Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOLOGI

“EFEKTIVITAS TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DALAM


MENURUNKAN HIPERTENSI PADA LANSIA ”

Disusun Oleh :

RINDI ANTIKA PO.71.20.12.3021

Dosen Pengampu :

Yunike, S.Kep.,Ns.,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

D-III KEPERAWATAN PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2024


PENDAHULUAN

Lansia (lanjut usia) merupakan tahap akhir tahapan tumbuh kembang (Basri
et al., 2022)(Roshan et al., 2021). Setiap orang akan merasakan menjadi tua karena
merupakan tahap akhir manusia. Dimana lansia ini akan mengalami kemunduran
mental, social, maupun fisik(Rakhman et al., 2023). Perubahan mental seperti
mudah terbawa suasana kadang senang dan kadang sedih. Perubahan social
misalnya selalu menyendiri dikamar karena merasa tidak semourna. Dan perubahan
fisik seperti kulit sudah kendur, keriput, serta kesehatan menurun(Fadlilah et al.,
2020).

Kesehatan lanjut usia yang paling banyak keluhan seperti hipertensi,


rematik, jantung, penyakit paru, diabetes mellitus, lumpah badan sapruh/ seluruh
badan, kanker, serta patah tulang. Sehingga masyarakat mengganggap rendah
penyakit ini dideritanya (Widiyati et al., 2021).

Hipertensi dikenal oleh masyarakat tekanan darah tinggi. Masalah ini


banyak dialami oleh penduduk dunia misalnya Indonesia(Agussalim et al., 2022).
Hipertensi bisa dikatakan penyakit kronis yang bisa menyebabkan jantung coroner,
gagal ginjal, stoke bahkan kematian ( et al., 2024). Hipertensi adalah suatu penyakit
yang berasal dari jantung dimana penyakit ini sangat mematikan dan banyak
diderita oleh masyarakat disemua kategori umur (Almeida et al., 2016). Tekanan
darah tinggi merupakan penyakit peredaran darah yang dapat menyebabkan
ketidaknormalan tekanan darah (Rahmawati et al., 2023).

Menurut data WHO (2021) yang menderita hipertensi didunia mencapai


22% yaitu berjumlah 1,28 milyar dewasa dengan rentang 30 sampai 79 tahun
(Rosdiana & Cahyati, 2019). Asia tenggara masuk 3 besar prevalensi hipertensi
sekitar 25% (Rosdiana & Cahyati, 2019). Hipertensi yaitu penyakit tidak menular
yang banyak menyerang masyarakat di Indonesia mencapai 57,6%. Berdasarkan
hasil Riskesdas (2018) yang menderita hipertensi yaitu 34,1 %. Paling tinggi
diderita oleh perempuan (36,85%) dan laki laki (31,34%) (Rekha Vishnu Mane,
2016).
Masalah hipertensi ini terus meningkat setiap tahunnya sehingga perlu
diatasi agar angka kematian dapat menurun dan dapat juga mensejahterakan
masyarakat (Astuti et al., 2019). Selain menyebabkan kematian hipertensi juga
mengakibatkan komplikasi seperti stroke, serangan jantung hebat, bahkan dapat
menyerang indra penglihatan (Van Montfrans et al., 1990)(Fadlilah et al., 2020).
Masyarakat dikatakan hipertensi apabila tekanan systole dan diastole masyarakat
diluar batas normal. Dimana tekanan sistoleh lebih dari 140 mmHg sedangkan
tekanan diastole lebih dari 90 mmHg (Ghodela et al., 2019).

Hipertensi ini perlu perhatian khusus bagi kesehatan masyarakat karena


hiprtensi ini jarang menyebabkan gejala dan tanda sehingga penyakit ini dapat
membunuh masyarakat secara diam-diam sehingga disebut dengan penyakit killer
silent karena sering membunuh penderita tanpa memunculkan suatu tanda dan
gejala (Mulyati et al., 2021). Tanpa disadari hipertensi sudah menyebabkan
komplikasi pada organ-organ vita misalnya ginjal, otak, dan jantung (Damiati &
Wulandari, 2021).

Penatalaksaan hipertensi dapat dilakukan dengan 2 cara agar terhindari dari


komplikasi dan kematian yaitu terapi farmakologi dan terapi non farmakologi (K.K,
2020). Terapi farmakologi biasanya dilakuan dengan kolaborasi dengan dokter.
Penggunaan obat anti hipertensi ini berjangka waktu panjang sehingga bisa
mengakibatkan efek samping oleh karena ini perlu pengawasan khusus dan
bimbingan agar tidak membahayakan kesehatan dan mengancam nyawa individu
(Yu et al., 2007). Oleh karena itu, penderita hipertensi dapat mengggunakan terapi
yang kedua yaitu terapi non farmakologis untuk mengurangi adanya efek samping
(Widiyati et al., 2021).

Salah satu pengobatan non farmakologi yaitu dapat dilakukan dengan cara
terapi relaksasi otot progresif, akupresure, pengobatan herbal, pernafasan ,
relaksasi, yoga, terapi jus, dan pijat (Listiawati & Aini, 2021). Dalam pembahasan
kali ini mengenai relaksasi otot progresif untuk mengatasi hipertensi (Rahmawati
et al., 2023). Terapi relaksasi otot progersif adalah terapi yang menggunakan suatu
relaksasi yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dengan salah satu
caranya yaitu melemaskan dan menegangkan otot muscukoskeletal sehingga dapat
mengembalikan otot yang tegang tadi menjadi lebih releks dan dapat melancarkan
peredaran darah pada penderita hipertensi (Susyanti & Rahayu, 2022).

Pada saat melakukan terapi ini hipotalamus akan mengeluarkan


Corticotropin Releasing Hormone (CRH) dan Adrenocorticotropic Hormone
(ACTH) (Li et al., 2015). Terapi ini sangat mudah dilakukan dan metode relaksasi
termurah, mudah dilakukan, tidak menimbulkan efek samping sehingga dapat
membuat penderita menjadi tampak tenang dan rileks (Chaudhuri et al., 2020). Hal
ini lah yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi (Bungsu & Kurniati, 2020).

Terapi relaksasi otot progresif dapat menimngkatkan perasaan rileks dan


tenang sehingga dapat menurunkan aktivitas saraf simpatis serta meningkatkan
saraf parasimpatis sehingga terjadi vasodilatasi diameter arteriol (Nagele et al.,
2014). Terapi relaksasi ini bersifat vasolidator yang dapat menimbulkan reaksi yaitu
dapat menurunkan tekanan darah tinggi secara langsung dan memperlebar
pembuluh darah (Suranata & Katuuk, 2022).

Relaksasi otot progresif ini dapat dilakukan dengan cara menegangkan


terlebih dahulu otot kemudian dirilekskan kembali. Gerakan ini terdiri dari 15
gerakan diantaranya otot mulut, otot leher, lengan, otot bahu, otot bisep, otot dada,
otot kaki, otot perut, otot punggung (M. Ikhwan, A. Utomo, 2019) . Gerakan ini
bertujuan untuk menegangkan lalu akanmerilekskan kembali otot sehingga dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita (Gultom & Batubara, 2021).

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan hasil penelitianrelaksasi otot


progresif ini dapat dilakukan secara terus menerus namun bertahap minimal 2 kali
dalam sehari dengan waktu 25 sampai 30 menit (Sharma Bhardwaj et al., 2021).
relaksasi otot progresif ini dapat dilakukan dengan kombinasi terapi farmakologis
dengan terapi non farmakologis agar mendapatkan hasil yang maksimal (Susanto
et al., 2021).

Menurut hasil penelitian (Mustika et al., 2021) menyatakan bahwa ada


pengaruh yang signifikan tekanan darah lansia pada penderita hipertensi sebelum
dan sesudah dilakukan intervensi relaksasi otot progresif sehingga dapat dinyatakan
bahwa terapi ini dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Hasil penelitian (O’Donnell, 2017) menyimpulkan bersadarkan hasil uji
Wilcoxon tekanan sistolik dan diastole diperoleh dengan nilai p sebesar 0,000
dengan setara p<0,05 berarti mempunyai pengaruh terapi relaksasi otot progresif
ini dengan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi (Sulaeman et al.,
2018).
TABEL REVIEW JURNAL

N NAMA LINK PENULIS RESPONDEN PADA KAPAN HASIL PENELITIAN LAMA TINDAKAN
O JURNAL JURNAL ARTIKEL POPULASI PENELITIAN
APA
1. Penerapan (Azizah et Cindi Oktavia Pasien Penelitian ini 2021 Berdasarkan hasil penelitian 1 minggu Intervensi ini dilakukan
Teknik Relaksasi al., 2021) Azizah, Hipertensi menggunakan 2 yang telah dilakukan dengan 12 gerakan
Otot Progresif Uswatun responden yang menyatakan bahwa setelah dimana selalu dilakukan
Terhadap Hasanah, Asri mengalami dilakukan penerapan evaluasi sebelum dan
Tekanan Darah Tri Pakarti tekanan darah relaksasi otot progresif sesudah intevensi
Pasien Hipertensi pasien hipertensi selama 3 hari terjadi tujuannya yaitu untuk
penurunan tekanan dara pada melihat keberhasilan dari
2 orang subjek. Penerapan intervensi yang telah
relaksasi ini sangat efektif dilakukan.
untuk mengontrol tekanan
darah pada lansia yang
menderita hipertensi.
2. Efektivitas (Annisa et Al Sofya Nur Penderita Populasi dalam 2023 Hasil penelitian 1 bulan Pertama-tama yang
Terapi Relaksasi al., 2023) Annisa, Cemy Hipertensi penelitian ini menyimpulkan bersadarkan dilakukan adalah pre test
Otot Progresif Nur Fitria, Sri yaitu 61 orang. hasil uji Wilcoxon tekanan intervensi yaitu
terhadap Handayani Sampel sistolik dan diastole diperoleh mengukur 5 menit
Penurunan penelitian tersidir dengan nilai p sebesar 0,000 sebelum intrensi dan 5
Tekanan Darah dengan setara p<0,05 berarti menit menit sesudah
pada Penderita dari 18 mempunyai pengaruh terapi inttervensi dilakukan 3
Hipertensi responden relaksasi otot progresif ini kali seminggu dengan
dengan menurunkan tekanan durasi 20 menit untuk
darah pada penderita melakukan terapi
hipertensi relaksasi otot progresif.
3. Efektivitas terapi (Ilham et al., M. Ilham, Lansia Jumlah sampel 2019 Menurut hasil penelitian 6 hari Terapi relaksasi otot
relaksasi otot 2019) Armina, hipertensi di pada penelitian menyatakan bahwa ada progeresif ini dapat
progresif dalam Hasyim Kadri PSWT Budi ini yaitu 20 lansia pengaruh yang signifikan dilakukan dimana saja
menurunkan Luhur Jambi tekanan darah lansia pada dan kapan saja, akan
hipertensi pada penderita hipertensi sebelum tetapi kita harus
lansia dan sesudah dilakukan melakukan dokumnetasi
intervensi relaksasi otot menggunakan instrument
progresif sehingga dapat penelitian dengan tujuan
dinyatakan bahwa terapi ini yaitu untuk melihat
dapat menurunkan tekanan keberhasilan dalam
darah pada penderita melakukan intervensi
hipertensi. yang telah dilakukan .
terapi ini dilakukan
dengan
berkesinambungan dan
secara bertahap.
4. Efektivitas (Aminiyah Riza aminiyah, lansia di Jumlah lansia 2022 Berdasarkan hasil penelitian 3 hari Penelitian ini dilakukan
pemberian et al., 2022) iis sadira Wisma Sakura yang digunakan dapat disimpulkan bahwa selama 3 hari secara
Teknik relaksasi ariviana, eka UPT PSTW dalam penelitian hasil uji test dependen bertahap. Dan dilakukan
otot progresif windra dewi, Jember ini yaitun sebelum dan sesudah pada pasien yang
terhadap tekanan nur hasanatil sebanyak 16 dilakukan intervensi adalah mengonsmsi obat anti
darah lansia di fauziah, orang p<0,005 (0,000) dan p<0,005 hipertensi. Sebelum
UPT PSTW mohammad (0,002). Dari data tersebut tindakan dilakukan
Jember arif kurniawan, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan tekanan
latifa aini terdapat pengaruh pemberian darah sebelum dan
susumaningru terapi relaksasi oto progresif sesudah intervensi
m, fahrudin terhadap tekanan darah pada dengan waktu yang sama
kurdi penderita hipertensi. agar bisa melihat
operkembangan
intervensi yang
dilakukan.
5. Efektifitas (Endar Sulis Endar Sulis Penderita Sampel yang 2015 Setelah dilakukan intrevensi Tidak Terapi non farmakologis
relaksasi otot Tyani, Tyani, Wasisto hipertensi di digunakan dalam latihan relaksasi otot dituliskan menjadi pilihan yag tepat
progresif Wasisto Utomo, Yesi Puskesmas penelitian ini progresif esensial diperoleh waktu dalam mengatasi suatu
terhadap tekanan Utomo, Hasneli N Tenayan Raya yaitu 30 orang kelompok eksperimen pelaksanaan penyakit karena tidak
darah pada 2015) Pekan Baru dengan rincian menggunakan nilai p value intervensi mempunyai efek samping
penderita 15 sebagai 0,001. Berdasarkan nilai ini akan tetapi perlu
kelompok maka secara rata-rata sangat pengawasan khusus agar
hipertensi kontrol dan 15 signifikan tekanan darah tidak membahayakan
esensia menjadi sebelum dan sesudah pasien dalam melakukan
kelompok dilakukan intervensi. Jadi intervensi yang telah
eksperimen dapat disimpulkan bahwa ditentukan. Oleh karena
pemberian relaksasi otot itu, hipertensi dapat
progresif sangat efektif dalam diatasi melalui terapi
menurunkan tekanan darah relaksasi otot progresif
pada penderita hipertensi. dalam menurunkan
tekanan darah pada
penderita hipretensi pada
lansia.
6. Penerapan (Raziansyah Raziansyah, Penderita Sampel pada 2022 Menurut hasil penelitian 2 minggu Relaksasi otot progresif
relaksasi otot & Sayuti, Muhammad hipertensi di penelitian ini menyatakan bahwa ada ini dapat dilakukan
progresif pada 2022) Sayuti Puskesmas sebanyak 30 pengaruh yang signifikan dengan cara
pasien hipertensi Martapura 2 orang dengan tekanan darah lansia pada menegangkan terlebih
yang mengalami rincian 15 orang penderita hipertensi sebelum dahulu otot kemudian
kecelakaan di kelompok dan sesudah dilakukan dirilekskan kembali.
Puskesmas kontrol dan 15 intervensi relaksasi otot Gerakan ini terdiri dari 15
Martapura 2 orang kelompok progresif sehingga dapat gerakan diantaranya otot
perlakuan. dinyatakan bahwa terapi ini mulut, otot leher, lengan,
dapat menurunkan tekanan otot bahu, otot bisep, otot
dada, otot kaki, otot perut,
darah pada penderita otot punggung. Gerakan
hipertensi. ini bertujuan untuk
menegangkan lalu
akanmerilekskan kembali
otot sehingga dapat
menurunkan tekanan
darah pada penderita.

7. Efektifitas terapi (Karang, Maria Lansia dengan Sampel dan 2017 Sebelum diberikan interensi
6 bulan Terapi relaksasi otot
relaksasi otot 2018) Theodorin hipertensi di populasi pada lansia dengan tekanan
progersif adalah terapi
progresif Agnes J Puskesmas sebanyak 15 darah tinggi sangat tinggi.
yang menggunakan suatu
terhadap Karang, Kecamatan orang Sehingga intrvensi ini sangat
relaksasi yang dilakukan
penurunan Ahmad Rizal Kebayoran tepat digunakan pada lansia
secara bertahap dan
tekanan darah Baru karena mereka tidak pernah
berkesinambungan
pada lansia melakukan atau melaksakan
dengan salah satu caranya
dengan senam didekat rumah mereka.
yaitu melemaskan dan
hipertensi Oleh karena itu terapi
menegangkan otot
relaksasi otot progresif ini
muscukoskeletal
sangat tepat dalam
sehingga dapat
menurunkan atau
mengembalikan otot yang
merilekskan lansia yang
tegang tadi menjadi lebih
mengalami tekanan darah releks dan dapat
tinggi. melancarkan peredaran
darah pada penderita
hipertensi
8. Impelmentasi (Anggraini Yanti Sampel dan Pasien yang 2023 Berdadsarkan hasil penelitian 6 hari Relaksasi otot progresif
relaksasi otot & Haryanti, Anggraini, populasi berada di rawat dapat disimpulkan salah satu adalah tindakan yang
progresif dalam 2022) Desy Haryanti berjumlah 2 inap tindakan atau terapi non membuat kegiatan dan
menurunkan orang farmakologis yang dapat perhatian otot kita
nyeri kepala dan dilakukan untuk menurunkan menjadi focus sehingga
tekanan darah tekanan darah pada pasien dapat merilekskan pasien
pada pasien hipertensi yaitu dengan seperti pikiran , perilaku,
hipertensi melakukan terapi relaksasi dan pikiran. Didalam
otot progresif. Teknik teknik relaksasi terdapat
relaksasi otot ini sangat zat yang dapat mebuat
efektif dalam penurunan ketegangan, dan tekanan
tekanan darah kembali darah menurun.
kedalam rentang normal.
9. Pengaruh (P et al., Indra Hizkia, Lansia dengan Populasi dan 2020 Berdasarkan hasil penelitian Tidak Terapi relaksasi otot
relaksasi otot 2018) Ance hipertensi di sampel yang menunjukkan hasil sebelum dituliskan progeresif ini dapat
progresif Siallagen, dusun IV digunakan dalam interevnsi sebanyak 57,1% dalam jurnal dilakukan dimana saja
terhadap Mega Tresna Tanjung Anom penelitian ini (16 orang)setelah dilakukan lama penelitian dan kapan saja, akan
penurunan Medan intervensi yaitu 46,4% (13 tetapi kita harus
tekanan darah yaitu sebanyak orang) nilai p=0,000 (p<0,05) melakukan dokumnetasi
pada lansia 28 orang. yang artinya terjadi menggunakan instrument
dengan penurunan terhadap tekanan penelitian dengan tujuan
hipertensi di darah setelah dilakukan yaitu untuk melihat
dusun IV intervensi terapi relaksasi otot keberhasilan dalam
Tanjung Anom progresif. Sehingga terapi ini melakukan intervensi
Medan sangat efektif pada pasien yang telah dilakukan .
dengan hipertensi terapi ini dilakukan
dengan
berkesinambungan dan
secara bertahap.
1 Penurunan (Bahri et al., Kahirul Bahri, Masyarakat Populasi dan 2023 Berdasarkan hasil penelitian Terapi non farmakologis
5 hari
0. tekanan darah 2023) Mukti desa sumur sampel yang yang telah dilakukan bahwa menjadi pilihan yag tepat
dengan teknik Firmasyah, batu bogor RT digunakan dalam latihan relaksasi otot dalam mengatasi suatu
relaksasi otot Surya Lestari, 03 RW penelitian ini progresif di masyarakat penyakit karena tidak
progresif pada Intan Linawati 01Babakan yaitu sebanyak sumur batu terjadi perubahan mempunyai efek samping
pasien hipertensi Rahayu, Siti Madang Bogor 45 orang setelah dilakukan intervensi akan tetapi perlu
didesa sumur Sorayah karena keingintahuan pengawasan khusus agar
batu bogor Febrianti, masyarakat dan semangat tidak membahayakan
Djulia masyarakat dapat membuat pasien dalam melakukan
Manisingsari terapi ini berjalan dengan intervensi yang telah
lancar dan dapat ditentukan. Oleh karena
menghasilkan kriteria hasil itu, hipertensi dapat
yang sesuai dengan harapan diatasi melalui terapi
yaitu dapat menurunkan relaksasi otot progresif
tekanan darah pada penderita dalam menurunkan
hipertensi. tekanan darah pada
penderita hipretensi pada
lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Agussalim, A., Asikin, M., Podding, T., Nasir, M., Abidin, A., Hasan, E., & Rahman, A.
(2022). The Effectiveness of Cultural Deep Breathing against Blood Pressure
Reduction. Addiction Research and Adolescent Behaviour, 5(1), 01–04.
https://doi.org/10.31579/2688-7517/033

Almeida, C. S. de, Miccoli, L. S., Andhini, N. F., Aranha, S., Oliveira, L. C. de, Artigo,
C. E., Em, A. A. R., Em, A. A. R., Bachman, L., Chick, K., Curtis, D., Peirce, B. N.,
Askey, D., Rubin, J., Egnatoff, D. W. J., Uhl Chamot, A., El‐Dinary, P. B., Scott, J.;
Marshall, G., Prensky, M., … Santa, U. F. De. (2016). efectiveness of selected.
Revista Brasileira de Linguística Aplicada, 5(1), 1689–1699.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://hipatia
press.com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www.tandfonlin
e.com/doi/abs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://mckinseyonsociety.com/
downloads/reports/Educati

Aminiyah, R., Ariviana, I. S., Dewi, E. W., Fauziah, N. H., Kurniawan, M. A.,
Susumaningrum, L. A., & Kurdi, F. (2022). Efektivitas Pemberian Teknik Relaksasi
Otot Progresif Terhadap Tekanan Darah pada Lansia di UPT PSTW Jember. Jurnal
Keperawatan Florence Nightingale, 5(2), 43–49.
https://doi.org/10.52774/jkfn.v5i2.106

Anggraini, Y., & Haryanti, D. (2022). Implementasi Relaksasi Otot Progresif Dalam
Menurunkan Nyeri Kepala Dan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. 9, 29–35.

Annisa, A. S. N., Fitria, C. N., & Handayani, S. (2023). Efektivitas Terapi Relaksasi Otot
Progresif terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi.
Community Health Nursing Journal, 1(1), 46–52.
https://cmhn.pubmedia.id/index.php/cmhn/index

Astuti, N. F., Rekawati, E., & Wati, D. N. K. (2019). Decreased blood pressure among
community dwelling older adults following progressive muscle relaxation and music
therapy (RESIK). BMC Nursing, 18(Suppl 1), 1–5. https://doi.org/10.1186/s12912-
019-0357-8
Azizah, C. O., Hasanah, U., Pakarti, A. T., Dharma, A. K., & Metro, W. (2021).
Penerapan Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Implementation of Progressive Muscle Relaxation Techniques To Blood
Pressure of Hypertension Patients. Jurnal Cendikia Muda, 1(4), 502–511.

Bahri, K., Firmansyah, M., Lestari, S., Rahayu, I. L., Febriyanti, S. S., & Manisingsari,
D. (2023). Penurunan Tekanan Darah dengan Teknik Relaksasi Otot Progresif pada
Pasien Hipertensi di Desa Sumur Batu Bogor. Jurnal Kreativitas Pengabdian
Kepada Masyarakat (PKM), 6(1), 52–61. https://doi.org/10.33024/jkpm.v6i1.7999

Basri, M., Rahmatia, S., K, B., & Oktaviani Akbar, N. A. (2022). Relaksasi Otot Progresif
Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada, 11, 455–464. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i2.811

Bungsu, P. P., & Kurniati, D. (2020). The Effect of Progressive Muscle Relaxation and
Qur’an Murottal to Older People Hypertension. Riau International Nursing
Conference 2020, 48–51.

Chaudhuri, A., Manna, M., Mandal, K., & Pattanayak, K. (2020). Is there any Effect of
Progressive Muscle Relaxation Exercise on Anxiety and Depression of the Patient
with Coronary Artery Disease? International Journal of Pharma Research and
Health Sciences, 8(5), 3231–3236. https://doi.org/10.21276/ijprhs.2020.05.03

Damiati, N., & Wulandari, R. (2021). The Effect of Non-Pharmacological Therapy used
in Indonesian Elderly with Hypertension: A Literature Review.
https://doi.org/10.4108/eai.26-10-2020.2311327

Endar Sulis Tyani, Wasisto Utomo, Y. H. N. (2015). EFEKTIFITAS RELAKSASI


OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI ESENSIAL. JOM, 2(34), 129–152.
https://doi.org/10.12816/0027279

Fadlilah, S., Erwanto, R., Sucipto, A., Anita, D. C., & Aminah, S. (2020). Soak feet with
warm water and progressive muscle relaxation therapy on blood pressure in
hypertension elderly. Pakistan Journal of Medical and Health Sciences, 14(3),
1444–1448.

Ghodela, A., Singh, V., Kaushik, N., & Maheshwari, S. (2019). Effectiveness of
progressive muscle relaxation therapy on anxiety and depression: A pre-
experimental study on elderly people of old age homes. Indian Journal of
Psychiatric Nursing, 16(2), 56. https://doi.org/10.4103/iopn.iopn_20_19

Gultom, A. B., & Batubara, A. (2021). The use of progressive muscle relaxation with
classical music in hypertension women. Journal of Nursing Education and Practice,
11(9), 44. https://doi.org/10.5430/jnep.v11n9p44

Ilham, M., Armina, A., & Kadri, H. (2019). Efektivitas Terapi Relaksasi Otot Progresif
Dalam Menurunkan Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi,
8(1), 58. https://doi.org/10.36565/jab.v8i1.103

K.K, A. (2020). Effectiveness of Relaxation Therapy on Psychological Variables Among


Elderly Residing in Homes for the Aged. International Journal of Advanced
Research, 08(04), 57–61. https://doi.org/10.21474/ijar01/10744

Karang, M. T. A. J. (2018). Efektifitas Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia, 7(04), 339–345. https://doi.org/10.33221/jiiki.v7i04.71

Khairani, K., Marlina, Y., Nurhasanah, N., Martina, M., & Yusuf, M. (2024). The Effect
of Stress Management Therapy on Changes in Stress Levels in the Elderly in Aceh
Besar, Indonesia. Path of Science, 10(1), 4001–4006.
https://doi.org/10.22178/pos.100-3

Li, Y., Wang, R., Tang, J., Chen, C., Tan, L., Wu, Z., Yu, F., & Wang, X. (2015).
Progressive muscle relaxation improves anxiety and depression of pulmonary
arterial hypertension patients. Evidence-Based Complementary and Alternative
Medicine, 2015. https://doi.org/10.1155/2015/792895

Listiawati, R., & Aini, F. (2021). Pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi: Systematic Review.
http://repository2.unw.ac.id/1547/%0Ahttp://repository2.unw.ac.id/1547/4/S1_010
117A087_Artikel - Rita Listiawati.pdf

M. Ikhwan, A. Utomo, T. N. (2019). The Comparison Between Progressive Muscle


Relaxation and Slow Deep Breathing Exercise on Blood Pressure in Hypertensive
Patients. Graha Ilmu, 1(2013), 75–86.

Mulyati, L., Hendriana, Y., & Padilah, E. N. (2021). Effectiveness of Progressive Muscle
Relaxation and Meditation Relaxation Treatment of Reduction of Blood Pressure in
Hypertension Patients in the Village of Sindangagung Kuningan District.
Proceedings of the 1st Paris Van Java International Seminar on Health, Economics,
Social Science and Humanities (PVJ-ISHESSH 2020), 535, 647–650.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.210304.146

Mustika, I. W., Sudiantara, K., & Lestari, A. S. (2021). Health education with audiovisual
media and relaxation massage in lowering blood pressure and improved sleep quality
for the elderly. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 9, 118–123.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.6781

Nagele, E., Jeitler, K., Horvath, K., Semlitsch, T., Posch, N., Herrmann, K. H., Grouven,
U., Hermanns, T., Hemkens, L. G., & Siebenhofer, A. (2014). Clinical effectiveness
of stress-reduction techniques in patients with hypertension: Systematic reviewand
meta-analysis. Journal of Hypertension, 32(10), 1936–1944.
https://doi.org/10.1097/HJH.0000000000000298

O’Donnell, R. M. R. (2017). Pilot RCT of Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR)


Versus Progressive Muscle Relaxation (PMR) to Reduce Symptoms of Distress
Among Elderly Dementia Caregivers: Results at One Year Post-Intervention. 210.
http://search.proquest.com/docview/1928578607/abstract/120B755BCAEA4171P
Q/35%0Ahttp://files/3024/O’Donnell - 2017 - Pilot RCT of Mindfulness-Based
Stress Reduction (M.pdf

P, I. H., Siallagan, A., & Hulu, M. T. (2018). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Dusun Iv Tanjung
Anom Medan Tahun 2018. Elisabeth Health Jurnal, 3(2), 26–35.
https://doi.org/10.52317/ehj.v3i2.243
Rahmawati, I., Magfiroh, F. A., Budiono, B., & Sulastywati, S. (2023). Effect of Gamelan
and progressive muscle relaxation on blood pressure in hypertensive patients.
Healthcare in Low-Resource Settings. https://doi.org/10.4081/hls.2023.11814

Rakhman, A., Khodijah, K., Prastiani, D. B., & Widodo, Y. P. (2023). The Effect of
Relaxation and Slow Breathing Technique (RSBT) as A Non-Pharmacological
Intervention on Blood Pressure Level Among Stage 1 Hypertensive Older Adults.
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 7(2), 85–98.
https://doi.org/10.46749/jiko.v7i2.148

Raziansyah, R., & Sayuti, M. (2022). Penerapan Relaksasi Otot Progresif Pada Pasien
Hipertensi Yang Mengalami Kecemasan Di Puskesmas Martapura 2. Jurnal Ilmu
Kesehatan Insan Sehat, 10(2), 93–99. https://doi.org/10.54004/jikis.v10i2.96

Rekha Vishnu Mane, S. (2016). A Study to Assess the Impact of Guided Imagery Therapy
on Blood Pressure among Hypertensive Geriatric Group Residing in Selected Old
Age Home of Pune City. -. International Journal of Health Sciences and Research
(IJHSR), 6(7), 228–236.

Rosdiana, I., & Cahyati, Y. (2019). Effect of Progressive Muscle Relaxation (PMR) on
Blood Pressure among Patients with Hypertension. International Journal of
Advancement in Life Sciences Research, 2(1), 28–35.
https://doi.org/10.31632/ijalsr.2019v02i01.005

Roshan, P., SE, S., & Meenar, N. (2021). Effectiveness of diaphragmatic breathing
exercise and Jacobson’s progressive muscle relaxation on cardio pulmonary
parameters in pre-hypertensive patients. International Journal of Physical
Education, Sports and Health, 8(6), 01–05.
https://doi.org/10.22271/kheljournal.2021.v8.i6a.2269

Sharma Bhardwaj, R., Bhardwaj, R. S., & Koul, P. (2021). Comparative Efficacy of
Progressive muscle relaxation and Breathing exercises in Hypertension: A
systematic review. Researchgate.Net, 8(2), 1–12.
https://www.researchgate.net/profile/Rohini-
Bhardwaj/publication/372497465_Comparative_Efficacy_of_Progressive_muscle_
relaxation_and_Breathing_exercises_in_Hypertension_A_systematic_review/links/
64ba7727c41fb852dd8e8990/Comparative-Efficacy-of-Progressive

Sulaeman, R., Muhasidah, -, Purnamawati, D., Zulkifli, -, Jafar, S. R., & Suiraoka, I. P.
(2018). Progressive muscle relaxation using video aids reduces blood pressure of
hypertension patients. International Journal of Health Sciences, 2(3), 33–42.
https://doi.org/10.29332/ijhs.v2n3.214

Suranata, F. M., & Katuuk, H. M. (2022). Science Midwifery Effect of Progressive


Muscle Relaxation on Blood Pressure and Sexual Quality of Life in Hypertensive
Patients. Science Midwifery, 10(04), 2721–9453.
www.midwifery.iocspublisher.orgjournalhomepage:www.midwifery.iocspublisher.
org

Susanto, T., Purwandari, R., Wuryaningsih, E. W., Watanabe, H., Kazawa, K., &
Moriyama, M. (2021). Effects of progressive muscular relaxation and stretching
exercises combination on blood pressure among farmers in rural areas of Indonesia:
A randomized study. Frontiers of Nursing, 8(4), 365–374.
https://doi.org/10.2478/fon-2021-0036

Susyanti, S., & Rahayu, R. (2022). Analysis of Nursing Care for the Elderly with
Hypertension Using the Practice of Progressive Muscle Relaxation Therapy: A Case
Study. Journal of Health Science and Nursing Studies, 1(1), 44–56.
https://doi.org/10.58516/jhsns.v1i1.27

Van Montfrans, G. A., Karemaker, J. M., Wieling, W., & Dunning, A. J. (1990).
Relaxation therapy and continuous ambulatory blood pressure in mild hypertension:
a controlled study. British Medical Journal, 300(6736), 1368–1372.
https://doi.org/10.1136/bmj.300.6736.1368

Widiyati, S., Wijayati, S., Faikha, S. D., Jauhar, M., Tirto, J., Pedalangan, A., &
Semarang, B. (2021). Combination Of Autogenic And Progressive Muscle
Relaxation To Reduce Blood Pressure Among Elderly With Hypertension In A
Nursing Home. Annals of Tropical Medicine and Public Health, 7(3), 08–13.
http://doi.org/10.36295/AOTMPH.2021.7302
Yu, D. S. F., Lee, D. T. F., & Woo, J. (2007). Effects of relaxation therapy on psychologic
distress and symptom status in older Chinese patients with heart failure. Journal of
Psychosomatic Research, 62(4), 427–437.
https://doi.org/10.1016/j.jpsychores.2006.10.012

Anda mungkin juga menyukai