Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005 kondisi derajat
kesehatan Indonesia masih sangat memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih
tingginya Angka Kematian Ibu yang menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2009 berkisar 226/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi baru
lahir yaitu 26/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu dan bayi merupakan barometer
pelayanan kesehatan di suatu negara. Jika Angka Kematian Ibu dan bayi masih tinggi,
berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi belum baik. Sebaliknya jika Angka Kematian
Ibu dan bayi rendah, berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi sudah baik
Salah satu penyebab bayi mengalami gangguan pernapasan adalah bayi yang ukuran
tubuhnya di atas normal. Kelahiran bayi besar ini menimbulkan komplikasi dalam
persalinan, apalagi jika melahirkan tidak di rumah sakit. Kemungkinan bayi akan lahir
dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan trauma tulang leher dan bahu.
Semuanya ini terjadi akibat massa bayi yang besar sehingga tidak mungkin atau sangat
sulit melewati panggul ibu. Kondisi bayi dengan berat lahir berlebih atau abnormal
diistilahkan dengan fetal makrosomia atau bayi makrosomia. Makrosomia adalah bayi
yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Kemunculan bayi bayi seperti ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor kondisional atau hanya diduga
penyebabnya, misalnya orangtuanya memang besar. Kedua, faktor ibu hamil yang
menderita diabetes milletus. Ketiga, faktor ibu yang mengalami kelebihan berat badan
pada saat hamil dan terakhir faktor ibu yang mengalami kehamilan lewat waktu
Makrosomia juga dapat meningkatkan risiko trauma lahir, asfiksia, dan persalinan
dengan seksio caesar. Perlu diperhatikan bahwa janin yang terlampau besar berisiko
mempersulit proses kelahiran, seperti meningkatkan kemungkinan perobekan atau
perdarahan, serta kemungkinan harus melahirkan lewat operasi caesar. Sementara janin
sendiri berisiko mengalami macet di bahu atau patah tulang selangka pada saat proses
persalinan. Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram berpotensi
mengalami obesitas setelah dewasa. Obesitas dapat mengakibatkan berbagai penyakit
diantaranya penyakit jantung, diabetes milletus dan stroke. Oleh sebab itu, usahakan berat
badan ibu selama hamil dalam batasan normal sehingga berat badan bayi ketika lahir juga
dalam kisaran normal

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000 gram.
(Wiliiam, 2001). Dalam dunia kedokteran makrosomia disebut giant baby. Menurut
Cunningham (2005) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih tanpa
memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.

B. Karakteristik Makrosomia
a) Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris (wajah tomat)
b) Badan montok dan bengkak
c) Kulit kemerahan
d) Lemak tubuh banyak
e) Plasenta dan tali pusat lebih besar dari rata-rata

C. Etiologi
a. Genetik, obesitas dan overweight yang dialami ayah ibu dapat menurun pada bayi.
b. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan, porsi makanan yang
dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh pada berat badan ibu. Asupan gizi yang
berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat di atas rata-rata.
c. Ibu dengan diabetes milletus, tingginya gula darah ibu bisa berpengaruh pada berat
badan bayi. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka janin dapat tumbuh makin
subur.
d. Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia, ibu yang sebelumnya pernah
melahirkan bayi makrosomia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali
melahirkan bayi makrosomia dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan
bayi makrosomia.
e. Multigravida, ada kecendrungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih
besar daripada anak pertama.
f. Usia gestasi lama
g. Usia ibu
h. Wanita hamil yang memiliki berat badan yang lebih dari 150 kg, janinnya memiliki
risiko 30% mengalami macrosomia

D. Prognosis

2
Pada panggul normal janin dengan berat badan 4000-4500 gram umumnya tidak
menimbulkan kesukaran persalinan. Distosia akan diperoleh bila janin lebih besar dari
4500-5000 gram atau pada kepala yang sudah keras (postmaturitas) dan pada bahu yang
lebar. Apabila disproporsi sefalo atau feto-pelvic ini dibiarkan maka terjadi kesulitan baik
pada ibu maupun pada janin

E. Penanganan
a. Pada disproporsi sefalo dan feto-pelvic yang sudah diketahui dianjurkan untuk seksio
caesar.
b. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup
lebar dan janin diusahakan lahir, atau bahu diperkecil dengan melakukan kleidotomi
unilateral atau bilateral. Setelah dilahirkan dijahit kembali dengan baik dan untuk
cedera postkleidotomi dikonsulkan ke bagian bedah.
c. Apabila janin meninggal lakukan embriotomi

F. Komplikasi
a. Komplikasi pada Ibu
1. Ibu mengalami robekan perineum
2. Persalinan dengan operasi caesar
3. Kehilangan darah dalam jumlah banyak saat persalinan
4. Ruptur uteri dan serviks
b. Komplikasi pada bayi
1. Bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadangkala bayi lahir dengan trauma
tulang leher dan bahu.
2. Distosia atau macet pada bahu
3. Hipoglikemia
Istilah hipoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi dibawah kadar rata-
rata. Dikatakan hipoglikemia apabila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl
pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya
gejala hipoglikemia. Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus usia 1-2 jam

G. Pencegahan
a) Pencegahan dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara
teratur, dan ANC yang teratur.
b) Ibu harus selalu menjaga berat badannya agar tetap normal, ibu hamil sebaiknya
melakukan pengaturan pola makan sesuai kebutuhan kalori. Ngemil boleh saja
dilakukan, tapi hindari cemilan manis.

3
c) Lakukan olahraga ringan. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Norwegia
menyebutkan, risiko bayi lahir dengan ukuran besar bisa berkurang hingga 28% bila
di masa kehamilan ibu tetap berolahraga secara teratur terutama pada trimester dua
dan tiga.
d) Ibu hamil hendaknya memeriksakan kadar gula darahnya, meskipun sebelumnya
tidak ada diabetes milletus

4
BAB III
LAPORAN KASUS
1. BIODATA
a. Identitas passion
Nama : Ny. F
Jenis kelaminn : perempuan
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Pendidikan : SMU

Nama suami : Tn. K


Umur : 27 tahun
Alamat : Kp Ganggen
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMU

b. Keluhan utama
 Nyeri pada luka SC
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
1. Gravida :G1P0A1
2. Umur kehamilan : 38 mgg
3. Jenis persalinan : sectio caesaria
4. Plasenta lahir : lahir
5. Penolong : dokter
d. Riwayat menstruasi
Haid bulan sebelumnya bulan mei
Lamanya : 7 hari
Siklus : 30 hari

e. Riwayat kesehatan ibu


1) Riwayat masuk rumah sakit : Ny. F telah dilakukan operasi sectio caesaria sito
pada hari jumat tanggal 03 Januari 2020. Ny. F post operasi SC jam 08:00 WIB.
Pasien terbaring, tiduran terus dan mengalami nyeri. Nyerinya dirasakan setelah
4 jam operasi dan hilang timbul. Ny.F merasakan nyeri pada saat bergerak
dengan skala 4-5. Nyeri dirasakan ketika Ny.F bergerak, Nyerinya seperti ditusuk
tusuk selama 10 menitan, nyeri berada di sekitar abdomen.
2) Riwayat kesehatan yang lalu: klien mengatakan belum pernah hamil dan ini
pertama kali klien hamil dan melahirkan.

5
3) Riwayat kesehatan keluarga: Di keluarga Ny. F dan Tn. k tidak mempunyai
penyakit menular, seperti TBC, penyakit menurun seperti DM dan hipertensi.
f. Riwayat kontrasepsi
Klien mengatakan belum ada rencana dalam penggunaan alat KB.
g. Data kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Sebelum masuk RS : Pasien makan 3 kali sehari, dengan lauk pauk dan
sayuran, minum 4-6 gelas/hari
Saat dikaji : pasien baru makan ½ porsi dan minum 2 gelas
setelah operasi pada jam 13.00 WIB
2. Pola eliminasi
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan BAB 1 x/hari dan BAK 4-6
x/hari
Saat dikaji : Ny. T BAK melalui selang kateter dan belum BAB
3. Pola aktivitas
Sebelum masuk RS : pasien mengatakan saat dirumah dia bisa
mengerjakan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga
tanpa bantuan
Saat dikaji : pasien dapat beraktivitas dengan bantuan keluarga
terbaring di tempat tidur belum ada mobilisasi
4. Pola istirahat
Sebelum masuk RS : pasien biasanya tidur selama 7-8 jam/hari tanpa
gangguan Saat dikaji : pasien mengalami gangguan karena nyeri pada luka
operasi
5. Pola seksual
Sebelum sakit : Tidak terkaji
Saat dikaji : pasien mengalami gangguan seksual karena nyeri
pada luka operasi.
i. Adaptasi psikologis masa nifas
1. Pola interaksi klien dengan orang (tenaga kesehatan) menggunakan teknik
wawancara
2. Ibu merasa senang bayinya lahir dengan selamat
3. Suasana hati klien gelisah, klien mengatakan selalu memikirkan bayinya dan selalu
bertanya tentang keadaan luka operasinya.
4. Klien berharap cepat sembuh dan ingin berkumpul kembali lagi dengan bayi dan
keluarganya

6
j. Riwayat social budaya
Hubungan klien :
a. Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat baik.
b. Selama di RS, interaksi klien dengan petugas kesehatan baik.
c. Yang paling berarti adalah suami, anak, dan keluarga.
k. Data spiritual
Klien seorang muslim, taat menjalankan sholat 5 waktu
l. Pengetahuan ibu tentang masa nifas
1) 1.perawatan masa nifas: memberikan penjelasan agar mengetahui perawatan pada
saat masa nifas dengan melakukan personal hygiene.
2) perawatan payudara
Dilakukan sambil memperagakan/memberikan penjelasan agar perawatan buah dada
dilakukan setiap hari dengan cara masase dan puting susu ditarik keluar dan berikan
HE setiap mandi harus membersihkan mamae.
3) Perawatan perineum
Setiap kali BAB / BAk perineum ibu harus dibersihkan untuk mencegah terjadinya
infeksi, apabila pakaian dalam basah perlu diganti dengan pakaian dalam yang kering.
 Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pemeriksaan saat ini
Status Obstetrik : G 1 PO A0
Berapa kali periksa kehamilan : 6 kali yaitu 2 kali di trimester pertama, 3 kali di
trimester kedua dan 1 kali di trimster tiga di puskesmas di Jawilan . Masalah kehamilan :
Klien mengatakan mual muntah, sering pusing pada trimester I dan sering buang air kecil
pada trimester III
Riwayat Persalinan
Jenis persalinan : Spontan (letkep/letsu) / Tindakan (EV,EF) Sectio Caesarea -03 Januari
2020, 08.00 WIB
JK , BB / PB Bayi : L / P , 4200 gram / 52 cm 3. Perdarahan : ± 600 cc
Masalah dalam persalinan : Tidak ada
Riwayat Ginekologi
. Masalah ginekologi : Tidak ada 2. Riwayat KB : Tidak pernah

2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD 120/80 mmHg, Nadi 89 x/menit, RR 24 x/menit,
Suhu 37,8 oC
4. Pemeriksaan fisik
5. Kepala : rambut lurus, hitam, panjang sebahu, tidak beruban, tidak
ada luka
6. Muka : simetris, tampak menahan nyeri
7. Mata : bentuk simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, tidak ada gangguan dan alat Penglihatan

7
8. Hidung : lubang simetris, tidak ada sekret
9. Mulut : gigi masih utuh, lidah masih bersih, nafas tidak bau, bibir
tidak kering, mukosa lembab
10. Telinga : letak simetris, tidak ada serumen, masih berfungsi
dengan baik, tidak ada gangguan pendengaran
11. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjaran
tyroid
12. Dada : bentuk simetris, tidak ada retraksi dada, payudara
menonjol besar, terapa hangat dan kencang, aerola
hitam, putting menonjol, ASI belum keluar
13. Abdomen : terdapat luka jahitan SC ± 12 cm secara horizontal,
masih dibalut (hari pertama)
14. ektremitas : tidak ada edema, pada ektremitas atas terpasang IVFD
RL 20 gtt/i, bentuk simetris, tidak ada luka
15. kulit : turgor elastic
16. genetalia : terpasang DC 18Vagina : Integritas kulit = baik/tidak,
edema/memar/hematoma Perineum : Utuh / episiotomi /
ruptur Kebersihan : Bersih Lokia Jumlah : 2 kali ganti
pembalut (25-50ml/pembalut) Jenis/warna : Rubra/merah
kecoklatan Konsistensi : Cair dan terdapat stosel (seperti
saat haid) Bau : Amis Hemoroid : Tidak ada Derajat : -
Lokasi : - Berapa lama : - Nyeri : Ya / tidak Masalah
khusus : Tidak ada

8
M. Pemeriksaan Laboratorium
tanggal 02-01-2020
No Hasil Nilai normal
1 HB =11,2 gr % Pria 14-15. Wanita 12-16 gr%
2 HT = 34,0% 40-50%
3 Leukosit = 5.800/mm3 4000-10800/mm3
4 Trombosit= 321.000 150000-450000/ microliter
darah

N. therapy
No Nama obat Dosis
1 IVFD RL 20 gtt/I
2 Inj ketorolac 1 amp/ 12 jam
3 Inj gentamycin 1 amp/12 jam
4 Inj cefotaxime 1 amp/8 jam
5 Inj ketorolac 1 amp/8 jam
6 Inj ketopropen 1 amp/12 jam
7 Inj metergin 1 amp/12 jam

DATA FOKUS

o Pasien mengatakan nyeri pada luka SC


o Skala nyeri 4-5 nyeri sedang,
o ekspresi wajah meringis
o Terdapat luka insisi operasi pada daerah abdomen 12 cm
o KU lemah
o Klien mengatakan susah mengangkat kedua tungkai bawahnya
o Pasien mengatakan belom bisa beraktivitas secara normal ,semua aktivitas
dibantu oleh orang lain
o pada luka post SC tampak merah, bengkak
o T: 36,7ºC RR: 24x/I TD: 120/80 mmHg HR: 89 x/i
o HB =11,2 gr %
o HT = 34,0%
o Leukosit = 20.800/mm3
o Trombosit= 321.000
o kekuatan otot +5

9
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS: SC Nyeri
Pasien mengatakan nyeri
Insisi pada bagian depan dinding
pada luka SC
perut
DO:
- Skala nyeri 4-5 nyeri
sedang, Terputuenya kontuinitas
- Post op hari ke-1 jaringan
- ekspresi wajah meringis
- Terdapat luka insisi Nyeri
operasi pada daerah
abdomen
- KU lemah
2 DS : Klien mengatakan SC Gangguan mobilitas
susah mengangkat kedua fisik
Insisi pada bagian depan perut
tungkai bawahnya
DO :
Luka post operasi SC
- Post op hari ke-1
- KU lemah
Kelemahan penurunan sirkulasi
- Nampak luka insisi
operasi pada daerah
abdomen 12 cm.
Gangguan mobilitas fisik
-kekuatan otot +3 dapat
melawan gravitasi tetapi
lemah

O. diagnosa keperawatan
1. nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
ditandai dengan Pasien mengatakan nyeri pada luka SC, Skala nyeri 4-5 nyeri sedang,
Post op hari ke-1, ekspresi wajah meringis, Terdapat luka insisi operasi pada daerah
abdomen, KU lemah.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya luka operasi ditandai dengan Klien
mengatakan susah mengangkat kedua tungkai bawah & semua aktivitas di bantu oleh
keluarga, Post op hari ke-1, KU lemah, Nampak luka insisi operasi pada daerah abdomen
12 cm.

10
P. Intervensi keperawatan
No diagnosa Tujuan / kriteria Intervensi Rasionalisasi
1 Dx 1 Tujuan : Klien - Kaji intensitas, - Pengkajian yang spesifik
dapat beradaptasi karakteristik, dan membantu memilih
dengan nyeri yang derajat nyeri intervensi yang tepat
dialami - Meminimalkan stimulasi
Kriteria Hasil : atau meningkatkan
-Mengungkapkan - Pertahankan tirah relaksasi
nyeri dan tegang baring selama
di perutnya masa akut. - Meningkatkan koping
berkurang - Terangkan nyeri klien dalam melakukan
-Dapat melakukan yang diderita klien guidance mengatasi
tindakan untuk dan penyebabnya nyeri
mengurangi nyeri - Ajarkan teknik - Pengurangan persepsi
-Kooperatif distraksi nyeri
dengan tindakan - Kolaborasi - Mengurangi onset
yang dilakukan pemberian terjadinya nyeri dapat
-TTV dalam batas analgetika dilakukan dengan
normal ; Suhu : pemberian analgetika
36-37 0 C, TD : oral maupun sistemik
120/80 mmHg, RR dalam spectrum
:18-20x/menit, luas/spesifik
Nadi : 80-100
x/menit
2 DX 2 Tujuan : Kllien - Kaji tingkat - Mungkin klien tidak
dapat melakukan kemampuan klien mengalami perubahan
aktivitas tanpa untuk beraktivitas berarti, tetapi perdarahan
adanya komplikasi - Kaji pengaruh masif perlu diwaspadai
Kriteria Hasil : aktivitas terhadap untuk menccegah
klien mampu kondisi luka dan kondisi klien lebih buruk
melakukan kondisi tubuh - Aktivitas merangsang
aktivitasnya secara umum peningkatan
mandiri - Bantu klien untuk vaskularisasi dan pulsasi
memenuhi organ reproduksi, tetapi
kebutuhan dapat mempengaruhi
aktivitas sehari- kondisi luka post operasi

11
hari.. dan berkurangnya
- Bantu klien untuk energy
melakukan - Mengistiratkan klilen
tindakan sesuai secara optimal.
dengan - Mengoptimalkan kondisi
kemampuan klien, pada abortus
/kondisi klien imminens, istirahat
- Evaluasi mutlak sangat
perkembangan diperlukan
kemampuan klien - Menilai kondisi umum
melakukan klien.
aktivitas - membantu mempercepat
- kolaborasidengan mobilitas fisik klien
dokter dalam
pemberian therapy
obat

12
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. F Umur : 20 tahun


No RM : 08 43 77 Diagnosa :Post Section Caesaria
No Tgl/hr/ dx Implementasi Evaluasi
1 Tgl -mengkaji intensitas, karakteristik, S= klien mengatakan masih terasa
03/01/20 dan derajat nyeri nyeri di bagian abdomen
13:00 wib - mempertahankan tirah baring O= klien tampak meringis
DX 1 selama masa akut. kesakitan Skala nyeri 4-5 nyeri
-menerangkan nyeri yang diderita sedang,
klien dan penyebabnya. - Post op hari ke-1
-mengajarkan teknik distraksi - Terdapat luka insisi operasi pada
-berkolaborasi pemberian therapy daerah abdomen
obat - KU lemah
H: A= masalah nyeri sebagian
- Inj ketorolac 1 amp / 8 jam P= intervensi di lanjutkan
Tgl -mengkaji tingkat kemampuan klien S= klien mengatakan belum
03/01/20 untuk beraktivitas mampu memenuhi kebutuahan
14: 00 wib H: klien dapat melawan garvitasi ADLs nya secara mandiri
DX 2 tetapi lemah . kekuatan otot ROM O= tampak semua aktivitas di
+5 bantu oleh keluarga
-mengkaji pengaruh aktivitas A=masalah gangguan mobilisasi
terhadap kondisi luka dan kondisi fisik belum teratasi
tubuh umum P=intervensi dilanjutkan
- membantu klien untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari.
-membantu klien untuk melakukan
tindakan sesuai dengan kemampuan
/kondisi klien
H: klien mampu melakukan
aktivitas dengan bantuan
-mengevaluasi perkembangan
kemampuan klien melakukan
aktivitas
H: tingkat kekuatan otot klien dapat

13
melawan gravitasi tetapi lemah
-berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian therapy obat
H:
- IVFD RL 20 gtt/i
Tgl mengkaji intensitas, karakteristik, S= Pasien mengatakan nyeri
04/01/20 dan derajat nyeri berkurang
09:00 wib - mempertahankan tirah baring O= pasien tampak lebih tenang
DX 1 selama masa akut. Skala nyeri 3 nyeri sedang,
-menerangkan nyeri yang diderita - Post op hari ke-2
klien dan penyebabnya. - Terdapat luka insisi operasi pada
-mengajarkan teknik distraksi daerah abdomen
-berkolaborasi pemberian therapy - KU baik
obat A= masalah nyeri sebagian
H: P= intervensi di lanjutkan
- Inj ketorolac 1 amp / 8 jam

04/01/20 S= klien mengatakan sudah


mengkaji tingkat kemampuan klien
Jam 10.00 mampu memenuhi sebgaian
untuk beraktivitas
wib kebutuhan ADLs nya secara
H: klien dapat melawan garvitasi
mandiri
tetapi lemah . kekuatan otot ROM
O= pasien tampak memenuhi
+5
sebagian ADLs nya secara
-mengkaji pengaruh aktivitas
mandiri
terhadap kondisi luka dan kondisi
A=masalah gangguan mobilisasi
tubuh umum
fisik teratasi sebagian
- membantu klien untuk memenuhi
P=intervensi di lanjutkan
kebutuhan aktivitas sehari-hari.
-membantu klien untuk melakukan
tindakan sesuai dengan kemampuan
/kondisi klien
H: klien mampu melakukan
aktivitas dengan bantuan
-mengevaluasi perkembangan
kemampuan klien melakukan
aktivitas

14
Tgl mengkaji intensitas, karakteristik, S= Pasien mengatakan nyeri
05/01/20 dan derajat nyeri berkurang
13:00 wib - mempertahankan tirah baring O= pasien tampak lebih tenang
DX 1 selama masa akut. Skala nyeri 2 nyeri ringan,
-menerangkan nyeri yang diderita - Post op hari ke-3
klien dan penyebabnya. - Terdapat luka insisi operasi pada
-mengajarkan teknik distraksi daerah abdomen
-berkolaborasi pemberian therapy - KU baik
obat A= masalah nyeri sebagian
H: P= intervensi di lanjutkan
- Inj ketorolac 1 amp / 8 jam

05/01/20 S= klien mengatakan sudah mampu


mengkaji tingkat kemampuan klien
Jam 13.30 memenuhi kebutuhan ADLs nya
untuk beraktivitas
wib secara mandiri
H: klien dapat melawan garvitasi
O= pasien tampak memenuhi ADLs
tetapi lemah . kekuatan otot ROM
nya secara mandiri
+5
A=masalah gangguan mobilisasi
-mengkaji pengaruh aktivitas
fisik teratasi
terhadap kondisi luka dan kondisi
P=intervensi di dihentikan
tubuh umum
- membantu klien untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari.
-membantu klien untuk melakukan
tindakan sesuai dengan
kemampuan /kondisi klien
H: klien mampu melakukan
aktivitas dengan bantuan
-mengevaluasi perkembangan
kemampuan klien melakukan
aktivitas

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Makrosomia atau bayi besar adalah bila berat badan bayi melebihi dari 4000 gram.
(Wiliiam, 2001). Dalam dunia kedokteran makrosomia disebut giant baby. Menurut
Cunningham (2005) semua neonatus dengan berat badan 4000 gram atau lebih tanpa
memandang usia kehamilan dianggap sebagai makrosomia.
Penyebabnya yaitu Genetik, obesitas dan overweight yang dialami ayahibu dapat
menurun pada bayi. Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan,
porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh pada berat badan ibu.
Asupan gizi yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat di atas rata-rata.
Ibu dengan diabetes milletus, tingginya gula darah ibu bisa berpengaruh pada berat badan
bayi. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka janin dapat tumbuh makin subur. Ibu
hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia, ibu yang sebelumnya pernah
melahirkan bayi makrosomia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan
bayi makrosomia dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia.
Multigravida, ada kecendrungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar
daripada anak pertama. Usia gestasi lama, Usia ibu, Wanita hamil yang memiliki berat
badan yang lebih dari 150 kg, janinnya memiliki risiko 30% mengalami macrosomia

B. Saran
2) Untuk bidan
a) Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama meningkatkan
kesehatan ibu dan anak, bidan seharusnya menerapkan teori asuhan kebidanan
b) Dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan terhadap pasien dengan mutu
pelayanan, bidan harus memandang pasien sebagai mahluk Bio-Psiko-sosial.
c) Memperlancar proses asuhan kehidupan dapat menggunakan komunikasi
terapeutik

3) Untuk pasien
1. Menggunakan pelayanan kesehatan yang ada untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat khususnya ibu dan anak.

16
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kami kirimkan ke hadirat Allah SWT,yang telah memberikan
kami kesehatan ,kesempatan,dan kemauan hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
.Sholawat dan taslim tak lupa pula kami kirimkan ke junjungan Nabi besar Muhammad
SAW.Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT,hingga kita dapat
menikmati indahnya Dinul Islam .
Makalah ini berisi tentang Bayi Besar , Kami mengucapkan bayak terima kasih pada
semua pihak yang telah turut membantu hingga Asuhan Keperawatan ini dapat terselesaikan
Terlepas dari itu semua , kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
Karena itu segala kritik dan saran yang mendukung guna laporan ini menjadi lebih baik
,sangat kami harapkan.
Akhir kata ,mohon maaf bila ada kata kata dalam makalah ini yang menynggung
perasaan dosen maupun kawan kawan.Karena kami tidak lepas dari kesalahan

Serang, Januari 2020

Penyusun

17i
ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIAGNOSA SC ATAS INDIKASI BAYI BESAR


DIRUANG NIFAS RSUD BANTEN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. ACEP SURAHMAN, S.Kep.
2. IVAN SOFIYANA, S. Kep.
3. DEVI DINATA, S.Kep.
4. ADE JAJULI, S.Kep.
5. DUDI KURNIA SAPUTRA, S.Kep.
6. MULYANI, S.Kep.
7. LIANA HERAWATI, S.Kep.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020

18

Anda mungkin juga menyukai