Anda di halaman 1dari 9

ANALISA JURNAL

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA


HIPERTENSI

Disusun Oleh:
Kelompok I

Hasnan
Eka Erizon
Fetty Rusyani
Chintia Oktika Fani
Elfira Rosa Yolanda

Dosen Pembimbing :
Ns. Destria Efni, Sk.Kep,MM
NIDN. 1031128501

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH
PEKAN BARU
T.A. 2021/2022
ANALISA JURNAL RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH
PENDERITA HIPERTENSI

A. PENDAHULUAN
Penyakit Hipertensi merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM). Hipertensi atau
terkenal dengan The Silent Kiler yang banyak menyerang masyarakat sebagai
penyebab kematian dan menimbulkan kesakitan tertinggi (Bejo, 2017). Resiko
kejadian Hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur, semakin
bertambahnya umur seseorang maka kejadian Hipertensi semakin meningkat. Hal ini
dianalisis terjadi karena perubahan struktur dan fungsi kardiovaskuler, Hipertensi
sering kali terjadi pada lanjut usia (Dinas Kesehatan, 2015). Hipertensi menyerang 50
juta orang Amerika, termasuk di antaranya usia di atas 60 tahun, Hipertensi
merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (heart attack)
(Nurlaelyn, 2018). WHO (World Health Organization) juga memperkirakan pada
tahun 2020 Penyakit Tidak Menular (PTM) akan menyebabkan 73% kematian di
dunia. Peringkat 5 besar Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia adalah penyakit
kardiovaskuler, penyakit pernafasan kronis, diabetes mellitus, kanker, dan stroke.
Penyakit-penyakit kardiovaskuler meliputi Hipertensi, penyakit jantung koroner, dan
gagal jantung. Hipertensi menduduki peringkat ketiga di Indonesia sebagai penyakit
Penyakit Tidak Menular paling banyak menyebabkan kematian (Adhania et al., 2016).

WHO (World Health Organization) dan ISHWG (International Society Of


Hypertension Working Grup) pada tahun 2017 mengkelompokkan dalam klasifikasi
optimal, normal, normal-tinggi, Hipertensi ringan, Hipertensi sedang, dan Hipertensi
berat. Hipertensi yang tidak bisa terkontrol akan menimbulkan berbagai komplikasi
seperti, gagal jantung, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal, sistem syaraf
menyebabkan perdarahan pada otak (intraserebral) (Lestari & Isnaini, 2018).
Prevelensi Hipertensi menurut World Health Organization (WHO, 2015) menjelaskan
bahwa kejadian Hipertensi mencapai 1 milyar penderita di dunia. Hipertensi terbanyak
ada di negara ekonomi berkembang mencapai 40% dan di negara maju hanya 35%.
Menurut American Hearth Association (AHA, 2015) di Amerika 59% penderita
Hipertensi dan hanya 34% yang terkendali. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(2018) menunjukkan bahwa hipertensi di Indonesia mencapai 34,1% banyaknya
penderita Hipertensi di Indonesia diperkirakan mencapai 15 juta dan hanya 4% yang
terkendali. Prevalensi yang ada di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 634.860 (72,13%)
kasus. Sedangkan yang ada di Kabupaten Magelang 15.540 (16% ) kasus dari 97.398
jumlah penderita Hipertensi yang berkunjung ke puskesmas se-kabupaten Magelang
(Margowati et al., 2016).

Salah satu terapi non farmakologi dalam menurunkan tekanan darah yaitu dengan
teknik relaksasi. Metode Relaksasi Benson ini dapat mengontrol sistem saraf yang
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah (Suiraoka, 2016). Konsep dasar teknik
relaksasi pada hakekatnya cara relaksasi yang diperlukan untuk menurunkan
ketegangan pada otot yang dapat memperbaiki denyut nadi, tekanan darah, dan
pernafasan (Aspiani, 2015). Teknik relaksasi saat ini terus dikembangkan menjadi
beberapa teknik, salah satunya yaitu Relaksasi Benson. Relaksasi Benson merupakan
metode teknik Relaksasi yang diciptakan oleh Herbert Benson, seorang ahli peneliti
medis dari Fakultas Kedokteran Harvard yang mengkaji beberapa manfaat doa dan
meditasi bagi kesehatan. Relaksasi Benson yaitu salah satu teknik Relaksasi yang
sederhana, mudah dalam pelaksanaannya. Relaksasi ini merupakan gabungan antara
teknik respon relaksasi dengan sistem keyakinan individu atau faith factor. Fokus dari
relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang diucapkan berulang-ulang dengan
menggunakan ritme yang teratur disertai dengan sikap yang pasrah. Ungkapan yang
digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata yang memiliki makna
menenangkan untuk pasien itu sendiri (Atmojo et al., 2019).

B. SKENARIO
Seorang perempuan inisial Ny. R berumur 43 th datang ke IGD RS Prof Dr
Tabrani pada tanggal 06 Oktober 2021 pada pukul 14.00 wib bersama keluarga
dengan keluhan utama nyeri dada disertai sesak nafas memberat sejak 12 jam yang
lalu, nyeri dada kiri menjalar ke lengan kiri, riwayat nyeri dada dan sesak nafas sudah
1 minggu ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter maka didapatkan diagnosa pasien
adalah N STEMI + Hipertensi. Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan pada
tanggal 06 Oktober 2021 didapatkan data-data: Pasien mengatakan nyeri nyeri dada
disertai sesak nafas, skala nyeri 8, intensitas nyeri terus menerus. Pasien tampak
meringis menahan nyeri. Kesadaran composmentis, akral hangat. TD:180/100 mmhg,
N 75 x/menit, RR 32 x/menit, suhu 37,1 0C. Dengan therafy yaitu ceftriaxon 1gr/12
jam, ketorolac 1 Amp/8 jam, esone 1 Amp/12 jam, RL 20 tetes/i. Hasil pemeriksaan
labor: Hemoglobin:13,8gr/dl, SGOT : 58 U/dl, Leukosit:12.600 ribu /mmk, CKMB :
82
C. RUMUSAN
P I C O
Penurunan Melakukan relaksasi Melakukan Terapi Menurunkan
Curah Benson pijat Hipertensi
Jantung

Rumusan masalah “Apakah relaksasi Benson efektif menurunkan Hipertensi


dibandingkan dengan Terapi pijat”

Key word : Penurunan curah jantung,relaksasi benson, Terapi relaksasi pijat.

D. METODE PENELUSURAN BUKTI


- Harum Rosa KDP 1 , Ekowati Retnaningtyas2 , Rudi Hamarno. Jurnal
keperawatan terapan Vol 6, No.02, 2020
- Rindang Azhari Rezky1 , Yesi Hasneli 2 , Oswati Hasanah 3| Vol. 2, No. 2,
Oktober 2015.

E. HASIL PENELUSURAN / TELAAH JURNAL


N JURNAL VALIDITY IMPORTANCE APPLICABILITY
O (RESULT) (CONCLUSION)
1 Harum Rosa Penelitian ini hasil penelitian ini Semua data di olah
KDP 1 , menggunakan adalah Sebelum dengan SPSS dan
Ekowati desain penelitian diberikan relaksasi diuji statistik
Retnaningtyas2 pre-eksperimental benson, rata-rata menggunakan
, Rudi dengan rancangan tekanan darah paired sample t-test
Hamarno. one group pra-post sistole responden yang di dapatkan
Jurnal test design. Teknik yang berjumlah 30 hasil tekanan darah
keperawatan sampling yang responden sebesar sistolik sebelum
terapan Vol 6, digunakan adalah 146,1 mmHg. dan sesudah 0,000
No.02, 2020 purposive sampling Setelah di berikan (p value < a 0,05)
dengan jumlah relaksasi benson, dan hasil tekanan
responden 30 orang rata – rata tekanan darah diastole
yang dibentuk satu darah sistole sebelum dan
kelompok pra-post responden yang sesudah 0,000 (p
test design. berjumlah 30 value < a 0,05).
responden 136,7 Hasil dari selisih
mmHg. Sebelum di pre dan post
berikan relaksasi tekanan darah
benson, rata – rata sistolik dan
tekanan darah diastolik
diastole responden menunjukkan
yang berjumlah 30 bahwa terapi
responden sebesar relaksasi benson
95,5 mmHg. memiliki nilai
Setelah di berikan selisih sistolik 9,4
relaksasi benson, mmHg dan
rata – rata tekanan diastolik 9,8
darah diastole mmHg
responden yang
berjumlah 30
responden 85,7
mmHg. Ada
pengaruh relaksasi
benson terhadap
tekanan darah
systole. Ada
pengaruh relaksasi
benson terhadap
tekanan darah
diastole. Relaksasi
benson dalam
menurunkan
tekanan darah,
sistole sebesar 9,4
mmHg dan diastole
9,8 mmHg.
Sehingga bahwa
ada pengaruh
relaksasi benson
terhadap tekanan
darah sistole dan
diastole.
2 Rindang Penelitian ini Hasil penelitian Hasil uji statistik
Azhari Rezky1 menggunakan menunjukkan menunjukkan
, Yesi Hasneli desain quasy penurunan sebesar penurunan yang
2 , Oswati eksperimen dengan 6,29 mmHg pada signifikan pada
Hasanah 3| pendekatan non- pasien kelompok kelompok
Vol. 2, No. 2, equivalent control eksperimen eksperimen dengan
Oktober 2015. group. tekanan darah nilai p 0,000
Pelajaran ini sistolik dan (p<0,05). Hasil
dilakukan di penurunan 3,44 penelitian ini
Puskesmas Lima mmHg pada menunjukkan
Puluh dengan tekanan darah bahwa terapi pijat
sampel 30 orang diastolik. refleksi kaki dapat
yang dibagi menurunkan
menjadi 15 orang tekanan darah
percobaan pasien walaupun
kelompok dan 15 pasien masih
orang kelompok dibawah
kontrol. Kelompok kategori hipertensi
eksperimen
diberikan terapi
pijat refleksi kaki
selama 15 menit
hari selama tiga
hari berturut-turut.

F. DISKUSI
Metode Relaksasi Benson ini dapat mengontrol sistem saraf yang bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah (Suiraoka, 2016). Konsep dasar teknik relaksasi pada
hakekatnya cara relaksasi yang diperlukan untuk menurunkan ketegangan pada otot yang
dapat memperbaiki denyut nadi, tekanan darah, dan pernafasan (Aspiani, 2015). Teknik
relaksasi saat ini terus dikembangkan menjadi beberapa teknik, salah satunya yaitu
Relaksasi Benson. Relaksasi Benson merupakan metode teknik Relaksasi yang diciptakan
oleh Herbert Benson, seorang ahli peneliti medis dari Fakultas Kedokteran Harvard yang
mengkaji beberapa manfaat doa dan meditasi bagi kesehatan. Relaksasi Benson yaitu
salah satu teknik Relaksasi yang sederhana, mudah dalam pelaksanaannya. Relaksasi ini
merupakan gabungan antara teknik respon relaksasi dengan sistem keyakinan individu
atau faith factor. Fokus dari relaksasi ini pada ungkapan tertentu yang diucapkan
berulang-ulang dengan menggunakan ritme yang teratur disertai dengan sikap yang
pasrah. Ungkapan yang digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan atau kata-kata yang
memiliki makna menenangkan untuk pasien itu sendiri (Atmojo et al., 2019)
Tehnik relaksasi benson ini tidak memerlukan peralatan atau perlengkapan
pendukung lainnya, tehnik ini sangat mudah dan bisa dilakukan dimana saja, tehnik ini
sangat bagus diterapkan oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, yang bisa
kita ajarkan kepada pasien, dan sangat mungkin untuk dilakukan di semua ruangan.
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi benson (Atmojo et al., 2019) :
1. Memberikan salam/menyapa klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur (langkah)
4. Menanyakan kesiapan klien
5. Posisikan pasien pada posisi duduk yang nyaman
6. Memasang spigmomanometer analog ke lengan klien
7. Mencatat hasil dari tekanan darah
8. Instruksikan pasien memejamkan mata
9. Instruksikan pasien agar tenang dan mengendorkan otot-otot tubuh dari ujung kaki
sampai dengan otot wajah dan rasakan rileks
10. Instruksikan kepada pasien agar menarik nafas dalam lewat hidung, tahan 3 detik
lalu hembuskan lewat mulut disertai dengan mengucapkan do’a bisa surat pendek
dan juga bisa dzikir atau kata yang sudah dipilih
11. Instruksikan pasien untuk membuang pikiran negatif, dan tetap fokus pada nafas
dalam dan do’a atau kata-kata yang diucapkan
12. Lakukan selama kurang lebih 10 menit -20 menit
13. Instruksikan pasien untuk mengakhiri relaksasi dengan mengeluarkan nafas dari
mulut secara pelan-pelan dan tetap menutup mata selama 2 menit, lalu membukanya
dengan perlahan

Adapun langkah-langkah terapi genggam jari menurut Tarigan (2009) sebagai


berikut :
1. Cuci dan bersihkan kaki anda sebelum pijat refleksi
2. Jangan lupa untuk membaca basmalah sebelum mulai proses terapi
3. Lumuri telapak kaki anda dengan menggunakan minyak urut
4. Lakukan pijatan pada titik refleksi dengan tekanan sedang, jika terlalu sakit tekanan
bisa dikurangi
5. Pijatan bisa dengan tekanan konstan atau dengan cara memutar-mutar searah jarum
jam pada titik refleksi
6. Lakukan pijatan minimal 1 menit setiap titiknya, namun untuk penyakit yang agak
parah lakukan maksimal 3 menit
7. Pijatan untuk syaraf tulang seperti belikat, tulang belakang, punggung dan lainnya
harus dilakukan agak keras
8. Sedangkan untuk titik refleksi kelenjar jangan terlalu keras memijatnya
9. Jangan melakukan pijatan pada telapak kaki yang sedang terluka, memar atau
bengkak
10. Untuk pengobatan tahap awal lakukan terapi 3 x 3 hari berturut-turut

.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelusuran jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa terapi
relaksasi benson sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
idibandingkan denga therapy pijat refleksi kaki, karena berdasarkan jurnal Harum Rosa,
dkk (2020), relaksasi benson sudah diteliti 30 orang yang dibentuk satu kelompok pra-
post test design.
Jadi berdasarkan kedua jurnal tersebut maka kelompok menyimpulkan dapat
menerapkan therapy relaksasi benson pada kasus hipertensi, disamping pasien mudah
untuk memahami langkah-langkahnya terapi ini juga mudah untuk dilakukan dan tidak
memerlukan alat serta biaya. Terapi ini juga dapat di aplikasikan baik di tingkat klinik,
puskesmas maupun rumah sakit. Pasien juga dapat melakukannya saat di rumah.
G. DAFTAR PUSTAKA
Kowalski, Robert E. 2010. Terapi Hipertensi: 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah
Tinggi Dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung Dan Stroke Secara Alami. Bandung:
Qanita.
Susilo,. dkk. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: ANDI Syamsudin. 2011.
Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskuler dan Renal. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai