Anda di halaman 1dari 5

EVIDENCE BASED PRACTICE

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN PADA


PENDERITA HIPERTENSI

A. Pendahuluan
Hipertensi merupakan tekanan darah lebih dari 140 mmHg untuk sistolik dan lebih
dari 90 mmHg untuk diastolik (Rahayu et al., 2020). Hipertensi merupakan salah satu
penyakit kronis yang mematikan dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan penyakit
lain seperti stroke, infark miokard, gagal ginjal, dan ensefalopati.
Secara global penderita hipertensi sebanyak 40% pada penduduk berusia lebih dari
25 tahun (Rosdiana & Cahyati, 2019). Menurut Rahayu et al. (2020) hipertensi dapat
disebabkan oleh bertambahnya usia, riwayat keluarga, gaya hidup tidak sehat, jenis
kelamin, dan stres. Penanganan yang telah dilakukan antara lain terapi farmakologi
dengan pemberian obat anti hipertensi, penyuluhan tentang diet rendah garam, dan
kontrol teratur. Upaya non farmakologis lain yang dapat dilakukan yaitu aplikasi
relaksasi otot progresif pada penderita hipertensi. Relaksasi otot progresif adalah teknik
penegangan dan peregangan otot untuk meredakan ketegangan otot, ansietas, nyeri serta
meningkatkan kenyamanan, konsentrasi, dan kebugaran (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
B. Evidence Based Practice
Pencarian artikel dilakukan dengan memasukkan kata kunci yaitu progressive muscle relaxation dan hypertension di database jurnal
elektronik yaitu Google Scholar menggunakan boolean operator. Setelah didapatkan sejumlah artikel dilakukan seleksi berdasarkan judul,
abstrak, dan full-text menggukana PICO Framework hingga didapatkan 4 artikel yang akan dianalisis dalam studi EBP ini. Selanjutnya
artikel dilakukan ekstraksi dengan hasil sebagai berikut:
No. Judul Karakteristik Intervensi Hasil
1. The effect of progressive Jurnal: Enfermenria Clinica Relaksasi otot progresif (kelompok Relaksasi otot progresif terbukti efektif
muscle relaxation on anxiety Desain: non-ewuivalent control groyp intervensi) dalam menurunkan tekanan darah dan
and blood pressure among pretest-posttest Pendidikan kesehatan (kelompok kecemasan pada pasien hipertensi.
hypertension patients in east Sampel: 91 pasien hipertensi kontrol)
Kalimantan, Indonesia Komparasi: terdapat perbedaan yang
(Ermayani et al., 2020) signifikan sebelum dan setelah 4
minggu pemberian intervensi pada
tekanan darah dan kecemasan pada
kelompok kontrol dan intervensi
(PMR). Pada kelompok intervensi
(PMR) didapatkan hasil paling
berpengaruh pada penurunan angka
sistolik-diastolik dan skor kecemasan.
2. Effect of progressive muscle Jurnal: International Journal of Relaksasi otot progresif Terapi relaksasi otot progresif dapat
relaxation (PMR) on blood Advancement in Life Sciences menjadi salah satu terapi
pressure among patients with Research komplementer dalam merawat pasien
hypertension (Rosdiana & Desain: quasi-experimental hipertensi.
Cahyati, 2019) Sampel: 52 pasien hipertensi yang
terbagi menjadi kelompok kontrol (n =
26) dan intervensi (n = 26)
Komparasi: Pada uji komparasi di
kedua kelompok tidak didapati
perbedaan yang signifikan sebelum dan
setelah diberikan intervensi pada rerata
tekanan sistolik-diastolik, namun
khusus pada kelompok intervensi
pemberian relaksasi otot progresif
secara signifikan dapat menurunkan
tekanan darah sistolik-diastolik.
3. Decreased blood pressure Jurnal: BMC Nursing Relaksasi otot progresif dengan Terapi RESIK dapat menurunkan
among commnity dwelling older Desain: quasi-experimental kombinasi terapi musik. tekanan darah secara signifikan dari
adults following progressive Sampel: 100 lansia dengan hipertensi kategori hipertensi I ke pre-hipertensi.
muscle relaxation and music yang terbagi menjadi kelompok kontrol
therapy (RESIK) (Astuti et al., dan intervensi
2017) Komparasi: setelah 11 sesi intervensi
pada kelompok intervensi didapatkan
penurunan tekanan sistolik-diastolik,
namun uji komparasi pada kedua
kelompok hanya dapat menurunkan
tekanan sistolik secara signifikan.
4. Pengaruh teknik relaksasi otot Jurnal: Media Karya Kesehatan Relaksasi otot progresif Relaksasi otot progresif dapat
progresif terhadap tekanan Desain: One group pretes postes menurunkan tekanan darah pada
darah lansia dengan hipertensi Sampel: 22 lansia penderita hipertensi.
(Rahayu et al., 2020) Komparasi: sebelum dan sesudah
intervensi didapatkan nilai yang
signifikan pada penurunan tekanan
darah sistolik-diastolik
C. Pembahasan
Relaksasi otot progresif merupakan salah satu intervensi keperawatan yang dapat
diaplikasikan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Menurut
Ermayati et al. (2020) relaksasi otot progresif yang dilakukan dengan tenang, rileks, dan
berkonsentrasi penuh pada penegangan dan peregangan otot yang dilakukan kurang lebih
15 menit dapat menyebabkan menurunnya sekresi CRH (corticotropin-releasing hormon)
dan ACTH (adrenocorticotrophic hormone) di hipotalamus. Menurunnya sekresi hormon
ini menyebabkan menurunnya aktifitas saraf simpatis, hal ini menyababkan menurunnya
tekanan darah.

D. Implikasi Keperawatan
Relaksasi otot progresif dapat diaplikasikan sebagai tindakan keperawatan mandiri
pada kasus hipertensi. Dalam aplikasi relaksasi otot progresif pada kasus hipertensi
diperlukan pengecekan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi untuk memastikan
adanya perubahan tekanan darah, selain itu diperukan pedoman/SOP yang sudah teruji
sehingga terapi ini dapat memberikan manfaat bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, N. F., Rekawati, E., & Wati, D. N. K. (2019). Decreased blood pressure among
community dwelling older adults following progressive muscle relaxation and music
therapy (RESIK). BMC nursing, 18(1), 1-5.

Ermayani, M., Prabawati, D., & Susilo, W. H. (2020). The effect of progressive muscle
relaxation on anxiety and blood pressure among hypertension patients in east
Kalimantan, Indonesia. Enfermería Clínica, 30, 121-125.

Rahayu, S. M., Hayati, N. I., & Asih, S. L. (2020). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi. Media Karya Kesehatan, 3(1).

Rosdiana, I., & Cahyati, Y. (2019). Effect of Progressive Muscle Relaxation (PMR) on Blood
Pressure among Patients with Hypertension. International Journal of Advancement in
Life Sciences Research, 28-35.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai