Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi
perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu
berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29
November 1989.
Perawat professional tentu saja memahami kode etik atau aturan yang harus
dilakukan, sehingga dalam melakukan suatu tindakan keperawatan mampu berpikir kritis
untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan sesuai prosedur yang benar tanpa ada
kelalaian. Namun mengapa masih banyak terjadi berbagai bentuk kelalaian tanpa tanggung
jawab dan tanggung gugat? Hal ini dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan perawat dalam
memahami kode etik itu sendiri. Sehingga tindakan yang dilakukan adakalanya akan
berdampak pada keselamatan pasien. Oleh sebab itu, banyak perawat dimata masyarakat di
anggap kurang berpotensi dalam melakukan asuhan keperawatan yang pada akhirnya
berdampak pada persepsi masyarakat pada seluruh tenaga keperawatan. Oleh karena itu,
sebagai calon perawat maupun para perawat harus mampu memahami dengan baik dan benar
tentang kode etik dan salah satu kuncinya yaitu banyak membaca dan memahami pentingnya
keselamatan pasien sehingga keinginan untuk mempelajari kode etik sebagai landasan
tindakan bisa lebih bermanfaat.
KODE ETIK DALAM KEPERAWATAN
Dalam ilmu keperawatan terdapat suatu standar yang akan menjadi pedoman bagi
perawat dalam melakukan tindakan atau praktik keperawatan profesional. Standar tersebut
adalah kode etik keperawatan. Dengan kode etik tersebut, perawat dapat bertindak sesuai
hukum atau aspek legal perawat. Selain itu, kode etik juga dapat membantu perawat ketika
mengalami masalah yang tidak adil. Karena kode etik adalah pernyataan standar profesional
yang digunakan sebagai pedoman perilaku yang menjadi kerangka kerja dalam membuat
keputusan. Kode Etik juga memberikan pemahaman kepada perawat untuk melakukan
tindakan sesuai etika dan moral serta akan menghindarkan dari tindakan kelalaian yang akan
menyebabkan klien tidak nyaman atau bahkan menyebabkan nyawa klien terancam.
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan atau pedoman
bagi status perawat profesional yaitu dengan cara:
Dalam profesi perawat, seorang perawat harus mampu memahami dan menerapkan
berbagai kode etik yang menjadi dasar mereka bertindak khususnya dalam tindakan asuhan
keperawtan. Beberapa kode etik yang ada di Indonesia yang harus di miliki oleh seorang
perawat professional yaitu:
Perawat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan
tradisi luhur keperawatan.
Menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga, dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan.
Secara umum, tujuan kode etik keperawatan adalah sebagai berikut (kozier, Erb. 1990):
1. Sebagai aturan dasar terhadap hubungan perawat dengan perawat, pasien, dan anggota
tenaga kesehatan lainnya.
2. Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat jika terdapat perawat yang
melakukan pelanggaran berkaitan kode etik dan untuk membantu perawat yang
tertuduh suatu permasalahan secara tidak adil.
3. Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan dan untuk
mengorientasikan lulusan keperawatan dalam memasuki jajaran praktik keperawatan
profesional.
4. Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan profesional.
Setiap saat bekerja dan berhubungan dengan klien, rekan kerja, dan seluruh
komunitas tentu saja perawat selalu dihadapkan dengan pengambilan keputusan dalam setiap
tindakan yang dilakukan berkaitan dengan etika dan moral. Terdapat dua aturan yang harus
ditaati oleh perawat professional dalam mengambil tindakan yaitu:
Standar etik
Panduan perilaku moral yaitu seseorang yang memberikan layanan kesehatan harus
bersedia secara sukarela dalam mengikuti standar etik.
Hukum legal
Panduan berperilaku sesuai hukum yang sah. Jika aturan tersebut tidak dipatuhi maka
perawat wajib menerima tanggung gugatnya.
PERILAKU ETIK DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PROFESSIONAL
A. Perilaku Etik
Dua perilaku etik yang harus dimiliki oleh perawat profesional yaitu:
Dalam hal ini, pedoman perawat adalah apa saja yang harus wajib dilakukan dan
kewajibannya dalam bertindak.
Pedoman yang digunakan adalah apa saja yang dilarang yang tidak boleh dilakukan
oleh perawat sesuai kewajiban dan kebajikan.
8. Autonomy yaitu klien memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam pengambilan
tindakan terhadapnya. Seorang perawat tidak boleh memaksakan suatu tindakan
pengobatan kepada klien.
9. Beneficence yaitu semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat bagi klien.
Oleh karena itu, perlu kesadaran perawat dalam bertindak agar tindakannya dapat
bermanfaat dalam menolong klien.
10. Non- maleficence yaitu setiap tindakan harus berpedoman pada prinsip primum
non nocere ( yang paling utama jangan merugikan). Resiko fisik, psikologis, dan
sosial hendaknya diminimalisir semaksimal mungkin.
11. Veracity yaitu dokter maupun perawat hendaknya mengatakan sejujur-jujurnya
tentang apa yang dialami klien serta akibat yang akan dirasakan oleh klien.
Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan klien agar
klien mudah memahaminya.
12. Confidentiality yaitu perawat maupun dokter harus mampu menjaga privasi klien
meskipun klien telah meninggal dunia.
13. Justice yaitu seorang perawat profesional maupun dokter harus mampu berlaku
adil terhadap klien meskipun dari segi status sosial, fisik, budaya, dan lain
sebagainya.
b) E= Ethical review
d) I= Investigate outcome
e) D= Decide on action
f) E= Evaluate result
Seorang perawat tidak sengaja menggunting jari bayi. Dan konyolnya, perawat itu
tidak meminta pertolongan dokter tetapi membuang jari tersebut ke bak sampah. Kejadian
tersebut mungkin tidak akan segera diketahui jika tidak ada seorang staf RS anak di Inggris
salford yang melihat tangan bayi tersebut berdarah.
Bayi tersebut baru berusia tiga minggu. Pencarian masih tetap dilakukan dan
beruntung jari bayi tersebut masih ditemukan di bak sampah. (Keterangan juru bicara rumah
sakit Inggris Salford )
Cara penyelesaian:
Define the problem/ memperjelas masalah yaitu mengkaji prosedur keperawatan yang
seharusnya dilakukan, dokumentasi keperawatan, serta rekam medis.
Ethical review/ identifikasi komponen etik perawat harus mampu menggambarkan
komponen-komponen etik yang terlibat. Komponen etik dan hukum dalam masalah
ini berkaitan dengan kelalaian dan malpraktik
Identifikasi orang yang terlibat karena yang menjadi korban adalah bayi maka yang
berhak memberikan sanksi adalah orang tua bayi. Sedangkan yang terlibat adalah
perawat, staf rumah sakit dan dokter yang melihat tangan bayi tersebut berdarah.
Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh setiap warganya.
Jika tidak mematuhi hukum maka setiap orang akan terikat denda atau bahkan hukuman
penjara. Namun secara hukum, kita tidak perlu takut akan terikat denda atau hukuman penjara
jika :
1. Hanya melakukan hal-hal yang diajarkan dan hanya ada pada cakupan pelatihan anda.
2. Selalu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang terbaru.
3. Menempatkan keselamatan dan kesejahteraan pasien sebagai hal yang terpenting.
Pada dasarnya, bentuk kelalaian yang dilakukan perawat tersebut dapat diketahui dari hasil
kerjanya. Untuk lebih jelasnya, 2 bentuk kelalaian tersebut adalah:
A. Karakteristik Perawat
Tingkat Pengetahuan
Menurut hasil penelitian Sudiro (2005), banyaknya kasus tindakan medik yang
dilakukan oleh perawat khususnya perawat yang berada di daerah pedesaan,
disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan perawat terhadap fungsi dan
peranannya.
Tingkat Pendapatan
Lama kerja
Lama kerja juga dapat memberikan implikasi yang berbeda terhadap kemungkinan
berbagai tindakan keperawatan lainnya. Semakin lama seorang perawat menjalankan
tugasnya, maka semakin banyak juga tindakan medik yang mampu untuk dilakukan.
B. Karakteristik Pasien
Menurut Dever (1984) yang dikutip Ulina (2004) dalam “Determinants of Health
Service Utilization”, faktor karakteristik pasien atau masyarakat merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan disamping faktor-faktor lain. Lebih
jelas Dever menjelaskan faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor Sosio Kultural
Teknologi
2. Faktor Organisasional
Ketersediaan sumber daya yaitu suatu pelayanan hanya bisa digunakan apabila jasa
tersebut tersedia.
Keterjangkauan lokasi yaitu peningkatan akses yang dipengaruhi oleh berkurangnya
jarak, waktu tempuh, maupun biaya tempuh yang mengakibatkan peningkatan
pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Keterjangkauan sosial, konsumen memperhitungkan sikap dan karakteristik provider
terhadap konsumen seperti etnis, jenis kelamin, umur, ras, dan hubungan keagamaan.
Karakteristik struktur organisasi pelayanan dan proses, berbagai macam bentuk praktik
pelayanan kesehatan dan cara memberikan pelayanan kesehatan mengakibatkan pola
pemanfaatan yang berbeda-beda.
1. faktor sosio demografi, meliputi: umur, seks, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah
anggota keluarga, status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan).
2. faktor sosio psikologi, meliputi: persepsi sakit, gejala sakit, dan keyakinan terhadap
perawatan medis/dokter, dan
3. faktor epidemiologis, meliputi mortalitas, morbilitas, disability, dan faktor resiko.
C. Landasan Teori
1. Tindakan medik adalah tindakan pemberian suatu substansi yang digunakan untuk
mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan, atau mencegah penyakit
(Priharjo, 2005).
2. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1239/Menkes/Sk/XI/2001 tentang Registrasi
dan Praktik Keperawatan, pasal 15 (d) dinyatakan bahwa perawat tidak dapat
melakukan tindakan medik. Tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis dari dokter. Dalam hal ini perawat bekerja secara kolaboratif
dengan dokter. Namun dalam kenyataanya, banyak ditemukan kasus tindakan medik
yang dilakukan oleh perawat tanpa kolaboratif (Persatuan Perawat Nasional Indonesia,
2008).
\
KESIMPULAN
Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan, yaitu menerapkan
nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia,melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29
November 1989 yang terdiri dari lima bab dan 16 pasal tentang kode etik.
Tanggung gugat adalah dapat menjawab segala hal yang berhubungan dengan
tindakan seseorang.Agar dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak berdasarkan kode
etik profesinya.
Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang mengugat ia
menyatakan siap dan berani menghadapinya terutama yang berkaitan dengan kegiatan
profesinya.Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang
dilakukannya.
\
DAFTAR PUSTAKA
\
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa,sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Kode Etik Keperawatan bagi tenaga perawat ini sebagai Acuan dalam
pembelajaran RPL untuk meningkatkan mutu perkuliahan di Akademi Keperawatan Prodi
Poltekes Solok.
Namun penulis menyadari dalam penyusunan makalah kode Etik Keperawatan ini
masih jauh dari kesempurnaan dalam pembahasan materi.Namun demikian penulis
mengharapkan masukan dalam melakukan kegiatan ini agar dapat berguna nantinya dalam
penyelesaian makalah ini agar dapat bermanfaat bagi kita semua dalam pengembangan
wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan ataupun bagi tenaga perawat
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................
Pendahuluan........................................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................