iii
iv
Harun Yahya, 1956 – saat ini
http://www.evolutiondeceit.com/indonesian/keruntuhan16.php
v
vi
Maulana Jalaludin Muhammad Rumi, 1207-1273M
(Masnawi)
vii
viii
Untuk
Ayahanda dan Ibunda tercinta
Dewi, Iman, dan Irham
yang kusayang
ix
x
Pendahuluan
Harun Yahya seorang penulis dari Turki, sangat meyakini bahwa ide
evolusi adalah ide atheis, sedangkan anti evolusi (penciptaan secara
langsung) adalah ide religius seperti tertuang dalam bukunya
Keruntuhan Teori Evolusi (2001). Keyakinan tersebut berlanjut
seperti dalam terjemahan bukunya yang berjudul Runtuhnya Teori
Evolusi dalam 20 Pertanyaan (2003) terbitan Risalah Gusti. Dalam
buku tersebut, dia bahkan sangat meyakini argumennya bahwa
apabila Tuhan menciptakan makhluk hidup melalui proses evolusi
merupakan argumen yang salah.
xi
akhirnya sebagai manusia. Maka dengan menerima teori evolusi
tersebut, sama halnya dengan menerima bahwa Adam itu
dilahirkan, berarti peran Tuhan sebagai Pencipta tidak ada. Hal
tersebutlah yang membuat Harun Yahya menuding langsung bahwa
teori Evolusi adalah hasil pemikiran atheis.
xii
langsung', karena sebelum Nabi Adam as terdapat Al Basyar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada tiga kelompok dalam dunia Islam
yang menyikapi teori evolusi tersebut: Pertama, mendukung
sepenuhnya. Kedua, menawarkan teori kompromis, dan ketiga,
menolak sepenuhnya. Sayangnya, perdebatan dari ketiga kelompok
tersebut tidak ada yang menjelaskan filosofis tentang penciptaaan
yang lebih universal. Lebih tepatnya, semua kelompok tersebut
telah gagal dalam melepaskan konsep penciptaan Yang Ilahiah dari
konsep penciptaan yang bergaya manusia.
xiii
Pandangan kreasionis ini dapat menimbulkan bahaya, karena Tuhan
jadi terlalu manusiawi. Jika membaca buku Karen Amstrong yang
berjudul Sejarah Tuhan, sebenarnya kalangan atheis itu tidak
menolak sepenuhnya ide tentang sesuatu yang memiliki realitas
tertinggi (Tuhan), tetapi mereka menolak Tuhan yang personal
(manusiawi). Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa mereka
terhambat oleh jawaban-jawaban kalangan religius atas pertanyaan-
pertanyaan modern mereka.
xiv
atau kalangan Kresionis pada umumnya. Hasil pemikiran kalangan
kreasionis sangatlah tidak universal dibandingkan hasil pemikiran
para filosof atau sufisme Islam tersebut diatas. Selanjutnya, penulis
mencoba agar kita mengambil kearifan-kearifan atau hikmah-
hikmah yang terdapat dalam evolusi makhluk hidup tersebut.
xv
teori evolusi tersebut, berikut penemuan-penemuan terbaru
dibidang tersebut. Selain itu diharapkan pembaca memahami
lebih dahulu defenisi-defenisi yang digunakan para ilmuwan
saat ini. Diakhir bab ini, penulis menguraikan pandangan-
pandangan dari kalangan muslimin tentang teori evolusi dari
abad pertengahan hingga dewasa ini.
Kedua, Kerancuan Berfikir Para Kreasionis tentang Penciptaan.
Penyebab utama salah pandang terhadap teori evolusi, karena
salah dalam menafsirkan tentang penciptaan. Oleh karena itu,
pada Bab ini menunjukkan bagaimana para kreasionis telah
salah menafsirkan tentang penciptaan sehingga secara tak
disengaja telah sangat merusak sifat ke-IlahianNya.
Ketiga, Menafsir Ulang Makna Penciptaan. Pada Bab ini
dijelaskan bagaimana menafsirkan penciptaan diluar kerangka
berfikir kreasionis. Penulis mencoba menafsirkan berdasarkan
pandangan sufisme.
Keempat, Evolusi Bertentangan dengan Al Qur‟an? Dengan
mengusung arti penciptaan yang berbeda dengan definisi dari
kreasionis, ternyata Al Qur‟an memberikan definisi yang
berbeda tentang realitas kehidupan ini dibandingkan dengan
defenisi dari kreasionis. Penafsiran realitas kehidupan ini
bersesuaian dengan penafsiran dari kalangan sufisme yang
juga sangat memudahkan dalam memahami teori evolusi.
Kelima, Kerancuan mengartikan evolusi. Pada Bab ini
merupakan uraian kritisi terhadap setiap argumen ilmiah Harun
Yahya dalam menolak evolusi.
Keenam, Siapakah Nabi Adam a.s. itu? Bab ini cukup penting,
karena kebuntuan menerima evolusi juga disebabkan sulitnya
menjelaskan posisi Nabi Adam a.s.. Bab yang terakhir ini
sebagai puncak penjelasan kebenaran evolusi dengan bukti
bahwa Adam itu dilahirkan, dan juga menafsirkan kembali arti
tanah dan makna dari kehadiran Adam. Bab ini menafsirkan
kembali ayat-ayat Al Qur‟an yang digunakan Harun Yahya
dalam menolak teori evolusi, yang ternyata jika dikritisi ayat-
xvi
ayat tersebut juga memiliki argumen evolusi sekaligus juga
menerangkan posisi Adam dalam sejarah kemunculannya.
Ketujuh, Renungan Kembali. Pada bab ini, penulis tidak saja
hanya memberikan kesimpulan untuk memudahkan
pemahaman tulisan ini, tetapi juga masih banyak pemikiran
yang lebih lanjut yang harus direnungkan kembali setelah
tulisan ini diakhiri.
Herdianto Arifien
xvii
xviii
Daftar Isi
PENDAHULUAN.......................................................................................XI
DAFTAR ISI ............................................................................................XIX
TEORI EVOLUSI SEBELUM DARWIN ................................................................ 1
SELEKSI ALAM SEBAGAI DASAR TEORI EVOLUSI DARWIN .................................... 3
GENETIKA SEBAGAI DASAR TEORI EVOLUSI PASCA DARWIN................................. 6
BUKTI-BUKTI DALAM EVOLUSI MAKHLUK HIDUP ............................................ 16
SEJARAH PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP DAN MANUSIA ............................. 25
DAMPAK TEORI EVOLUSI TERHADAP AGAMA DAN PERDEBATANNYA .................... 37
KERANCUAN BERFIKIR PARA KREASIONIS TENTANG PENCIPTAAN ........ 43
INTELLIGENT DESIGN DAN PERMASALAHANNYA .............................................. 43
KEBERMULAAN DAN PENGAKHIRAN ALAM SEMESTA (KOSMOS) ......................... 44
KETERATURAN ALAM DAN DESAIN TINGKAT TINGGI ........................................ 46
ANALOGI PENCIPTAAN ALAM DENGAN PENCIPTAAN ARLOJI .............................. 48
PENCIPTAAN ADALAH PERISTIWA TERPISAH BAGI SETIAP MAKHLUK .................... 49
ARTI PENCIPTAAN DARI TIDAK ADA MENJADI ADA .......................................... 54
ALASAN PENOLAKAN ARGUMEN KREASIONIS ................................................. 55
MENAFSIR ULANG PENCIPTAAN ............................................................ 63
KEMENJADIAN ABADI .............................................................................. 64
KEHANCURAN DAN KIAMAT JUGA BERMAKNA PENCIPTAAN ............................... 69
KEKACAUAN (KE-TAK PASTI-AN) DAN KETERATURAN (KEPASTIAN) ...................... 74
PERISTIWA NATURAL (ALAMIAH) ADALAH PERISTIWA ILAHIYAH .......................... 79
KARAKTERISTIK PENCIPTAAN...................................................................... 85
HIKMAH KEMENJADIAN ABADI ................................................................... 87
EVOLUSI MAKHLUK HIDUP BERTENTANGAN DENGAN AL QURAN? ....... 91
xix
KONTROVERSI PENAFSIRAN AL QUR’AN DALAM MEMAHAMI EVOLUSI MAKHLUK
HIDUP ................................................................................................. 91
TUJUAN DAN MAKNA REALITAS PARADOKSIAL ............................................... 93
DIRI YANG SATU .................................................................................... 96
PEWARISAN ........................................................................................ 104
MEMAHAMI EVOLUSI DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG ................................ 107
MANIFESTASI IMAN DAN KAFIR DALAM EVOLUSI .......................................... 117
HIKMAH EVOLUSI MAKHLUK HIDUP .......................................................... 122
KERANCUAN MENGARTIKAN EVOLUSI ................................................ 125
TIDAK ADA PERUBAHAN FISIK.................................................................. 125
MISSING LINK ..................................................................................... 128
LEDAKAN KAMBRIUM ........................................................................... 132
KODE GENETIK BUKAN BUKTI EVOLUSI ...................................................... 134
MUTASI SELALU MERUGIKAN .................................................................. 135
MUTASI TIDAK BISA MEMUNCULKAN SPESIES BARU ..................................... 136
HUKUM II TERMODINAMIKA ................................................................... 136
TEORI EVOLUSI MENGUSUNG RASISME DAN FASISME.................................... 137
SIAPAKAH ADAM ITU? ......................................................................... 139
KONTROVERSIAL ADAM (MANUSIA PERTAMA) DALAM PENAFSIRAN AL QUR’AN .. 139
PENAFSIRAN MENYELURUH (MAKRO) PENCIPTAAN MANUSIA DALAM AL QUR’AN 153
REKONSTRUKSI PERISTIWA KEMUNCULAN NABI ADAM AS ............................. 158
RENUNGAN KEMBALI .......................................................................... 163
REFERENSI ........................................................................................... 169
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 169
EXTERNAL LINK .................................................................................... 172
xx
Teori Evolusi dan
Perkembangannya
1
berkembang dari satu spesies ke spesies lainnya. Kedua, Jean
Baptise de Lamarck (1744-1829) adalah orang yang menyusun
sebuah teori evolusi yang menjelaskan bagaimana dan mengapa
perubahan terjadi. Ia yakin bahwa setiap makhluk mempunyai
kecenderungan alamiah untuk berkembang maju, serta memiliki
kemampuan meneruskan ciri-ciri berguna yang berkembang selama
perjalanan hidup mereka. Beliau memberikan contoh bahwa
berdasarkan teorinya, jerapah semula adalah binatang berleher
pendek yang memakan daun-daunan dari pohon. Mengingat
semakin jarangnya pohon yang rendah, jerapah mewariskan ke
generasi-generasi berikutnya leher yang makin panjang untuk
menggapai dedaunan yang tinggi.
Istilah „Evolusi‟ ini sendiri berasal dari kata Latin yang berarti
terbukanya sebuah gulungan. Diawal penggunaannya dalam bahasa
Inggris sekitar tahun 1600-an, kata „Evolusi‟ menggambarkan proses
perkembangan suatu organisme dari bentuk awal yang belum
sempurna menuju ke bentuk yang lebih sempurna. Pada tahun
1800-an sampai saat ini, pengertian istilah „Evolusi‟ ini adalah
perubahan adaptif yang berkembang melalui banyak generasi.
Ilmuwan saat ini membagi evolusi dalam 2 kategori: Mikroevolusi,
yaitu perubahan-perubahan yang terjadi hanya menimbulkan
variasi-variasi. Sedangkan Makroevolusi perubahan-perubahan yang
terjadi menimbulkan spesies baru. Para ilmuwan berkeyakinan
bahwa Makroevolusi terjadi karena akumulatif dari mikroevolusi.
2
Seleksi Alam Sebagai Dasar Teori Evolusi Darwin
3
dan tumbuhan telah diciptakan sesuai tempat keadaan mereka
hidup. Darwin berargumen, bila hal tersebut benar, spesies yang
sama harusnya menempati habitat yang sama di seluruh dunia.
Akan tetapi, berdasarkan pengalamannya menunjukkan kepadanya
bahwa disetiap bagian bumi memiliki spesies masing-masing. Dalam
satu spesies, ia melihat perbedaan diantara populasi-populasi
setempat dan melihat bahwa keadaan setempat menentukan
pemilihan ciri-ciri yang memungkinkan salah satu populasi bertahan
hidup lebih baik daripada lainnya. Ia menyatakan bahwa melalui
proses seleksi alam oleh lingkungan inilah evolusi terjadi. Variasi-
variasi selalu muncul disetiap makhluk hidup. Variasi-variasi yang
menguntungkan dipertahankan, sementara yang merugikan
disingkirkan dan akhirnya dimusnahkan. Dengan demikian seleksi
alamiah dapat didefinisikan sebagai proses dalam lingkungan yang
memungkinkan makhluk hidup yang paling sesuai (cocok) dengan
lingkungannya untuk dapat terus menghasilkan banyak keturunan.
4
Dalam mempertahankan teori seleksi alamnya, Darwin mengalami
kesulitan ketika beliau memperhatikan budidaya burung merpati
yang akan dilombakan. Burung merpati tersebut mengalami
modifikasi dari bentuk biakan alamiah melalui campur tangan
manusia sehingga menghasilkan hewan domestikasi yaitu hewan
yang teradaptasi sesuai dengan kebutuhan manusia. Bagaimana
seleksi alam dapat menjelaskan terjadinya pemijahan apabila tidak
ada individu yang mengendalikan?
5
sebagai kekuatan positif yaitu mendorong berkembangnya ciri-ciri
yang berguna dan menciptakan spesies-spesies baru terbukti sulit
diterima. Seleksi alamiah pada waktu itu dianggap sebagai mimpi
buruk tentang kehidupan yang sia-sia dan kematian.
6
Darwin meninggal.
7
Dalam abad 20 ini perkembangan biologi molekuler sudah sangat
pesat yang dapat mengungkap bagaimana gen dapat mewariskan
informasi-informasi dari generasi sebelumnya ke generasi
berikutnya. Informasi-informasi genetik itulah yang membuat
evolusi bekerja. Biologi molekulerlah yang telah berjasa
menghidupkan kembali teori seleksi Darwin. Tetapi, apakah gen itu?
Terbuat dari apakah gen itu? Bagaimana informasi genetik itu
diwariskan?
Didalam setiap sel makhluk hidup, terdapat inti sel yang disebut
Nukleus. Didalam nukleus tersebut terdapat sepasang Genom,
kecuali sel telur dan sel sperma yang hanya memiliki sebelah pasang
Genom. Dalam setiap sel manusia, pada setiap Genomnya terdapat
23 pasang Kromosom. Sedangkan Gen adalah bagian dari
Kromosom yang memiliki instruksi membuat satu protein. Dalam
setiap sel manusia diperkirakan k.l. terdapat 25.000 instruksi yang
disebut gen dimana setiap instruksi tersebut mewakili setiap
perbedaan ciri seperti tersebut diatas. Sedangkan Kromosom itu
sendiri adalah sepasang molekul DNA (Deoxyribonucleic Acid) yang
sangat panjang yang terbuat dari gula dan fosfat. Bentuk molekul
DNA tersebut berupa spiral double helix yang diikat senyawa kimia
yang disebut Basa. Terdapat empat macam basa dalam molekul
DNA tersebut antara lain: adenin, sitosin, guanin dan Timin. Empat
Basa tersebut sering disebut sebagai kode genetik A, C, G, dan T.
Genom itu sendiri adalah bagaikan buku yang pintar, karena dalam
kondisi-kondisi yang tepat genom dapat menyalin dan membaca diri
sendiri. Proses penyalinan ini disebut Replikasi. Kecerdasan dalam
replikasi ini adalah berkat keempat basanya. Sedangkan proses
pembacaannya disebut Translasi. Proses Translasi ini adalah
proses yang rumit. Teks-teks pada gen tersebut kemudian di
Transkip menjadi sebuah salinan melalui proses perpasangan basa
yang sama, yaitu Ribonucleic Acid (RNA). Kemudian RNA bertindak
sebagai cetakan perakitan protein. Hampir segala sesuatu dalam
tubuh, dari rambut hingga hormon, terbuat dari protein atau
gabungan protein dengan bahan organik lainnya. Setiap protein
adalah gen yang telah ditranslasi. Proses penyalinan dan penurunan
8
informasi-informasi tersebut diatas terjadi pada saat pembelahan
sel. Demikianlah proses pewarisan informasi genetik terjadi.
Ketika gen direplikasi pada saat sel membelah diri, kesalahan bisa
saja terjadi. Kadang-kadang ada huruf (basa) yang terlewat atau
salah pilih. Kadang-kadang seluruh kalimat atau seluruh paragraf
terduplikasi, terabaikan, atau terbalik. Peristiwa ini disebut Mutasi.
Istilah mutasi tersebut awalnya digunakan untuk menggambarkan
perubahan acak manapun. Namun, dalam genetika mutakhir, istilah
ini telah memperoleh pendefinisian yang lebih seksama. Mutasi tidak
hanya dihasilkan oleh kerusakan kecil terhadap DNA. Terkadang,
keseluruhan kromosom mungkin hilang atau tergandakan sehingga
menyebabkan perubahan besar terhadap atau tergandakan
sehingga menyebabkan perubahan besar terhadap cara-cara sel-sel
bekerja.
Setiap tiga basa disebut Kodon. Mutasi terjadi pada setiap Kodon.
Secara umum mutasi tidak membahayakan, karena sebagai contoh
mutasi yang terjadi pada spesies manusia secara umum mencapai
seratus kodon dalam tiap generasinya. Padahal dalam genom
manusia terdapat jutaan kodon, sehingga pengaruhnya tidak
banyak. Mutasi-mutasi tersebut menyediakan pasokan tetap variasi-
variasi baru yang nantinya dapat diuji. Oleh karena itu, tanpa
mutasi, adaptasi-adaptasi baru tidak dapat berevolusi. Walapun
demikian, mutasi juga dapat merupakan kesalahan yang berakibat
fatal.
9
ditranskip menjadi RNA tetapi tidak ditranslasi menjadi protein.
Tidak semua reaksi dikatalisis oleh protein. Sebagian kecil
dikatalisis oleh RNA.
Tidak semua protein berasal dari gen tunggal, ada yang
dibentuk dari gabungan beberpabuah gen.
Tidak semua DNA menyatakan gen. Kebanyakan diantaranya
hanya sejumlah urutan acak atau berulang tanpa aturan dan
tidakpernah ditranskip, maka disebut DNA sampah.
10
Dari uraian tersebut diatas, genetika telah banyak membantu
menjelaskan teori seleksi alam Darwin. Dalam pandangan ilmu
genetika, seleksi alam mendapatkan defenisi baru yaitu perubahan
evolutif dari kebugaran organisma. Tolok ukur kebugaran tersebut
adalah kontribusi genetika organisma ke generasi
berikutnya. Hal ini tidaklah serupa dengan jumlah banyaknya
keturunan, kebugaran lebih ditentukan karena sebagian dari
populasi yang mewariskan gen-gen organisma. Jadi, dalam definisi
baru ini, seleksi alam berperan menyokong gen meningkatkan
kapasitas untuk mempertahankan diri (survival) dan melanjutkan
keturunannya (bereproduksi).
11
dan mempertahankan sejumlah bentuk-bentuk khas dalam
spesies yang sama, suatu situasi yang dikenal sebagai
polimorfisme yang terseimbangkan (Balanced Polymorphisme).
Polimorfisme adalah keberadaan dari dua atau lebih wujud
(varian) yang ditentukan secara genetik dalam satu populasi.
Tinjauan evolusi saat ini tidak hanya tinjauan dalam skala individu
tetapi juga dalam skala populasi. Tinjauan tersebut disebabkan
bahwa evolusi akan hanya terjadi pada populasi bukan pada
individu. Peran genetika tidak hanya menjelaskan mekanisme seleksi
yang merupakan bagian dari mekanisme evolusi makhluk hidup.
Dengan kata lain, walaupun mekanisme seleksi tidak terjadi, evolusi
tetap dapat berlanjut dengan mekanisme yang lain, seperti:
12
Gambar 2.
Simulasi
Genetic Drift.
Simulasi pada 20
alel dengan
frekuensi 0,5
pada ukuran
populasi N=10
dan 100. Dalam
gambar terlihat
hanyutan (drift)
alel terjadi lebih
cepat menjadi fix
(frek = 0 atau 1)
pada populasi
yang lebih kecil.
(http://en.wikipedia.org/
wiki/Genetic_drift)
13
Keempat mekanisme evolusi tersebut diatas, seperti: Seleksi Alam,
Mutasi, Genetic Drift dan Genetic Flow, suka atau tidak
mempengaruhi berbagai aspek bentuk dan perilaku makhluk hidup.
Evolusi itu sering disalah mengertikan perubahan yang bergerak
maju menghasilkan kompleksitas yang lebih tinggi. Karena
walaupun spesies kompleks telah banyak dihasilkan oleh evolusi,
masih banyak organisma-organisma dengan bentuk sederhana yang
ditemukan saat ini. Dari pemikiran tersebutlah kita perlu
memperhatikan apa yang telah dihasilkan dari evolusi ini.
14
Pemisahan terjadi disebabkan isolasi geografis yang terjadi
karena perpindahan ataupun terfragmentasi.
Peripatric, terjadi pada populasi yang kecil. Pemilahan
yang terjadi disebabkan spesies terisolasi dengan
lingkungan yang baru yang mempercepat terjadinya efek
pendiri melalui genetic drift dan seleksi yang cepat.
Parapatric, seperti halnya peripatric, terjadi pada populasi
yang kecil dan memasuki populasi baru, terjadi genetic
flow karena isolasi terbuka. Speciation menghasilkan
mekanisme evolusi dengan memberikan kesempatan alel-
alel yang baru diintroduksi, kemudian menurunkan genetic
flow.
Sympatric, pemilahan yang terjadi bukan karena isolasi
geografis. Populasi-populasi menempati lingkungan yang
sama, tetapi beriringan dengan waktu masing-masing
populasi mengurangi perkawinan antar populasi hingga
tidak ada saling mengawini lagi. Isolasi repoduksi ini bila
terpelihara dalam kurun waktu yang lama akan
menghasilkan spesies yang baru yang masih dalam
lingkungan yang sama dengan spesies awal.
Kepunahan (extinction) adalah menghilangnya spesies
secara menyeluruh. Kepunahan terjadi beriringan dengan
sejarah kehidupan. Peran kepunahan dalam evolusi
tergantung tingkat kepunahannya. Tingkat kepunahan
yang terjadi adalah tingkat kompetisi spesies yang
merupakan bagian seleksi alam. Kepunahan massal
mengakibatkan percepatan penurunan keaneka ragaman
makhluk hidup sehingga mempercepat evolusi dan
speciation bagi yang selamat.
15
Gambar 3.
Empat Mekanisme
Speciation
(http://en.wikipedia.org/wiki/ Evolution)
16
Salah satu contoh bukti palaentology ini, ilmuwan menampilkan
bukti perkembangan evolusi kuda dari Hyracotherium hingga Equus
(kuda modern). Hal ini melibatkan sedikitnya 12 jenis dan ratusan
spesies pada rentang waktung k.l. 54 juta tahun. Kecenderungan
utama perkembangan evolusi tersebut dapat diringkas sebagai
berikut:
17
Gambar 4. Evolusi pada Kuda
(http://en.wikipedia.org/wiki/Evidence_of_common_descent)
18
Lingkungan yang berubah cepat mengakibatkan penurunan
cepat jumlah populasi spesies sehingga sedikit yang
terfossilkan.
Banyak fossil hanya memberikan informasi bentuk luar,
tetapi sedikit menjelaskan fungsinya.
Berdasarkan petunjuk keaneka ragaman hayati saat ini,
memperlihatkan bahwa fossil yang berhasil diungkapkan
hanyalah sebagian kecil dari jumlah spesies yang hidup di
masa lalu.
19
Gambar 5. Bukti Evolusi pada Kesamaan Rangka
(http://en.wikipedia.org/wiki/Evidence_of_common_descent)
20
manusia adalah ikan yang berinsang.
21
Bukti lain evolusi berdasarkan perbedaan geografis ini adalah
perpindahan makhluk hidup dari satu benua ke benua yang lain.
Dalam setiap perjalanannya, mengalami juga keterisolasian,
sehingga berevolusi dalam garis perjalanannya. Contoh dalam hal ini
adalah unta yang pada awalnya diperkirakan berasal dari amerika
utara, kemudian berimigrasi kedua arah. Pertama, ke arah benua
asia dan afrika utara melewati selat bearing, kemudian terisolasi
oleh gurun pasir dan menghasilkan unta modern. Kedua, ke arah
amerika selatan yang terisolasi genting tanah panama yang
menghasilkan Llama.
22
5. Bukti Berdasarkan Fisiologi dan BioKimia
23
Keberadaan senyawa vital protein seperti halnya ribosom, DNA
polymerase, dan RNA polymerase pada setiap makhluk hidup mulai
dari makhluk primitif bakteri hingga makhluk kompleks mammalia
adalah sebagai bukti kesamaan universal nenek moyang makhluk
hidup. Hal tersebut diperlihatkan dari bagian inti protein tersebut
diatas menyediakan kesamaan fungsi, walaupun tersebar dalam
semua garis keturunan setiap spesies makhluk hidup. Disisi yang
lain, keberadaan „junk‟ DNA atau gen mati dalam setiap makhluk
hidup juga sebagai bukti rekonstruksi garis keturunan nenek
moyang makhluk hidup.
24
8. Bukti Berdasarkan Speciation
25
kimia
4,5 s.d. 2,5 - Kehidupan awal terbentuk, diturunkan dari senyawa
M.t.y.l. RNA
- Senyawa DNA menggantika RNA sebagai replicator
- Pembentukan membran sebagai awal kemunculan
protocell
3,9 M.t.y.l. - Bumi mengalami bombardir dari meteor
- Samudra mengalami pemanasan
- Kehidupan juga ditransportasikan meteor ke bumi
3,9 s.d. 2,5 Kemunculan pertama sel prokaryote, yaitu sel yang
M.t.y.l. tidak memiliki atau belum sempurna bagian selnya, spt:
inti sel atau mitokondria
3,5 M.t.y.l. - Kehidupan leluhur universal
- Split antara bakteri dan neomura
Archean eon
26
memeungkinkan timbulnya diversifikasi
220 J.t.y.l. - Hutan Gymnosperm mendominasi daratan.
- Herbivora tumbuh besar
era
apakah virus seharusnya muncul sebelum kehidupan itu
sendiri atau memang muncul lebih setelahnya.
130 J.t.y.l. Munculnya tanaman angiosperm (tanaman berbunga)
yang menarik serangga menyebarkan benih.
65.5 J.t.y.l. Kepunah zaman Cretaceous-Tertiary, mengakibatkan
setengah spesies binatang punah.
35 J.t.y.l. Rerumputan berevolusi diantara tanaman angiosperm,
rerumputan mendominasi ekosistem ruang terbuka.
14 R.t.y.l. - Kehadiran manusia telah berdampak besar diatas
bumi dan keragaman kehidupannya.
Cenozoic era
(http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_Evolution)
27
proto ampibi
475 juta tahun yang lalu, kemunculan tanaman darat
400 juta tahun yang lalu, kemunculan serangga dan biji-
bijian
360 juta tahun yang lalu, kemunculan hewan ampibi
300 juta tahun yang lalu, kemunculan hewan reptilia
200 juta tahun yang lalu, kemunculan mamalia
150 juta tahun yang lalu, kemunculan burung
130 juta tahun yang lalu, kemunculan tanaman berbunga
65 juta tahun yang lalu, kepunahan dinosaurus
200 ribu tahun yang lalu, kemunculan manusia yang
tampak seperti saat ini.
28
Gambar 8. Pohon Evolusi Vertebrata
(http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_Human_Evolution)
Secara detail seperti pada tabel 2 dibawah ini adalah catatan waktu
perkembangan evolusi dimulai dari asal usul kehidupan, leluhur
29
manusia hingga spesies manusia. Dalam tabel tersebut terdapat
penjelasan kemungkinan asal usul binatang, spesies, jenis (genus),
yang merupakan nenek moyang manusia. Hal mengacu pada data-
data palentologi, biologi, morfologi, anatomi, dan genetika.
Waktu Peristiwa
4000 Jtyl Awal kehidupan muncul
3900 Jtyl Sel prokaryot (sel yang belum mempunyai atau belum memiliki bagian-
bagian sel)
2500 Jtyl Muncul organisme yang menggunakan oksigen
2100 Jtyl Sel kompleks (eukaryot) muncul
1200 Jtyl Reproduksi seksual mulai berevolusi, mempercepat proses evolusi
900 Jtyl Choanoflagellate, diperkirakan nenek moyang
seluruh dari kerajaan binatang, secara khusus
merupakan nenek moyang Sponge.
540 Jtyl Acorn worm, memiliki kekhususan dan derajat lebih tinggi daripada
30
makhluk lain mirip cacing. Memiliki sistem sirkulasi dengan jantung
yang berfungsi juga sebagai ginjal. Memiliki organ mirip insang untuk
bernafas, seperti pada ikan primitif. Diperkirakan merupakan nenek
moyang penghubung binatang yang bertulang belakang ( vertebrate)
dan yang tidak bertulang belakang ( invertebrate).
530 Jtyl Pikaia, nenek moyang awal binatang kordata (tdk bertulang sejati).
Diyakini merupakan leluhur binatang kordata dan vertebrata. Lancelet,
binatang yang masih hidup saat ini, menyisakan karakteristik binatang
kordata primitif, menyerupai Pikaia.
505 Jtyl Agnatha, hewan pertama
bertulang belakang (vertebrate).
Hewan tak bergigi serupa
dengan ikan saat ini, yaitu
lamprey dan hagfish. Memiliki
sirip yang minim dibandingkan ikan saat ini.
480 Jtyl Placoderm, ikan pertama yang
memiliki rahang. Rahangnya
berevolusi dari insangnya
yang melengkung. Kulit badan
dari kepala hingga leher berlapis keras.
400 Jtyl Coelacanth, ikan yang masih belum punah hingga saat ini. Ikan yang
dianggap memiliki hubungan dengan ikan yang bersirip cuping, tetapi
belum menyesuaikan dengan kehidupan pada air dangkal.
375 Jtyl Tiktaalik, termasuk dalam jenis ikan Sarcopterygian (sirip berkaki)
berasal dari akhir zaman Devon yang memiliki kemampuan mirip
binatang kaki empat.
365 Jtyl Panderichthys, ikan air segar
yang memiliki cuping sirip,
yang akan berkembang
menjadi kaki dan mengangkat
tubuh menjadi binatang
berkaki empat. Panjang sekitar 90-130 cm. Ikan yang hidup pada akhir
periode Devon. Memiliki kepala yang meneyerupai binatang berkaki
empat. Panderichthys memperlihatkan transisi sirip bercuping menjadi
berkaki empat.
Ichtyostega, adalah
binatang awal yang berkaki
empat (tetrapod). Binatang
pertama yang memiliki
31
tangan, kaki, dan tulang jari. Memiliki kaki bukan untuk berjalan, tapi
untuk mengais-ngais melewati lumpur. Tampaknya merupakan
binatang hybrid antara ikan dan ampibi. Ampibi adalah hewan berkaki
empat yang mengembangkan paru-paru.
220 Jtyl Cynodonts, salah satu sub grup dari Therapsid yang lebih menyerupai
mamalia. Rahang Cynodonts membentuk rahang mamalia saat ini.
Sangat mungkin bahwa spesies-spesies yang berada dalam grup ini
menurunkan mamalia saat ini.
220 Jtyl Repenomamus, mamalia yang
paling awal, bertubuh kecil,
memiliki suhu badan yang stabil,
dan memiliki kelenjar susu.
100 Jtyl Munculnya makhluk yang memiliki kesamaan genetika antara tikus dan
32
manusia
65 Jtyl Grup kecil mamalia yang berkehidupan pada malam hari, pemakan
serangga, hidup di belukar disebut Euarchonta. Mulai mengalami
speciation menjadi ordo-ordo: primata, binatang pohon yang meraung,
dan lemur terbang. Termasuk dalam Primathomorpha ini adalah
primata dan proto-primata yaitu
Plesiadapiformes.
25 Jtyl Catarrhini terpecah menjadi dua superfamili, yaitu monyet dunia lama
(Cercopithecoidea) dan kera (Hominoidea).
33
Proconsul adalah genus
awal dari primata
Catarrhini. Memiliki
karakteristik campuran
antara monyet dunia lama
dan kera. Ciri-ciri monyet
tampak dari email gigi yang
tebal, dada sempit, lengan
depan pendek. Ciri-ciri kera
tampak dari tidak ada ekor, siku yang mirip kera, dan memiliki
perbandingan otak dan tubuh yang lebih besar.
Proconsul Africanus, diperkirakan adalah nenekmoyang kera besar,
kera kecil dan manusia.
15 Jtyl Hominidae (kera besar), terpisah dengan nenek moyak kera kecil
(siamang)
13 Jtyl Nenek moyang Homininae, terpisah dari nenek moyang orangutan
Pierolapithecus catalaunicus , dipercaya nenek moyang bersama
manusia dan kera besar atau paling tidak yang paling mendekati dari
penemuan fossil yang ada. Pierolapithecus memiliki adaptasi istimewa
dalam memanjat pohon seperti halnya manusia dan kera besar a.l.:
tulang rusuk dada yang lebar dan rata, kekakuan tulang belakang yang
lebih kecil, pergelangan tangan yang fleksibel, bidang bahu sepanjang
punggung.
10 Jtyl Hominini terpisah dengan nenemoyang gorilla.
7 Jtyl Hominina terpisah dari nenek moyang
simpanse. Nenek moyang bersama
terakhir yang diketahui adalah
Sahelanthropus tchadensis (7 Jtyl).
Nenek moyang manusia awal yang
setelah terpisah dari dari garis
keturunan simpanse Orrorin
tugenensis (Manusia Millenium,
Kenya, 6 Jtyl). Simpanse dan manusia
kedua-duanya memiliki larynx yang
terbentuk selama dua tahun pertama
kehidupannya, tertelak diantara pharynx dan paru-paru. Hal tersebut
mengindikasikan nenek moyangnya keduanya memiliki ciri yang
mengarah ke kemampuan berbicara.
4.4 Jtyl Ardipithecus ramidus ramidus
3.7 Jtyl Beberapa jejak Australopithecus afarensis yang tertinggal di debu
vulkanis di Laetoli, Kenya.
34
Kenyanthropus platyops, diperkirakan
3.5 Jtyl merupakan nenek moyang Homo, terpisah
dari genus Australopithecus.
1.5 Jtyl Dmanisi man / Homo Georgicus (Georgia), otak kecil datang dari Afrika
dengan kesamaan karakteristik dengan Homo erectus dan Homo
habilis. Kemampuan memanfaatkan api diawal nenekmoyang manusia.
Kulit hitam berevolusi secara lengkap 1.2 Jtyl.
700 Rtyl Nenek moyang bersama secara genetik antara Homo Neanderthal dan
Homo Sapiens muncul, walaupun tingkat keakurasiannyan masih
dipertanyakan. Berdasarkan perhitungan saat ini manusia mengandung
35
20.000-25.000 gen dalam DNAnya yang serupa 99% Homo
Neandherthal yang telah punah dan keserupaan dengan simpanse
95%.
355 Rtyl Tiga Homo Heidelbergensis (1,5 m tinggi) telah meninggalkan jejak
pada debu vulkanis yang telah mengeras di Italy. Homo
Heidelbergensis adalah nenek moyang bersama Homo Neandherthal
dan Homo Sapiens. Secara morfologi sangat mirip dengan Homo
erectus tetapi dengan volume tempurung otak lebih besar, kira-kira
93% dari Homo Sapiens. Tinggi rata-rata 1,8 m dan lebih berotot
daripada manusia modern. Muncul diawal zaman Paleolithic
Pertengahan.
195 Rtyl Omo1, Omo2, (Sunagai Omo, Ethiopia) adalah bukti awal fossil archaic
Homo Sapiens, berevolusi dari Homo Heidelbergensis.
160 Rtyl Homo sapiens idaltu muncul di Ethiopia, sungai Awash, desa Herto.
Telah memperaktekkan ritual pemakaman dan berburu Kuda Nil.
150 Rtyl Homo sapiens sapiens pertama berdasarkan ibu pertama (Siti Hawa)
Mitochondrial yang hidup di Afrika timur. Dia
adalah ibu bersama manusia yang hidup saat
ini, yang diketahui berdasarkan garis
keturunan mitochondrial. Hal tersebut
berdasarkan gen pada DNA didalam
mitochondrial (bagian sel yang memproses
energi), bukanlah berasal dari inti sel
(nukleus). Gen dalam mitochondrial selalu
diwariskan melalui garis keturunan ibu.
36
10 Rtyl Awal dari Neolithic/Holocene. Penemuan pertanian pada daerah bulan
sabit Mideterania.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_Human_Evolution)
Sudah tentu teori ini berdampak terhadap agama. Karena teori ini:
Pertama, teori ini memberikan implikasi bahwa setiap makhluk hidup
berasal dari makhluk sebelumnya. Kedua, teori evolusi ini bersifat
acak seperti halnya seleksi alam. Hal ini memiliki dampak yang
cukup besar, karena teori Evolusi telah digiring untuk menggugat
adanya penciptaan. Paling tidak, teori evolusi telah membawa
pemikiran bahwa peran Ilahi sangatlah kecil, lebih ekstrimnya,
bahwa asal usul kehidupan adalah dari alam semesta ini. Hal inilah
yang mendasari atheisme. Karena sifat tersebut, maka sudahlah
tentu teori evolusi mengundang penolakan-penolakan, terutama
bagi kalangan religius. Termasuk dalam hal ini adalah kalangan
muslimin.
37
serial bukunya sebagai anti thesis terhadap teori evolusi tersebut.
Beliau telah bertindak ekstrim, menolak keseluruhan teori evolusi.
Bahwa semua makhluk hidup tercipta masing-masing, tidak berasal
dari satu keturunan. Dalam hal ini Beliau mengajukan teori
Intelligent Design sebagai pembelaannya. Beliau sendiri
menyebut dirinya Kreasionis. Dalam karya-karyanya, beliau cukup
banyak mengusung teori-teori ilmiah. Argumen-argumen penolakan
beliau akan dibahas lanjut pada bab-bab setelah ini.
38
manusia) merupakan peristiwa transformasi. Tetapi, dalam karya
beliau, posisi Nabi Adam a.s. dalam garis waktu perkembangan
hominid tidaklah jelas. Serupa dengan Harun Yahya yang tidak
menjelaskan posisi Nabi Adam a.s., tetapi beliau menganggap Homo
Erectus adalah manusia pertama.
39
Tusi, dan Ibn Khaldun
Al Khazini, abad 12 M. Tulisannya dikomentari oleh John
William Draper, seorang ilmuwan, filosof dan sejarahwan
abad 19 sebagai “Teori Evolusi ala Muhammad”. Beliau
membandingkan tulisan tersebut dengan teori evolusi
Darwin yang lebih modern, berpendapat bahwa apa yang
terbentuk terlebih dahulu “.....telah lebih jauh dari yang
cenderung kita kerjakan, memperluasnya secara lengkap
hingga benda mineral atau inorganik”.
Selain dari kalangan ilmuwan dan filosof, terdapat aliran lain yang
memiliki pemikiran evolusionis. Mereka dari kalangan sufisme yang
ternama. Dalam hal ini ada beberapa tokoh seperti: Jalalludin Rumi,
Syekh Akbar Muhyiddin Ibn Arabi, dan Mulla Sadhra. Pemikiran
inilah yang menjiwai penulisan ini, yang akan dibahas lebih
mendetail pada berikut ini. Harun Yahya tidak mungkin
mengabaikan mereka, karena metodologinya yang sangat berbeda
dengan filsafat. Mereka menggunakan metode tasawuf. Oleh karena
itu, tidak bisa kita mengelompokkan mereka dalam pengaruh filsafat
Yunani.
40
Sebenarnya, hal tersebutlah yang telah disadari oleh kalangan
ilmuwan, filosof, dan sufisme muslim abad pertengahan.
41
42
Kerancuan Berfikir Para
Kreasionis tentang Penciptaan
43
Berdasarkan teori Intelligent Design, keberadaan alam beserta
isinya berdasarkan rancangan tingkat tinggi, ketelitian hingga pada
skala detil atau penuh kesempurnaan. Demikian juga relasi antar
makhluk hidup dan hubungan makhluk hidup dengan lingkungan
sekitarnya, memiliki kesesuaian yang tinggi. Hal tersebut
membuktikan ketidak mungkinan alam semesta dan makhluk-
makhluk yang mengisinya muncul dengan sendirinya, atau muncul
tanpa rancangan, atau juga muncul secara kebetulan atau ketidak
pastian. Permasalahannya, bukankah di alam ini ada kecacatan,
ketak sempurnaan, ketak pastian, kehancuran, dan kepunahan?
44
peristiwa sebelum penciptaan untuk mendukung thesisnya, bahwa
penciptaan dari tidak ada menjadi ada. Jika peristiwa „big bang‟
ternyata bukanlah kebermulaan alam semesta, maka peristiwa
tersebut adalah penciptaan atau penghancuran?. Dan sangat jelas
sekali bahwa defenisi ledakan lebih sangat identik dengan
penghancuran daripada penciptaan.
45
Jadi, aktifitas mencipta tidak mungkin dimulai atau diakhiri, untuk
hal tersebut Ibn Sina bependapat alam atau makrokosmos sama
abadinya dengan Yang Mencipta. Pemikiran filosofis tersebutlah
yang mengantarkan perdebatan Al Ghazali dengan Ibn Sina., dalam
hal ini pendapat Ibn Sina tersebut dikafirkan oleh Al Ghazali. Mudah-
mudahan tulisan ini mampu membantu memberikan kontribusi
analisis pemikiran terhadap perdebatan tersebut.
46
Rushnell yang notabene bukan muslim yang mengatakan
47
yang lain. Ibaratnya Maha Mencipta muncul tanpa perlu Maha
Mengetahui, atau kehancuran merupakan masa istirahat Maha
Pencipta. Hal tersebut sudah tentu akan bertentangan dengan ke-
universal-an Dia sendiri. Karena Dia berubah perilaku sesuai dengan
fungsi waktu.
48
dalam fungsi waktu, yaitu setelah mencipta, kemudian istirahat,
atau memelihara, kemudian menghacurkan. Walaupun Dia mencipta
lagi makhluk lain, secepat apapun akan tetap ada selisih waktu.
….Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Demikianlah Allah,
maka mengapa kamu masih berpaling? (QS 6:95)
49
Selain dari ayat tersebut diatas, yaitu seperti halnya yang terdapat
dalam penafsiran umum umat Islam, bahwa nabi Adam adalah
berasal dari tanah, sudah cukup untuk menunjukkan bahwa kita
berasal dari benda mati. Kemudian, mengapa kita masih harus
mempermasalahkan jika bahwa berdasarkan temuan science
modern, bentuk kehidupan awal adalah juga dari tanah (benda
mati)? Mayoritas muslimin beranggapan bahwa manusia itu makhluk
yang awalnya berasal dari tanah kemudian seterusnya dilahirkan
(keterangan ini tidak ada dalam buku Harun Yahya, tetapi argumen
tersebut adalah argumen mayoritas muslim yang dapat kita anggap
bahwa Harun Yahya akan berpaham sama), tetap saja akan
bertentangan dengan kedua ayat tersebut, karena ayat tersebut
menjelaskan bahwa kata “kamu” tidak hanya ditujukan kepada
Adam tetapi keturunan Adam ataupun kita semua tetap berasal dari
yang mati dan menuju kematian. Apalagi jika kita memperhatikan
saat ayat tersebut turun, maka jelaslah bahwa „kamu‟ pada ayat
tersebut ditujukan pada siapa saja setelah nabi Muhammad SAW
meyampaikan ayat tersebut, dalam hal ini yang jelas bukanlah nabi
Adam a.s.
50
51
Penolakan Harun Yahya terhadap kesamaan unsur antara manusia
dan makhluk lainnya karena alasan bahwa manusia memiliki
kesadaran sedangkan makhluk lain tidak memilikinya, seolah-olah
kita lebih mulia dari makhluk lainnya, merupakan pernyataan yang
sangat keliru. Dalam buku Keajaiban pada Atom, Harun Yahya
menyatakan ketidak mungkinannya benda mati berubah menjadi
makhluk dengan tingkat kesadaran dan kecerdasan tinggi, karena
benda mati tersebut tidak berkesadaran. Padahal, cahaya-
cahayaNya lah yang memberikan kesadaran kepada semua
makhluk. Hal tersebut terbukti dari ayat tersebut dibawah ini yang
menjelaskan bahwa justru manusialah tidak mengetahui cara
makhluk lainnya bertasbih. Mengapa kita hanya berfikir bahwa
manusia saja yang berkesadaran?
52
sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara
manusia yang Telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa
yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang
memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia
kehendaki. (QS 22:18)
53
tersebut rancu, karena beliau seolah-olah menyatakan bahwa kita
(Manusia) yang dilahirkan pada saat (periode) ini bukan hasil
ciptaan Dia, karena beliau seolah-olah membedakan arti kelahiran
dengan penciptaan. Sebaliknya, jika kita bisa menerima bahwa
kelahiran adalah penciptaan, mengapa kita sulit menerima bahwa
nabi Adam juga dilahirkan? Kelahiran adalah manifestasi dari
penciptaan, hal tersebut sesuai dengan ayat tersebut dibawah ini.
Kemudian dari air mani itu kami ciptakan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami ciptakan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami ciptakan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami
ciptakan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS 23:14)
54
sebelumnya, yang tampak berbeda walaupun satu diri dengan kita,
seperti dijelaskan ayat dibawah ini.
Bila dicermati ayat tersebut diatas, maka kata ganti “kamu” pada
ayat tersebut diatas “ada” sebelum dinyatakan “tidak ada” diakhir
kalimat. Ibnu Arabi menafsirkan ayat diatas, kata "tidak ada"
tersebut merupakan sebab segala sesuatu, bukan akibat dari segala
sesuatu, karena hakikat kemanusiaan telah ada sebelum segala
sesuatu ada. Jadi, karena sebelumnya „dia‟ (hakikat kemanusiaan)
ada, hanya saja berubah dari bentuk ke bentuk yang lain hingga
sifat seperti ini (manusia saat ini). Jelaslah, makna ketiadaan
tersebut bukanlah nol mutlak.
55
ide seperti kreasionis inilah salah satunya.
56
Oleh karena itu, pengertian perbedaan perlakuan mencipta ternyata
hanyalah persepsi dari kita sendiri yang memperkenankan bahwa
Realitas Yang Mutlak mengalami perubahan perilaku. Hal tersebut
terjadi karena aktifitas mencipta merupakan bagian dari rumpun
peristiwa pada alam ini.
57
terjadi karena aktifitas makhluk tersebut misalnya perolehan rezeki
(makanan).
Seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelum ini, Harun
Yahya menyajikan seolah-seolah alam ini penuh dengan
kesempurnaan dan keteraturan karena hasil perencanaan tingkat
tinggi. Dia mengabaikan adanya kecacatan, kerusakan, keburukan,
kehancuran yang terdapat pada alam ini. Jika kita menerima konsep
penciptaan tersebut, maka kita akan semakin terjebak dan sulit
membuktikan bahwa Dia Yang Maha Pencipta telah bertindak tidak
universal atau memperlakukan berbeda antar individu atau
kelompok makhluk satu dengan makhluk lainnya.
58
…Maka tidak dijumpai sunnah Allah perubahan dan tidak
dijumpai sunnah Allah penyimpangan (QS. 35:43)
59
bertentangan dengan sifat-sifatNya yang lain. Dalam membahas
penciptaan, Harun Yahya seolah olah mengabaikan sifat-sifatNya
yang lain. Sebagai contoh, seperti dalam salah satu karya Harun
Yahya yang menjelaskan bahwa posisi planet Yupiter yang sangat
tepat sehingga dapat melindungi bumi dari hantaman asteroid.
Bagaimana dengan peristiwa asteroid yang telah menghantam bumi
sekitar 65 juta tahun yang lalu di Meksiko yang diperkirakan telah
memusnahkan dinosaurus? Dalam karyanya yang lain, beliau
menerangkan kehebatan dari warna-warni yang ada di alam ini,
apakah hal tersebut bermakna bagi orang buta? Apakah Dia telah
membeda-bedakan Maha Pelindung dan Maha Pengasih-Nya kepada
tiap ciptaan-Nya?
60
bagian dari suatu peristiwa, hal tersebut karena penciptaan
dipahami sebagai aktivitas yang terputus-putus yang disesuaikan
dengan waktu dan lingkungan tertentu. Padahal mencipta bukan
sekedar aktivitas, jika disandingkan kepada Wujud Mutlak, tetapi
juga seharusnya sebagai karakter atau sifat yang sering kita sebut
Alkhaliq. Oleh karena itu, sangat mustahil jika direkatkan dalam
fungsi waktu dan Dia tidak ada kepentingan atau sesuatu yang
mempengaruhi untuk merubah karakterNya.
61
masalah penciptaan (karena Harun Yahya yakin kloning adalah
bagian penciptaan Tuhan), tetapi ide dan desain untuk melakukan
kloning itu sendiri.
Kerancuan ini terjadi karena cara berfikir kita yang ala kreasionis,
yang menimbulkan akan kesulitan peran atau hubungan ke-Ilahi-an
dengan manusia atau alam semesta. Selanjutnya, bagaimana
mengantisipasi hal tersebut, akan dibahas dalam bab berikut ini.
62
Menafsir Ulang Penciptaan
63
konsep ke-Mahapencipta-an Dia adalah ex-nihilo, karena sebelum
mencipta atau sesudah kiamat tidak ada sesuatupun dicipta,
sehingga apalah artinya gelar Maha Pencipta?
Kemenjadian Abadi
Kemudian Kami ciptakan air mani (menjadi) segumpal darah,
lalu Kami ciptakan segumpal darah (menjadi) segumpal daging,
lalu Kami ciptakan segumpal daging (menjadi) tulang, lalu
tulang itu Kami bungkus (dengan) daging, kemudian Kami
tumbuhkan makhluk lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta
yang paling baik (QS 23:14)
Allah, yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian
menjadikanmu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat,
kemudian Dia menjadikanmu sesudah kuat itu lemah dan
beruban. Dia mencipta apa yang dikehendakiNya dan Dia Yang
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS 30:54)
64
Ayat tersebut diatas menjelaskan bahwa setiap tahap kejadian
individu manusia adalah aktifitas mencipta (kholaqo). Bahkan
setelah dilahirkan tidak terlepas dari aktifitas mencipta. Hal tersebut
membawa makna bahwa setiap substansi yang dicipta diubah
secara terus menerus oleh Allah. Jika kita melihat ke skala yang
lebih mikro yaitu organ tubuh, sel, gen, senyawa kimia, atom, dan
sub atom, maka dalam tubuh kita telah terjadi perubahan terus
menerus tanpa kita sadari.
65
aktivitas mencipta oleh Dia, adalah aktifitas yang tak pernah
berhenti untuk setiap individu dan seluruh individu makhluk. Arti
kata mencipta (kholaqo) dalam ayat tersebut, bagi filsuf Mulla
Shadra (1571-1640M) berarti juga proses atau menjadi. Maka
aktifitas memelihara atau seluruh proses alam ini (peristiwa natural)
adalah sama dengan aktifitas mencipta. Maka, karena Dia itu abadi
(Al-Hayyu) begitu pula aktifitas menciptaNya, dan semua
makhlukNya mengalami kemenjadian abadi.
.…
Tidaklah menciptakan dan membangkitkan kalian melainkan
seperti diri yang satu…. (QS 31:28)
66
Oleh karena itu, seiring dengan penciptaan yang setiap saat maka
kebangkitan adalah peristiwa sama yang terjadi setiap saat dan
berkontinyuitas. Serupa dengan ayat QS 23:14 yang bercerita
tentang penciptaan setiap saat, maka kebangkitan setiap saat
seperti pada ayat dibawah ini.
67
Dalam menafsirkan ayat tersebut diatas, dengan mengkombinasikan
penafsiran Ibn Arabi terhadap ayat QS 19:9 seperti yang telah
dibahas sebelum ini, maka ayat tersebut diatas (QS 22: 5-6)
menjelaskan bahwa kata-kata „kamu‟ dari kalimat seperti
“menjadikanmu dari tanah” dan “Kami keluarkan kamu sebagai
bayi”, membawa arti bahwa obyek „kamu‟ telah mengalami
beberapa kali kejadian, seperti : tanah, air mani, segumpal darah,
segumpal daging, bayi, dewasa, pikun (QS 30:54), dan kematian
(QS 2:28). Ibn Arabi dalam hal ini mengartikan „kamu‟ adalah
hakikat kemanusiaan.
68
Jadi, seperti buncis tersebut diatas, kita sebenarnya tidak menyadari
bahwa kita telah selalu diubah, diciptakan dan dibangkitkan setiap
saat. Dengan analogi yang sama , maka alam semesta pun
mengalami penciptaan secara kontinyuitas sepanjang masa. Oleh
alasan tersebutlah, maka kematian, kehancuran, atau kiamat,
bermakna sama dengan penciptaan. Hanya karena mata dan akal
kitalah yang tertipu, membedakan hal tersebut.
69
Tabel 3. Peristiwa Kehancuran di Bumi
…bahwa apabila kamu telah sehancur-hancurnya,
sesungguhnya kamu dalam ciptaan yang baru. (QS 34:7)
70
Seperti halnya yang tertuang dalam tabel diatas dan grafik tersebut
dibawah ini, maka ada enam peristiwa kehancuran besar. Dan
peristiwa keenam kehancuran tersebut dapat dijelaskan seperti pada
ayat dalam Al Qur‟an sebagai berikut:
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
diantara keduanya dalam enam masa… (QS 32:4)
800
6
600
400
200
3 4
206 Juta Tahun yang lalu
443 Juta Tahun yang lalu 354 Juta Tahun yang lalu
248 Juta Tahun yang lalu
550 500
500 450 400
400 350 300
300 250 200
200 150 100
100 50 0 -50
Jutaan Tahun yang Lalu
Sumber : Peter Ackyord - The Beginning, Voyages Through Time @ 2003 Dorling Kindersley
71
kunci kehancuran tersebut adalah seperti dibawah ini:
72
hutan akibat penebangan yang luasannya menciut kira-kira 1
% per tahun sehingga mempersempit luas wilayah kehidupan
liarnya. Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (QS
81:5).
73
Gambar 10. Sejarah
Perubahan
Geomagnetik Bumi
(a) Perubahan Geomagnetik
bumi telah beberapakali
mengalami perubahan.
Periode tertentu, Kutub utara
pernah berada diselatan
(warna biru). (b) Sesuai
prinsip arah medan magnet
dengan menggunakan prinsip
tangan kanan, maka bila arus
magnet dari bawah keatas
(c) maka medan magnet berarah
berlawan jarum jam. (c) Bila
(b) arus magnet dari atas
kebawah maka medan
magnet berarah searah jarum
jam.
(sumber : Encyclopedia
Americana)
(a)
Jika kita masih berfikir bahwa kehancuran adalah hal yang terpisah
dengan penciptaan, maka apa arti dari kepunahan pada zaman
Permian (248 juta tahun yang lalu) yang hingga memunahkan 90%
makhluk hidup? Apa arti kepunahan dinosaurus? Jika dikaitkan
dengan masalah ke-Tuhan-an, apakah Tuhan sudah bosan atau
marah sehingga perlu menggantikan dengan makhluk lain? Jika
demikian halnya, bisakah pada saat itu Dia disebut Maha
Penyayang (ArRahman) atau Maha Pencipta (AlKhaliq)?
74
struktur makhluk hidup penuh keteraturan dan ketepatan ukuran
yang sangat kompleks dan pasti cepat, maka semua makhluk hidup
adalah hasil perancang hebat. Argumen beliau tersebut
bersandarkan pada ayat:
Ayat tersebut diatas, jelas tidak perlu diperdebatkan. Tetapi bila kita
melihat alam ini hanya berdasarkan keteraturan dan keakuratan
tinggi, maka akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan susulan.
Pertanyaannya adalah jika semua sudah direncanakan dengan baik
dan benar serta tercipta secara langsung, maka :
75
pastian Hessenberg, posisi elektron yang mengelilingi inti atom
bukanlah posisi pasti, tetapi merupakan probabilitas, sesuai
dengan kondisi pengamat. Lantas, mengapa alam ini yang
terukur pasti berunsurkan ketidak pastian?
76
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan pasangannya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu. (QS 4:1)
77
….dan yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna…
(QS 22:5)
Bagi orang bijak langit adalah laki-laki dan bumi adalah seperti
perempuan
Langit berputar seperti suami mencari nafkah dan bumi
menerima apa yang diturunkan dari langit
Apabila bumi kedinginan maka langit memberina kehangatann
Apabila bumi kekeringan maka langit mengirimnya hujan atau
embun
Sedangkan bumi melahirkan dan memelihara apa yang
dilahirkannya itu
Andaikan mereka tidak memiliki kecerdasan
Betapa mereka bertingkah laku sebagai makhluk cerdas
Andaikan mereka tidak mengenyam kebahagiaan satu sama lain
78
Bagaimana mereka berjalan dan melangkah seperti sepasang
kekasih…
(Jalalludin Rumi)
Proses atau “menjadi” tersebut berlaku setiap saat dan untuk setiap
individu makhluk (benda mati atau hidup). Tidak ada yang luput dari
penciptaanNya. Setiap saat perlakuan penciptaan sama terhadap
semua tiap individu makhluk. Maha Mencipta tersebut merupakan
aktifitas yang bertindak bersamaan dengan sifat-sifat Dia yang lain,
bagaikan cahaya yang menyinari seluruh kosmos ini ke segala
penjuru, tanpa bermulai dan tanpa henti.
Sebagai contoh untuk itu adalah peristiwa mutasi makhluk hidup itu
sendiri. Mutasi yang dialami oleh spesies manusia secara kumulatif
mencapai seratus per generasi (Matt Ridley: Genom, kisah spesies
manusia dalam 23 bab).
79
Tidak ada sesuatupun di alam ini yang stabil. RNA yang merupakan
salah satu unsur dari gen makhluk hidup hanya dapat bertahan
dalam beberapa jam untuk tergantikan terus menerus. Setiap lima
juta sel darah merah kita tergantikan setiap detik. Senyawa kimia
dalam tubuh kita juga demikian, tergantikan terus menerus dari apa
yang kita makan, hirup, dan reaksi kimia disekeliling kita, kemudian
dibuang oleh tubuh melalui tinja dan urin.
Coba kita tinjau sekali lagi pernyataan Harun Yahya, bahwa bukti
penciptaan alam semesta adalah ditemukannya peristiwa dentuman
besar yang sering disebut Big Bang dan peristiwa tersebut
80
merupakan awal dari awal semesta. Apakah benar peristiwa Big
Bang suatu peristiwa awal semesta? Jika awal tersebut merupakan
awal alam semesta yang kita tempati ini, itu adalah benar. Tetapi
bila Big Bang dianggap sebagai awal penciptaan, maka itulah
kekeliruannya. Jika demikian halnya, maka kerancuannya adalah
apakah dengan terjadinya Big Bang Tuhan telah mengawali ke
Maha Pencipta-an? Apakah Dia sebelum Big Bang adalah
pengangguran?
81
air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman? (QS 21: 30)
Oleh karena itu juga kita perlu merevisi penafsiran Maha Mencipta
karena setiap kita bergerak atau setiap pohon tumbuh atau setiap
angin bertiup atau setiap kematian atau kehancuran adalah aktifitas
menciptaNya. Semua setiap pergerakan alamiah materi selalu
melalui penciptaanNya. Oleh karena itu makna “kun faya kun”
adalah perubahan setiap saat alam ini, bukanlah hanya peristiwa
diawal kejadian. Perlakuan kepada tiap individu setiap saat juga
sama dan juga untuk semua sifat-sifatNya. Sehingga peristiwa
natural hendaknya dipahami sebagai peristiwa ilahiyyah.
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah(bumi) dengan
sebaik-baiknya. Kemudian Dia mengembalikanmu ke
dalamnya dan mengeluarkanmu dengan sebenar-benarnya (QS
71:17-18)
82
83
Jika disimak ayat QS 2:117, 3:47, dan 40:68, maka terdapat kata-
kata “mengatakan kepadanya” (yaqulu lahu) akan memiliki dua
penafsiran. Pertama, kata-kata tersebut bermakna bahwa sebelum
terjadi penciptaan, bahwa telah ada sesuatu (obyek) yang akan
diciptakan (QS 9:19 dan 23:14), maka arti penciptaan adalah
mengubah dari sesuatu menjadi sesuatu. Kedua, jika diawal
penciptaan tidak tidak ada eksistensi selain Dia, maka arti yaqulu
lahu adalah Dia berkendak atas DiriNya sendiri atau Dia mencipta
DiriNya sendiri. Dalam hal tersebut arti dari mencipta adalah
eksplorasi DiriNya sendiri. Berarti penafsiran kedua ini membawa
kita ke kesadaran mistisme, yaitu kesatuan realitas subyek dan
obyek. Hal tersebut seperti ungkapan Ibn Arabi dalam Fushush Al
Hikam seperti dibawah ini:
84
yang keluar dari Dia, seperti yang ditegaskan dalam ayat “Dia tidak
beranak dan tidak dapat diperanakkan” (QS 105:3). Seperti halnya
yang Rumi ungkapkan dalam Masnawi-nya bahwa kehidupan kita
hanyalah perpindahan dari rahim satu ke rahim lainnya, karena kita
tak pernah lepas kasih sayangNya, atau artinya kita semua
sebenarnya adalah bagaikan bayi yang tak pernah dilahirkan.
Karakteristik Penciptaan
Suatu hal yang mustahil apabila kita mengkonsepkan apa yang Dia
lakukan, sekali lagi sungguh Maha Suci Dia dari segala yang kita
tafsirkan. Walaupun demikian, Dia melalui kitab suciNya dan tanda-
tanda kekuasaanNya di alam ini, kita dapat melihat dan membaca
karakteristik-karakteristikNya dalam mencipta. Dari uraian tersebut
diatas, maka dapat diringkaskan beberapa karakteristik yang
berkaitan dengan aktifitas mencipta
85
Karena tidak ada eksistensi yang keluar dari Dia (QS 105:3),
maka mencipta berarti juga eksplorasi terhadap DiriNya sendiri.
Oleh karena itu tidak ada ketergantungan eksternal. Semuanya
kembali kepada Dia dan semua didalam Dia, maka seluruhnya
yang berubah ada dalam Dia yang tak berubah.
Ke-tak pasti-an, kebetulan, kecacatan, kehancuran, kematian
adalah juga manifestasi dari penciptaan. Oleh karena itu, tidak
ada alasan bagi kaum atheis menyatakan bahwa peristiwa
alamiah adalah tanpa melalui penciptaan. Begitu juga
sebaliknya, tak ada alasan bagi Harun Yahya untuk
mengabaikan realitas ke-tak pasti-an, kebetulan, kecacatan,
kehancuran, kematian hanya untuk dalil keberadaan
penciptaan.
Dari kesimpulan tersebut diatas, maka semua yang ada dialam ini,
termasuk juga domba cloning Dolly, barang-barang buatan manusia,
ataupun makhluk “Terminator” bila ada, dapat diklaim sebagai
ciptaan Allah. Hal tersebut bukan hanya karena bahannya saja yang
buatan Allah (seperti klaim Harun Yahya), tetapi juga seluruh
aktifitas manusia dalam hal mendesain, membiayai, melaksanakan,
dan merawat secara satu kesatuan adalah bagian dari aktifitas Dia
juga.
…Sebagaimana kami Telah memulai panciptaan pertama
begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang
86
pasti kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan
melaksanakannya.
(QS 21:104)
(Jalaludin Rumi; dikutip dari Filsafat Hikmah: Pengantar Pemikiran Shadra, Murtadha
Muthahhari, 2002)
87
“Percayalah bahwa aku adalah nabi, dan aku tidak pernah
melihat alam raya berhenti secara total, walaupun hanya
sebentar. Alam senantiasa melahirkan ciptaan, dan ia adalah
dunia sekaligus akhirat. Ajal ciptaan ialah berakhirnya masa, dan
bukan berakhirnya penciptaan karena terus membaru bersama
dengan (tarikan) napas.”
Aku bertanya lagi kepadanya,“Lalu bagaimana dengan
kemunculan kiamat?” Idris menjawab,”Dekat, Telah dekat
kepada manusia Hari Menghisab segala amalan mereka,
sedang mereka dalam kelalaian lagi bepaling
(daripadanya) [QS Al Anbiya (21):1].”
Aku bertanya kembali, “Apakah sebelum dunia ini ada tempat
lain?”
Idris menjawab, “Alam wujud sejatinya menyatu padu. Alam ini
tiada dunia dan tiada pula akhirat, kecuali karena (pandangan)
kamu. Akhirat tidak terbedakan dari dunia kecuali karena kamu.
Keadaan alam benda adalah sosok-sosok yang fana, kelahiran
dan kemunculan, kedatangan dan kepergian, akan dan sedang.”
(Ibnu Arabi; dikutip dari Filsafat Hikmah: Pengantar Pemikiran Shadra, Murtadha
Muthahhari, 2002)
88
Hikmah lainnya tentang penciptaan ini, yang berlangsung terus
menerus tanpa jeda, adalah bahwa kita semua sebenarnya dikutak-
katik setiap saat tanpa disadari, hal tersebut berarti kita tidak
memiliki kuasa terhadap terhadap diri kita sendiri. Allah sudah tentu
mengetahui setiap mili gerak kita semua
89
itu kita semua diperintahkan untuk beraktifitas tanpa henti.
90
Evolusi Makhluk Hidup
bertentangan dengan Al Quran?
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang
Bathin, Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS 57:3)
91
Memiliki aspek lahiriyah dan batiniyah sekaligus, berarti penafsiran
AlQur'an harus bebas dari dimensi ruang. Demikian juga bahwa arti
AlQur'an adalah sebuah awal sekaligus sebuah akhir, maka
penafsirannya harus terbebas dari dimensi waktu.
92
seperti halnya karakteristik penciptaan yang telah dibahas pada bab
terdahulu, atau seperti halnya kita mengartikan ke-Maha Pencipta-
an dengan kemenjadian abadi. Hal tersebut disadari sepenuhnya
karena kemampuan membebaskan ke-Maha Pencipta-an dari
dimensi ruang-waktu dan menyatukan seluruh sifat-sifatNya. Arti
lebih mudahnya, kita tidak menafsirkan bahwa kita (manusia)
dengan makhluk lainnya bukanlah penciptaan yang terpisah.
Dalam bab terdahulu juga telah dibahas bahwa dalam alam ini
terdapat realitas paradoksial, sebagai reaksi atau manifestasi dari
ke-Esa-anNya (QS 57:3), bahkan penciptaan akan terus
memunculkan paradoksial-paradoksial tersebut, seperti yang telah
dibahas pada bab sebelum ini, yaitu pada ayat-ayat QS 36 : 36, QS
4 : 1, dan QS 91 : 1-10, bahkan Jalalludin Rumi telah menjelaskan
tentang “perkawinan paradoksial” tersebut terjadi. Apa tujuan
munculnya kedua kutub atau paradoksial itu semua?
Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti
bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang
ingin bersyukur. (QS 25 : 62)
93
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS 67:2)
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes
mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya, karena
itu kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS 76:2)
94
Jadi, penciptaan secara langsung sulit diterima, karena tidak ada
mekanisme uji. Setiap makhluk akan menghadapi makhluk yang lain
(uji antar makhluk hidup) atau perubahan lingkungan drastis (uji
makhluk hidup dan benda mati) untuk saling diuji, yang bentuknya
berupa seleksi alam, mutasi, dan keterisolasian geografis sehingga
setiap zat atau makhluk berusaha tetap eksis. Dalam skala genetika,
mekanisme saling uji atau seleksi melalui proses hanyutan gen
(gene drift) dan perpindahan gen (gene flow). Dalam hal ini Gen
berusaha untuk tetap eksis melalui pewarisan. Jumlah kumulatif
seleksi alam, mutasi, keterisolasian geografis, hanyutan dan
perpindahn gen tersebut mengakibatkan evolusi. Hasil ujian ini
adalah agar setiap makhluk menjadi lebih baik.
95
untuk apa? Sunnah Allah berubah-ubah? Kemampuan untuk
beraktifitas, atau kekuatan otot dan otak manusia tidaklah mungkin
diperoleh sekonyong-konyong. Perlu berjuta-juta tahun untuk
menjadi seperti kondisi saat ini. Disinilah letak ke-Maha Sabar-an
dan ke-Maha Pencipta-an berpadu.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab terdahulu dan sub bab
sebelum ini, bahwa realitas paradoksial itu bukanlah yang terdiri dari
dua atau beberapa realitas, tetapi adalah diri yang satu, hal tersebut
sesuai dengan sifatNya seperti pada ayat QS 57:3. Yang Akhir bukan
diri yang terpisah dengan Yang Awal, begitu juga Yang Zhahir
bukanlah diri yang terpisah dengan Yang Bathin. Bentuk contoh
yang lain adalah sinar matahari yang apabila terkena kaca prisma,
maka akan membiaskan beragam warna me-ji-ku-hi-bi-ni-u.
Mempertegas bahwa realitas yang beragam terdapat pada diri yang
satu, maka kita membahas kembali ayat QS 23:12-14 dibawah ini.
96
Dalam bab terdahulu ayat tersebut diatas telah menjelaskan arti
penciptaan adalah kebangkitan, apabila dikaitkan dengan ayat QS
22:5-6. Tetapi dalam sub bab ini, akan ditekankan mengenai makna
kesatuan Diri pada ayat terserbut diatas. Pertama, dalam cara
berfikir normal kita, ayat tersebut menjelaskan proses kelahiran satu
individu manusia. Setelah pertemuan sel sperma dan sel telur
menjadi satu sel (nutfah) kemudian lahir kemudian dewasa yang
memiliki k.l. 75 trilliun sel, logika manakah yang menyebutkan
“satu” adalah sama dengan “75 triliun”? Padahal realitas kita saat ini
menyebutkan bahwa kita adalah diri yang satu dengan yang apa
yang dilahirkan oleh ibu kita sendiri. Padahal, ayat tersebut diatas
telah menegaskan bahwa kita yang dilahirkan adalah makhluk yang
lain (khalqan akhor) dari yang mengalami proses dalam rahim.
97
dan penciptaan binatang dengan manusia?
Bila kita memperluas skala ruang penafsiran ayat ini, maka kejadian
manusia baik secara individu, dalam sejarah umat dan dalam rantai
evolusi makhluk hidup adalah kejadian yang beresensi sama.
Perbandingan setiap tahap kejadian manusia tersebut seperti pada
tabel dibawah ini.
98
terbentuk, ikanan adalah
termasuk jenis makhluk pertama
kelamin yang
berreproduksi
secara seksual.
8 Saat-saat Muncul sekitar
Keluar dari laut,
kelahiran, keluar 350 juta t.y.l
Makhluk amphibi
dari rahim (Zaman Devon)
Serupa dengan bayi
9 Berjalan dengan 4
hingga remaja yang
Bayi, merangkak kaki. Muncul
merupakan proses Reptilia darat
berjalan dengan sekitar 260 juta
pembelajaran tiap (dinosaurus)
4 kaki t.y.l. (Zaman
individu manusia,
Karbon)
maka dalam sejarah
10 Anak-anak, Mamalia yang
umat manusia
memiliki beradaptasi Muncul sekitar
adalah periode
kemampuan tinggi dengan 200 juta t.y.l
kemunculan nabi-
adaptasi tinggi lingkungan (Zaman Trias,
nabi yang
dgn lingkungan, karena bulu, awal masa
merupakan tahap
muncul primata dgn ciri Mesozoikum)
pembelajaran umat
kecerdasan kecerdasan awal
manusia dari Allah
11 (QS 6:48 & 72:28) Makhluk pra-
manusia Muncul sekitar 2,5
Remaja
(australopithecus, juta t.y.l.
homo erectus )
12 Periode setelah
Akil balig, Muhammad (QS
Manusia saat ini Muncul sekitar
Dewasa, 33:40), tak ada
(homo sapiens ) 200 ribu t.y.l.
Kemandirian ketergantungan
pada nabi lagi
99
serupa saat kemunculan hominid-hominid pra manusia (spt:
Australopithecus dan Homo Erectus) yang telah mampu berdiri
dengan dua kaki.
100
laut (rahim) yang telah mempunyai mata, tetapi sangat berbeda
dengan tikus yang memiliki kekampuan melihat setelah k.l 15 hari
setelah dilahirkan. Hal tersebut diatas membuktikan bahwa sunnah
Allah tidak berubah (QS 33:62) dan arti “…begitulah Kami akan
mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati. (QS
21:104)” menjadi terbukti.
Jika kita memperluas lagi penafsiran kita, seperti yang telah dibahas
pada bab yang terdahulu, maka esensi ayat tersebut diatas telah
menjelaskan bahwa „segala sesuatu dahulunya adalah satu‟.
Bukankah kita semua ini dari Yang Maha Esa? Semua unsur di alam
ini adalah satu yaitu cahaya atau gelombang. Kita sendiripun
masing-masing berasal dari satu sel yang kemudian menjadi
triliunan sel yang kemudian membentuk bermacam-macam organ.
Jenis kelamin pun dahulunya dari yang satu (QS 4:1). Sesuai ayat
QS 10:19, bahwa kita dahulu adalah kaum yang satu. Jelaslah,
101
semua fenomena „segala sesuatu adalah satu‟ pada alam ini adalah
manifestasi Dia Yang Maha Esa.
102
Gambar 11b. Differensiasi sel manusia
(Sumber : en.wikipedia.org/wiki/cell_diffrentiation)
103
Dan dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia
jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan
adalah Tuhanmu Maha Kuasa. (QS 25:54)
Ayat tersebut terbukti ilmiah, karena 70% tubuh kita adalah air. Dan
karena alasan kesamaan esensi manusia dengan binatanglah, maka
Allah seringkali menegur kita bagaikan binatang, apabila kita tidak
mampu mendengar pesan-pesanNya. Hal tersebut yang membawa
kesadaran kita bahwa kita sesungguhnya memiliki jiwa-jiwa ke-
binatang-an
Pewarisan
104
evolusi adalah karena peristiwa kemunculan nabi Adam as. Dalam
sub bab ini kita tunda dulu pembahasan peristiwa kemunculan nabi
Adam as tersebut, tetapi lebih menekankan hubungan “tanah”
dengan “makhluk yang lain” seperti pada ayat QS 23:12-24 yang
telah dibahas pada bab terdahulu dan sub bab sebelum ini.
Hubungan tersebut lebih nyata pada QS 32:7-8 seperti dibawah ini
105
kejadian pada ayat-ayat tersebut diatas, maka keberadaan „tanah‟
tidak bisa dipisahkan rangkaian kejadian manusia selanjutnya,
karena tanah adalah asal usul saripati yang menjadi air mani atau
sel telur dan seterusnya. Sedangkan itu, seusai dengan QS 32: 7-8
diatas, yang menjelaskan bahwa “tanah” adalah permulaan
penciptaan, maka dengan demikian tanah bisa juga diartikan
manusia dewasa yang dapat memproduksi air mani (laki-laki) atau
sel telur (wanita), karena realitas yang ada menunjukkan bahwa air
mani atau sel telur dihasilkan oleh manusia dewasa.
Ayat ini juga membawa pesan moral yang sangat tinggi, ada dua
aspek moral pada ayat ini. Pertama, yaitu hubungan antara
orangtua dan anaknya. Rantaian kronologis kejadian manusia pada
ayat QS 23:12-14 tersebut diatas sangat jelas menerangkan bahwa
esensi orangtua dan anak adalah diri yang satu, karena pada ayat
14 menjelaskan bahwa individu kita sendiri menjadi „makhluk yang
lain‟ yaitu kemunculan anak kita sendiri. Jadi, hikmah dari ayat
tersebut adalah apabila kita menyia-nyiakan anak kita, sama halnya
dengan menyia-nyiakan diri sendiri.
Jika anak kita sendiri adalah kebangkitan dari diri kita sendiri, maka
perbuatan anak kita adalah refleksi dari diri kita sendiri, maka kita
akan mewariskan apa yang kita perbuat sendiri. Berarti hubungan
kita dengan anak kita sendiri adalah pewarisan. Jadi, Al Qur‟an juga
bercerita tentang pewarisan. Dalam proses evolusi, pewarisan
tersebut melalui mekanisme transfer informasi dalam memori pada
gen dalam sel di setiap makhluk hidup.
106
Memahami Evolusi dari Berbagai Sudut Pandang
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS 67:2)
107
Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal
Dia sesungguhnya Telah menciptakan kamu dalam beberapa
tingkatan kejadian. (QS 71: 13-14)
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu itu
melainkan hanyalah seperti satu diri saja. Sesungguhnya Allah
Maha mendengar lagi Maha Melihat. (QS 31:28)
108
Ayat-ayat tersebut diatas seringkali ditafsirkan hanya sebagai pesan
pengendali perilaku (moral), padahal bila dikritisi lebih lanjut
penafsirannya, ayat-ayat tersebut memiliki pola-pola yang setara
dengan evolusi makhluk hidup, yang justru akan memberikan pesan
moral yang lebih tinggi.
109
Aku mati sebagai binatang dan kini manusia.
Kenapa aku harus takut?
Maut tidak pernah mengurangi sesuatu dari diriku.
Sekali lagi! Aku masih harus mati sebagai manusia dan
lahir di alam para malaikat.
Aku masih harus mati lagi, karena kecuali Tuhan, tidak
ada sesuatu yang kekal abadi.
Setelah kelahiranku sebagai malaikat,
aku masih akan menjelma lagi dalam bentuk yang tak
kupahami.
Ah, biarkan diriku lenyap, memasuki kekosongan,
kesenyapan.
Karena hanya dalam kesenyapan itu tedengar
nyanyian mulia.
Kepada-Nya semua akan kembali.
(Jalaludin Rumi, Masnawi)
110
Syair Rumi tersebut dapat dianggap sebagai penjelasan makna
“tidak ada” dari Ibn Arabi ketika menafsirkan ayat QS 19:9 pada Bab
II. Hakikat kemanusiaan telah ada dari sebelum semua makhluk
hanya berubah-ubah wujudnya seperti: tanah, tumbuhan, binatang,
dan manusia itu sendiri. Atau semua makhluk yang ada ini adalah
beresensi sama. Pemahaman inilah yang tidak disadari oleh Harun
Yahya, sehingga argumen-argumen yang diusungnya sangat rapuh
menjunjung sifat-sifat ke Ilahian.
Untuk lebih dalam memahami evolusi secara utuh, kita juga melihat
pendapat seorang penganut evolusionis Matt Ridley seperti dibawah
ini
Ada kebenaran yang tidak dapat dipungkiri, yakni bahwa kita
berasal dari serangkaian kegagalan. Kita primata yang
hampir punah 45 juta tahun yang lalu ketika bersaing dengan
binatang penggerek yang rancangan tubuhnya lebih baik. Kita
tetrapoda sinapsida, sekelompok reptile yang hampir punah 200
juta tahun yang lalu dengan dinosaurus yang rancangannya
lebih baik. Kita pernah berkaki empat, yaitu sekelompok
binatang merayap yang hampir punah 360 juta tahun yang lalu
ketika bersaing dengan ikan yang bersirip keras yang
rancangannya lebih baik. Kita chordata, salah satu filum yang
dengan susah payah lolos dari zaman Kambrium 500 juta tahun
yang lalu ketika bersaing dengan athropoda yang giginya
tertanam kuat. Sukses ekologi kita terhitung prestasi yang luar
biasa, mengingat diatas kertas leluhur kita justru paling
rentan.
(Matt Ridley: Genom kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab, 2005, hal. 19)
111
diri, yang harus dibayar dengan melepaskan sejumlah
kenikmatan.
(Matt Ridley: Genom kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab, 2005, hal. 13)
Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti
bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang
ingin bersyukur. (QS 25 : 62)
112
mengevolusi diri yang lebih tinggi. Berbeda sekali dengan ungkapan
Harun Yahya yang menilai manusia terlalu tinggi karena alasan
manusia memiliki kesadaran, padahal telah dibantah dalam Al
Qur‟an bahwa makhluk lainpun berkesadaran tinggi dengan
bersujud dan bertasbih (QS 24:41-42; QS 22:18). Ungkapan Ridley
tersebut yang meletakkan manusia tidak lebih hebat dari makhluk
lainnya, serupa dengan Copernicus saat mengatakan bahwa pusat
tatasurya adalah matahari, bukanlah bumi, yang mendapat kecaman
kalangan gereja karena ketersinggungannya mengetahui tempat
tinggal manusia ini bukan lagi pusat tatasurya. Padahal matahari
(pusat tatasurya) pun terletak dibagian tepi saja dalam galaksi bima
sakti. Sungguh kecil sekali pengaruh manusia terhadap alam ini.
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan
untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh
(QS 33:72)
113
yang membantah Al Qur‟an. Kesadaran fana inilah yang membawa
Al Hujwiri selalu beristighfar karena berkesadaran “ada” dihadapan
Allah, seperti yang diungkapkan dalam bukunya Kasyf al Mahjub.
Kebodohan manusia dipertegas lagi dalam ayat QS 33:72, yang
menjelaskan bahwa dengan adanya amanah (Agama, Al Qur‟an atau
kitab lainnya) yang diberikan manusia justru menunjukkan
kezaliman dan kebodohan manusia. Jadi, kita tidak benar-benar
hebat dibanding makhluk lainnya, serupa dengan yang diungkapkan
dari sejarah evolusi yang diungkapkan Ridley.
Berarti, Ridley telah mengingatkan bahwa kita tidak lebih hebat dari
bakteri, walaupun sama dalam mengalami evolusi, tetapi beda
dalam kualitas. Upaya pembandingan bakteri dan kaum Sufis dalam
meningkatkan kualitas gen tersebut bukanlah pemikiran spekulatif.
Kazuo Murakami, Ph.D. berkeyakinan bahwa untuk meningkatkan
114
kualitas hidup kita adalah dengan mengaktifkan gen-gen kita yang
bermanfaat dengan salah satu caranya adalah berpikir positif.
Berfikir positif memang bukanlah metode atau tujuan dari kaum
Sufis, tetapi berpikir positif adalah salah satu hasil tak langsung dari
kaum Sufis, yang dapat dilihat dari kearifan-kearifan hasil-hasil
karyanya atau ide-idenya. Sedangkan kemampuan-kemampuannya
yang diluar rasional atau supranatural dapat dipandang lebih tinggi
daripada sekedar berpikir positif, tetapi dapat disetarakan sebagai
hasil upaya meningkatkan kualitas gen yang tinggi, karena
mekanisme gen itu sendiri yang bekerja lebih cepat daripada setiap
detik tanpa henti atau lebih cepat dari aktivitas sehari-hari kita.
Kazuo Murakami, Ph.D. menjelaskan secara tidak langsung sebagai
berikut
115
kabur. Cara pikir positif adalah satu cara untuk mengembangkan
perspektif seperti itu.
(Kazuo Murakami, Ph.D., The Devine Message of The DNA)
116
hubungan ini, evolusi telah mengingatkan kita bahwa hubungan kita
dengan makhluk yang lain adalah setara.
Dalam sub bab ini tidak ada maksud untuk mendefinisi ulang arti
Iman dan Kafir yang telah ada dalam pengertian syari‟ah. Maksud
dalam sub bab ini adalah menjelaskan fenomena Iman dan Kafir
yang selama ini kita kenal dalam syari‟ah kita, juga merupakan
fenomena yang terjadi pada alam secara umum dan proses evolusi
secara khusus, sehingga makna baru yang diperoleh bukanlah
sebagai pengganti tetapi lebih memperluas. Hal ini terinspirasi oleh
ayat QS 76:1-3 tentang syukur - kafir dan QS 6:6 tentang dosa yang
tertuang dalam sub bab sebelum ini. Ayat-ayat tersebut ternyata
dapat menginspirasikan mekanisme evolusi.
Semua makhluk yang ada saat ini adalah produk akhir evolusi,
bukanlah hanya manusia yang merupakan produk akhir evolusi.
Oleh karena itu evolusi seringkali dipahami keliru yaitu sebagai
perubahan secara seri dari satu spesies menjadi spesies yang lain.
Padahal perubahan tersebut dapat terjadi secara paralel dan atau
seri sekaligus, bahkan lebih kompleks lagi. Mekanisme kompleks dari
evolusi ini sengaja tidak dibahas dalam bentuk teori biologi atau
genetika, dalam sub bab ini kita akan melihat dari sudut pandang
yang berbeda, yaitu dari fenomena Iman – Kafir seperti yang
diceritakan dalam ayat – ayat Al Qur‟an.
117
4. Dari hasil „amal‟ tersebut ada yang bersyukur ada juga
yang kafir (QS 76:3)
118
padam lampu LED pada papan iklan yang memperlihatkan tulisan
berjalan atau gambar bergerak. Tulisan yang berjalan atau gambar
bergerak tersebut adalah evolusi. Sedangkan peristiwa nyala –
padam lampu LED adalah Iman – Kafir. Setiap satu lampu LED
adalah satu “diri” yang membentuk “diri” yang satu (papan
reklame). Perspektif “diri” tersebut berlaku untuk semua skala
mikrokosmos, atom, senyawa kimia, sel, organ, individu, spesies,
makhluk hidup, makrokosmos.
119
dapat digoda oleh Iblis. Jadi, “Iman” dalam teori evolusi dapat
diartikan sebagai bentuk kemampuan beradaptasi dari segala
perubahan lingkungan (termasuk makhluk hidup lainnya) atau dari
segala bentuk upaya eksplorasi makhluk itu sendiri terhadap
lingkungan. Bentuk interaksi tersebut adalah saling menguji dan
diuji antar makhluk tersebut dalam teori evolusi disebut seleksi
alam, mutasi, dan keterisolian geografis. Jadi, yang perlu diingat
dalam evolusi ini adalah bahwa interaksi antar makhluk tersebut
tidak hanya makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya tetapi
termasuk juga makhluk hidup dan benda mati (alam sekitarnya).
120
Ini adalah sekaligus pembelaan kepada kaum sufi, yang seolah-olah
tidak berbuat apa-apa pada kehidupan dunia, padahal mereka
adalah pengubah diri dalam kehidupan dunia ini. Seperti halnya
bakteri yang aktifitasnya tak terlihat, tapi sangat berperan dan
dapat hidup dilingkungan mana saja. Bakteri hidup juga dalam
setiap nafas kita dan juga dalam tubuh kita yang sudah tentu turut
juga mempengaruhi tubuh kita. Jadi, membantah ungkapan Ridley
yang menganggap manusia adalah makhluk tersukses secara
ekologis, ternyata bakterilah yang tersukses secara ekologis. Sekali
lagi, hal ini membuktikan bahwa jika dibandingkan dengan makhluk
lainnya, tingkat “iman” manusia tergolong biasa-biasa saja
(terendah) dalam sejarah evolusi. Ridley menafsirkan hal tersebut
sebagai makhluk yang berasal dari serangkaian kegagalan.
121
Hikmah Evolusi Makhluk Hidup
122
yang tak terpisah oleh diri kita sendiri, maka kepedulian
lingkungan adalah kepedulian terhadap diri sendiri. Al Qur‟an
telah mengajarkan kepada kita, bahwa semua berawal dari Dia
dan akan kembali kepada Dia, Dia adalah Yang Maha Esa, maka
kita semua berasal dari Satu akan kembali menjadi Satu.
Semua kehidupan adalah Satu
(Matt Ridley: Genom kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab, 2005)
123
124
Kerancuan Mengartikan Evolusi
125
Sebaliknya, Harun Yahya menganggap Homo Erectus, Homo
Neanderthal, dan Homo Sapiens merupakan perbedaan ras karena
pernah hidup sezaman, bukanlah perbedaan spesies. Hal tersebut
karena Harun Yahya melihat bahwa tindakan rekontruksi wajah dari
fosil bersifat sangat manipulatif, pemikiran tersebut keliru tersebut
karena Harun Yahya hanya melihat dari aspek bulu saja pada wajah
yang tidak bisa dilihat dari bukti fosil. Harun Yahya seolah olah lupa,
bahwa salah satu perbedaan mendasar dari ketiga Homo tersebut
adalah bentuk dahi dan volume otak. Pelipis mata pada Homo
Erectus sangat menonjol sehingga pensil dapat diletakkan diatas
pelipis tersebut, tidak ada ras manusia yang seperti itu sampai saat
ini (Lihat Gambar 12a)
126
Gambar 12a. Perbandingan Tampak Muka
Rangka Homo Erectus (atas), Homo Neanderthal
(tengah), dan Homo Sapiens (bawah)
(Sumber : Richard Leakey, Asal Usul Manusia)
127
Penemuan terkini dalam DNA mitokondria tersebut diatas,
membuktikan bahwa walaupun secara fisiologi Homo Neanderthal
sangatlah mirip dengan Homo Sapiens, tetapi mereka adalah
spesies yang berbeda. Perbedaan spesies inilah yang membuktikan
adanya teori evolusi. Sebaliknya, adanya periode tertentu hidup
sezaman antar spesies yang masih merupakan kesatuan rantai
evolusi, bukanlah berarti tidak ada evolusi, tetapi berarti ada induk
sebelumnya yang merupakan asal spesies-spesies tersebut, yang
belum ditemukan. Sebagai contoh: Homo Erectus, Homo
Neanderthal, dan Homo Sapiens pernah hidup sezaman, bukan
berarti tidak ada evolusi, bisa jadi hal tersebut karena induk ketiga
spesies tersebut belum jelas.
Missing Link
Salah satu alasan yang digunakan Harun Yahya dalam menolak teori
evolusi adalah masih adanya missing link atau rantai yang putus
128
dalam keterkaitan antar spesies dalam sejarah evolusi. Sebenarnya,
penolakan kalangan kreasionis terhadap teori evolusi dengan
menyandarkan alasan adanya „missing link‟ ini, lebih merupakan
perbedaan persepsi daripada benar-benar tinjauan ilmiah.
Bagaimanapun juga besar atau banyaknya „missing link‟ dalam
sejarah evolusi, bukannya menyurutkan kalangan evolusionis dalam
mendukung teori dari Darwin ini. Malah memberikan semangat
untuk menemukan jejak-jejak baru dalam fosil-fosil yang lebih baru
ditemukan yang akan memperbaharui posisi ranting atau dahan
dalam pohon evolusi.
129
menjelaskan bahwa jejak Australopitecus Afarensis sekitar 2-3 juta
tahun yang lalu adalah jejak manusia. Hal ini, seolah-olah
memberikan gambaran bahwa seolah-olah penelitian evolusionis
adalah serampangan, padahal penelitian evolusionis banyak diuji
atau didukung oleh cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain.
Perkembangan cabang-cabang ilmu pengetahuan diluar arkeologi,
saat ini telah berkembang dengan lebih banyak mendukung evolusi
daripada menolaknya, seperti: anthropologi, psikologi, genetika, dan
lainnya. Hal ini terlihat penelitian Robin Dunbar dalam karyanya The
Human Story yang memperlihatkan perkembangan evolusi budaya
dan psikologi dalam kaitannya dengan evolusi setiap hominid
menuju manusia.
130
Gambar 13. Tiktaalik Sebagai ‘Missing Link’ antara Ikan dan
Ampibi
(http://en.wikipedia.org/wiki/Tiktaalik)
131
Ketiga, website http://news.yahoo.com memberitakan melalui
tulisan Stan Lehman tanggal 1 Februari 2008, yang
menjelaskan bahwa rangka yang telah ditemukan oleh
palaenthologis Felipe Mesquita de Vasconcellos merupakan
rangka buaya yang ditemukannya pada tahun 2004 yang lalu,
telah mengisi „missing link‟ antara buaya prasejarah dan buaya
saat ini. Penelitian ini diumumkan di Universitas Federal Rio de
Janeiro tanggal 31 januari 2008.
Ledakan Kambrium
Salah satu argumen yang diusung oleh Harun Yahya dalam menolak
132
teori Evolusi, yaitu adanya ledakan Kambrium. Yaitu peristiwa yang
terjadi 570 sampai dengan 505 juta tahun yang silam, yang
memperlihatkan kemunculan serentak makhluk yang berbeda-beda,
seperti siput, trilobite, ubur-ubur, bintang laut, kerang, dsb. Semua
makhluk tersebut memiliki system yang rumit dan struktur yang
maju. Disini Harun Yahya berargumen telah terjadi penciptaan
langsung. Karena teori evolusi mengusung asal kejadian yang satu.
133
Kambrium? Kalaupun terjadi ledakan-ledakan lain pada zaman yang
berbeda, tetap tidak menunjukkan ledakan yang lebih besar dari
ledakan Kambrium, seperti terlihat pada gambar 11a pada bab
terdahulu. Jika demikian yang terjadi, apakah Tuhan telah
menunjukkan penurunan kreatifitas dalam mencipta?
Seandainyapun, tidak dianggap sebagai penurunan kreatifitas
penciptaan, tetapi sangat jelas menunjukkan perubahan perilaku.
Hal ini menunjukkan Tuhan telah terikat dimensi waktu! Seperti
yang telah disinggung pada bab terdahulu.
Satu hal lagi yang tidak disadari oleh Harun Yahya, bahwa terdapat
„kekeliruan‟ molekular dalam genom pada tubuh kita, yang terdapat
134
juga pada tubuh kera-kera besar yang ada saat ini (spt: simpanse),
sebagai contoh adalah pseudogen yaitu semacam gen fungsional
yang menyandikan protein antibodi yang tanggap terhadap alergi
yang menempati lokasi yang dalam genom antara manusia dan
simpanse. „Kekeliruan‟ tersebut dikarenakan keberadaannya tidak
memiliki fungsi. Jika manusia dan kera tercipta secara terpisah,
maka mengapa Tuhan mengulangi kekeliruanNya? „Kekeliruan‟ itu
meluas kepada sesama primata (tidak hanya kera), apabila melihat
keberadaan pseudogen pada inti sel. Memperhatikan hal tersebut
Steve Olson mengungkapkan seperti dibawah ini.
Alasan lain beliau menolak evolusi adalah bahwa hasil mutasi selalu
merugikan. Mutasi tidak selalu merugikan tetapi sebagian besar
bersifat netral dan ada juga yang justru menguntungkan (Steve
Olson: Mapping Human History). Keuntungan tersebut berupa
kemampuan lebih untuk bertahan hidup dan bereproduksi di
lingkungan tertentu. Sebagai contoh hal tersebut adalah hubungan
warna kulit manusia dan iklim. Contoh lainnya adalah virus flu
burung (1997), yang merupakan hasil mutasi dari virus flu spanyol
(1918), kemudian virus flu asia (1957) kemudian flu hongkong
(1968). Kemampuan sebar flu burung 2 kali lebih cepat dari pada flu
hongkong (National Geographic Indonesia; Oktober 2005). Jadi,
melihat kemampuan virus tersebut yang meningkat, berarti mutasi
tidak selalu merugikan.
135
Mutasi Tidak Bisa Memunculkan Spesies Baru
Alasan lain beliau menolak evolusi adalah karena seleksi alam dan
mutasi tidak bisa memunculkan makhluk spesies baru. Pemikiran ini
sungguh rancu, karena tinjauan Harun Yahya hanya skala waktu
yang kecil. Padahal rentang evolusi hingga mencapai jutaan tahun.
Selain itu, Evolusi bukanlah hanya hasil mutasi, tetapi evolusi
merupakan kombinasi dari mutasi, seleksi alam, genetic drift,
genetic flow dan sekaligus isolasi geografis yang bersifat kumulatif.
Penemuan terbaru dalam genetika, yaitu DNA mitokondria,
menjelaskan bahwa Homo Neanderthal berbeda spesies dengan
Homo sapiens (manusia saat ini). Contoh lainnya adalah mutasi
virus flu yang memunculkan spesies baru. Inilah bukti bahwa evolusi
itu ada, walaupun bentuk dan kecerdasan tidak jauh berbeda.
Sebaliknya, Harun Yahya tidak dapat membuktikan adanya
penciptaan langsung dalam kurun waktu yang ada saat ini. Apakah
Tuhan sudah berhenti mencipta?
Hukum II Termodinamika
136
tertulis diatas.
137
138
Siapakah Adam itu?
139
kejadian dengan binatang?
Dari kedua argumen tersebut, jika kita menempatkan Adam
sebagai Nabi pertama, maka mengapa risalah yang
disampaikan pertama kali harus memakan jarak waktu yang
panjang sekali dibandingkan kenabian Muhammad SAW.
Karena Homo Erectus pertama muncul sekitar 2 juta tahun
yang lalu dan Homo sapiens pertama sekitar 200 s.d. 150 ribu
tahun yang lalu.
140
bahwa ayat tersebut berbunyi “memulai penciptaan manusia”,
bukan “memulai penciptaan Adam (saja)”. Secara tekstual ayat
tersebut menyebutkan “manusia (insaan)” bukan “Adam”. Lantas,
mengapa kata 'manusia' tersebut hanya ditafsirkan Adam saja?
Kemudian coba kaitkan dengan kemenjadian abadi, bahwa manusia
itu tercipta setiap saat. Maka penafsiran ayat tersebut menjadi
“memulai penciptaan manusia (setiap individu, termasuk Adam
sendiri) dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari
saripati dari air yang hina”, berarti juga “bila keturunan kita sudah
dilahirkan, maka dia menjadi tanah, keturunannya nanti dari saripati
dari air yang hina”, begitu seterusnya, sunnah Allah berulang-ulang
terus menerus tanpa ada perubahan untuk setiap individu manusia.
Jadi, ayat ini menjelaskan bahwa arti kebermulaan penciptaan
manusia dari tanah adalah manusia dewasa penghasil sperma,
bukanlah pada kelahiran.
141
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging, kemudian Kami jadikan makhluk yang lain. Maka Maha
Sucilah Allah Pencipta yang paling baik. (QS 23: 12-14)
Sudah jelas ayat ini menceritakan tentang kejadian (penciptaan)
pada setiap individu manusia, bukanlah terjadi pada spesies
manusia. Maka, hanya menafsirkan Nabi Adam saja yang dari tanah
sangatlah tidak tepat, karena Nabi Adam adalah asal usul
spesies manusia bukan individu manusia. Berarti, ayat ini juga
menjelaskan bahwa bukan Nabi Adam saja yang terbuat dari tanah,
tetapi setiap individu manusia.
No
Tiap individu
Peris-
Peristiwa Adam
tiwa (QS 23:12-14)
1 Tanah (Orangtua)
2 Air mani
5 Segumpal daging
6 Tulang
142
termasuk jenis kelamin Allah mengajarkan Adam nama-
nama (QS 2:31).
8 Saat-saat kelahiran, keluar dari Serupa dgn kejadian individu
rahim manusia yaitu periode dlm
9 kandungan s.d. anak-anak
selalu dalam pengajaran.
Malaikat bersujud (QS 2:34).
Bayi, merangkak berjalan Menjelaskan bhw dari dlm
dengan 4 kaki kandungan s.d. anak-anak yang
membutuhkan pelayanan atau
kepatuhan lingkungan thdp
kebutuhan bayi atau anak-anak
143
Adam, pastilah sangat sulit diterima logika, jika kita hanya
bersandar pada argumen penciptaan langsung Adam. Sedangkan
ayat yang digunakan sebagai argumen adalah seperti dibawah ini
Ketika nutfah sudah melewati batas waktu empat puluh dua malam.
Allah mengutus malaikat kepadanya.
144
Malaikat lalu menggambarnya, kemudian membuat telinganya,
Matanya, kulitnya, dagingnya, dan tulang belulangnya.
Setelah itu malaikat berkata,
“Wahai Tuhan, laki-laki atau perempuan?”
(HR Bukhari dan Muslim)
145
diangkasa yang ada, tatasurya, matahari, planet-planet, dan bumi
yang kita injak, serta tumbuhan dan binatang yang telah ada jauh
sebelum manusia ada, telah melayani kita dengan baik, bahkan kita
bergantung sepenuhnya dengan mereka. Suatu kesombongan yang
nyata, apabila kita tidak memperhatikan lingkungan atau makhluk
Allah lainnya dengan mengekploitasi terus menerus tanpa
memeliharanya kembali. Jika halnya demikian, apakah kita masih
menganggap lebih mulia dari mereka? Apakah kita masih
menganggap lebih mulia dari orangtua, kakek nenek, paman, tante
kita sendiri? Renungkanlah kembali.
Setiap yang tertarik pada sang Kekasih harus menjadi hamba bagiNya
Semua adalah hamba Dikau tapi tak mengetahuinya
Apatah mereka mengenalMu atau tidak…. Semua makhluk dunia
Kini dan selamanya tanpa akhir bersujud hanya kepadaMu
Semua cinta bagi seorang yang lain hanyalah sehembus dari aromaMu…
Tiada seorang lain pun bisa dicintai
146
Kedua ayat tersebut menggunakan kata yang sama tentang air yaitu
maain. Tetapi, argumen Harun Yahya terdapat ketidak konsistenan
apabila kita hanya melihat pada sisi kejadian Nabi Adam saja. Dalam
QS 21:30 tersebut diatas disebutkan “..dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup..”, sedangkan Nabi Adam langsung dari tanah,
apakah kita akan mengatakan bahwa Adam adalah bukan sesuatu
yang hidup? Apabila kekhususan diberikan kepada Adam dengan
tidak memberlakukan ayat tersebut pada Adam, maka sekali lagi,
penafsiran kita telah memaksakan sunnah Allah berubah. Selain itu,
jika „air‟ tersebut dinisbahkan kepada manusia pertama (Adam),
maka air mani siapa yang dipancarkan? Sekalipun kita
menggunakan penafsiran bahwa maain tersebut berarti air mani,
berarti menunjukkan bahwa Nabi Adam-pun dilahirkan.
147
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air
mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya, maka
Kami jadikan dia mendengar dan melihat (QS 76:2)
Harun Yahya dalam memandang ayat tersebut diatas hanya melihat
konteks kejadian manusia dari air mani. Hal tersebut sudah dibahas
sebelumnya. Padahal, inti ayat tersebut pada kata „menguji‟‟.
Kemudian, apabila kita menafsirkan ayat tersebut diatas, dengan
arti bahwa mendengar dan melihat dijadikan untuk menghadapi
ujian, penafsiran tersebut sangatlah rancu. Apakah orang buta dan
tuli tidak akan diuji lagi? Nabi Yakub AS yang buta akibat menangis
kehilangan putranya Nabi Yusuf AS, masih diuji dengan menunggu
perjumpaan anaknya hingga puluhan tahun.
Padahal pada kata „dia‟, jelas mengacu pada air mani. Oleh karena
itu, penafsiran ayat tersebut seharusnya memandang bahwa
kemampuan mendengar dan melihat adalah hasil yang diperoleh
setelah air mani tersebut mengalami pengujian. Jadi, kemampuan
mendengar dan melihat adalah hasil dari suatu usaha dalam
menghapi tantangan atau ujian. Oleh karena itu, Allah sangat
menegur keras manusia yang tidak melakukan usaha mendengar
dan melihat.
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di
akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari
jalan (yang benar). (QS 17:72)
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS 22:46)
148
Kedua ayat tersebut diatas menegaskan bahwa usaha untuk
memahami, mendengar, dan melihat adalah suatu keharusan.
Bahkan adanya organ mata dan telinga tidak menjamin keberadaan
pemahaman, pendengaran, dan penglihatan. Oleh karena itu, ujian
adalah mekanisme yang terus berlanjut seperti halnya penciptaan
atau kebangkitan yang pernah disinggung sebelumnya. Jadi, pada
setiap kejadian manusia baik sebelum berbentuk maupun sudah
berbentuk, mekanisme uji tetap berlangsung.
Jika kita menggunakan logika seperti Harun Yahya, sama halnya kita
149
menerima perubahan sunnah Allah. Berarti Allah mengikuti fungsi
waktu, karena ucapan Allah seperti pada ayat diatas tidak berlaku
pada saat penciptaan nabi Adam. Sama halnya kita
memperkenankan diri sendiri untuk mengatakan apa dasarnya Al
Qur‟an berlaku untuk saat ini? Inilah kerancuan logika Harun Yahya!
Selain itu, kembali ke ayat 53 pada surat yang sama, arti dari „ardh‟
tidak hanya bermakna „bahan‟ (tanah) tetapi juga „lokasi‟ yang
berarti bumi itu sendiri. Kemudian, jika kita mengartikan ayat
tersebut diatas tanpa melihat dimensi ruang dan waktu, maka
seluruh manusia baik Nabi Adam a.s sebagai manusia awal dan kita
semua, muncul (diciptakan) dari lokasi bumi.
150
surga merupakan lokasi pembentukannya, maka timbul kerancuan
bahwa bagaimana material yang tidak ghaib (tanah) dapat berada
dilokasi yang ghaib (surga)?
151
mampu melihat kondisi masa akan datang, maka mengapa malaikat
tidak bisa melihat realitas saat ini, bahwa manusia telah benar-
benar menguasai (khalifah) bumi?
Selain itu, bila kita memperhatikan ayat sebelum ayat ini (QS 2:29),
bahwa segala sesuatu yang ada di bumi untuk kita semua, maka
niat Allah untuk menjadikan kita menjadi khalifah di muka bumi,
adalah karena kita berada di bumi.
152
mengapa setelah terbuka auratnya, Nabi Adam tidak mampu
menutupi lagi tubuhnya dengan pakaian tersebut?
153
5 Insan QS 32:7; QS 55:14 QS QS QS
QS 23:12 QS 15:26 32:8 76:2; 96:2
QS
36:77
6 Basyaro QS 38:71 QS 15:28 QS
QS 15:33 25:54
Aku dan Adam adalah nabi yang diciptakan dari air dan tanah
liat.
(Ibn Arabi; dikutip dari buku „Menakar Jiwa yang Suci‟)
154
Bahwa Sunnah Allah tidak berubah, maka kita bisa menafsirkan
lebih universal sifat-sifat Allah
Bahwa arti Adam banyak memiliki makna terhadap arti
kemanusiaan kita semua, karena kemunculannya yang tidak
berbeda dengan kita. Begitu juga sebaliknya, arti tanah yang
tidak hanya diimiliki Adam memberikan arti yang luas juga bagi
kita semua.
Bahwa proses kelahiran bukanlah sesuatu yang bertentangan
dengan penciptaan, atau dengan kata lain bahwa kelahiran
adalah bagian dari penciptaan. Hal tersebut dipertegas bahwa
asal usul tanah bukanlah monopoli Nabi Adam a.s. Lantas
mengapa penciptaan harus dipertentangkan dengan evolusi
makhluk hidup? Atau mengapa kita tidak bisa menganggap
bahwa evolusi makhluk hidup bagian dari sunnahNya?
Bahwa tanah juga memiliki arti yang luas dan dapat membawa
kita ke kasadaran mistis yang seringkali diungkapkan kalangan
penganut sufisme.
155
156
kita dimasa depan, karena mereka adalah diri kita sendiri.
Suatu bangsa harus memikirkan apa yang akan diwariskan
generasi bangsa berikutnya. Disinilah arti kunci yang sama
denga teori evolusi yaitu pewarisan terhadap generasi
berikutnya. Dengan demikian arti akhirat juga memiliki makna
lebih luas yaitu kesadaran berfikir jangka panjang (visioner).
157
disebut dalam ayat diatas hanyalah perbedaan sifat.
Kesadaran bahwa kita berasal dari diri yang satu dengan
makhluk lainnya, juga memberikan pesan kepada kita akan
perlunya penghargaan terhadap keberadaan makhluk lainnya,
seperti halnya kewajiban menjaga lingkungan, karena setiap
perbuatan kita akan mewariskan kepada semua makhluk di
alam ini. Inilah hakikat Rasullah SAW bahwa beliau diutus
sebagai rahmatan lil alamin.
158
Aku bertanya kepadanya, “Telah berapa lama anda meninggal?”
Dia menjawab,“Empat puluh ribu tahun dan sekian tahun.”
Aku bertanya kepadanya,“Adam sendiri tidak hidup selama itu”
Dia menjawab, “Adam mana yang anda bicarakan? Apakah anda
berbicara tentang orang terdekat anda, atau tentang orang
lain?”
Kemudian aku kutip kembali hadits dimana Nabi SAW bersabda,“
Tuhan menciptakan seratus ribu Adam.” Nenek moyang itu
kepada siapa aku kembali boleh jadi hanya salah satu dari
mereka.
(Ibnu Arabi; dikutip dari Dunia Imajinal Ibnu Arabi, William C. Chittick, 2001)
(Peneliti dari Universitas Stanford, USA dan Russian Academy of Science, Rusia;
dikutip dari surat kabar harian Kompas 11 Juni 2003)
159
Tulisan James Shreeve dan Steve Olson tersebut diatas merupakan
hasil penelitian genetika dari hasil seluruh ras manusia saat ini yang
menjelaskan perjalanan penyebaran manusia modern. Jadi, pernah
terjadi 2 gelombang penyebaran manusia modern keluar Afrika (Out
of Africa) yaitu sebelum 80.000 t.y.l yang kemudian punah atau
kembali ke Afrika, dan gelombang ke dua sekitar 70.000 s.d. 50.000
t.y.l. (James Shreeve) atau 45.000 t.y.l (Steve Olson) menuju
semenanjung Arab, baru kemudian menyebar keseluruh dunia.
160
berselisih. kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada
dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara
mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
Jika kita kembali menelaah tulisan Abdul Shabur Syahin (2004) yang
menerjemahkan makhluk pra manusia (sebelum Adam) adalah Al
Basyar, sedangkan manusia (sesudah Adam) adalah Al Insan dirasa
kurang tepat. Al Basyar dan Al Insan tidak tepat dibedakan secara
161
spesies tetapi dapat dibedakan secara jenis, Al Basyar bisa ditujukan
kepada manusia modern yang muncul dari Afrika, tetapi Al Insan
adalah manusia modern keturunan dari afrika yang telah eksodus ke
semenanjung Arab. Kesamaan spesies Al Basyar dan Al Insan, telah
diindikasikan oleh Al Qur‟an, bahwa kedua jenis manusia modern
tersebut diciptakan dari zat yang sama yaitu thin dan shalsalin
seperti yang tertuang pada tabel 4. Berdasarkan cerita Adam di Al
Qur‟an, maka Al Insan atau Adam itu sendiri dapat ditafsirkan
sebagai manusia modern yang memiliki pengalaman religius
pertama dan khalifah (wakil Allah) dimuka bumi. Sedangkan Nabi
Adam a.s. dapat saja ditafsirkan sebagai pemimpin kaum itu sendiri
dan yang memiliki ritual keagaaman pertama (thawaf pada ka‟bah).
Sedangkan garis keturunan manusia saat ini boleh jadi tidak berawal
dari Nabi Adam a.s. tetapi semua umat manusia saat ini diyakini
melalui percampuran dari garis keturunan beliau, seperti yang
diungkapkan Ibn Arabi, bahwa “Nenek moyang itu kepada siapa aku
kembali boleh jadi hanya salah satu dari mereka.”
162
Renungan Kembali
163
(teori Darwin) tetapi juga mutasi, genetic drift, dan genetic flow.
164
evolusi makhluk hidup memiliki beberapa karakteristik seperti
dibawah ini:
Perubahan yang berlangsung terus menerus.
Kesamaan asal usul bagi seluruh makhluk hidup.
Pewarisan.
165
bumi?
166
manusia. Demikian juga tentang tanah, yang berarti tanah itu
sendiri, tetapi juga berarti senyawa kimia protein yang mengawali
evolusi makhluk hidup, dan juga berarti kode genetika yang dibawa
orangtua setiap individu. Demikian juga arti „keluar dari surga‟, yang
dapat diartikan „keluar dari laut‟ dalam evolusi makhluk hidup, juga
berarti „out of africa‟ dalam peristiwa evolusi hominid menuju homo
sapiens, juga berarti „keluar dari rumah orangtua‟ menuju ke
mandirian pada setiap individu manusia, dan juga berarti „keluar dari
rahim‟ ibu. Dalam hal ini Rumi menafsirkan tidak sebagai „keluar‟
tetapi sebagai perpindahan dari rahim satu ke rahim yang lain,
karena kita tidak terlepas dari kasih sayangNya.
167
pemikiran yang lebih lanjut yang tidak cukup tuntas tertuang dalam
karya ini, seperti halnya: arti ruh, akhirat, kiamat, ataupun
kebangkitan Nabi Isa di akhir zaman.
168
Referensi
Daftar Pustaka
169
Harun Yahya, Penciptaan Alam Raya, Terjemahan, Dzikra, 2003.
Harun Yahya, Rahasia DNA, Terjemahan, Dzikra, 2003.
Harun Yahya, Runtuhnya Teori Evolusi dalam 20 Pertanyaan,
Terjemahan, Risalah Gusti, 2003.
Ian G. Barbour, Juru Bicara Tuhan, Terjemahan, Mizan, 2002.
Ibnu Arabi, Fushus Al Hikam: Mutiara Hikmah 27 Nabi , Terjemahan,
Penerbit Islamika, 2004.
Ibnu Arabi, Menakar Jiwa Yang Suci, Terjemahan, Hikmah, 2003.
Ibnu Arabi, Misteri Kun, Terjemahan, Risalah Gusti, 2005.
Ibnu Arabi, Risalah Kemesraan, Terjemahan, Serambi Ilmu Semesta,
2005.
Jalaluddin Rumi, Fihi Ma Fihi, Terjemahan, Risalah Gusti, 2004.
John C. Avis, The Genetic Gods, Terjemahan, Serambi Ilmu
Semesta, 2007.
John F. Haught, God After Darwin, Terjemahan, Ikon Teralitera,
2003.
Karen Amstrong, Sejarah Tuhan, Terjemahan, Mizan, 2001.
Kazuo Murakami, Ph.D., The Devine Message of The DNA,
Terjemahan, Mizan, 2007.
M.T. Misbah Yazdi, Jagad Diri, Terjemahan, Al Huda, 2006.
Matt Ridley, Genom, Terjemahan, Gramedia, 2005.
Maurice Bucaille, Dr., Asal Usul Manusia, Terjemahan cet. II., Mizan,
1987.
Mehdi Ha‟iri Yazdi, Menghadirkan Cahaya Tuhan, Terjemahan,
Mizan, 2003.
Michel Chodkiewiez, Konsep Ibn Arabi tentang Kenabian dan Aulia,
Terjemahan, Raja Grafindo Persada, 1999.
Michel Talbot, Mistisme & Fisika Baru, Terjemahan, Pustaka Pelajar,
2002.
Muhammad Shadiq „Arjoun, Sufisme: Sebuah Refleksi Kritis,
Terjemahan, Pustaka Hidayah, 2003.
Muhammad Utsman Najati, Dr., Jiwa dalam Pandangan Para Filosof
Muslim, Terjemahan, Pustaka Hidaya, 2002.
Mulla Shadra, Manifestasi-Manifestasi Ilahi, Terjemahan, Pustaka
Hidayah, 2004.
Mulyadhi Kartanegara, Nalar Religius, Erlangga, 2007.
Murtadha Muthahhari, Filsafat Hikmah, Terjemahan, Mizan, 2002.
170
Peter Ackyord, The Beginning: Voyages Through Time, Dorling
Kidersley, 2003.
Reynold A. Nicholson, Jalaluddin Rumi, Terjemahan cet. V., Pustaka
Firdaus, 2005.
Richard Dawkins, Sungai dari Firdaus, Terjemahan, KPG, 2005.
Richard Leakey, Asal Usul Manusia, Terjemahan cet. II.,
Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), 2007.
Robin Dunbar, The Human Story, Faber and Faber Limited, 2004.
Sachiko Murata, The Tao of Islam, Terjemahan Cet. IX., Mizan,
2004.
Seyyed Hossein Nasr, Antar Tuhan, Manusia, dan Alam,
Terjemahan, IRCiSoD, 2003.
Seyyed Mohsen Miri, Dr., Sang Manusia Sempurna: Antara Filsafat
Islam dan Hindu, Terjemahan, Teraju, 2004.
Sibawaihi, Eskatologi Al Ghazali dan Fazlur Rahman, Penerbit
Islamika, 2004.
Squire Russel, When God Wink, Terjemahan, Gramedia, 2004.
Stephen W. Hawking, Riwayat Sang Kala, Terjemahan Cet. III,
Pustaka Utama Grafiti, 1994.
Stephen W. Hawking, Teori Segala Sesuatu: Asal Usul dan
Kepunahan Alam Semesta, Terjemahan Cet. II, Pustaka
Pelajar, 2005.
Steven T. Katz, dkk., Mysticism and Philosophical Analysis ,
Terjemahan, Unggun Religi, 2004.
T. Jacob Ms., M.D., Prof., Dr., dkk., Evolusi Manusia dan Konsepsi
Islam, Risalah, 1984.
Taufiq Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ, Cet. II., Mizan, 2003.
Will Johnson, Rumi: Menatap Sang Kekasih, Terjemahan, Serambi
Ilmu Semesta, 2005.
William C. Chittick, Dunia Imajinal Ibnu Arabi, Terjemahan cet. II.,
Risalah Gusti, 2001.
William C. Chittick, The Sufi Path of Knowledge, Terjemahan cet. II,
Qalam, 2007.
171
External Link
http://en.wikipedia.org/wiki/Human_evolution
http://en.wikipedia.org/wiki/Early_Homo_sapiens
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_evolutionary_thought
http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_evolution
http://en.wikipedia.org/wiki/Intelligent_design
http://en.wikipedia.org/wiki/Evolution_of_the_eye
http://en.wikipedia.org/wiki/Evolution
http://en.wikipedia.org/wiki/Evidence_of_common_descent
http://en.wikipedia.org/wiki/Genetic_drift
http://en.wikipedia.org/wiki/Genetic_flow
http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_human_evolution
http://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_Golden_Age
http://en.wikipedia.org/wiki/Tiktaalik
http://cas.bellarmine.edu/tietjen/Evolution/Hominids/Hominid
Preview.pdf
http://news.yahoo.com/ tgl 1 Februari 2008
http://news.bbc.co.uk/ tgl 27 Desember 2007
http://www.gennet.org/
172