OLEH
YARDI YUNUS
4512091025
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOSWA
PENDEKATAN FISIOLOGI
Saintis telah banyak menemukan banyak hal mengenai fisiologi perilaku mengenai persepsi ,
dapat digunakan untuk mengacu kepada berbagai macam konsep, termasuk keterjagan
Blindsight merupakan kemampuan seseorang yang tidak dapat melihat objek-objek di medan
butanya untuk secara akurat meraih benda-benda tersebut meskipun tetap tidak
memersepsikannya secara sadar disebapkan oleh kerusakan sistem visual ‘mamalia’ diotak.
Korpus kalosum adalah berkas besar serabut saraf yang menghubungkan bagian-bagian yang
berkesesuaian pada satu sisi otak dengan sisi satunya lagi. Kedua sisi otak kemudian terlibat
Berdasarkan penelitian Stephani (2012) bahwa untuk menciptakan persepsi visual yang baik bagi
pengunjung diperlukan tampilan depan toko yang menarik dan sesuai dengan target pasarnya
Karena tampilan depan merupakan cerminsn pakaian took secara keseluruhan. Tampilan toko
berpengaruh pada penampilan suatu took adalah material, warna dan pencahayaan
KONTROL GERAKAN
Otot rangka adalah otot-otot yang menggerakkan kita keberbagai arah dan karenanya
bertanggung jawab atas tindakan-tindakan kita. Kebanyakan otot rangka melekat ke tulang pada
masing-masing ujungnya, dan sewaktu otot berkontraksi, tulang pun bergerak. Kontrol gerakan
oleh otak dapat diinisiasi melalui bebrpa cara misalnya perentangan cepat sebuah otot memicu
benda yang mendekat cepat ke arah wajah menimbulkan refleks kaget, sebuah refleks kompleks
yang terdiri atas gerakan beberapa kelompok otot. Mekanisme-mekanisme neuron yang
mengontrol gerakan yaitu area motorik pra-suplementer korteks pramotorik, korteks motorik
primer, genital, bokong, jari kak,i betis, perut, bahu, lengan, lengan bawah, telapak tangan, jari
tangan, ibu jari, kelopak mata, wajah, bibir, leher, lidah, rahang, menelan. neuron-neuron di
korteks motorik primer mengontrol gerakan melalui dua kelompok jalur menurun kelompok lateral
dan kelompok ventromedial, yang diberi nama sesuai lokasi mereka di materi putih urat saraf
tulang belakang.
Berdasarkan penelitian Puspita (2014) bahwa beberapa indikator perkembangan motorik kasar
belum tercapai hingga akhir uji coba pengembangan program karena setiap anak memiliki irama
dan kecepatan dalam perkembangan yang berbedabeda, sehingga perlu dilanjutkan oleh
pendidik, orangtua atau orang dewasa lainnya yang berinteraksi dengan anak
GANGGUAN TIDUR
Imsomnia adalah masalah yang konon menyerang kira-kira 25 persen populasi secara kadang-
kadang dan 9 persen populasi secara teratur (Ancoli-Israel dan Roth, 1999). Imsomnia dicirikan
oleh kesulitan tertidur setelah berbaring di tempat tidur atau setelah terjaga dimalam hari.
Bonnet (2000) dilaboratorium tidur mengevaluasi tidur orang-orang yang mengeluhkan dan tidak
mengeluhkan insomnia dan menemukan tidak ada perbedaan di antara kedua kelompok dalam
hal waktu yang dihabiskan untuk tidur, namun yang membedakan hanya kepribadian saja yang
emnjadi keluhan-keluhan itu. Selama bertahun tahun, tujuan pengobatan tidur adalah membantu
orang tertidur dan sewaktu perusahaan- perusahaan obat mengevaluasi obat-obat potensial,
mereka memusatkan perhatian pada hal ini. Tujuan ini adalah membuat orang tersebut merasa
lebih segar keesokan harinya. Salah satu masalah imsomnia disebapkan oleh ketidak mampuan
tidur dan bernapas pada saat bersamaan pasien penderita ini disebut apnea tidur, tertidur dan
(Nishino dalam Carlson, 2012) gejalanya dapat dijabarkan dari segi-segi yang kita ketahui
mengenai fenomena tidur. Gejala utama narkolepsi adalah serangan tidur. Serangan tidur
narkolepsi adalah perasaan ingin tidur yang sangat mendesak, yang dapat terjadi kapan pun,
tetapi paling sering timbul dalam kondisi mononton yang membosankan. Salah satu gejala
narkolepsi bahkan, yang paling mengejutkan adalah katapleksi yang merupakan serangan yang
dialami pada kelemahan otot dalam berbagai tingkatan yang membuat orang terjaga. Katapleksi
biasanya ditimbulkan oleh reaksi-reaksi emosional kuat oleh kerja fisik mendadak, terutama bila
hal itu mengejutkan pasien. Tawa , kemarahan, atau upaya menangkap benda yang mendadak
Gangguan perilaku tidur rem adalah gangguan dimana seseorang meninggalkan ttempat tidurnya
dan mencari serta menyantap makanan selagi tidur berjalan, biasanya tanpa ingatan apapun
keesokan harinya. Sejumlah perilaku maladaptif terjadi selama tidur gelombang lambat, terutama
pada fase terlelapnya. Perilaku-perilaku ini mencangkup mengompol (enuresis nokturnal), tidur
berjalan (somnambulisme), dan teror malam (pavor nokturnus), hal ini sering tejadi pada anak-
anak.
Berdasarkan hasil penelitian Bukit (2003) mengatakan bahwa Gangguan tidur utama diperoleh
dari faktor fisik adalah nyeri, sesak napas, dan batuk. Tindakan perawat pada malam hari seperti
pengukuran tanda vital, pemberian obat-obatan dan kontrol perawat terhadap klien lain
mengganggu tidur klien hanya pada tingkat ringan. Sedangkan dari lingkungan: suara bising,
PENGLIHATAN
Anatomi sistem visual, mata tertanam dalam orbit, kantong-kantong tulang di bagian depan
tengkorak. Mata ditahan dan digerakan oleh enam otot ekstraokular yang melekat kelapisan luar
mata yang putih dan kukuh, disebut sclera. Mata membuat tipe gerakan: gerak vergensi, gerak
sakadik, dan gerak mengejar. Gerak vergensi adalah gerak kerja sama (kooperatif) yang menjaga
kedua mata terpaku pada sasaran yang sama atau, lebih tepatnya, yang menjaga citra objek
sasaran pada bagian-bagaian yang berkesesuaian di kedua retina. Gerak sakadik adalah gerak
cepat tersentak-sentak sewaktu mata memindai pemandangan visual. Gerak mengejar adalah
gerakan yang dilakukan mata untuk mempertahankan citra benda bergerak pada lovea.
untuk mempelajari fisiologi sistem visual adalah penggunaan mikroelektroda untuk mencatat
aktivitas listrik neuron-neuron tunggal, medan reseptif neuron dalam sistem visual adalah bagian
medan visual yang dilihat satu neuron tunggal dengan kata lain, tempat di mana stimulus visual
harus terletak agar menghasilkan respons pada neuron itu. Benda-benda di lingkungan kita
secara selektfi menyerap sejumlah panjang gelombang sinar dan memantulkan yang lain, yang
bagi mata kita membuat benda-benda itu tampak memiliki warna yang berbeda-beda. Retina
manusia dan banyak spesies primata bukan manusia mengandung tiga jenis sel kerucut yang
berbeda, yang memberi mereka (dan kita) penglihatan warna paling rumit. Walaupun penglihatan
monokramatik (hitam dan putih) sudah mencukupi bagi sebagian besar tujuan, penglihatan warna
memberi nenek moyang primate kita membedakan buah matang dari buah belum matang dan
mempersulit hewan lain untuk menyembunyikan diri dengan kamuflase. Pencampuran warna
berbeda dengan pencampuran pigmen. Bila kita kombinasikan pigmen kuning dan biru campuran
yang dihasilkan adalah hijau. Pencampuran warna mengacu kepada penjumlahan dua atau lebih
sumber sinar. Bila kita sorotkan berkas sinar merah dan berkas sinar hijau kebiruan bersama-
Berdasarkan penelitian Mahanggoro & Paryono (2007 bahwa )Dilihat dari hasil penelitian,
semakin lama aktivitasnya maka semakin tinggi orang yang visusnya tidak normal, ini disebabkan
karena banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketajaman penglihatan pada
penambang pasir adalah 1) Faktor Air Sungai. Air sungai mengandung banyak sekali bahan-
bahan yang dapat membuat mata mengalami masalah seperti faktor fisik, biologi, dan kimia.
Kotoran dan racun dapat mengganggu fungsi mata karena dapat menyebabkan kerusakan organ-
organ mata dan mengakibatkan gangguan dari fungsi mata untuk melihat sehingga tajam
PSIKOFARMAKOLOGI
Psikofarmakologi adalah bidang yang mempelajari efek obat-obatan terhadap sistem saraf dan
perilaku. Konteks obata mengacu kepada zat penyembuh yang kita peroleh dari apoteker zat
kimia dengan efek terapeutik terhadap suatu penyakit atau gejala-gejalanya. Konteks lain
mengacu pada zat kimia yang mungkin disalahgunakan oleh orang-orang. Efek obat-obatan
adalah perubahan-perubahan yang teramati pada proses-proses fisiologis dan perilaku hewan.
Misalnya efek morfin, heroin, dan opiat lain mencakup menurunnya kepekaan terhadap nyeri,
memperlambat sistem pencernaan, sedasi, relaksasi otot, penyempitan pupil, dan eforia. Tempat
kerja obat adalah titik-titik di mana molekul-molekul obat-obatan berinteraksi dengan molekul-
molekul yang terletak pada atau di dalam sel-sel tubuh sehinggga mempengaruhi proses-prose
biokimia sel-sel ini. Misalnya, tempat kerja opiate adalah resptor-reseptor khusus yang terletak di
membrane sejumlah neuron. Ketika molekul-molekul opiate mereka, obat itu mengubah aktivitas
Molekul-molekul obat harus melewati sejumlah perintang agar dapat memasuki tubuh dan
menemukan jalan menuju tempat kerjanya. Sejumlah molekul melewati perintang-perintang ini
dengan mudah dan cepat yang lain melakukannya dengan amat lambat. Begitu molekul-molekul
obat memasuki tubuh, mereka mulai dimetabolisasi dipecah oleh enzim atau diekresikan dam
urin (atau keduanya). Lama-kelamaan, molekul-molekul itu hilang atau berubah menjadi fragmen-
fragmen yang tidak aktif. Proses penyerapan, penyebaran dalam tubuh, metabolisasi, dan
Rute pemberian obat, rute cepat adalah suntikan intravena (IV) yang merupakan penyuntikan ke
dalam vena. Obat langsung memasuki aliran darah dan mencapai otak dalam beberapa detik.
Kekurangan suntikan IV adalah dibutuhkan kehati-hatian dan keterampilan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kebanyakan bentuk lain suntikan dan fakta bahwa keseluruhan dosis
mencapai aliran darah. Suntikan intraperioneal (IP) merupakan obat yang disuntikan melalui
dinding perut ke dalam rongga peritoneal rongga yang mengelilingi lambung, usus, hati dan organ
organ perut lainnya. Suntikan IP adalah rute paling umum untuk memberikan obat kepada hewan
laboratorium kecil. Suntikan intramuscular (IM) merupakan suntikan langsung diberikan kedalam
otot besar. Suntikan subkutan (SK) suntikan subkutn bermanfata hanya jika obat yang perlu
diberikan berjumlah sedikit, sebab penyuntikan dal jumlah besar menimbulkan rasa nyeri.
Pemberian secara oral adalah pemberian zat ke dalam mulut agar tertelan, bentuk pemberian
obat paling umum pada manusia pemberian secara sublingual pemberian secara intrarektal.
Pemberian obat secara sublegal adalah pemberian zat dengan cara menempatkannya di bawah
lidah. Obat diserapa ke dalam aliran darah oleh kapiler-kapiler yang mengaliri membran mucus
yang melapisi mulut. Pemberian obat secara intraserebral adalah agar menyebar luas di otak.
Pemberian secara intraserebroventrikular adalah pemberian zat ke dalam salah satu vertikel otak.
Berdasarkan penelitian Novianti (2018) bahwa pasien skizofrenia rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa
atipikal antipsikotik (Risperidon dan/atau Clozapin/ Clozarin) menunjukkan bahwa tim medis
mengutamakan pemberian antipsikotik untuk menurunkan gejala positif dan negatif dari
skizofrenia yang memiliki sedikit efek samping kepada pasien. Tim medis juga
mempertimbangkan pencegahan EPS yang merupakan efek samping dari antipsikotik dengan
memberikan Trihexipenidil.
Daftar Pustaka
Bukit, E. K. (2003) KUALITAS TIDUR DAN FAKTOR-FAKTOR GANGGUAN TIDUR KLIEN
LANJUT USIA YANG DIRAWAT INAP DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT,
MEDAN 2003.
YOGYAKARTA. EDISI KHUSUS VOL. 7 NO. 2: 111 - 119, OKTOBER 2007: MUTIARA
MEDIKA