Analisis jiwa wirausaha terhadap usaha tani dilakukan ddengan memberikan kuisioner yag meliputi market orientation (Orientasi pasar), Orientasi kewirausahaan, Inovasi usahatani, dan farming performance . Berikut adalah hasil wawancara dengan petani: Tabel 1. Orientasi Pasar No Pernyataan Pilihan Jawaban STS TS N S SS 1 2 3 4 5 1. Saya mencari tahu kebutuhan konsumen sebelum √ menanam dalam berusahatani 2. Saya menanyakan kepada pembeli apakah √ mereka cocok (puas) dengan barang yang saya jual (beras/jagung) 3. Saya mengetahui perubahan permintaan pasar √ 4. Saya menanam berdasarkan kebutuhan pasar dan √ pembeli / konsumen 5. Saya mengetahui harga jual dari sesama petani √ 6. Saya mengetahui harga jual dari penyuluh √ pertanian 7. Saya mengetahui harga jual dari pasar (survey √ pasar yang saya lakukan sendiri) 8. Saya mengetahui harga jual dari pedagang √ 9. Saya selalu memanfaatkan nasehat atau masukan √ dari pembeli (konsumen Berdasarkan dari tabel diatas menunjukan bahwa petani mencari tahu kebutuhan konsumen dengan nilai 4(Setuju), petani menanam berdassarkan kebutuhan pasar, mengetahui harga jual sesama petani, dan mengetahui harga jual dari pedagang masing-masing indikator memiliki nilai 3(Netral). Terdapat 5 indikator yang memiliki nilai 2(Tidak setuju) yaitu petani tidak melakukann evaluasi konsuumen terhadap barangyang diproduksi, petani tidak mengetahui perubahan permintaan pasar, petani tidak mengetahui harga jual dari penyuluh pertanian, petani tidak melakukan survei harga pasar sendiri, dan petani tidak memanfaatkan masukan dari pembeli karena petani tidak menjual lansung hasil produksi ke konsumen melainkan kepada tengkulak. Jika ditinjau dari orientasi pasar petani masih belum memahami pentingnya harga jual di pasar dan permintaan pasar karena keterbatasan informasi dan lebih sering mendistribusikan hasil produksi ke tengkulak.
Tabel 2. Orientasi Pasar
No Pernyataan Pilihan Jawaban STS TS N S SS 1 2 3 4 5 1. Saya menanam komoditas yang berharga jual √ tinggi 2. Saya mengikuti pasar dalam menentukan √ komoditas yang akan ditanam 3. Kerugian dalam usahatani adalah hal yang √ penting saya pertimbangkan 4. Saya yakin bahwa komoditas yang saya tanam √ akan selalu dapat terjual 5. Saya tidak hanya menanam 1 jenis tanaman √ 6. Saya menjual lebih dari 1 jenis komoditas hasil √ panen 7. Saya merasa banyak petani yang menanam √ komoditas yang sama dengan apa yang saya tanam dapat menyulitkan penjualan hasil panen 8. Untuk mengatasi persaingan pasar dengan √ sesame petani (yang menanam komoditas yang sama) saya berinisiatif untuk bekerja sama dengan pedagang Berdasarkan tabel diatas terdapat 3 sub indikator memiliki nilai 2 (Tidak setuju) yaitu petani masih belum mengikuti pasar dalam menentukan komoditas yang akan ditanam, petani belum menjual lebih dari satu komoditas dan petani tidak merasa kesulitan dalam penjualan apabila banyak petani yang menanam komoditaas yang sama karena petani melakukan kerjasama dengan pedagang dalam menghadapi persaingan pasar. Sedangkan 5 sub indikatoor lainnya mendapatkan nilai 3 (Netral) yaitu petani menanam komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, petani mempertimbangkan kerugian usahatani, petani yakin komoditasnya selalu terjual karena umumnya petani memiliki mitra tengkulak langgangannya, petani tidak hanya menanam 1 jenis tanaman namun tidak untuk langsung dijual tetapi sebagian untuk konsumsi dan petani bekerjasama dengan pedagang untuk mengatasi persaingan pasar. Jikaa dtinjau dari indikator orientasi kewiausahaan petani cukup memiliki jiwa kewiirausahaan hal tersebut juga disebabkan karena petani adalah sumber penghasilan utama seingga petani memiliki motivasi unuk memperoleh pendapata. Tabel 3. Inovasi Usahatani No Pernyataan Pilihan Jawaban STS TS N S SS 1 2 3 4 5 1. Saya memiliki mitra baru dalam pemasaran dan √ penjualan hasil panen setiap kali panen (apakah dibantu oleh penyuluh, bumdes, pedagang) 2. Saya selalu mengutamakan Teknik budidaya √ terbaik untuk menghasilkan hasil panen yang terbaik 3. Saya menggunakan smartphone untuk membantu √ saya berkomunikasi 4. Saya menggunakan smartphone untuk membantu √ pemasaran saya 5. Saya menghabiskan banyak biaya dalam √ membeli pupuk agar tanaman saya bagus 6. Saya menghabiskan banyak biaya dalam √ membeli pestisida agar tanaman saya bagus 7. Saya bekerja sama dengan pedagang dari luar √ daerah saya 8. Saya bekerja sama dengan pedagang dari desa √ saya Berdasarkan table diatas diperoleh 3 sub indikator dengan nilai 3(Netral) dan 5 sub indikator memperoleh nilai 2 (Tidak setuju). Sub indikator yang memiliki nilai 3 yaitu petani mengutamakan Teknik budidaya terbaik untuk menghasilkan hasil panen yang terbaik, menghabiskan banyak biaya dalam membeli pupuk agar tanaman budidaya memiliki kondisi yang baik, bekerja sama dengan pedagang dari desa hal tersebut. Namun petani masih belum memiliki mitra baru dalam pemasaran, petani telah menggunakan sartphone dalam berkomunikasi maupun pemasaran, petani tidak terlalu banyak menghabiskan biaya untuk pestisida, dan petani tidak bekerja sama dengan pedagang luar daerah. Berdasarkan indikator inovasi usahatani, petani cukup menggikuti perkembangan teknologi namun kadang kala belum termanfaatkan dalam mencari informasi terkait harga jual, disisi lain petani cukup mampu menerapkan teknologi budidaya dengan tidak terlalu memberi input pestsida berlebihan. Namun untuk tekknologi budidaya seperti jarak tanam, penggunaan mulsa, maupun defoliasi belum diterapkan. Tabel 4. Farming performance No Pernyataan Pilihan Jawaban STS TS N S SS 1 2 3 4 5 1. Usahatani saya berkembang selama kurun 2 tahun 2. Harga jual yang saya berikan selalu diatas harga √ dasar harga jual pasar 3. Saya memperoleh keuntungan usaha yang meningkat selama kurun waktu 2 tahun 4. Produktivitas saya meningkat selama kurun waktu 2 tahun 5. Saya memiliki pengetahuan tentang rantai √ pemasaran sebelum menjual hasil panen Berdasarkan tabel diatas petani masih belum menjual produk diatas harga dasar karena hasil produksi belum memiliki kualitas yang baik selain itu petani belum mengetahui rantai pemasaran sebelum menjual hasil panen. Sehingga dalam indikator farming performance petani belum mendapat performa yang baik. Secara keseluruhan indikator orientasi pasar petani kurang dapat memahami pasar, indikator orientasi kewirausahaan petani cukup memiliki jjiwa wirausaha, indikator inovasi usahatani petani cukup mengerti dan indikator performa petni masih kurang dalam memanajeman usahataninya. Hal tersebut disebabbkan kurangnya penyuluhan terhadap petani baik dari pengembanganinovasi dan teknik budidaya dalam peningkatan produksi hingga pemanfaatan teknologi untuk mencari informasi baik dari sei harga maupun pemasaran, sehingga perlu diadakannya penyuluhan guna meniingkatkan jiwa kewirausahaan petani dan kemampuan manajemen petani terhadap usahatanninya agar memperoleh pendapatan yang maksimal. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan wawancara yang dilakukan lahan yang terdapat di desa ini adalah milik perorangan warga. Lahan milik perorangan, warga bebas menanami dengan komoditas apapun. Terdapat transek desa yang terdiri dari transek sumberdaya desa (untuk akses menuju lahan pertanian ) dan transek sumberdaya alam (bentuk dan topografi di daerah tersebut berada pada kelerengan yang landai). Kehidupan Ibu Ratimah (64 tahun) sebagai narasumber tinggal di Jalan Mergabasuki, No. 74, Njetis, MulyaAgung,Dau, Malang, tamatan sekolah dasar dan telah menjadi petani selama 52 tahun, Ibu Ratimah bekerja sebagai petani sejak tahun 1967 yang memiliki jumlah anggota 3 orang. Narasumber hanya menanam tanaman pangan yaitu tanaman jagung monokultur dengan menerapkan sistem tanam rotasi tanam,. Kelembagaan yang diikuti petani yaitu kelompok tani, yang memiliki berfungsi sebagai sarana dan saluran akses pemerintah dalam pelaksanaan program kebijakan pembangunan pertanian, penyaluran aspirasi petani kepada pemerintah, juga sebagai wadah saling tukar berbagai informasi terkait usahatani dan informasi lainnya di antara sesama petani. Analisis usahatani berdasarkan perhitungan memiliki nilai R/C rasio sebesar 2,75 setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan oleh petani akan menerima sebesar 2,75 rupiah dengan nilai BEP harga yaitu sebesar Rp. 2.175,02, nilai BEP unit pada usahatani jagung yakni sebesar 253,75 dan nilai BEP penerimaan sebesar 1.522.520. Jika ditinjau dari indikator R/C rasio maka usahatani yang dilakukan tergolong layak dengan nilai BEP yang telah dipenuhi atau telah mencapai diatas titik impas. 4.2. Saran Evaluasi yang perlu dilakukan yaitu pegelolaan usahatani dan mengasah jiwa kewirausahaan petani dala menjalankan usahataninya, sehingga diperlukan upaya pelatihan petani guna menambah informasi petani dalam pemanfaatan teknologi dan sumberdaya alam yang ada sehingga dapat menghasilkan hasil produksi dan keuntuungan yang optimal.