PENDAHULUAN
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pada bayi dan anak .
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari komunikasi pada bayi dan anak .
PEMBAHASAN
a. Penglihatan
Pada waktu lahir, mata bayi belum berkembang sempurna sehingga
penglihatannya masih kabur. Dalam usia satu minggu, anak telah mampu
merespons cahaya. Pada usia ini, kemampuan koordinasi otot mata bayi
Pada usia ini umumnya anak sudah mampu berkomunikasi baik secara
verbal maupun nonverbal. Anak dibawah usia 5 tahun, hampir semuanya
egosentris, mereka melihat segala sesuatu hanya berhungan dengan dirinya sendiri
dan hanya dari sudut pandang mereka sendiri. Anak tidak dapat membedakan
antara fantasi atau kenyataan
Anak berusia 5-8 tahun kurang mengandalkan pada apa yang mereka lihat
tetapi lebih pada apa yang mereka ketahui bila dihadapkan pada masalah baru.
Mereka butuh penyelesaian untuk segala sesuatu tetapi tidak membutuhkan
pengesahan dari tindakan yang dilakukan.masa ini anak sudah dapat memahami
penjelasan sederhana dan mampu mendemonstrasikannya. Anak perlu diizinkan
untuk mengekspresikan rasa takut dan keheranan yang dialaminya.
1. Nada suara
Bicara lambat dan jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas
dengan pengarahan yang sederhana. Hindari sikap mendesak untuk dijawab
dengan mengatakan “jawab dong” , dan sebagainya.
2. Mengalihkan aktifitas
3. Jarak interaksi
4. Marah
5. Kesadaran diri
6. Sentuhan
Jangan sentuh anak tanpa izi dari anak. Salaman dengan anak
merupakan cara untuk menghilangkan stres dan cemas khususnya pada anak
laki-laki.
1. Masa Bayi
4. Masa Remaja
Masa ini anak berfikir dan berprilaku antara anak dan orang
dewasa. Oleh karena itu pada saat anak mengalami ketegangan mereka
mencari rasa aman yang bisa didapatkan pada masa kanak-kanak. Perawat
harus menghindari sikap menilai atau menghakimi terhadap apa yang
dilakukan. Apabila remaja berbicara disertai emosional maka cara terbaik
untuk memberikan dukungan (support) adalah memberi perhatian,
memcoba untuk tidak menyela (interupsi) dan menghindari komentar dan
ekspresi yang menimbulkan kesan terkejut atau mencela.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan.
Komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif
mempengaruhi praktek-praktek kesehatan. Pendekatan komunikasi kesehatan di
turunkan dari berbagai disiplin ilmu yang saling melengkapi, tukar menukar
prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-masing memberikan
sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.
3.2 Saran.
Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dalam
berkomunikasi dengan anak lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana
prinsip dan strategi berkomunikasi dengan bayi dan anak, serta mengetahui
hambatan yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi dengan bayi dan anak.
Dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah) sebaiknya
menggunakan banyak literature walaupun nantinya tidak menutup kemungkinan
dapat memperbesar dalam kesulitan penyusunan.
DAFTAR PUSTAKA
Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Mundakir.2006.Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Jogjakarta:Graha
Ilmu
Saifulloh . (tidak ada tahun). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media.
Tamsuri,Anas. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC