DEFINISI
A. Pendahuluan
Human Resources Departement adalah suatu bagian dari Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan pemenuhan sumber daya manusia baik tenaga medis dan ataupun tenaga non
medis yang sesuai dengan standar profesi dan mempunyai kompetensi yang dapat dapat
dipertanggung jawabkan. Seleksi tenaga kesehatan tersebut harus dapat memenuhi
permintaan atau kebutuhan dari setiap unit kerja yang ada di Rumah Sakit
Untuk dapat menunjang pencapaian dalam hal pelayanannya maka proses manajemen
Human Resources Development (HRD) diperlukan sebuah pedoman pelayanan yang baku
sehingga akan didapatkan hasil yang baik dan bermutu nantinya dalam pemenuhan
kebutuhan ketenagaan, selain itu, proses pembinaan, pengembangan dan peningkatan
kompetensi setiap karyawanpun akan lebih mudah untuk bisa di tumbuh kembangkan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pokok pelayanan untuk karyawan di Rumah Sakit terdiri dari :
1. Penyediaan dan penambahanan tenaga kerja.
2. Pemberian upah, kelebihan jam kerja (lembur), insentive dan THR
3. Kesejahteraan karyawan (Cuti, BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, Pemeriksaan
Kesehatan berkala karyawan, tunjangan bahaya radiasi dan berobat)
4. Pengembangan karir.
5. Pengembangan kemampuan (pelatihan dan pendidikan).
Penyediaan dan penambahan tenaga kerja meliputi pemasangan iklan, proses seleksi dan
orientasi tenaga kerja. Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang diperlukan di rumah sakit baik untuk semua unit kerja.
Penyelenggaraan upah, insentive dan THR meliputi pemberian upah sesuai dengan
standar rumah sakit dan pemerintah, kelebihan jam kerja ( upah lembur) untuk karyawan
yang ditugaskan di luar jam kerja atas perintah atasan dan kelebihan jam kerja dinas
malam, pemberian insentive kepada karyawan, serta pemberian bonus THR sebagai bonus
hari raya. Rangkaian kegiatan tersebut adalah untuk memenuhi hak – hak karyawan sesuai
dengan standar rumah sakit dan pemerintah.
Kesejahteraan karyawan meliputi semua hak – hak yang harus diterima oleh karyawan
yaitu untuk jatah cuti tahunan, karyawan diikutkan dalam program BPJS baik ketenaga
kerjaan maupun Kesehatan, Pemeriksaan berkala dan berobat. Rangkaian kegiatan
tersebut adalah untuk memenuhi hak – hak karyawan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pengembangan karir meliputi pemindahan karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja yang
lain atau dari satu jabatan di unit kerja ke jabatan lain di unit kerja yang berbeda tetapi
setaraf. Serta pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lainnya yang lebih tinggi
dari sebelumnya dikarenakan prestasi, kemampuan dan pendidikan yang dimiliki.
Rangkaian kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan
kualifikasi yang berlaku baik untuk kemampuan dan kualitas perunit kerja.
Pengembangan kemampuan meliputi memberikan pelatihan bagi karyawan baik karyawan
baru maupun karyawan lama sebagai upaya pelatihan maupun penyegaran sehingga
kemampuan yang sudah dimiliki akan makin terasah dan bagi karyawan baru sebagai
upaya pengenalan lingkup dan uraian pekerjaan dalam suatu pekerjaan di unit kerja. Serta
pendidikan bagi karyawan lama yang harus mempunyai sertifikasi ataupun pendidikan
lebih tinggi dari yang dimiliki untuk menunjang pekerjaan yang dilakukan. Rangkaian
kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan kerja karyawan sesuai dengan
profesi dan sertifikasi rumah sakit.
D. Batasan Operasional
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus
dilakukan, dengan demikian merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan
atau melaksanakan kegiatan.
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai
modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan
menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi
organisasi.
E. Landasan Hukum
1. Undang - Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Undang - Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Undang – Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
6. Keputusan Presiden RI No. 48 tahun 1995 tentang Tunjangan Bahaya Radiasi bagi
Pekerja Radiasi
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1267/MENKES/SK/XII/1995 tentang Penetapan
Nilai Tingkat Tunjangan Bahaya Radiasi bagi Pekerja Radiasi dalam Bidang Kesehatan
8. Peraturan perusahaan Rumah Sakit Prof. Dr. Tabrani tahun 2017
F. Kebijakan Pelayanan Unit SDM& Diklat
1. Kebijakan Umum
a. SDM
1) Seluruh karyawan Rumah Sakit harus mentaati peraturan Rumah Sakit yang telah
ditetapkan.
2) Setiap calon karyawan yang akan menjadi karyawan Rumah Sakit harus
melakukan seleksi dan recruitment unit SDM.
3) Semua unit kerja harus memberikan kebutuhan sumber daya manusia di unit
kerjanya kepada unit SDM.
b. Diklat
1) Pelatihan dan pendidikan bagi setiap karyawan dilakukan sebanyak 20 jam/
tahun.
2) Semua unit kerja harus memberikan program pendidikan dan pelatihan setiap
akhir tahun pada unit diklat.
3) Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dilakukan secara berkelanjutan.
2. Kebijakan Khusus
a. SDM
1) Semua data calon pencari kerja/pelamar harus melalui Unit SDM
2) Semua karyawan baru harus melalui proses rekruitmen dan seleksi oleh Unit kerja
terkait dan Unit SDM.
3) Proses recruitment dimulai sejak diterima berkas lamaran kerja, seleksi
administrasi, tes tertulis dan wawancara, di terima sebagai karyawan masa
Percobaan (OJT), dan sampai diangkat sebagai karyawan part timer, kontrak
sampai dengan karyawan tetap.
4) Semua data karyawan yang sudah lulus proses rekruitmen dan seleksi harus
dimasukkan pada daftar karyawan Rumah Sakit sesuai peraturan yang berlaku
5) Setiap calon karyawan menjalani Medical Check Up ( MCU) dengan biaya
karyawan yang bersangkutan
6) Semua data file karyawan harus disimpan di Unit SDM
7) Semua calon karyawan dilakukan proses verifikasi kelulusan ke Institusi
Pendidikan masing-masing
8) Untuk staf medis, perawat dan profesi medis lain dilakukan kredensial sesuai
ketentuan yang sudah ditetapkan
9) Semua karyawan baru harus mengikuti Masa Orientasi yang diadakan oleh Unit
SDM.
10) Masa orientasi dilaksanakan selama kurang lebih 5 hari, dengan lokasi 1 hari
materi umum dan sisanya materi khusus ( PPI, BLS, pengenalan uraian tugas
masing-masing jabatan, SPO dan lain-lain)
11) Semua karyawan baru harus melalui masa Percobaan (OJT)selama 3 (tiga) bulan.
12) Selama masa Percobaan (OJT) karyawan akan dilakukan evaluasi dan penilaian.
13) Semua karyawan baru yang sudah lulus Masa Percobaan (OJT) harus dilaporkan
pada unit SDM oleh unit kerja terkait.
14) Selama masa Percobaan (OJT) karyawan akan mendapatkan atribut/perlengkapan
kerja.
15) Proses pendaftaran karyawan ke BPJS dilakukan setelah karyawan lepas masa
Percobaan (OJT) 1 (satu) bulan.
16) Proses pengupahan, tunjangan dan bantuan pada karyawan dilakukan oleh Unit
SDM
17) Proses pemindahan tugas oleh Unit Kerja terkait harus berkoordinasi dengan Unit
SDM
18) Semua Manajer pada Unit kerja yang akan melakukan cuti harus mendelegasikan
tugas/pelimpahan wewenang sementara kepada pejabat pengganti dan harus
dilaporkan pada unit SDM
19) Pengaturan waktu kerja karyawan ditetapkan oleh unit SDM dengan
berkoordinasi pada unit kerja terkait
20) Semua karyawan yang mendapatkan tugas untuk pertemuan ke luar rumah sakit
harus dilaporkan pada unit SDM
21) Peraturan tentang tata tertib ditetapkan oleh unit SDM melalui perseujuan
Direktur
22) Semua unit kerja harus memberikan program pendidikan dan pelatihan setiap
akhir tahun pada unit diklat.
23) Semua karyawan wajib mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan yang
diadakan unit diklat.
24) Semua karyawan yang mengajukan mengikuti program pendidikan dan pelatihan
dengan biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus melalui unit kerja terkait,
unit diklat dan bersedia menandatangani perjajian ikatan dinas .
25) Semua karyawan yang mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan yang
dibiayai oleh rumah sakit 100% (seratus persen) harus mendapatkan surat tugas
dari unit SDM dan Direktur.
26) Semua karyawan yang sudah mengikuti program pendidikan dan pelatihan atas
biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus menyerahkan sertifikat dan materi
pendidikan atau pelatihan tersebut pada unit SDM dan diklat .
b. Diklat
1) Semua unit kerja harus memberikan program pendidikan dan pelatihan setiap
akhir tahun pada unit diklat.
2) Semua karyawan wajib mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan yang
diadakan unit diklat.
3) Semua karyawan yang mengajukan mengikuti program pendidikan dan pelatihan
dengan biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus melalui unit kerja
terkait,unit diklat dan bersedia menandatangani perjajian ikatan dinas .
4) Semua karyawan yang mengikuti semua program pendidikan dan pelatihan yang
dibiayai oleh rumah sakit 100% (seratus persen) harus mendapatkan surat tugas
dari unit SDM dan Direktur.
5) Semua karyawan yang sudah mengikuti program pendidikan dan pelatihan atas
biaya rumah sakit 100% (seratus persen) harus menyerahkan sertifikat dan materi
pendidikan atau pelatihan tersebut pada unit SDM dan diklat .
BAB II
VISI,MISI, DAN TUJUAN
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Melalui upaya Pelayanan Kesehatan berusaha meningkatkan derajat kesehatan
bangsa tanpa membedakan ras, golongan dan agama
b. Melalui upaya pendidikan dan pelatihan, berusaha untuk meningkatkan
profesionalisme karyawan sehingga mampu untuk memberikan Pelayanan
Kesehatan yang bermutu dan terjamin kepada pengguna rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Menjadikan kepuasan dan keselamatan Pelanggan sebagai prioritas utama.
b. Perbaikan kualitas secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu dan
tekhnologi Rumah Sakit.
c. Meningkatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan
sesuai dengan Syari’ah Islam
C. Contoh:
1. Mengucap “Bismillahirrohmanirrohim’ sebelum melakukan setiap tindakan dan
“Alhamdulillahirobbil‘alamiin” setelah selesai melakukan tindakan.
2. Melakukan kegiatan Doa Pagi setiap hari sebelum perkerjaan di mulai dari jam 07.30 sd
08.00 WIB.
3. Melakukan tindakan medis dengan petugas yang sesuai gender pasien.
4. Pasien yang di rawat inap di berikan edukasi dan tata cara berwudhu dan bertayamum
(bila tidak bisa menggunakan air untuk berwudhu’) serta melatih pasien untuk sholat
sesuai dengan keadaan pasien.
5. Pasien wanita di berikan Hijab.
BAB III
KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah universal sifatnya, selalu ada dan senantiasa diperlukan pada
setiap usaha bersama manusia serta terdapat disetiap organisasi, dimanapun dan
kapanpun dimana merupakan masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang
dipimpin.
Beberapa ahli memberi batasan pengertian kepemimpinan yang antara lain dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah seni, kemampuan dan ketrampilan seorang
personel atau kelompok yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja yang
berupa suatu hubungan atau proses untuk mempengaruhi, meyakinkan, menginspirasi
dan membimbing perilaku orang lain terutama pengikut atau bawahannya melalui proses
komunikasi sehingga orang-orang tersebut dapat berpikir, berpartisipasi, bertindak dan
beraktivitas sedemikian rupa serta dapat digerakkan secara maksimal, terorganisir dan
berkomitmen total, diinginkan atau sukarela untuk berperilaku positif, bekerja sama dan
melaksanakan tugas-tugas yang ada sehingga akan memberikan sumbangsih nyata dalam
usaha pencapaian tujuan organisasi yang diinginkan atau melebihi itu dalam situasi
tertentu. (Gibson; 1996, Goetsch; 1997, Hersey & Blanchard; 1998, Yulk; 1998,
Kreitner; 2005, Terry; 2005, Ilyas; 2006, Robbins; 2006 dan Siagian; 2006 serta
Kartono; 2008)
Batasan lain, kepemimpinan adalah suatu kualitas, pola pikir, budaya, peran dan
serangkaian tindakan. Kepemimpinan mengandung semua yang diperlukan untuk
merangsang perubahan yang konstruktif (Yudelowitz; 2006). Atau lebih rincinya berupa
proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari
anggota kelompok. Dengan 4 implikasi penting, yaitu (Stoner J A F; 1994)
Kepemimpinan yang efektif akan dapat membujuk orang untuk berhenti mengerjakan
sesuatu yang sedang dikerjakan, untuk kemudian melakukan sesuatu yang berbeda
sesuai dengan pandangan bersama. Kepemimpinan menggunakan perubahan untuk
membuat kemajuan. Kepemimpinan mengandung semua yang diperlukan untuk
merangsang perubahan yang konstruktif. Kepemimpinan yang baik dalam suatu
organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan
penyelenggaraan berbagai kegiatan.
B. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan menurut Kartono (2008), Kreitner (2005), Yulk (1998) dan
Drucker (1992) adalah menetapkan tujuan, memandu, memimpin, memberi ataupun
membangunkan motivasi kerja, mengemudikan organisasi dengan cara menyusun
struktur kelompok, menjalin jaringan komunikasi yang baik, membangun tim,
menciptakan kesatuan, mempertahankan hubungan kerja sama yang harmonis dan
menyelesaikan perselisihan di antara para anggota sehingga dapat menyelesaikan tugas
organisasi dengan baik, memberikan supervisi atau pengawasan dan evaluasi yang
efisien, proses pengendalian, pendelegasian dan pelimpahan wewenang serta membawa
para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan
perencanaan.
C. Sifat Kepemimpinan
Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin antara lain dilakukan
dengan mengamati sifat dan mutu perilakunya yang dipakai sebagai kriteria untuk
menilai kepemimpinannya. Kartono (2008), Siagian (2006), Terry (2005), Nasution
(2004), Edwin H Schell dan Ordway Tead seperti yang dikutip Winardi (2000), John
D Millet Azwar (1996), Drucker (1992) dan Zalenik (1986) menyebutkan sifat-sifat
kepemimpinan yang baik dan perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu:
Energi jasmani seperti daya tahan, keuletan, kekuatan tenaga serta kemampuan
berkembang secara mental berupa semangat juang, motivasi kerja, disiplin,
kesabaran, kedewasaan mental dan stabilitas emosi yang baik dimana pemimpin
yang baik tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung dan tidak meledak-ledak
secara emosional. Pemimpin menghormati martabat orang lain, toleran terhadap
kelemahan orang lain dan bisa memaafkan kesalahan yang tidak terlalu prinsipil.
Seorang pemimpin juga harus memiliki ketahanan batin dan kemauan untuk
mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.
3. Antusiasme.
Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai harus sehat, berarti, bernilai,
memberikan harapan yang menyenangkan, memberikan kesuksesan dan
menimbulkan semangat.
Setiap pemimpin harus dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan cepat dan
harus mampu meyakinkan anggota akan kebenaran keputusannya. Pemimpin
berusaha agar para pengikut bersedia mendukung kebijakan yang telah diambilnya.
Pemimpin harus menampilkan ketetapan hati.
10. Kepercayaan.
Kepercayaan bahwa para angggota dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara positif
dan diarahkan pada sasaran yang benar. Apapun tingkatan dan dimanapun
keberadaannya, pemimpin yang baik harus memiliki kewibawaan dan kelebihan atau
kemampuan untuk mempengaruhi, mengajak, meyakinkan, memotivasi serta
mengarahkan bawahannya atau orang lain untuk melaksanakan tugas secara efektif dan
kooperatif serta bertanggung jawab untuk mencapai tujuan.
Selain itu menurut John D Millet (dalam Azwar; 1996) dan Drucker (1992), pemimpin
harus mempunyai sifat mampu melihat organisasi secara keseluruhan, menentukan,
mengungkapkan dan menetapkan misi, tujuan, prioritas dan standar organisasi secara
jelas serta mengekspresikan wewenang dan memerintah. Pemimpin juga harus
memberi kontribusi kepada organisasi serta memperoleh respek.
D. Teori Kepemimpinan.
Dalam beberapa literatur dikenal macam-macam teori kepemimpinan antara lain
menurut Robbins (2006) serta Kreitner dan Kinicki (2000) dalam buku Organizational
Behaviour, membagi teori kepemimpinan menjadi :
Teori ini membedakan ciri-ciri pemimpin dari non pemimpin atau pengikut
dengan berfokus pada ciri dan karakteristik pribadi. Pencarian atribut kepribadian,
sosial, fisik atau intelektual yang akan mampu menggambarkan pemimpin dan
membedakan dari bukan pemimpin.
Titik tolak teori ini berpusat pada perilaku pemimpin dan bukan pada
karakteristik kepribadian. Diyakini bahwa perilaku pemimpin secara langsung
mempengaruhi efektifitas kelompok kerja.
a. Model Fielder
e. Model Partisipasi-Pemimpin
Teori ini didasarkan atas perintah, paksaan dan tindakan yang arbiter (sebagai
wasit). Pemimpin melakukan pengawasan yang ketat agar semua pekerjaan
berlangsung secara efisien. Kepemimpinannya berorientasi pada struktur
organisasi dan tugas-tugas.
2. Teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan
mengembangkan sistem motivasi terbaik untuk merangsang kesediaan bekerja
dari bawahan. Guna mencapai sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi
tujuan pribadi.
3. Teori sosiologis
4. Teori suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin dan bekerja
dengan penuh gairah sedangkan pemimpin akan membimbing dengan sebaik-
baiknya melalui policy tertentu. Ada yang menamakannya dengan teori
partisipatif atau teori kepemimpinan demokratis.
Pemimpin adalah ketua yang bertindak sebagai simbol, biasanya tidak memiliki
ketrampilan teknis. Kedudukannya biasanya dimungkinkan oleh sistem
nepotisme dan koneksi. Pemimpin menyerahkan semua tanggung jawab serta
pekerjaan kepada bawahan sehingga praktis kelompok menjadi tidak terbimbing
atau tidak terkontrol.
8. Teori situasi
Teori ini menjelaskan bahwa harus terdapat daya lenting yang tingg atau luwes
pada pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan situasi, lingkungan
sekitar dan jaman. Situasi dianggap elemen yang sangat penting karena memiliki
paling banyak variabel dan kemungkinan yang bisa terjadi.
E. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku seorang pemimpin yang ditujukan untuk
mempengaruhi kegiatan kelompok atau staf. Pola ini dikelompokkan kedalam 4 gaya
kepemimpinan yaitu :
1. Directing (mengarahkan)
Yaitu gaya kepemimpinan dengan ciri perilaku mengarahkan tinggi dan perilaku
mendukung rendah, pemimpin memberikan instruksi yang spesifik tentang peran dan
tujuan pada bawahan, pengawasan terhadap tugas dilaksanakan secara ketat,
pemimpin menerangkan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan, bagaimana,
kapan dan dimana pekerjaan harus dilakukan serta komunikasi searah. Peran
bawahan sangat minim. Pemecahan masalah dan pengambil keputusan dilakukan
oleh pemimpin. Gaya kepemimpinan directing disebut dengan gaya S1.
2. Coaching (melatih)
Yaitu gaya kepemimpinan dengan ciri perilaku mengarahkan tinggi dan perilaku
mendukung tinggi, pemimpin menjelaskan keputusan yang diambil, mau menerima
pendapat, pemimpin masih banyak melakukan pengarahan dan terus-menerus
melakukan pengawasan dalam penyelesaian tugas serta pemimpin mulai melakukan
komunikasi dua arah. Gaya kepemimpinan coaching disebut dengan gaya S2.
3. Suporting (mendukung)
Yaitu gaya kepemimpinan dengan ciri perilaku mengarahkan rendah dan perilaku
mendukung tinggi, pemimpin dan bawahan saling memberikan gagasan, bersama-
sama membuat keputusan dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas. Gaya
kepemimpinan suporting disebut dengan gaya S3
4. Delegating (menugaskan)
Yaitu gaya kepemimpinan dengan ciri perilaku mengarahkan rendah dan perilaku
mendukung rendah dan pemimpin menyerahkan pembuatan keputusan dan tanggung
jawab pelaksanaan kepada bawahan. Gaya kepemimpinan delegating disebut gaya
S4.
a. Pemula antusia
Kemampuan rendah tapi komitmen tinggi disebut D1.
b. Pembelajar yang kecewa
Kemampuan rendah sampai sedang, komitmen rendah disebut D2.
c. Pelaksanan yang mampu tapi ragu-ragu
Kemampuan sedang sampai tinggi, komitmen tidak menentukan tidak menentu
disebut D3.
d. Pencapai mandiri
Kemampuan dan komitmen tinggi disebut D4.
BAB III
B. Tujuan Pengarahan
Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H), yaitu:
1) (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat pelaksana
2) (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan
3) (When )Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk sampai jam
pulang)
4) (How)Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi seharusnya
dikerjakan
5) (Why) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan
6) (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing masing
Cushway, B. dan Lodge , D. (1999) Organisational behavior and design, perilaku organisasi
Dauglass ,L.A. (1984). The Effective Nurse Leader ang Manager, @ nd .ed. St. Louish : The
CV
Mosby Company
Departemen Kesehatan RI
Sitorus, Ratna. (2006) Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama, Jakarta , EGC
Swansberg,RC & Swansberg RJ ( 1999) Introductory manajemen and leadership for nurses:
Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th ed, FA
Thoha. M (2008) Perilaku organisasi: Konsep dasar dan aplikasinya. Cetakan ke18 , Jakarta :
Gillies, D.A. (1994) Nursing management a system approach, Philadelphia : W.B Sounders
Company
Indonesia Jakarta
Dauglass (1992) , The Effective Nurse : Leader and manager, 4th, St Louish : Mosby years
Book.
Kron and Gray, (1987), The Management of Patient Care : Putting Leadership Skill to
Work, 6th, Philadelphia: WB Saunders.
Dexter, Akbar. 2012. Fungsi Pengarahan dalam Management.
https://www.scribd.com/doc/96274382/Fungsi-Pengarahan-Dalam-Manajemen
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39138/4/Chapter%20ll.pdf diakses
tanggal 28 Oktober 2018