Anda di halaman 1dari 15

I.

DASAR TEORI
Frequency Shift Keying (FSK) merupakan suatu metode transmisi sinyal digital,
dimana besarnya frekuensi gelombang pembawa (carrier) berubah-ubah sesuai dengan
perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital. Pada FSK komponen atau
karakteristik sinyal yang diubah-ubah ialah frekuensi, sedangkan fasa dan amplitudonya
di buat konstan atau tetap. FSK mewakili dua nilai biner dengan dua buah frekuensi yang
letaknya berdekatan dengan frekuensi tengah, seperti persamaan berikut :

Berikut bentuk sinyal digital setelah melalui modulasi FSK :

Proses modulasi FSK dapat dilihat pada blok diagram berikut :


Sinyal carrier pertama (𝑓1 ) dikalikan dengan input yang berupa sinyal biner [Sm(t)]
dan sinyal carrier ke dua (𝑓2 ) dikalikan dengan inverter dari Sm(t) dan menghasilkan
output sinyal FSK.

Berikut blok diagram demodulasi FSK:

Untuk mendapatkan sinyal asli (sinyal biner) kembali, dapat dilakukan dengan
demodulasi. Demodulasi dapat dilakukan dengan cara mengalikan SFSK(t) dengan kedua
sinyal karrier yang digunakan ketika modulasi, sehingga akan dihasilkan kembali sinyal
digital.

Keuntungan modulasi FSK adalah hanya ada sedikit kesalahan pada saat transmisi
karena informasinya terkandung pada frekuensi diskrit, serta sistem modulasi digital
relative sederhana. Karena tidak terpengaruh oleh besarnya amplitude sinyal. Sedangkan
kekurangannya adalah modulasi FSK memiliki bandwith yang lebar. Modulasi FSK
banyak diaplikasikan untuk frekuensi tinggi.
Frekuensi Shift Keying (Fsk)

FSK demodulator berfungsi untuk mengubah sinyal sinusoidal sebesar 1200 Hz


menjadi sinyal digital dengan nilai logika ”1” dan mengubah sinyal sinusoidal sebesar
2200. Hz menjadi sinyal digital dengan nilai logika ”0”.

1. Demodulator Frekuensi Shift Keying (FSK)

Frequency Shift Keying demodulator merupakan modul perubah bentuk


sinyal sinus menjadi sinyal kotak dengan perbedaan frekuensi antara masukan
frekuensi 1200 Hz dan frekuensi 2200 Hz. FSK demodulator diaplikasikan untuk
pengiriman data serial atau pulsa kotak melalui pemancar radio atau melalui jalur
telepon. Spesifikasi dari rangkaian FSK demodulator ini, yaitu :

 Level TTL input


 1200 Hz untuk logika “1”
 2200 Hz untuk logika “0”
 Kecepatan maksimal pengiriman data 1200 Bps
 Catu Daya Eksternal 12 VDC

2. Rangkaian Demodulator Frekuensi Shift Keying (FSK) XR2211


3. Modulasi Digital

Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke


dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah
karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga
bentuk hasilnya (modulated carrier) memeiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang
dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya, kita bisa
mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi).

Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat


dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media
transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio).

Pada dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan
PSK

1. Amplitude Shift Keying

Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan


pergeseran amplitude, merupakan suatu metoda modulasi dengan mengubah-
ubah amplitude. Dalam proses modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang
pembawa tergantung pada ada atau tidak adanya sinya linformasi
digital.Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud
(kecepatan digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam
menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan
melalui saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan
distorsi lainnya. Oleh sebab itu meoda ASK hanya menguntungkan bila dipakai
untuk hubungan jarak dekat saja.

Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga
pada sistem modulasi AM. Derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang
yang berlevel banyak dan membuat mereka sukar mendeteksi dengan tepat
menjadi level ambangnya.

