Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN PATIENT SAFETY

PROGRAM PATIENT SAFETY

OLEH :

ERNAWATI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PADANG PRODI KEPERAWATAN SOLOK

TAHUN 2017
LATAR BELAKANG

Hampir setiap tindakan medic menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staff Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut
Institute of Medicine (1999). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss
atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).

Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan
suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cidera serius tidak terjadi, karena
keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan peringanan (suatu obat
dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).

Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan bukan
karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap
diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan
yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak
atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur
pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan merespon hasil
pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak memberikan terapi
provilaktik serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain
seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system yang lain. Dalam kenyataannya
masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung
es, yang hanya terlihat sedikit dibagian puncaknya namun besar diakarnya.
PEMBAHASAN

Kebijakan Yang Mendukung Patient Safety


1. Pasal 43 UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit
a. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
b. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan
menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang
tidak diharapkan.
c. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
d. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk
mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
2. Kebijakan Departemen Kesehatan tentang keselamatan pasien rumah sakit
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit.
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD).
d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.
3. Kebijakan patient safety di rumah sakit antara lain:
a. Rumah Sakit wajib melaksanakan sistim keselamatan pasien.
b. Rumah Sakit wajib melaksanakan 7 langkah menuju keselamatan pasien.
c. Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.
d. Evaluasi pelaksanaan keselamatan pasien akan dilakukan melalui program
akreditasi rumah sakit.\

Langkah Langkah Pelaksanaan Patient Safety meliputi Sembilan solusi keselamatan Pasien di
RS (WHO Collaborating Centre for Patient Safety, 2 May 2007), yaitu:

a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication
names)
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
i. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

Elemen Patient Safety adalah sebagai berikut :


a. Adverse drug events(ADE)/ medication errors (ME) (ketidakcocokan obat/kesalahan
pengobatan)
b. Restraint use (kendali penggunaan)
c. Nosocomial infections (infeksi nosokomial)
d. Surgical mishaps (kecelakaan operasi)
e. Pressure ulcers (tekanan ulkus)
f. Blood product safety/administration (keamanan produk darah/administrasi)
g. Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba)
h. Immunization program (program imunisasi)
i. Falls (terjatuh)
j. Blood stream – vascular catheter care (aliran darah – perawatan kateter pembuluh
darah)
k. Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor incident reports(tinjauan
sistematis, tindakan lanjutan, dan pelaporan pasien/pengunjung laporan kejadian)

Alur Pelaporan Kejadian Patient Safety


1. Apabila terjadi insiden KTD/KNC di RS, wajib ditindak lanjuti ( dicegah/ditangani )
u/ mengurangi dampak/akibat yg tdk diharapkan.
2. Setelah ditindak lanjuti segera buat laporan dgn mengisi formulir laporan insiden pd
akhir jam kerja/shift kepada atasan lansung ( paling lambat 2 X 24 Jam ) jgn menunda
laporan
3. Setelah selesai mengisi laporan segera laporkan kpd atasan langsung pelapor.
4. Atasan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko terhadap insiden yg
dilaporkan.
5. Hasil grading akan melakukan bentuk investigasi dan analisa yg akan dilakukan.
6. Setelah selesai dilakukan investigasià dilaporkan ke tim KP RS.
7. Tim keselamatan RS akan menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan insiden
u/menentukan analisaapakah perlu investigasi lanjutan.
8. U/ grade kuning, merah lakukan analisa akar masalah
9. Setelah melakukan RCA à tim akan memberi petunjuk pasien safety agar kejadian
tdk terulang.
10. Hasil rekomendasi laporkan ke direksi.
11. Hasil rekomendasi laporkan ke direksi.
12. Rekomendasi u/ perbaikan kembalikan ke unit kerja terkait.
13. Unit kerja membuat laporan analisa kejadian kerja masing-masing.
14. Monitoring dan evaluasi perbaikan o/tim KP RS.

Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanan Patient Safety Di Rumah sakit dengan cara pimpinan
rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja di rumah sakit, terkait
dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja.
ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS PADA NY. ROSMA
OLEH :

ERNAWATI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PADANG PRODI KEPERAWATAN SOLOK

TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai