Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Pendahuluan

Pati banyak sekali jenisnya, namun hingga saat ini belum dimanfaatkan secara
maksimal. Pati dapat diperoleh dari baerbagai jenis tanaman antara lain ketela pohon, ketela
rambat, jagung, biji – bijian, buah pisang, dan batang sagu. Pada tanaman, pati disimpan di
dalam akar, batang, buah dan biji sebagai makanan cadangan. Pati termasuk polimer tinggi
dari karbohidrat yang disebut poliglukosa dengan monomernya glukosa. Oleh karena itu
bila pati dengan konsentrasi rendah dihidrolisa dengan larutan encer akan diperoleh
glukosa.
Karbohidrat tersusun atas unsur – unsur C, H dan O yang pada umumnya mempunyai
rumus Cn(H2N)n. Fungsi pokok dari karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.
Disamping memberikan energi bagi tubuh, karbohidrat juga membantu fungsi metabolisme
lain, misalnya karbohidarat yang diperlukan dalam metabolisme lemak yang normal, dan
laktose (gula susu) adalah penting agar kapur dapat diabsorbsi dari saluran pencernaan.

1.2.TujuanPercobaan
 Mampu menganalisa bahan baku
 Mampu Menentukan variabel proses
 Mampu mengoperasikan alat percobaan
 Mampu melakukan prosesing, pengamatan perubahan variabel proses
 Mampu menganalisa kadar gula dalam zat hasil
 Mampu membuat kurva konversi hidrolisa sebagai fungsi waktu.
 Mampu membuat grafik kurva pati terhidrolisa Vs waktu

BAB II
60
TINJAUAN PUSTAKA

Untuk menganalisa kadar gula dalam pati, pada praktikum ini digunakan metode
hidrolisa. Hidrolisa adalah suatu proses kimia dimana terjadi gugus hidroksi (OH-) ke dalam
suatu senyawa. Tujuan hidrolisa adalah untuk memecah atau menguraikan rantai polisakarida
menjadi monosakarida. Biji pati merupakan polimer tertinggi dari karbohidrat yang disebut
poliglukosa dengan konsentrasi rendah dihidrolisa dengan larutan asam encer akan diperoleh
glukosa.
Macam – macam hidrolisa:
1. Hidrolisa murni, hidrolisa hanya dengan menggunakan air
2. Hidrolisa dengan larutan asam
3. Hidrolisa dengan larutan alkali
4. Pembuatan alkali dengan sedikit atau tanpa air pada temperatur tinggi
5. Hidrolisa dengan enzim sebagai katalis
(Sumber : P.H Groggins, 1950)
Pati tersusun atas satuan glukosa yang saling berhubungan melalui suatu ikatan 1 – 4
alfa glukosa. Tergantung dari derajat pemecahannya. Pemecahan rantai polisakarida dalam pati
menghasilkan dekstrin, sirup dan glukosa.
Pembagian yang tepat menurut gugus gulanya di dalam karbohidrat dapat dibedakan
menjadi :
1. Monosakarida
Yaitu karbohidrat yang tersusun atas satu gugus gula. Berdasarkan atas jumlah atom C
yang terdapat dalam molekulnya, monosakarida dibedakan atas : triosa, tetnosa,
pentosa, hektosa, peptosa, dll. Berdasarkan atas radikal fungsi yang terdapat dalam
struktur kimianya, monosakarida dibedakan :
a. Aldosa
Adalah monosakarida yang struktur kimianya mengandung gugus aldehid (-CHO)
atau (-C=O) bebas, disamping radikal hidroksil (OH) bebas.
Contoh : glukosa
b. Ketosa
Dalam molekulnya disamping mempunyai gugus hidroksil (gugus alkohol) juga
mempunyai gugus keton (gugus karbonil).
Contoh : fruktosa
61
2. Disakarida
a. Sukrosa
 Tidak mempunyai tenaga reduksi
 Mempunyai zat optis aktif, dapat memutar bidang polarisasi ke kanan
 Proses inversi / pembalikan
 Hidrolisa sukrosa oleh adanya HCl atau H2SO4 (e) akan mengalami pembalikan
(inversi) arah bidang polarisasi, arah perputaran sebelum hidrolisa berlainan
dengan arah perputaran sesudah hidrolisa ke kanan. Setelah hidrolisa akan
berputar ke kiri karena sifat memutar ke kiri dari glukosa dan fruktosa lebih
besar.
b. Maltosa
 Diperoleh dari Hidrolisa minimum
 Hidrolisa maltosa dengan maltosa menghasilkan dua molekul glukosa
 Mempunyai sifat dapat mereduksi, misalnya mereduksi pereaksi
benedict/pereaksi fehling.
c. Laktosa
 Terdapat dalam air susu mamalia
 Hidrolisanya menghasilkan gluktosa dan galaktosa
 Dapat mereduksi fehling
3. Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat yang molekulnya terbentuk dari 3 atau lebih
monosakarida.
Rumus molekulnya : (C6H10O5)n H2O
Sifat – sifat umumnya :
 Rasa manis
 Berat molekul tinggi
 Tidak larut dalam air, tetapi dapat membentuk sistem koloid
 Bila dihidrolisa menjadi molekul – molekul monosakarida
a. Amilum
Terdiri dari 2 jenis polisakarida
1) Amylosa
 Merupakan isi butir – butir polisakarida
 Menyebabkan warna biru pada iodium
 Rantai molekul glukosanya lurus
62
2) Amylopektin
 Merupakan kulit pati
 Menyebabkan warna violet pada iodium
 Rantai molekul glukosanya bercabang
Dekstrin adalah polisakarida yang dibuat dari pemanasan amylum pada suhu
2000C secara perlahan – lahan. Berat molekulnya lebih rendah dari amylum,
digunakan sebagai perekat dengan iodium memberi warna merah coklat.
b. Glikogen
 Polisakarida yang mempunyai tepung yang merupakan zat cadangan
karbohidrat bagi hewan yang tersimpan dalam pati.
 Dalam air bersifat koloid dengan memberikan warna merah coklat.
c. Selulosa
 Merupakan polisakarida penyusun dinding sel tumbuh – tumbuhan, serat –
serat, jerami, kapas, dan sebagainya.
 Tidak dapat larut dalam air, asam yang sangat encer dan basa yang sangat encer,
tetapi larut dalam zinc chlorida dalam HCl serta larut dalam pereaksi schwitzer
(larutan cupri tetra amine hidroksida).]
 Dalam saluran pencernaan tidak dapat dicerna, tetapi merangsang
mengekuarkan, menyebabkan rasa kenyang dan membantu memadatnya feses.
Reaksi hidrolisa pati menjadi glukosa berlangsung menurut persamaan reaksi :
(C6H10O5)n + n H2O → nC6H12O6. (N. Natsir Arsyad, 2001)
Dalam praktikum hidrolisa pati ini menggunakan sampel kentang.
Peruraian pati oleh air menjadi glukosa berlangsung lambat, karena itu telah dilakukan
berbagai upaya untuk mempercepat dan menyempurnakan reaksi, terutama dengan mengatur
variabel – variabel yang mempengaruhi proses peruraian tersebut.
Variabel – variabel yang penting antara lain :
1. Katalisator
Hampir semua proses hidrolisa memerlukan bantuan katalisator untuk mempercepat
jalannya reaksi. Katalisator yang digunakan bisa berupa enzim atau asam. Asam yang
digunakan beraneka ragam, mulai HCl, H2SO4 sampai dengan HNO3. Yang berpengaruh
terhadap kecepatan reaksi adalah konsentrasi ion H+ nya bukan terhadap jenis asamnya.
Namun demikian umumnya dalam industri digunakan HCl. Pilihan ini didasarkan pada
sifat garam yang terbentuk pada proses penetralan hasil. Garam NaCl tidak menimbulkan

63
gangguan yang berarti, hanya rasa asin jika konsentrasinya tinggi, oleh karena itu
pemakaian asam sebagai katalisator, konsentrasinya ditekan serendah mungkin.
Pembentukan glukosa memerlukan konsentrasi asam sebagai katalisator yang agak tinggi
dari pembuatan sirup. Hidrolisa pada tekanan atmosfer, memerlukan asam dengan
konsentrasi yang lebih tinggi.
2. Suhu dan Tekanan
Pengaruh suhu terhadap reaksi mengikuti persamaan Archenius.
−𝐸⁄
Rumus : 𝑘 = 𝐴𝑒 𝑅𝑇

Dimana : k = konsentrasi kecepatan reaksi


A = faktor frekuensi/tumbukan
E = energi aktivitas
R = konstanta gas ideal (1.9872 cal/gr mol 0K)
T = suhu
(M. Natsir, 2001)
Semakin tinggi temperatur semakin cepat reaksi berlangsung.
3. Pencampuran
Agar molekul – molekul reaktan bertubrukan dengan sempurna, maka perlu adanya
pencampuran. Pada proses batch, diperlukan pengadukan. Untuk proses kontinyu, maka
pencampuran sempurna diperoleh dengan mengatur bentuk aliran menjadi turbulen
(olakan).
4. Perbandingan Zat Pereaksi
Bila suatu reaktan berlebihan maka reaksi dapat bergeser ke kanan dengan baik, oleh karena
itu suspensi pati yang rendah akan memberi hasil yang lebih baik bila dibandingkan yang
kadar patinya tinggi. Menurut Groggins, 1950, bila kadar suspensi pati diturunkan dari 40%
menjadi 20% maka konversi akan bertambah dari 80% menjadi 87%. Pada pemakaian
kadar suspensi yang tinggi, maka molekul – olekul reaktan akan kesulitan untuk bergerak,
sehingga reaksi tidak bisa sempurna. Pada pemakaian kadar suspensi untuk menghasilkan
glukosa, pada umumnya digunakan dengan suspensi 20% (Groggin, 1950).
Pati merupakan salah satu yang merupakan polimer yang tertinggi dari karbohidrat yang
disebut poly glukosa dengan monomer glikosa.Oleh karena itu bila pati dengan konsentrasi
rendah dengan larutan asam encer maka akan diperoleh glukosa.
Pada praktikum ini ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu :
1. Proses pendahuluan

64
Dalam tahap ini sampel dihaluskan agar bidang kontak besar sehingga mempermudah
proses selanjutnya. Sampel dicuci dengan air dan alkohol, tujuannya untuk membebaskan
lemak yang terkandung didalamnya.
2. Hidrolisa
Sampel setelah melalui proses pendahuluan kemudian dihidrolisa dengan katalisator HCl
dan dipanaskan selama 2 – 2.5 jam, tujuan dari proses hidrolisa adalah untuk memecahkan
polisakarida dalam sampel menjadi monosakarida. Setelah hidrolisa selesai dinetralkan
dengan NaOH untuk menetralkan HCl yang dipakai sebagai katalisator.
3. Titrasi
Cara ini menentukan zat dengan larutan yang telah diketahui kuantitas pada percobaan ini
yang dipakai sebagai larutan standar fehling dan indikator digunakan metylen blue (MB),
karena reaksi oksidasi reduksi sedangkan perubahan warna terjadi dari biru menjadi
endapan merah bata. Titrasi dilakukan dalam proses pemanasan.
Klasifikasi hidrolisa :
1. Hidrolisa fase uap.
Sebagai penghidrolisa adalah air dan reaksi berlangsung pada fase uap
2. Hidrolisa fase cair.
Pada hidrolisa ini ada lima type hidrolisa :
a. Hidrolisa air murni
Efek dekomposisi jarang terjadi, jika tidak semua bahan makanan terhidrolisa secara
efektif, hanya air murni. Hidrolisainidigunakanpada :
- Reaksi Brignard dimana air digunakan sebagai penghidrolisa.
- Hidrolisa bahan – bahan berupa anhidrit, asam laktat dan laksida
- Hidrolisa senyawa alkali yang mempunyai komposisi kompleks
b. Hidrolisa asam encer
Umumnya digunakan HCl atau H2SO4, dimana HCl banyak digunakan pada industri
bahan pangan seperti :
- Hidrolisa, glitonmenjadi monosodium glutamate
- Hidrolisa pati menjadi glukosa
Sedangkan H2SO4 banyak digunakan pada senyawa organik, dimana peran H2SO4 tidak
dapat diganti, karena H2SO4 dapat membentuk zat antara sehingga mudah dihidrolisa
lebih lanjut.
c. Hidrolisa dengan basa encer

65
Penggunaan konsentrasi yang lebih rendah dalam proses hidrolisa diharapkan agar ion
hidrogen tidak bertindak sebagai katalisator, sedang pada konsentrasi tinggi diharapkan
alkali dapat bereaksi dengan asam yang terbentuk dari proses hidrolisa tersebut.
d. Peleburan alkali dengan sedikit air atau tanpa air
Reaksi dengan suhu tinggi dengan NaOH atau KOH.
e. Hidrolisadengan alkali berair
Senyawa enzim dapat digunakan untuk menyelidiki suatu proses bahan menjadi bahan
lain. Hidrolisa ini dapat digunakan pada :
- Hidrolisa molasses / tetes dengan enzim intervasi (alkohol)
- Beer (pati → maltosa / gluklosa / dengan enzim amylase )
Penggolongan Karbohidrat
Karbohidrat merupakan bagian yang sangat berlimpah – limpah dari tumbuhan dan
hewan dimana banyak fungsi – fungsi yang berguna. Karbohidrat dapat digolongkan
menurut macam – macam kriteria, antara lain :
1. Menurut rasannya :
a. Rasa manis,
Yaitu golongan gula, contoh : glukosa, laktosa, maltosa
b. Tidak berasa,
Contoh :pati
c. Rasa pahit,
Contoh :kulit kayu
2. Menurut daya larut dalam air :
a. Mudah larut,
Contoh :glukosa, sacharida, laktosa, maltosa
b. Sukar larut
Misalnya golongan pati, Contoh :pati
c. Tidak larut
Contoh : selulosa
Sifat – sifat Karbohidrat :
1. isomer ruang, isomer ruang suatu karbohidrat sebanyak 2n.
2. karbohidrat dapat mereduksi logam dan karbohidrat itu sendiri akan teroksidasi
3. oksidasi karbohidrat akan menghasilkan asam
4. karbohidrat + ragi → alcohol + gas
Sifat fisis Karbohidrat :
66
1. Berupa zat padat
2. Pada suhu kamar ada yang berupa hablur tak berwarna (sukrosa, glukosa) dan ada yang
berupa zat padat dan ada yang berupa glukosa.
Macam – macam proses pembuatan glukosa :
- Hidrolisa amilum atau zat pati,
diatase
2(C6H12O5) n2C12H12O11
maltosa
C12H12O11 + H2O 2C6H12O6
- Hidrolisa maltosa
HCl
C12H22O11 + H2O 2C6H12O6
Persediaan terpenting dari tanaman adalah pati yang terdapat pada bagian vegetatifnya misal
akar, batang, atau bagian generatifnya. Pati tersusun atas satuan glukosa yang saling berkaitan
melalui satu ikatan 1 – 4 α glukosid tergantung dari derajat pemecahannya. Pemecahan rantai
polisakarida menghasilkan dextrin, sirup atau glucose. Reaksi hidrolisa pati menjadi glukosa
berlangsung menurut persamaan reaksi :
(C6H10O5)n + H2O → nC6H12O6

BAB III
67
PERCOBAAN

1.1. Tata Cara Percobaan


a. Variabel tetap
- Range waktu : 10 menit
- Volume total : 210 ml
- Berat sample : 10 gram

b. Variabel berubah
- Temperatur : 80 oC

1.2. Tata Kerja


a) Bahan yang digunakan
- Pati beras
- Glukosaanhidrit
- Fehling A danfehling B
- IndikatorMB
- Aquadest
- LarutanNaOH- Alkohol
- LarutanHCl
b) Alat yang digunakan
- Labu leher tiga
- Kompor pemanas
- Water batch
- Klem, statif
- Pipet panjang
- Magnetic stirrer
- Buret
- Erlenmeyer
- Alas kaki tiga
- Lampu spirtus

a) Gambaralat
68

7
7
Gb. Alat Kondensasi Gb. Alat Standarisasi
Keterangan :
1. Labu leher tiga
2. Pendingin Balik
3. Thermometer
4. Pipet tetes panjang
5. Magnetic Stirer
6. Statif
7. Klem
8. Buret
9. Erlenmeyer
10. Water Bacth
11. Kompor pemanas listrik
1.3. Cara Kerja.
a) Analisa Bahan Baku
a. Mengeringkan gelas arloji ( cawan )selama 1 jam dalam oven pada suhu 110C,
dinginkan dalam desikator selama 15 menit, lalu ditimbang sebagai beratawal,
masukkan sample seberat ± 5 gram tersebut dan ditimbang
b. Masukkan cawan tersebut kedalam oven pada suhu 100 C - 110 C ± 2 jam

69
dan ditimbang sampai berat konstan. Tentukan kadar air dalam sampel

b) Cara Percobaan
a. Menimbang 10 gram sampel yang telah dihaluskan sampai benar – benar halus,
masukkan dalam beaker glass dan tambahkan 50 ml aquadest, aduk hingga
homogen, diamkan hingga ± 1 jam. Sampel kemudian disaring lalu dicuci
dengan 10 ml alkohol dan 250 ml aquadest agar lemak dapat larut bersama
aquadest.
b. Masukkan sampel yang telah bersih tersebut dalam campuran 20 ml HCl dan
200 ml aquadest.
c. Memasang alat hidrolisa sesuai gambar dan aliran air pendingin.
d. Memindahkan larutan suspensi tersebut dalam labu yang dilengkapi pendingin
balik, nyalakan pemanas dan pengaduk kemudian atur kecepatan pengadukkan
pada skala tertentu.
e. Memanaskan selama ± 2,5 jam dan setelah temperatur tercapai pada suhu 80 oC
kemidian mengambil 5 ml sampel sebagai sampel ke – 0 dinginkan dan
diencerkan dengan penambahan 100 ml aquadest.
f. Mengambil 5 ml pengenceran tersebut, kemudian dinetralkan dengan NaOH
dan kemudian tambahkan 5 ml larutan Fehling A dan 5 ml Fehling B, panaskan
hingga hangat – hangat kuku. Titrasi dengan glukosa standar hingga mendekati
titik equivalen (TE) (warna biru hilang), kemodian tambahkan indikator MB 2
– 3 tetes dan titrasi kembali dengan glukosa standar hingga terbentuk endapan
merah bata. Lakukan titrasi tiga kali, hitung kebutuhan glukosa standar.
g. Selanjutnya pada waktu yang ditentukan mengambil sampel ke 1, 2, 3, dan
seterusnya, kemudian dianalisa.
c) Analisa Hasil
a. Pembuatan larutan glukosa standar
Melarutkan 2,5 gram glukosa standar anhidrit di dalam aquadest
b. Standarisasi larutan Fehling
Mengambil 5 ml larutan Fehling A dan 5 ml Fehling B kemudian tambahkan 10
mllarutan glukosa standar dari buret, campuran dipanaskan ± 2 menit.

c. Dalam keadaan panas, penetesan dengan glukosa standar dari buret dilakukan
hingga warna biru hilang, penambahn dilakukan selama 2 menit. Dalam
70
keadaan masih panas, penetesan glukosa dari buret dilakukan hingga warna biru
menghilang. Setelah itu campuran ditambahkan indikator MB 2 – 3 tetes dan
titrasi dilanjutkan hingga terbentuk endapan merah bata.

d. Penentuan gula mereduksi (glukosa)


- Sampel hasil hidrolisa yang sudah dingin disaring dan diambil 5 ml dengan
pipet volume dan diencerkan dengan aquadest sampai menjadi 100 ml,
gojog hingga homogen.
- Mengambil 5 ml hasil pengenceran tersebut, kemudian dinetralkan dengan
NaOH, setelah netral tambahkan 5 ml larutan Fehling A dan 5 ml Fehling
B, Kemudian campuran tersebut dititrasi dengan larutan glukosa standar
sampai mendekati TE (warna biru hilang).
- Campuran tersebut dipanaskan ± 2 menit lalu ditetesi indikator MB 2 – 3
tetes, kemudian titrasi kembali sampai terbentuk endapan merah bata.
- Glukosa yang dapat dihasilkan oleh pati dihitung dengan persamaan :
100B
(FM)N  
X=  5 5 bagian
W
Dimana :
X : Hasil glukosa dalam bagian berat pati
F : Larutan glukosa yang diperlukan untuk menitrasi 10 ml campuran
Fehling A dan Fehling B
M : Larutan glukosa standar yang diperlukan untuk menitrasi 10 ml larutan
Fehling A dan Fehling B dan 5 ml larutan hasil ( ml )
N : Gram glukosa / ml larutan standar
B : Volume larutan / suspensi pati yang dihidrolisa
W : Berat pati yang akan dihitung % pati yang telah bereaksi maka hasil X
tersebut harus dikalikan dengan faktor 0,9
% pati = 0,9 x % glukosa
g = hidrolisis (gram)

1.4. Blok Diagram

71
20 gr sampel (beras Pencampura Diamkan ± 1
}
ketan) n jam
50 ml aquadest
20 ml Alkohol] Filtratdibuan
} Penyaringan
200 ml aquadest g

20 ml HCl T80 oC}±


} Hidrolisa
200 ml 2 jam
aquadest
Tiapsatuanwaktu
Analisakadarpati
+ Aquadest 5 ml Filtrat
terhidrolisa
a

+ NaOH (penetralan)
5 ml Fehling A 5 ml
}
5 ml Fehling B Pengenceran

Sambildipanaskanhagatkuku

Titrasisampaim
Glukosastandar endekati TE
Warnabiruhilang

Glukosastandar EndapanMerah
Indikator MB 2 – 3 tetes Bata

1.5. Hasil Percobaan


1. Analisa Bahan Baku

72
- Sampel : Beras
- Volume suspensi (B) : 200 mlaquadest + 10 ml HCl
- Temperatur : 80 oC
- Interval : 10 menit selama 60 menit (1 jam)
- Berat sampel : 10 gram
- Volume HCl : 20 ml
- Volume Fehling A & B : 10 ml
- Indikator MB : 2 – 3 tetes
- Berat sebelum dioven : 76,03 gram
- Berat setelah dioven : 73,60 gram
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑜𝑣𝑒𝑛−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑜𝑣𝑒𝑛
- Kadar air : 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
76,03 𝑔𝑟−73,60 𝑔𝑟
: = 24,3 %
10 𝑔𝑟

- Kadar pada beras teoritis : 93,80 %


- P (tekanan) : 1 atm

- Densitas Glukosa Standart (N) :


2,5 gram   0,0025 gr
1000 ml  ml

2. Penentuan Kadar Pati


a. Standarisasi Fehling
Titrasi Fehling A + B Vol. GlukosaStandat
I 10 ml 16,5 ml
II 10 ml 18,6 ml
III 10 ml 18,5 ml
Rata-rata 10 ml 17,86 ml

b. Percobaan pada 80°C

73
Waktu Volume Volume Volume glukosastandar
Fehling
(menit) sampel (ml) Kadar Konversi (%)
A+B
(ml) (ml) 1 2 Rata-rata patiterhidrol
isa
0 5 10 17 16,6 16,8 20,034 21.36
10 5 10 15,5 13,2 14,35 66,339 70,72
20 5 10 16,6 14,7 15,65 41,769 44,53
30 5 10 14,0 16,9 15,45 45,549 48,56
40 5 10 17,0 15,8 16,4 27,594 29,42
50 5 10 16,5 15,5 16,0 35,154 37,48

3. Perhitungan kadar pati terhidrolisa (X)


 100  B 
(FM)N  
Kadar pati terhidrolisa ( X ) =  5  5  x 0,9 x 100 %
W
Dimana :
F = Volume glukosa standart pada titirasi fehling
M = Volume glukosa standart pada penetuan kadar pati terhidrolisa
B = Volume suspensi
T = 80°C
F = 17,86 ml
W = 10 gram
N = 0,0025 gr/ml
B = 210 ml

1. Waktu 0 menit, M = 16,8 ml

17,86  16,8.0,0025 . 210 5 . 100 5 . 0,9


X x100%
10
= 20,034 %
2. Waktu 10 menit, M = 14,35 ml

17,86  14,35.0,0025 . 210 5 . 100 5 . 0,9


X 100%
10
= 66,339 %

74
3. Waktu 20 menit, M = 15,65 ml

17,86  15,65.0,0025 . 210 5 . 100 5 . 0,9


X x100%
10
= 41,769 %
4. Waktu 30 menit, M = 15,45 ml

17.86  15,45. 0,0025 . 210 5 . 100 5 . 0,9


X x100%
10
= 45,549 %
5. Waktu 40 menit, M = 16,4 ml

17,86  16,4.0,0025 . 210 5 . 100 5 . 0,9


X x100%
10
= 27,594 %
6. Waktu 50 menit, M = 16,0 ml

17,86  16,0. 0,0025 . 210 5 . 100 5 . 0,9


X x100%
10
= 35,154 %

4. Perhitungan Konversi
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 𝑇𝑒𝑟ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑠𝑎
Konversi = × 100 %
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑎𝑡𝑖 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
1. t = 0 menit
20,034
Konversi= × 100% = 21,36 %
93,80

2. t = 10 menit
66,339
Konversi= × 100% = 70,72 %
93,80

3. t = 20 menit
41,769
Konversi= × 100% = 44,53%
93,80

4. t = 30 menit
45,549
Konversi= × 100% =185,45%
93,80

5. t = 40 menit
27,594
Konversi= × 100% = 29,42 %
93,80

75
6. t = 50 menit
35,154
Konversi= × 100% = 37,48 %
93,80

5. Perhitungan dari data untuk T = 80 oC


Persamaan yang diambil y = ax + b
Dimana : x = Range waktu
y = Kadar pati terhidrolisa

Waktu Kadar Pati terhidrolisa


(X) (Y) X2 X.Y
0 20,034 0 0
10 66,339 100 663,39
20 41,769 400 835,38
30 45,549 900 1366,47
40 27,594 1600 1103,76
50 35,154 2500 1757,7
∑X = 150 ∑Y = 239,397 ∑X2 = 5500 ∑XY = 9615,69


nΣx
y
Σ
x
Σ
y
a=

x 
2

Σ
x
2

65726,7   150 236,439 


=

6 5500   150 2
= -0,1053


Σ 

2
xΣy
Σ 
Σ
x 
x
y
b=
n
Σ 
2
x
Σ 
2
x

5500 236,439   150 5726,7 


65500   150 
= 2

= 42,039

76
Jadi, persamaannya menjadi y = -0,1053 x + 42,039
Maka : x=0 ; y = -0,1053( 0 ) +42,039= 42,039
x = 10 ; y = -0,1053( 10 ) + 42,039= 40,986
x = 20 ; y =-0,1053( 20 )+42,039= 39,933
x = 30 ; y = -0,1053( 30 ) +42,039= 38,88
x = 40 ; y =-0,1053( 40 ) +42,039= 37,827
x = 50 ; y = -0,1053( 50 ) +42,039= 36,774
Prosentasekesalahan


yPerc
yPer
an
% Kesalahan = x 100 %
yPer
an

X y Percobaan y Perhitungan % Kesalahan


0 20,034 42,039 52,34%
10 66,339 40,986 61,86%
20 41,769 39,933 4,59%
30 45,549 38,88 17,15%
40 27,594 37,827 27,05%
50 35,154 36,774 4,40%
Rata –rata 27,89%

6. Perhitungan Konversi
Waktu(X) konversi (Y) X2 X.Y
0 21.36 0 0
10 70,72 100 707,2
20 44,53 400 890,6
30 48,56 900 1456,8
40 29,42 1600 1176,8
50 37,48 2500 1874
∑X = 150 ∑Y = 252,07 ∑X2 = 5500 ∑XY = 6105,4

77
Persamaan yang diambil y = ax + b
Dimana : x = Range waktu
y = konversi (%)

nΣx
y
Σ
x
Σ
y
𝑎 =

x2
 

Σ
x
2

6(6105,4)−(150)(252,07)
=
6(5500)−(150)2

= -0,1122

Σ 

2
xΣy
Σ 
Σ
x 
x
y
𝑏 =
n
Σ 
2
x
Σ 
2
x

(5500)(252,07)−(150)(6105,4)
=
6(5500)−(150)2

= 44,8167
Jadi, persamaannya menjadi y =-0,1122 x + 44,8167
Maka : x=0 ; y = -0,1122( 0 )+ 44,8167= 44,8167
x = 10 ; y = -0,1122( 10 ) + 44,8167= 43,6947
x = 20 ; y = -0,1122( 20 ) + 44,8167= 42,5727
x = 30 ; y = -0,1122( 30 ) + 44,8167= 41,4507
x = 40 ; y = -0,1122( 40 ) + 44,8167= 40,3287
x = 50 ; y = -0,1122( 50 ) + 44,8167= 39,2067
Prosentasekesalahan


yPerc
yPer
an
% Kesalahan = x 100 %
yPer
an

x y Percobaan y Perhitungan % Kesalahan


0 21,36 44,8167 52,34%
10 70,72 43,6947 61,85%
20 44,53 42,5727 4,59%
30 48,56 41,4507 17,15%
40 29,42 40,3287 27,05%
50 37,48 39,2067 4,40%
Rata –rata 27,89%

BAB IV
78
PEMBAHASAN
1. Praktikum ini digunakan sampel Beras yang dihidrolisa dengan variabel berubah yaitu suhu
80 oC
2. Data yang diperoleh menunjukkan adannya pengaruh variable suhu, yaitu semakin tinggi
suhu maka kadar pati yang terhidrolisa semakin kecil. Dengan katalisator HCl kadar pati
yang terhidrolisa pada suhu 80 oC dan pada waktu 10 menit sebesar 66,339 % dan adanya
pengaruh waktu hidrolisa, semakin lama proses hidrolisa berlangsung maka semakin besar
pula kadar pati yang terhidrolisa. Hal ini dapat dilihat pada data kadar pati terhidrolisa
dengan interval waktu 10 menit selama dua jam.
3. Rata – rata persentase kesalahan yang diperoleh untuk penentuan kadar pati yang
terhidrolisa :
 Pada suhu 80 oC persentase kesalahan yang diperoleh : 27,89 %
4. Besarnya kesalahan dari percobaan tersebut diatas dikarenakan :
- Pengadukan yang kurang sempurna
Magnetic stirer yang digunakan tidak bisa diputar dengan baik sehingga hal itu
menyebabkan kadar pati yang terhidrolisa menjadi kecil.
- Pada saat pengambilan sampel dengan interval waktu 10 menit terkadang tidak secara
tepat dilakukan setiap 10 menit,tetapi sedikit lebih maupun kurang dari waktu sehingga
hal tersebut mempengaruhi hasil.

BAB V
79
KESIMPULAN & SARAN

KESIMPULAN
1. Semakin lama waktu pengambilan sampel dengan range 10 menit dalam waktu 1 jam, maka
diperoleh volume glukosa standart makin kecil dan kadar glukosa makin besar
2. Rata-rata %kesalahan penentuan kadar pati terhidrolisa :
- Pada interval waktu 10 menit = 61,86 %
3. Dari grafik hubungan antara kadar pati terhidrolisa Vs waktu menunjukan bahwa makin
banyak waktu maka pencampuran makin sempurna sehingga kadar pati yang terhidrolisa
juga makin tinggi.

SARAN
1. Pada saat proses hidrolisa pati berlangsung suhu diharapkan untuk selalu dijaga agar tetap
konstan.
2. Saat menetralkan dengan menggunakan NaOH harus hati – hati supaya tidak lebih hingga
basa, penambahan NaOH dilakukan sedikit demi sedikit.
3. Titrasi menggunakan glukosa standar dengan pemanasan dilakukan hanya sampai hangat
tidak sampai mendidih.

DAFTAR PUSTAKA
80
- Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1981, “ Daftar komposisi Bahan Makanan
”, PT. Bhratara Karya Aksara. Jaklarta.
- Winarno F.G, 1984, “ Kimia Pangan dan Gizi ”, PT. Gramedia, Jakarta.
- Groggins,P.H.,” Unit Proses ijn Organic Synthesis”,5 ed,pp.750 – 783, Mc Grow Hill
Book Company inc, New York,1950

81
Grafik Hubungan antara Kadar Pati
Terhidrolisa Vs Waktu
70

65
y = -0.105x + 42.03
R² = 0.014
60

55

y = -0.105x + 42.03
50 R² = 1

45
kadar pati terhidrolisa

40

35
y percobaan
y perhitungan
30

25

20

15

10

0
0 10 20 30 40 50 60
waktu(menit)

82
Grafik Hubungan antara konversi Vs Waktu
75

70

65
y = -0.112x + 44.81
60 R² = 0.014

55

50
y = -0.112x + 44.81
45 R² = 1

40
konversi

y percobaan
35
y perhitungan
30

25

20

15

10

0
0 10 20 30 40 50 60
waktu(menit)

83

Anda mungkin juga menyukai