2. Frequency Shift Keying


Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui
penggeseran frekuensi. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi yang
memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang
pembawa. Pergeseran ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan
semula dengan gelombang output ang tidak mempunyai fasa terputus-putus.
Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-
ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi
digital.FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini
gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan
bit 0. Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan
standar transmisi data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT.

3. Phase Shift Keying

Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal melalui pergeseran fasa.
Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi fasa yang memungkinkan fungsi
pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fasa dari frekuensi
gelombang pembawa berubah-ubah sesuai denganperubahan status sinyal
informasi digital. Sudut fasa harus mempunyai acuan kepada pemancar dan
penerima. Akibatnya, sangat diperlukan stabilitas frekuensi pada pesawat
penerima. Guna memudahkan untuk memperoleh stabilitas pada penerima,
kadang-kadang dipakai suatu teknik yang koheren dengan PSK yang berbeda-
beda. Hubungan antara dua sudut fasa yang dikirim digunakan untuk
memelihara stabilitas. Dalam keadaan seperti ini , fasa yang ada dapat dideteksi
bila fasa sebelumnya telah diketahui.

4. Rangkaian Modulator dan Demodulator FSK

1. Rangkaian modulator FSK

Data digital yang dikirimkan secara serial oleh mikrokontroler sebelum


diteruskan ke pemancar harus dimodulasikan atau diubah parameternya dari
parameter tegangan menjadi frekuensi. Modulator FSK akan mengubah data
yang dikirimkan mikrokontroler menjadi sinyal sinusiodal dengan frekuensi
yang bergantung pada data dari mikrokontroler. Nilai frekuensi yang dihasilkan
bergantung pada nilai R1, R2 dan nilai C yang merupakan komponen eksternal
yang harus ditambahkan pada IC XR-2206. Nilai frekuensi yang dihasilkan akan
sesuai dengan persamaan f1 = 1/(R1.C) dan f2 = 1/(R2.C), f1 merupakan
frekuensi yang dihasilkan pada saat input berupa data logika high, sedangkan f2
merupakan frekuensi yang dihasilkan pada saat input berupa data logika low
(Exar, 1997).

Rangkaian modulator FSK dapat dilihat pada gambar 1. Pulsa logika


high pada penelitian ini akan setara dengan f1 yaitu sebesar 1100 Hz, oleh karena
itu nilai R1 adalah sebesar 27,5 kW dan C sebesar 33nF. Sedangkan data logika
low akan setara dengan f2 sebesar 2200 Hz, sehingga nilai R2 adalah 13,7 kW.

Gambar 1 Rangkaian modulator FSK

2. Rangkaian demodulator FSK

Rangkaian demodulator FSK menerima sinyal yang berasal dari receiver.


Seperti pada waktu dipancarkan, sinyal ini berupa sinyal sinusiodal yang
berubah-ubah frekuensinya sesuai dengan data yang dikirimkan. Demodulator
akan mengubah kembali sinyal sinusoidal tersebut menjadi sinyal digital (biner)
yang dapat diterima mikrokontroler melalui pin RxD.

Pengubahan oleh demodulator dilakukan dengan membandingkan dengan


frekuensi tengah (f0). Frekuensi yang lebih besar dari frekuensi tengah akan
menghasilkan output logika high, sedangkan frekuensi input yang kurang dari
frekuensi tengah akan menghasilkan output logika low. Rangkaian demodulator
FSK dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian demodulator FSK

Frekuensi tengah ditentukan dengan mengatur besarnya hambatan pada R0


dan besarnya C0 (kondensator yang terhubung pada pin 13 dan 14 IC XR 2211).
Nilai frekuensi tengah ditentukan berdasarkan nilai kedua frekuensi yang
dihasilkan oleh modulator FSK. Penentuan nilai frekuensi tengah dihitung
dengan persamaan:

Pemilihan nilai R0 dan C0 dilakukan berdasarkan persamaan f0 =1/(R0.C0).


Nilai f1 dan f2 berturut-turut adalah 1100 Hz dan 2200 Hz sehingga didapatkan
nilai f0 adalah sebesar 1556 Hz. Berdasarkan nilai f0 ini, ditentukan nilai C
sebesar 33 nF dan R0 sebesar 19,4 kW. Namun demikian, R0 yang digunakan
dalam rangkaian adalah variabel resistor sehingga dapat diubah-ubah nilainya
untuk pengesetan (Exar, 1997).
5. Modulasi Digital

Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke


dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah
karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga
bentuk hasilnya (modulated carrier) memeiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang
dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya, kita bisa
mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi).Melalui proses
modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima
dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam
atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio).Pada dasarnya dikena
prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK

1. Frequency Shift Keying


Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui penggeseran
frekuensi. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan
gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. Pergeseran
ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula dengan gelombang
output yang tidak mempunyai fasa terputus-putus.
Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-
ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.FSK
merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini gelombang
pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi
ini masing-masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan standar transmisi
data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT.

FSK juga tidak tergantung pada teknik on-off pemancar, seperti yang telah
ditentukan sejak semula. Kehadiran gelombang pembawa dideteksi untuk
menunjukkan bahwa pemancar telah siap.
Dalam hal penggunaan banyak pemancar (multi transmitter), masing-
masingnya dapat dikenal dengan frekuensinya. Prinsip pendeteksian gelombang
pembawa umumnya dipakai untuk mendeteksi kegagalan sistem bekerja.

2. Rangkaian modulator FSK

Data digital yang dikirimkan secara serial oleh mikrokontroler sebelum


diteruskan ke pemancar harus dimodulasikan atau diubah parameternya dari
parameter tegangan menjadi frekuensi. Modulator FSK akan mengubah data yang
dikirimkan mikrokontroler menjadi sinyal sinusiodal dengan frekuensi yang
bergantung pada data dari mikrokontroler. Nilai frekuensi yang dihasilkan
bergantung pada nilai R1, R2 dan nilai C yang merupakan komponen eksternal yang
harus ditambahkan pada IC XR-2206. Nilai frekuensi yang dihasilkan akan sesuai
dengan persamaan f1 = 1/(R1.C) dan f2 = 1/(R2.C), f1 merupakan frekuensi yang
dihasilkan pada saat input berupa data logika high, sedangkan f2 merupakan
frekuensi yang dihasilkan pada saat input berupa data logika low (Exar, 1997).
Rangkaian modulator FSK dapat dilihat pada gambar 1. Pulsa logika high pada
penelitian ini akan setara dengan f1 yaitu sebesar 1100 Hz, oleh karena itu nilai R1
adalah sebesar 27,5 kW dan C sebesar 33nF. Sedangkan data logika low akan setara
dengan f2 sebesar 2200 Hz, sehingga nilai R2 adalah 13,7 kW.

Gambar 1 Rangkaian modulator FSK

Hasil modulasi FSK


Perbandingan hasil modulasi ASK, FSK, dan PSK
3. Rangkaian demodulator FSK

Frequency Shift Keying demodulator merupakan modul perubah bentuk


sinyal sinus menjadi sinyal kotak dengan perbedaan frekuensi antara masukan
frekuensi 1200 Hz dan frekuensi 2200 Hz. FSK demodulator diaplikasikan untuk
pengiriman data serial atau pulsa kotak melalui pemancar radio atau melalui jalur
telepon.

Spesifikasi dari rangkaian FSK demodulator ini, yaitu :

 Level TTL input


 1200 Hz untuk logika “1”
 2200 Hz untuk logika “0”
 Kecepatan maksimal pengiriman data 1200 Bps
 Catu Daya Eksternal 12 VDC

Rangkaian demodulator FSK menerima sinyal yang berasal dari receiver.


Seperti pada waktu dipancarkan, sinyal ini berupa sinyal sinusiodal yang berubah-
ubah frekuensinya sesuai dengan data yang dikirimkan. Demodulator akan
mengubah kembali sinyal sinusoidal tersebut menjadi sinyal digital (biner) yang
dapat diterima mikrokontroler melalui pin RxD.

Pengubahan oleh demodulator dilakukan dengan membandingkan dengan


frekuensi tengah (f0). Frekuensi yang lebih besar dari frekuensi tengah akan
menghasilkan output logika high, sedangkan frekuensi input yang kurang dari
frekuensi tengah akan menghasilkan output logika low. Rangkaian demodulator FSK
dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian demodulator FSK

Hasil Demodulasi FSK


II. ANALISA DATA
Pada praktikum kali ini dilakukan beberapa kali percobaan dengan menggunakan
gelombang TTL. Dimana, masukan untuk osiloskop didapat dari keluaran pada function
generator sebesar 20KHz. Secara teori, sinyal keying akan berfungsi sebagai clock yang
mengatur pergantian frekuensi pada gelombang carrier. Gelombang carrier akan
mengeluarkan frekuensi yang berubah-ubah, yaitu f1 dan f2 secara bergantian. Frekuensi
pertama (f1) mewakili bit 1 pada sinyal keying sedangkan frekuensi kedua (f2) mewakili
bit 0 pada sinyal keying. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil keluaran bentuk gelombang
yang terjadi dimana terdapat rapat dan renggangnya sebuah bentuk gelombang yang
mengartikan bit pada sinyal keying.
Pada FSK Hard Keying sinyal keluaran yang ditampilkan berupa kotak (digital).
Sinyal ini memiliki transisi yang cepat dari bit 1 ke bit 0 ataupun sebaliknya. Hal ini yang
mempengaruhi perubahan frekuensi gelombang output dimana terjadi perubahan yang
cepat antara f1 dengan f2. Sedangkan pada FSK Soft Keying memiliki transisi yang
lambat dari bit 1 ke 0 ataupun sebaliknya. Hal ini yang mempengaruhi perubahan
frekuensi gelombang output dimana terjadi perubahan yang lambat antara f1 dengan f2
sehingga bentuk sinyal keluaran yang terjadi seperti sirip hiu.
Pada FSK Hard Keying maupun FSK Soft Keying dilakukan pengukuran dengan
spectrum analyzer untuk mengetahui spectrum frekuensi yang terdapat pada keluaran
sinyal. Pada hasil pengukuran ditemukan adanya level tegangan pada frekuensi carrier
dan frekuensi side band.
Gelombang keluaran yang sudah terbentuk dimasukkan ke dalam rangkaian
demodulator. Hal ini bertujuan untuk merubah bentuk keluaran sinyal menjadi bentuk
keluaran berupa kotak yang berisikan bit. Proses ini terjadi pada saat gelombang hasil
modulasi dimasukkan ke mixer untuk diproses dengan gelombang dari VCO. Gelombang
dari VCO ini merupakan gelombang output mixer yang dimasukkan ke low pass filter
kemudian hasil gelombang digunakan kembali. Gelombang output mixer menghasilkan
bentuk gelombang kotak, sedangkan gelombang yang keluar dari low pass filter
menghasilkan bentuk keluaran sinyal seperti sirip hiu. Gelombang dari low pass filter ini
yang akan diproses kembali menjadi gelombang TTL atau gelombang keluaran
berbentuk kotak.
III. KESIMPULAN
 Sinyal Keying berfungsi sebagai clock yang mengatur pergantian frekuensi f1
dan f2 pada sinyal carrier
 Pada rangkaian FSK Hard Keying memiliki system transisi yang cepat dari bit 1
ke bit 0 atau sebaliknya
 Pada rangkaian FSK Soft Keying memiliki system transisi yang lambat dari bit 1
ke bit 0 atau sebaliknya
 Pada rangkaian FSK Demodulator bentuk sinyal keluaran akan digabungkan
dengan low pass filter namun nantinya akan menghasilkan bentuk sinyal keluaran
berupa sinyal TTL atau sinyal kotak

Anda mungkin juga menyukai