
tegangan sistem. Gardu induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik.
Karena tegangan keluaran yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus
disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi,
tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.
Gardu Induk Kalibakal (GI Kalibakal) merupakan salah satu simpul antara
sistem transmisi dan sistem distribusi yang melewati wilayah Banyumas.
Gardu Induk Kalibakal terhubung dengan Gardu Induk Rawalo dan Gardu
Induk Bumiayu serta terhubung dengan Pusat Pembangkit Ketenger dan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap. Dengan melalui interkoneksi
tersebut, Gardu Induk Kalibakal dapat menyuplai persediaan listrik ke wilayah
Purwokerto dan sebagian Purbalingga.
Gambar 3.2 Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu menjadi magnet.
Gambar 3.3 Suatu lilitan mengelilingi magnet maka akan timbul GGL
Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti gambar 3.4
di bawah ini.
E1 N1
= (3.3)
E2 N2
VA primer = VA sekunder
I1 x E1 = I2 x E2
E1 I2
= (3.4)
E2 I1
Dimana ;
E1 = Tegangan primer I2 = Arus sekunder
E2 = Tegangan sekunder N1 = Lilitan primer
I1 = Arus primer N2 = Lilitan sekunder
Tabel 3.1 Perbedaan Trafo Step-Up dan Step-Down (Diktat PT PLN (Persero))
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan – lempengan besi tipis
yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi – rugi besi) yang
ditimbulkan oleh arus eddy (Eddy Current) (Pamudji, 2014).
Gambar 3.7 Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass (Diktat PT PLN
(Persero))
3.4.1.4 Bushing
3.4.2.1 Pendingin
Pada inti besi dalam kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi
besi dan rugi tembaga. Apabila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo. Untuk mengurangi kenaikan suhu
transformator yang berlebihan, maka perlu dilengkapi dengan alat pendingin/sistem
pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator (Pamudji, 2014).
Media yang dipakai pada pendingin dapat berupa :
Udara/gas.
Minyak.
Air.
Gambar 3.11 Susunan Motor Blower untuk Alat Pendingin Minyak Transformator
Gambar 3.12 Perubah Tap Tegangan Tinggi (ON Load) pada Transformator
tenaga 3 phasa 50 Hz (Diktat PT PLN (Persero))
3.4.1.4 Indikator
PEMBAHASAN
lain :
tinggi adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan
isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat
bagus, dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat
menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan / memelihara
patroli setiap hari dengan sistem check list atau catatan saja. Sedangkan
(Syamarianto, 2012)
4.2.5 In Service Inspection
4.3.1.2 Reklamasi
Hampir sama dengan proses purification / filter, proses reklamasi
dilengkapi dengan melewatkan minyak pada fuller earth yang berfungsi untuk
menyerap asam dan produk-produk oksidasi pada minyak. Reklamasi dilakukan
apabila berdasarkan hasil kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar asam
berada pada kondisi buruk.
4.3.1.4 Cleaning
4.3.1.5 Tightening
4.3.1.7 Greasing
Akibat proses gesekan dan suhu, grease yang berada dalam peralatan dapat
kehilangan fungsinya. Untuk mengembalikan fungsinya dilakukan penggantian
grease. Penggantian grease harus sesuai dengan spesifikasi grease yang
direkomendasikan pabrikan. Adapun jenis-jenis grease sebagai berikut :
1. Ceramic / Glass Cleaner Grease
Grease yang digunakan untuk membersihkan isolator yang berbahan dasar
keramik atau kaca
2. Roller Bearing Grease (Spray type)
Grease yang digunakan pada kipas transformator dan ambungan tuas
penggerak OLTC (Open Load Tap Changer)
3. Electrical Jounting Compound / contact grease
Grease yang digunakan pada terminal grounding dan bushing
4. Minyak pelumas SAE 40
Pelumas yang digunakan pada garden penggerak OLTC (Open Load Tap
Changer)
Pada saat trafo dalam keadaan operasi, bagian trafo yang dialiri arus akan
menghasilkan panas. Panas pada radiator trafo dan main tank yang berasal dari
belitan trafo akan memiliki tipikal suhu bagian atas akan lebih panas dari bagian
bawah secara gradasi. Sedangkan untuk bushing, suhu klem pada stud bushing akan
lebih panas dari sekitarnya (Pamudji, 2014).
Suhu yang tidak normal pada trafo dapat diartikan sebagai adanya ketidak
normalan pada bagian atau lokasi tersebut. Metoda pemantauan suhu trafo secara
menyeluruh untuk melihat ada tidaknya ketidaknormalan pada trafo dilakukan
dengan menggunakan thermovisi / thermal image camera (Pamudji, 2014).
Lokasi-lokasi pada trafo yang dipantau dengan thermovisi / thermal image
camera adalah sebagai berikut:
1. Maintank.
2. Tangki OLTC (Open Load Tap Changer)
3. Radiator.
4. Bushing.
5. Klem-klem pada setiap bagian yang ada.
6. Tangki konservator.
7. NGR (Neutral Grounding Resistance)
Pada setiap pengukuran menggunakan thermovisi / thermal image camera,
secara umum dilakukan pengukuran suhu pada tiga titik (atas, tengah, dan bawah).
Pada display / tampilan alat, objek yang di monitor akan terlihat tertutupi sebuah
lapisan gradasi warna atau gradasi hitam putih. Warna – warna yang muncul akan
mewakili besaran suhu yang terbaca pada objek. Disamping kanan tampilan /
display dilengkapi dengan batang korelasi antara warna dengan suhu sebagai
referensi warna-warna yang muncul pada tampilan (Pamudji, 2014).
Pengukuran thermovisi pada maintank dan OLTC (Open Load Tap
Changer) trafo dilakukan pada tiga posisi yaitu bawah, tengah dan atas untuk
mengetahui gradasi panas pada trafo yang mewakili normal tidaknya proses operasi
dari trafo (Pamudji, 2014).
Sama halnya seperti pengukuran thermovisi pada maintank trafo,
pengukuran thermovisi pada sirip pendingin dilakukan pada tiga titik untuk
mengetahui efisiensi dari proses pendinginan sirip trafo tersebut (Pamudji, 2014).
Pengukuran pada bushing trafo adalah dengan melihat titik yang paling
panas dalam sebuah bushing dan membandingkan karakteristik suhu terhadap fasa
lainnya (Pamudji, 2014).
Untuk pengukuran konservator dan NGR (Neutral Grounding Resistance)
dilihat tiga titik secara vertikal untuk mengetahui karakteristik suhu peralatan.
Gambar 4.3 Hasil pengukuran thermovisi pada maintank dan radiator (Pedoman
Pemeliharaan Transformator PT. PLN (Persero))
Gambar 4.4 Hasil pengukuran thermovisi pada OLTC (Open Load Tap Changer)
(Pedoman Pemeliharaan Transformator PT. PLN (Persero))
No ∆T Rekomendasi
Fungsi minyak trafo sebagai media isolasi di dalam trafo dapat menurun.
Salah satu penyebab turunnya tingkat isolasi minyak trafo adalah adanya
kandungan air pada minyak. Oleh karena itu dilakukan pengujian kadar air untuk
mengetahui seberapa besar kadar air yang terlarut / terkandung di minyak (Pamudji,
2014).
Metoda yang umum digunakan untuk menguji kandungan air dalam minyak
adalah metoda Karl Fischer. Metoda ini menggunakan satu buah elektroda dan satu
buah generator. Generator berfungsi menghasilkan senyawa Iodin melalui proses
elektrolisis yang berfungsi sebagai titer / penetral kadar air sedangkan Elektroda
berfungsi sebagai media untuk mengetahui ada tidaknya kadar air di dalam minyak
melalui proses titrasi secara kolumetrik. Perhitungan berapa besar kadar air di
dalam minyak dilihat dari berapa banyak iodin yang di bentuk pada reaksi tersebut
(Pamudji, 2014).
Gambar 4.8 Contoh alat uji kadar air dalam minyak (Diktat PT. PLN (Persero))
(Pamudji, 2014)
Gambar 4.9 Contoh alat uji tegangan tembus (Diktat PT. PLN (Persero))
Minyak yang rusak akibat oksidasi akan menghasilkan senyawa asam yang
akan menurunkan kualitas kertas isolasi pada trafo. Asam ini juga dapat menjadi
penyebab proses korosi pada tembaga dan bagian trafo yang terbuat dari bahan
metal (Pamudji, 2014).
Untuk mengetahui seberapa besar asam yang terkandung di minyak,
dilakukan pengujian kadar asam pada minyak isolasi. Besarnya kadar asam pada
minyak juga dapat dijadikan sebagai dasar apakah minyak isolasi trafo tersebut
harus segera dilakukan reklamasi atau diganti (Pamudji, 2014).
Pada dasarnya minyak yang akan diuji dicampur dengan larutan alkohol
dengan komposisi tertentu lalu campuran tersebut (bersifat asam) dititrasi
(ditambahkan larutan) dengan larutan KOH (bersifat basa). Perhitungan berapa
besar asam yang terkandung didalam minyak didasarkan dari berapa banyak KOH
yang dilarutkan (Pamudji, 2014).
Gambar 4.10 Contoh alat uji kadar asam (Diktat PT. PLN (Persero))
Warna minyak isolasi trafo akan berubah seiring penuaan yang terjadi pada
minyak dan dipengaruhi oleh material material pengotor seperti karbon. Pengujian
minyak pada dasarnya membandingkan warna minyak terpakai dengan minyak
yang baru (Pamudji, 2014).
Gambar 4.11 Contoh alat uji warna minyak (Diktat PT. PLN (Persero))
4.3.3.5 Pengujian Sedimen
Gambar 4.12 Contoh alat pengujian sediment (Diktat PT. PLN (Persero))
Buruk: Lakukan
pengecekan sumber
air, rekondisi minyak
atau ganti minyak.
Baik: Lanjutkan
Keasaman O,A <0.10 0.1– >0.15
pengambilan sample
0.15
sesuai waktu normal
Alternatifnya jika
lebih ekonomis
karena pengujian
yang lain
mengindikasikan
aging parah, ganti
minyak
Tabel 4.4 Formula nilai minimum tahanan isolasi trafo (Pedoman Pemeliharaan
Transformator PT. PLN (Persero))
No Trafo Formula
1 1 Fasa R = CE / √kVA
Dimana
R : Nilai tahanan isolasi minimum
C : Konstanta oil filled transformer (1,5)
E : Rating tegangan (Volt)
P-n : Phasa – Netral
P-P : Phasa – Phasa
Polaritas
Tabel 4.6 Evaluasi & rekomendasi indeks polarisasi pada pengujian tahanan
isolasi (Pedoman Pemeliharaan Transformator PT. PLN (Persero))
3 1,1 – 1,25 Dipertanyakan Uji kadar air minyak, uji tan delta
Isolasi yang baik akan bersifat kapasitif sempurna seperti halnya sebuah
isolator yang berada diantara dua elektroda pada sebuah kapasitor. Pada kapasitor
sempurna, tegangan dan arus fasa bergeser 90° dan arus yang melewati isolasi
merupakan kapasitif. Jika ada defect atau kontaminasi pada isolasi, maka nilai
tahanan dari isolasi berkurang dan berdampak kepada tingginya arus resistif yang
melewati isolasi tersebut. Isolasi tersebut tidak lagi merupakan kapasitor sempurna.
Tegangan dan arus tidak lagi bergeser 90° tapi akan bergeser kurang dari 90°.
Besarnya selisih pergeseran dari 90° merepresentasikan tingkat kontaminasi pada
isolasi (Pamudji, 2014).
Gambar 4.14 Rangkaian ekivalen dan diagram fasor pengujian tangen delta.
(Pedoman Pemeliharaan Transformator PT. PLN (Persero))
Sistem isolasi trafo secara garis besar terdiri dari isolasi antara belitan
dengan ground dan isolasi antara dua belitan. Terdapat tiga metode pengujian untuk
trafo di lingkungan PT PLN, yaitu metode trafo dua belitan, metode trafo tiga
belitan dan metode autotrafo (Pamudji, 2014).
Titik pengujian trafo dua belitan yaitu:
Primer – Ground (CH).
Sekunder – Ground (CL).
Primer – Sekunder (CHL).
Untuk pengujian trafo tiga belitan titik pengujiannya adalah:
Primer – Ground.
Sekunder – Ground.
Tertier – Ground.
Primer – Sekunder.
Sekunder – Tertier.
Primer – Tertier.
Untuk autotrafo, metode pengujian dilakukan sama dengan metode trafo
dua belitan dengan perbedaan dan beberapa pertimbangan yaitu; Sisi HV dan LV
pada autotrafo dirangkai menjadi satu belitan yang tidak dapat dipisahkan, sehingga
bushing HV, LV dan Netral dijadikan satu sebagai satu titik pengujian (Primer).
Sisi Belitan TV dijadikan sebagai satu titik pengujian (Sekunder) (Pamudji, 2014).
Gambar 4.15 Skema rangkaian pengujian tangen delta auto trafo. (Pedoman
Pemeliharaan Transformator PT. PLN (Persero))
Nilai maksimum tangen delta yang diijinkan untuk belitan trafo dan bushing
berturut-turut diperlihatkan pada tabel di bawah. Di atas nilai tersebut maka trafo
dinyatakan bermasalah.
Tabel 4.7 Batasan nilai maksimum tangent delta belitan trafo (Pedoman
Pemeliharaan Transformator PT. PLN (Persero))
Tabel 4.8 Pengujian tangen delta (Pedoman Pemeliharaan Transformator PT. PLN
(Persero))
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pemeliharaan transformator dalam segi waktunya dibagi menjadi 2, yaitu
pemeliharaan ringan yang dilakukan setiap hari atau seminggu sekali, dan
pemeliharaan berat yang dilakukan setahun sekali.
2. Pemeliharaan ringan yaitu Predictive Maintenance, Preventive
Maintenance, Corrective Maintenance, In Service Inspection, In Service
Measurement, dan Treatment.
3. Kondisi minyak pada transformator yang baik adalah minyak yang tidak
mengandung asam dan bercampur dengan air serta suhu yang tinggi.
4. Kipas trafo berfungsi untuk mendinginkan suhu trafo ketika sedang bekerja.
Trafo memungkinkan menjadi panas ketika beban yang ditopang oleh trafo
tersebut terlalu besar dan melebihi kapasitas, sehingga trafo menjadi panas
dan dibutuhkan pemasangan kipas tambahan secara manual.
5. Pemeliharaan thermovisi dilakukan untuk pengecekan suhu trafo. Pada
tingkat kenormalannya, suhu trafo yang baik adalah 80ºC.
6. Tahanan isolasi bergantung pada indeks polarisasi yang dimiliki oleh
kumparan pada trafo tersebut, indeks polarisasi yang baik pada sebuah trafo
yaitu pada nilai 1,25 – 2,00 atau lebih.
7. Kualitas isolasi kumparan trafo bergantung pada nilai tangen delta, nilai
tangen delta yang baik yaitu dibawah 0,5% pada saat normal, sehingga trafo
layak untuk beroperasi.
5.2 Saran
1. Pemeliharaan transformator sebaiknya dilakukan secara rutin dengan jadwal
tersebut.
2. Pada pengerjaan pemeliharaan trafo distribusi sebaiknya pekerja yang
Jaelani. (2003). Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga. Jakarta: PT. PLN (Persero).
Pamudji. (2014). Buku Pedoman Trafo Tenaga. Jakarta: PT. PLN (Persero).
(Persero)
Syamarianto. (2012, Agustus 31). Macam - Macam Maintenance. Dipetik Mei 25,
http://teknikmesinpnup.blogspot.co.id/2012/08/macam-macam-
maintenance.html
62
BIODATA PENULIS
Biodata penulis berisi terkait dengan identitas penulis (nama, kontak email),
riwayat akademis (pendidikan) penulis ditulis dari yang paling , skill, serta prestasi
penulis.
A. Identitas
Nama : Goby Wijakangka
NIM : H1A016060
Tempat,tanggal : Purwokerto, 18 April 1998
lahir
Alamat : Karanglo RT 03/04 Kel. karanglo, Kec. Cilongok Kab.
Banyumas
No. Telp. : 081215364166
Alamat e-mail : Goby2190@gmail.com
C. Prestasi
Tahun Tingkat Prestasi
- - -