Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA


Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

BAB II
PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT HALUS

2.1 Dasar Teori


Pasir merupakan agregat halus untuk campuran beton hasil disintegrasi alami dari
batuan. Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir olahan atau gabungan dari kedua pasir
tersebut. Sebagai campuran beton, pasir harus memenuhi syarat seperti yang tercantum
dalam (PBI 1971;3.3):
a. Butirannya harus tajam serta bersifat kekal terhadap pengaruh cuaca yang dapat
merusaknya. (PBI 1971;3.2)
b. Tidak boleh mangandung lumpur lebih dari 5%, bila lebih maka pasir itu harus dicuci.
(PBI 1971;3.3)
c. Tidak boleh mengandung bahan-bahan organik yang dapat merusak kualitas beton.
(PBI 1971;3.4)
d. Tidak mengandung garam, terutama pasir laut tidak bisa digunakan.
e. Memiliki ukuran butiran  4.75 mm
Pasir sebagai campuran beton harus memenuhi beberapa persyaratan seperti tercantum
dalam pasal 3.3 ayat 5 PBI 1971, yaitu:
Agregat harus mempunyai besar butir dalam batas-batas berikut :
a. Sisa ayakan diatas 4 mm harus minimum 2% berat.
b. Sisa ayakan diatas 1 mm harus memenuhi minimum 10% berat.
c. Sisa ayakan diatas 0.25 mm minimum 80-95% berat.
Dari pemeriksaan gradasi agregat halus ini, dapat diketahui suatu harga modulus halus
agregat halus. Berdasarkan standart ASTM C35-37, modulus halus berkisar antara 2.3-
3.1.Gradasi pasir, kerikil dan seman berpengaruh pada sifat pengerjaan dan mutu beton yang
dihasilkan, sehingga sedapat mungkin pembagian memenuhi standart ASTM dan PBI 1971.

2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dapat tidaknya pembagian butir pasir sebagai agregat, harus
memenuhi ASTM C 35-37 dalam campuran beton.
2. Untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus.

9
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

2.3 Bahan
Pasir alam atau buatan dari sungai atau gunung dengan berat 1000 gram.

2.4 Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % berat benda uji.
b. Satu set ayakan : 4.76 mm (no. 4); 2.38 mm (no. 8); 1.19 mm (no. 16); 0.59 mm (no.
30); 0.297 mm (no. 50); 0.149 mm (no. 100); 0.075 mm (no. 200).
c. Talam-talam dan kuas
d. Mesin pengguncang saringan

2.5 Pelaksanaan
a. Bahan ditimbang seberat 1000 gram
b. Bahan diayak dengan susunan ayakan : 9.52 mm, 4.76 mm, 2.38 mm, 1.18 mm,
0.59mm, 0.297 mm, 0.149 mm, dan 0.075mm, secara manual.
c. Bahan yang tertahan pada masing-masing ayakan ditimbang.

2.6 Hasil Pengujian


Tabel 2.1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus
Pasir
Lubang Saringan
Tertinggal %Kumulatif
no mm gram % Tertinggal Lolos
3" 76,2 - - - -
2.5" 63,5 - - - -
2" 50,8 - - - -
1.5" 38,1 - - - -
1" 25,4 - - - -
3/4" 19,1 - - - -
1/2" 12,7 - - - -
3/8" 9,5 - - - 100
4 4,76 40 3,937 3,937 96,063
8 2,38 50,00 4,921 8,858 91,142
16 1,19 182 17,913 26,772 73,228
20 0,59 279,5 27,510 54,281 45,719
50 0,297 290,5 28,593 82,874 17,126
100 0,149 97 9,547 92,421 7,579
200 0,075 53,5 5,266 97,687 2,313
Pan 23,5 2,313 100,000 0,000
Σ= 1016 100 366,831
Sumber: Hasil Perhitungan

10
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Agregat halus yang diuji 1200 gram

Kehilangan = 1200 gram – 1016 gram


= 184 gram
3
Σ% yang tertahan ayakan no. ” sampai no.200
8
Modulus Kehalusan Pasir = 100
366,831
= = 3,6683
100

Dari Grafik, maka termasuk zona = 1


Contoh perhitungan ayakan No. 8
berat tertinggal saringan no 8 (gram)
% tertinggal saringan no 8 = jumlah berat tertinggal seluruhnya (gram) 𝑥 100%
50,00
= 1016

= 4,921 %

% tertinggal kumulatif no 8 = % tertinggal no 4 + % tertinggal no 8


= 3,937 % + 4,921 %
= 8,858%
% kumulatif lolos no 8 = 100% - % tertinggal kumulatif no 8
= 100% - 8,858 %
= 91,142 %

2.7 Pembahasan
a. Dari hasil perhitungan, selanjutnya ditentukan batas gradasi agregat halus dengan
menggunakan grafik daerah gradasi. Data yang dimasukkan dalam grafik meliputi
ukuran mata ayakan sebagai sumbu x, dan % yang lewat ayakan (lolos ayakan)
sebagai sumbu y.

11
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Grafik Lengkung Ayakan Pasir Zona 1


110
100
90
80
70
Batas atas
% Lolos

60
50 Batas bawah
40 Agregat
30
20
10
0
0.075 0.149 0.297 0.59 1.19 2.38 4.76 9.5

Gambar 2.1 Grafik Lengkung Ayakan Pasir Halus Zona 1

GRAFIK LENGKUNG AGREGAT HALUS ZONA 2


110
100
90
80
70
Axis Title

60
Batas bawah
50
Agregat
40
30
20
10
0
0.075 0.149 0.297 0.59 1.19 2.38 4.76 9.5

Gambar 2.2 Grafik Lengkung Ayakan Pasir Halus Zona 2

12
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

GRAFIK LENGKUNG AGREGAT HALUS ZONA 3


110
100 100 100 100.000
96.063
90 91.142
90
85
80 79
75 73.228
70
Batas atas
60 60
50 Batas bawah
45.719
40 40 Agregat
30
20 17.126
10 10 12
7.579
0 2.313
0
0.075 0.149 0.297 0.59 1.19 2.38 4.76 9.5

Gambar 2.3 Grafik Lengkung Ayakan Pasir Halus Zona 3

GRAFIK LENGKUNG AGREGAT HALUS ZONA 4


110
100
90
PERSENTASE LOLOS(%)

80
70
60 Batas atas

50 Batas bawah
40 Agregat
30
20
10
0
0.149 0.297 0.59 1.19 2.38 4.76 9.5

Gambar 2.3 Grafik Lengkung Ayakan Pasir Halus Zona 4


Keterangan:
Setelah data yang ada dimasukkan dalam grafik, maka diketahui bahwa agregat halus
yang diperiksa dalam praktikum termasuk dalam daerah gradasi nomor 1. Hal ini
dikarenakan grafik yang terbentuk memiliki alur yang mengikuti alur grafik daerah
gradasi nomor 1 dan sebagian besar berada pada daerah gradasi nomor 1.

13
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

Grafik Lengkung Ayakan Pasir Zona 1


110
100
90
80
70
Batas atas
% Lolos

60
50 Batas bawah
40 Agregat
30
20
10
0
0.075 0.149 0.297 0.59 1.19 2.38 4.76 9.5

Gambar 2.5 Grafik Lengkung Ayakan Pasir Halus Zona 1

b. Setelah penentuan gradasi agregat halus, langkah selanjutnya adalah menghitung


besarnya modulus kehalusan. Modulus kehalusan adalah suatu faktor empiris yang
didapat dengan menjumlahkan agregat yang tertahan oleh tiap-tiap saringan pada suatu
seri saringan tertentu, kemudian membagi jumlah ini dengan 100. Modulus kehalusan
pasir yang didapat adalah 3,6683.
c. Setelah modulus halus dan sisa ayakan diperoleh, maka dilakukan analisis sesuai
dengan standar yang digunakan. Standar yang digunakan antara lain:
 ASTM C 35-37, disyaratkan standar modulus halus (fitness modulus) agregat
halus berkisar antara 2,3 – 3,1. Modulus kehalusan pasir 3,6683. Berarti pasir
lebih kasar dan gradasi pasir tidak masuk standar ASTM C.33 2,3-3,1. Akan tetapi
masuk standar SK SNI S-04-1989 F 1,5 -3,8.
 SNI 03-2834-2002, gradasi pasir dibedakan menjadi 4 zona, yaitu : Zona 1 (pasir
kasar), Zona 2 (pasir agak kasar), Zona 3 (pasir agak halus), Zona 4 ( pasir
halus). Pasir tersebut masuk ke dalam Zona 1, dimana keadaan pasir kasar.
d. Data yang ada dihitung prosentase terhadap total agregat, prosentase tertinggal dan
prosentase lolos kumulatif, dari hasil tersebut bisa diketahui angka modulus
kehalusan dari pasir tersebut dari prosentase tertinggal kumulatif yang kita dapatkan,
dijumlahkan dan dibagi 100, itu yang disebut dengan angka modulus halus.

14
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp. (0341) 577200 Fax. (0341) 577200

2.8 Kesimpulan
a. Pasir tersebut memenuhi standar Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971) untuk
digunakan sebagai bahan dasar campuran beton karena kadar lumpur tidak lebih dari
5 % dari berat kering.
b. Pasir tersebut tidak memenuhi ASTM dalam hal modulus kehalusan pasir.
c. Gradasi pasir masuk pada zona 1 yaitu jenis pasir kasar, maka akan di peroleh adukan
kasar yang cocok untuk faktor air semen yang relatif rendah.

15

Anda mungkin juga menyukai