Anda di halaman 1dari 6

3.

10 Pengaruh jiwa wirausaha terhadap usaha tani


Analisis jiwa wirausaha terhadap usaha tani dilakukan ddengan memberikan kuisioner yag
meliputi market orientation (Orientasi pasar), Orientasi kewirausahaan, Inovasi usahatani,
dan farming performance . Berikut adalah hasil wawancara dengan petani:
Tabel 1. Orientasi Pasar
No Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1. Saya mencari tahu kebutuhan konsumen sebelum √
menanam dalam berusahatani
2. Saya menanyakan kepada pembeli apakah √
mereka cocok (puas) dengan barang yang saya
jual (beras/jagung)
3. Saya mengetahui perubahan permintaan pasar √
4. Saya menanam berdasarkan kebutuhan pasar dan √
pembeli / konsumen
5. Saya mengetahui harga jual dari sesama petani √
6. Saya mengetahui harga jual dari penyuluh √
pertanian
7. Saya mengetahui harga jual dari pasar (survey √
pasar yang saya lakukan sendiri)
8. Saya mengetahui harga jual dari pedagang √
9. Saya selalu memanfaatkan nasehat atau masukan √
dari pembeli (konsumen
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukan bahwa petani mencari tahu kebutuhan konsumen
dengan nilai 4(Setuju), petani menanam berdassarkan kebutuhan pasar, mengetahui harga jual
sesama petani, dan mengetahui harga jual dari pedagang masing-masing indikator memiliki nilai
3(Netral). Terdapat 5 indikator yang memiliki nilai 2(Tidak setuju) yaitu petani tidak
melakukann evaluasi konsuumen terhadap barangyang diproduksi, petani tidak mengetahui
perubahan permintaan pasar, petani tidak mengetahui harga jual dari penyuluh pertanian, petani
tidak melakukan survei harga pasar sendiri, dan petani tidak memanfaatkan masukan dari
pembeli karena petani tidak menjual lansung hasil produksi ke konsumen melainkan kepada
tengkulak. Jika ditinjau dari orientasi pasar petani masih belum memahami pentingnya harga jual
di pasar dan permintaan pasar karena keterbatasan informasi dan lebih sering mendistribusikan
hasil produksi ke tengkulak.

Tabel 2. Orientasi Pasar


No Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1. Saya menanam komoditas yang berharga jual √
tinggi
2. Saya mengikuti pasar dalam menentukan √
komoditas yang akan ditanam
3. Kerugian dalam usahatani adalah hal yang √
penting saya pertimbangkan
4. Saya yakin bahwa komoditas yang saya tanam √
akan selalu dapat terjual
5. Saya tidak hanya menanam 1 jenis tanaman √
6. Saya menjual lebih dari 1 jenis komoditas hasil √
panen
7. Saya merasa banyak petani yang menanam √
komoditas yang sama dengan apa yang saya
tanam dapat menyulitkan penjualan hasil panen
8. Untuk mengatasi persaingan pasar dengan √
sesame petani (yang menanam komoditas yang
sama) saya berinisiatif untuk bekerja sama
dengan pedagang
Berdasarkan tabel diatas terdapat 3 sub indikator memiliki nilai 2 (Tidak setuju) yaitu petani
masih belum mengikuti pasar dalam menentukan komoditas yang akan ditanam, petani belum
menjual lebih dari satu komoditas dan petani tidak merasa kesulitan dalam penjualan apabila
banyak petani yang menanam komoditaas yang sama karena petani melakukan kerjasama dengan
pedagang dalam menghadapi persaingan pasar. Sedangkan 5 sub indikatoor lainnya
mendapatkan nilai 3 (Netral) yaitu petani menanam komoditas yang memiliki nilai ekonomi
tinggi, petani mempertimbangkan kerugian usahatani, petani yakin komoditasnya selalu terjual
karena umumnya petani memiliki mitra tengkulak langgangannya, petani tidak hanya menanam
1 jenis tanaman namun tidak untuk langsung dijual tetapi sebagian untuk konsumsi dan petani
bekerjasama dengan pedagang untuk mengatasi persaingan pasar. Jikaa dtinjau dari indikator
orientasi kewiausahaan petani cukup memiliki jiwa kewiirausahaan hal tersebut juga disebabkan
karena petani adalah sumber penghasilan utama seingga petani memiliki motivasi unuk
memperoleh pendapata.
Tabel 3. Inovasi Usahatani
No Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1. Saya memiliki mitra baru dalam pemasaran dan √
penjualan hasil panen setiap kali panen (apakah
dibantu oleh penyuluh, bumdes, pedagang)
2. Saya selalu mengutamakan Teknik budidaya √
terbaik untuk menghasilkan hasil panen yang
terbaik
3. Saya menggunakan smartphone untuk membantu √
saya berkomunikasi
4. Saya menggunakan smartphone untuk membantu √
pemasaran saya
5. Saya menghabiskan banyak biaya dalam √
membeli pupuk agar tanaman saya bagus
6. Saya menghabiskan banyak biaya dalam √
membeli pestisida agar tanaman saya bagus
7. Saya bekerja sama dengan pedagang dari luar √
daerah saya
8. Saya bekerja sama dengan pedagang dari desa √
saya
Berdasarkan table diatas diperoleh 3 sub indikator dengan nilai 3(Netral) dan 5 sub indikator
memperoleh nilai 2 (Tidak setuju). Sub indikator yang memiliki nilai 3 yaitu petani
mengutamakan Teknik budidaya terbaik untuk menghasilkan hasil panen yang terbaik,
menghabiskan banyak biaya dalam membeli pupuk agar tanaman budidaya memiliki kondisi
yang baik, bekerja sama dengan pedagang dari desa hal tersebut. Namun petani masih belum
memiliki mitra baru dalam pemasaran, petani telah menggunakan sartphone dalam
berkomunikasi maupun pemasaran, petani tidak terlalu banyak menghabiskan biaya untuk
pestisida, dan petani tidak bekerja sama dengan pedagang luar daerah. Berdasarkan indikator
inovasi usahatani, petani cukup menggikuti perkembangan teknologi namun kadang kala belum
termanfaatkan dalam mencari informasi terkait harga jual, disisi lain petani cukup mampu
menerapkan teknologi budidaya dengan tidak terlalu memberi input pestsida berlebihan. Namun
untuk tekknologi budidaya seperti jarak tanam, penggunaan mulsa, maupun defoliasi belum
diterapkan.
Tabel 4. Farming performance
No Pernyataan Pilihan Jawaban
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1. Usahatani saya berkembang selama kurun 2
tahun
2. Harga jual yang saya berikan selalu diatas harga √
dasar harga jual pasar
3. Saya memperoleh keuntungan usaha yang
meningkat selama kurun waktu 2 tahun
4. Produktivitas saya meningkat selama kurun
waktu 2 tahun
5. Saya memiliki pengetahuan tentang rantai √
pemasaran sebelum menjual hasil panen
Berdasarkan tabel diatas petani masih belum menjual produk diatas harga dasar karena hasil
produksi belum memiliki kualitas yang baik selain itu petani belum mengetahui rantai pemasaran
sebelum menjual hasil panen. Sehingga dalam indikator farming performance petani belum
mendapat performa yang baik. Secara keseluruhan indikator orientasi pasar petani kurang dapat
memahami pasar, indikator orientasi kewirausahaan petani cukup memiliki jjiwa wirausaha,
indikator inovasi usahatani petani cukup mengerti dan indikator performa petni masih kurang
dalam memanajeman usahataninya. Hal tersebut disebabbkan kurangnya penyuluhan terhadap
petani baik dari pengembanganinovasi dan teknik budidaya dalam peningkatan produksi hingga
pemanfaatan teknologi untuk mencari informasi baik dari sei harga maupun pemasaran, sehingga
perlu diadakannya penyuluhan guna meniingkatkan jiwa kewirausahaan petani dan kemampuan
manajemen petani terhadap usahatanninya agar memperoleh pendapatan yang maksimal.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan lahan yang terdapat di desa ini adalah milik
perorangan warga. Lahan milik perorangan, warga bebas menanami dengan komoditas apapun.
Terdapat transek desa yang terdiri dari transek sumberdaya desa (untuk akses menuju lahan
pertanian ) dan transek sumberdaya alam (bentuk dan topografi di daerah tersebut berada pada
kelerengan yang landai). Kehidupan Ibu Ratimah (64 tahun) sebagai narasumber tinggal di Jalan
Mergabasuki, No. 74, Njetis, MulyaAgung,Dau, Malang, tamatan sekolah dasar dan telah
menjadi petani selama 52 tahun, Ibu Ratimah bekerja sebagai petani sejak tahun 1967 yang
memiliki jumlah anggota 3 orang. Narasumber hanya menanam tanaman pangan yaitu tanaman
jagung monokultur dengan menerapkan sistem tanam rotasi tanam,.
Kelembagaan yang diikuti petani yaitu kelompok tani, yang memiliki berfungsi sebagai
sarana dan saluran akses pemerintah dalam pelaksanaan program kebijakan pembangunan
pertanian, penyaluran aspirasi petani kepada pemerintah, juga sebagai wadah saling tukar
berbagai informasi terkait usahatani dan informasi lainnya di antara sesama petani. Analisis
usahatani berdasarkan perhitungan memiliki nilai R/C rasio sebesar 2,75 setiap satu rupiah biaya
yang dikeluarkan oleh petani akan menerima sebesar 2,75 rupiah dengan nilai BEP harga yaitu
sebesar Rp. 2.175,02, nilai BEP unit pada usahatani jagung yakni sebesar 253,75 dan nilai BEP
penerimaan sebesar 1.522.520. Jika ditinjau dari indikator R/C rasio maka usahatani yang
dilakukan tergolong layak dengan nilai BEP yang telah dipenuhi atau telah mencapai diatas titik
impas.
4.2. Saran
Evaluasi yang perlu dilakukan yaitu pegelolaan usahatani dan mengasah jiwa kewirausahaan
petani dala menjalankan usahataninya, sehingga diperlukan upaya pelatihan petani guna
menambah informasi petani dalam pemanfaatan teknologi dan sumberdaya alam yang ada
sehingga dapat menghasilkan hasil produksi dan keuntuungan yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai