Karil6 Neuroanatomi-Min PDF
Karil6 Neuroanatomi-Min PDF
,igT
Neuroanatomi
A R Crossman
tr
D Neary
qI
5:;l;J,'.,*L,$ \
Jan S Purba I
/\
L
I
rr
l\'!
Didukung oleh pERDOSS|
(-HtrR('t{It.L
_lvtN(;s't'oN Ii
HSt \lt tt
Neuroanatomi
EDISI KELIMA
il CHURCHILL
TIVINGSTONE
il ELSEVIER
il
CHURCHILL
LIVINGSTONE
EI.SEVIER
Indonesian edition: Copyright o 2015 by Elsevier (singapore) Pte Ltd. All rights reserved.
Edisi Bahasa Indonesia: Hak cipta O 2015 Elsevier (Singapore) Pte. Ltd' Hak cipta
dilindungi.
This fifth edition of Neuroanatomy: An Illustrated Colour Text by Alan Crossman and
David Nealv is published by arrangement with Elsevier Ltd.
Edisi kelima Neuroanatomi: Buku Aiar Ilustrasi Berr+'ama oleh AIan crossman dan David
Neary diterbitkan atas Persetuiuan oleh Elsevier Ltd.
Dlarang menerbitkar atau menvebarkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apa pun dan deagan cara aPa PurL baik secara elektronik rEuPun mekanis, termasuk
memfotokopi, merekam, atau sistem penyimpanan dan pengambilan informasi, tanpa izin
tertulis dari penerbit.
Izin dapat diminta dari Health Sciences Righs Department, Elsevier di Singapura:
telepon: +6fry9 0200, faksimili: +65'6733 1817.
Elsa,ier (Sbqapore) Pte Ltd
3 Killiney Road
*08-01. Winsland Houx I Singapore 239579
Perhatian
Baik Penerbit maupun Editor tidak bertanggung jawab atas segala kerugian
atau cedera dan/atau kerusakan pada s€seorang atau properti yang teriadi
akibat atau berkaitan dengan penggunaan isi materi dalam buku ini.
Merupakan tanggung jawab dokter yang menangani pasien, berdasarkan
keahlian dan pengetahuan masing-masing untuk menentukan terapi terbaik
dan metode penerapan pada pasien.
Penerbit
Manajer Penerbitan: Hooi Ping Chee
Editor Pengembangan : Suthichana Tharmopalan
I Manajer layanan Peaerbitan: Vioian Tan
ISBN:
UK: 97847020-540$1
Sin gapura : 97 8-987437 1 -524
www.elsevier.com . wwvrlt)ookaid.org
I
Dicetak di Indonesia.
vl I ----l
Seperti di masa lalu, kami berutang budi Spesialist, yang telah menviapkan gambar- dua dekade. Dalam persiaPan edisi
kepada Profesor David I Brooks, Dr gambar MR, atas kebaikan GE Healthcare, kelima ini, kami ingin mengucaPkan
Ivlarco Catani, Profesor Paul D Griffiths, tempat Ben Crossman memProduksi terima kasih kepada teman-teman sekerja
Profesor Alan Jackson, Profesor David gambar sampul. Kami iuga ingin di Elsevier-dan secara khusus kepada
Mann, Dr R Anne Mckinnev dan Dr Carv menvampaikan rasa terima kasih pada Smior Content Strategist Jercm1' Bowers
C Schoenu,old vang telah menyiapkan para kolega dan mahasiswa kedokteran di dan Sanior Content Deaelopment Specialist
gambar-gambar pindaian dan vang lain, seluruh dunia y'ang telah mengirimkan Poppy' Garrawali atas dorongan
vang meningkatkan ilustrasi buku ini. komentar-komentar vang membangun s€mangat dan dukungannva.
Kami juga sangat berterima kasih kepada pada edisi sebelumnya dan saran-saran
Dr Adrianne Noe dan Archibald J Fobbs perbaikan. Manchester A R Crossman
untuk menviapkan fotofoto Potongan Penulis sangat menghargai antusiasme 2015 D Neary
otak dari Yakovler-Haleem Collection dan berkelanjutan Elsevier terhadap
kepada Timothv jones, MR Product Neuroanatomi untuk periode lebih dari
: S:.stem ventrikel s6
: \ledula spinalis
n Batang otak el
i1 Serebelum n7
il Talamus r24
i{ Canglia basalis 16
Indeks 184
eiirna kasih edisi asli
Seperti di masa lalu, kami berutang budi Spesialist, yang telah menyiapkan gambar- dua dekade. Dalam persiapan edisi
kepada Profesor David J Brooks, Dr gambar MR, atas kebaikan GE Healthcare, kelima ini, kami ingin mengucapkan
Marco Catani, Profesor Paul D Griffiths, tempat Ben Crossman memproduksi terima kasih kepada teman-teman sekerja
Profesor Alan fackson, Profesor David gambar sampul. Kami juga ingin di Elsevier-dan secara khusus kepada
Mann, Dr R Anne Mckinney dan Dr Gary menyampaikan rasa terima kasih pada Senior Content Strategist ]eremy Bowers
C Schoenwold yang telah menyiapkan para kolega dan mahasiswa kedokteran di dan Senior Content Deoelopment Specialist
gambar-gambar pindaian dan yang lain, seluruh dunia yang telah mengirimkan Poppy Garraway, atas dorongan
yang meningkatkan ilustrasi buku ini. komentar-komentar yang membangun semangat dan dukungannya.
Kami juga sangat berterima kasih kepada pada edisi sebelumnya dan saran-saran
Dr Adrianne Noe dan Archibald J Fobbs perbaikan. Manchester A R Crossman
untuk menyiapkan foto-foto potongan Penulis sangat menghargai antusiasme 2015 D Neary
otak dari Yakovlev-Haleem Collection dan berkelanjutan Elsevier terhadap
kepada Timothy Jones, MR Product Neuroanatomi untuk periode lebih dari
Bab 16
sistem limbik dan
Nukleus-nukleus dorsomedialis
Korpus kalosum
Forniks
Kelenjar pinealis
Talamus
Komisura anterior
Nukleus paravenkikularis
Nukleus supraoptik
Nukleus suprakiasmatik
Mesensefalon
Kiasma optikum
Nukleus posterioris
Korpus mamilaris
Nukleus venkomedialis
Gambar 16.'l Penampang sagital diensefalon. Diagram menunjukkan aspek medial hipotalamus. Perkiraan lokasi beberapa nukleus utama
hipotalamus diperlihatkan.
Bab 16 Hipotalamus, sistem limbik dan sistem olfaktorius I6t
Nukleus Paraventrikularis
Komisura
-- anterior
Korpus mamilaris
Nukleus
supraoptik
Traktus lnfundibulum
'Kiasma optikum
hipotalamohipofi sialis optikum
portal kelenjar
Kelenjar hipofisis
posterior Kelenjar hipofisis
anterior
Kelenjar hipofisis
posterior
Gambar 'l 6.2 Nukleus-nukleus supraoptik dan paraventrikularis
berproyeksi menuju kelenjar hipofsis posterior melalui traktus anterior
h ipota la m o h ipofi sia lis. Gambar 16.3 Sistem portal kelenjar hipofisis yang
menghubungkan bagian anterior dan posterior dari kelenjar hipofisis.
penting untuk mengenali lingkungan pada hewan-hewan
tingkat rendah, di mana pada manusia dikalahkan oleh dominasi
Hipokampus
visuspasial yang berhubungan erat dengan sistem limbik.
Amigdata 1
f
Tatamus
f
Hipotalamus merupakan bagian diensefalon paling ventral,
terletak di bawah talamus dan ventromedialis dari subtalamus i;'i:i[:!-
(Gambar 16.1, juga lihat Gambar 12.1-12.3). Hipotalamus
membentuk lantai bagian bawah dinding lateral ventrikel
ketiga, di bawah sulkus hipotalamikus (Gambar 12.2). Di dasar
B
Status fisik, kimia
dan hormonal
-,,H,,
solitaries
\
i Nukleus
otak, bagian-bagian dari hipotalamus dapat terlihat ditempati
A . monoaminergik
area kecil yang dikelilingi oleh krus serebri, kiasma optikum E , batang otak
dan traktus optikus (Gambar 12.1).Di antara batas rostral dua Sistem saraf
krus serebri, pada sisi garis tengah, terietak dua benjolan , otonom
membulat, korpus mamilaris, di mana di dalamnya terdapat :
nukleus mamilaris hipotalamikus. Pada garis tengah, tepat di Gambaf 16.4 lnput neuralis dan non-neuralis hipotalamus.
bagian kaudal kiasma optikum, terletak area yang sedikit
meninggi yaitu tuber sinereum, di mana dari bagian ujungnya Hipotalamus mempunyai kesanggupan untuk
terdapat tangkai halus yaitu infundibulum (prosesus mengintegrasikan sinyal-sinyal interoseptif dari organ-organ
inlundibularis) atau tangkai kelenjar hipofisis. Struktur tersebut internal dan rongga-rongga yang berisi cairan dan membuat
melekat pada kelenjar hipofisis, yang merupakan struktur penyesuaian-penyesuaian terhadap lingkungan intemal
seukuran kacang polong yang terletak pada sela tursika dari os berdasarkan nilai-nilai sistem masukan dan luaran yang ada.
sfenoidalis. Kelenjar hipofisis terdiri atas dua bagian besar dan Stimulus ke hipotalamus berasal dari sirkulasi dan juga
jelas berbeda secara sitologis, yakni hipofisis posterior atau neuralis (Gambar 16.4). Sirkulasi darah memberikan sinyal-
neurohipofisis dan kelenjar hipofisis anterior atau sinyal fisik (suhu, osmolalitas), kimiawi (gula darah, status
adenohipofisis (Gambar 16.2-16.3). Kelenjar hipofisis posterior asam-basa) dan isyarat hormonal tubuh, tumbuh-kembangnya
rnerupakan struktur neuronal sebagai perpanjangan bagian dan kesiapan untuk bereaksi (misalnya seks, hisapan,
distal infundibulum sementara kelenjar hipofisis anterior bukan pembelaan diri, melarikan diri, dan seterusnya). Sinyal-sinyal
berasal dari jaringan neuralis. Kedua bagian kelenjar hipofisis neural datang dari berbagai sumber. Stimulus terbesar berasal
tersebut, dihubungkan secara erat oleh sistem vaskular portal dari struktur-struktur limbik, hipokampus dan amigdala.
kelenjar hipofisis (Gambar 16.3), vang berasal dari arteria Serabut-serabut dari hipokampus membentuk forniks, suatu
lripofisis super ior. Faktor-faktor pelepas (rel ensing fnctor-q), \,ang komponen besar yang berujung pada nukleus mamilaris
clisintesis di hipotalamus, disalurkan menuju adenohipofisis medialis di korpus mamilaris (Gambar 16.5-16.7). Serabut-
melalui sistem vaskular tersebut untuk mengontrol pelepasan serabut dari amigdala vang menuju hipotalamus betlalan
hormon-hormon kelenjar hipofisis anterior. melewati stria terminalis. Nukleus solitarius dari medula
'62 NEUROANATOMI
oblongata berproyeksi ke hipotalamus, membawa informasi mencapai medula spinalis. Dengan demikian, hubungan
yang dikumpulkan oleh sistem saraf otonom medula terbentuk dengan berbagai nukleus pada batang otak, termasuk
=oblongata berupa tekanan di dalam otot polos dinding organ- formasi retikular, yang mempengaruhi siklus bangun-tidur.
organ (baroreseptor) dan komposisi kimia dari rongga-rongga Hubungan ini di kontrol oleh neuron-neuron preganglionik
berisi cairan tubuh (kemoreseptor). Dalam keadaan sadar simpatik dan parasimpatik dari sistem saraf otonom. Jaras
hubungan ini tersambung denganjaras yang berasal dari asenden menuju sistem limbik, kesemuanya secara langsung
batang otak. Proyeksiproyeksi asenden monoaminergik ke melewati talamus, menuju korteks orbitalis frontalis serebri.
fasikulus media telensefalus dan formasi retikular terjadi baik Hipotalamus dapat menginisiasi perilaku motorik secara
secara langsung maupun tidak langsung melalui talamus. naluriah melalui komunikasi dengan sistem limbik dan bagian
Hipotalamus memberikan respons-respons terhadap berbagai limbik dari korpus striatum (nukleus akumbens). Lebih lanjut,
rangsangan baik melalui sistem sirkulasi maupun neuralis hipotalamus dapat mempengaruhi, atau bahkan menyebabkan
(Cambar 16.8). Hubungan yang erat dengan kelenjar hipofisis perilaku adaptif yang lebih kompleks karena hubungannya
dan akses khusus dengan sirkulasi (sistem portal) memberikan yang erat dengan sistem limbik dan korteks asosiasi orbitalis
peran'orkestrator sistem endokrin' pada hipotalamus untuk frontalis.
mengatur secara langsung sinstesis dan pelepasan hormon.
Luaran aktivitas neuronal dari hipotalamus diarahkan menuju Nukleus hipotalamikus
berbagai regio dari aksis serebrospinal akson. Serabut-serabut Di hipotalamus ditemukan beberapa nukleus, akan tetapi
desenden diteruskan ke batang otak dan sebagian di antaranya hanya beberapa di antaranya yang akan dideskripsikan di sini
(Gambar 16.1). Regio yang terletak di sisi medial dan ventral
dari struktur-struktur subtalamus disebut sebagai
hipoatalamus lateral. Struktur-struktur tersebut dilewati oleh
serabut-serabut longitudinalis, termasuk fasikulus media
Tungkai telensefalus. Area hipotalamus lateral penting bagi kontrol
Kolumna
forniks
forniks perilaku pengaturan pengambilan makanan dan cairan secara
fisiologis. Lesi-lesi pada hipotalamus lateral menyebabkan
Nukleus
afagia dan adipsia.
talamus
Regio hipotalamus medial berisi berbagai macam nukleus,
akan tetapi hanya beberapa di antaranyayangtelah diketahui
fungsinya deng,an pasti. Di sisi anterior terletak nukleus
Korpus supraoptik, paraventrikularis dan suprakiasmatik. Nukleus
mamilaris supraoptik dan paraventrikularis keduanya memproduksi
hormon-hormon yang bekerja secara sistemik, yang dilepaskan
dari kelenjar hipofisis posterior ke dalam sirkulasi umum.
Nukleus supraoptik memproduksi oksitosin dan vasopresin
Hipokampus (hormon antidiuretik), yang berfungsi untuk meningkatkan
reabsorbsi air oleh ginjal. Nukleus paravenkikularis
mensintesis vasopresin dan oksitosin. Pada wanita, aktivasi
Gambar 16.5 tnterkoneksi antara struktur-struktur sistem limbik nukleus paraventrikularis, dan pelepasan hormon oksitosin,
yang membentuk sirkuit Papez.
Korpus kalosum
Korpus forniks
Kornu anterior
Traktus
mamilotalamikus
Kolumna forniks
Korpus mamilaris
Girus singuli
Nukleus talamus
anterior
Forniks
Traktus mamilotalamikus
Korpus mamilaris
Gambar I6.7 sirkuit Papez berproyeksi menuju aspek medial hemisfer serebri.
Nukleus suprakiasmatik bertindak sebagai kontrol irama Sistem limbik secara filogenetik kuno terdiri atas beberapa
sirkadian dan siklus bangun-tidur. Nukleus ini menerima struktur kortikal dan subkortikal, dengan koneksi yang
beberapa serabut aferen langsung dari retina. kompleks dan luas. Hal ini menjadi dasar fundamental
Lebih ke kaudal, nukleus dorsomedial dan ventromedialis neuralis terhadap aspek naluri dan emosi dari perilaku serta
terletak di dalam dinding lateral ventrikel ketiga. Nukleus fungsi ingatan. Sistem ini kaya akan interkoneksi dengan
ventromedialis, seperti hipotalamus lateral, bertindak sebagai hipotalamus (Gambar 1,6.4, 1,6.8), di mana kondisi emosi
kontrol perilaku makan dan minum. Nukleus ventromedialis dipengaruhi dan diperantarai oleh, perubahan-perubahan
merupakan pusat kontrol rasa kenyang fisiologis dan lesi pada kondisi fisiologis dan biokimia. Nama sistem limbik berasal
daerah ini menyebabkan peningkatan abnormal perilaku dari lokasi dari beberapa komponen utamanya yang terletak
makan. Pada bagian paling kaudal dari hipotalamus terletak pada pinggiran medial dari hemisfer serebri (le grand lobe
nukleus posterior dan nukleus mamilaris media, yang terletak limbique). Sistem limbik terdiri atas beberapa struktur dengan
di dalam korpus mamilaris. Korpus mamilaris merupakan interkoneksi kompleks dan beberapa serabut-serabut utama
bagian dari sistem limbik, menerima aferen dari hipokampus dari jaras-jaras yang diproyeksikan ke hipotalamus (Gambar
dan diproyeksikan ke nukleus anterior talamus dan batang otak. 16.9). Masukan yang kuat ke sistem limbik dari berbagai area
Hipotalamus merupakan pusat pengafuran sistem saraf otonom di asosiasi neokorteks berkaitan dengan kompleks perilaku yang
'terarah oleh suatu tujuan' ke perilaku primitif, naluriah dan
homeostasis internal dalam suatu kaskade koneksi neuralis
Nukleus akumbens @.*lr Korteks orbitofrontalis
(Gambar 16.10,16.71). Secara sederhana, masukan atau
_{:
Keleniar hipoflsis
l
i#u Hipotalamus Talamus
informasi dapat mencapai stafus supramodal dan memiliki arti
(proses semantik). Pintu masuk informasi ke dalam sistem
s \ limbik dapat melalui amigdala ataupun secara tidak langsung
Hormon-hormon i I Sistemsarafotonom melewati formasi hipokampal, melalui area entorkinal.
-E Formasi retikular
Amigdala sangat penting dalam arti tambahan motivasi dan
H
: Homeostasis
* ..,
6
.5 _.
pengalaman emosi. InJormasi yang masuk ke dalam formasi
r
Kontrol organ hipokampal memungkinkan adanya kaitan dengan
Keadaan sadar/tidur.
inlernal pengalaman-pengalaman terdahulu, karena formasi
hipokampal penting dalam proses ingatan dan pembelajaran
Gambar 16.8 Luaran neuralis dan non-neuralis hipotalamus. (ingatan episodik).
f
Korteks orbitofrontalis llelgllr€ Korteks temporalis inferior
=
E
!
v
Formasi hipokampal Amigdala {n I r r*-} Septum
wg,N&
rE
FE
_d _s
@@@ Jaras amigdalofugal
anterior
@
*
l
I
T
l
I
l:
Hipotalamus
I
h
P
p
Girus singuli Talamus
C(
lnformasi dari
lingkungan
\--r-
fi Hipokampus j individual terhadap lingkungan dan terlihat sebagai suatu
respons ekspresi wajah yang tetap saat dihadapkan pada rasa
gembira dan tertekan, terkejut dan jiji( takut dan marah yang
muncul di semua peradaban manusia.
Sistem saraf otonom Pada manusia, 'emosi sosial, merupakan suafu pengalaman
Formasi retikular dan diekspresikan bisa berbeda di antara individu, misalnya
cinta dan benci, cemburu dan iri hati, kebanggan diri dan rasa
Gambar 1 6.1 1 lnterkoneksi antara regio-regio pada neokorteks
bersalah, empati dan simpati. Suasana hati mencerminkan
asosiasi dan komponen bagian-bagian dari sistem limbik.
status afeksi yang diperpanjang, yang dapat merefleksikan
respons-respons yang sesuai terhadap lingkungan atau dapat
Sistem limbik dapat mempengaruhi berbagai respons
juga bersifat patologis, misalnya depresi, cemas dan ekstasi.'
motorik yang sesuai dengan analisis informasi terkait, melalui
Ekspresi status emosi merupakan kondisi motorik dan
proyeksi-proyeksi ke nukleus akumbens, yang merupakan
otonomik. Gerakan-gerakan ekspresi waja[ nada dan tinggi
bagian dari ganglia basalis, dan respons-respons otonomik
suara serta gerakan anggota tubuh menyampaikan emosi yang
melalui proyeksi-proyeksi ke hipotalamus.
dirasakan dan terjadi tanpa sadar dan di bawah kontrol
ganglia basalis (nukleus akumbens). Respons-respons
Sistem limbik: motivasi dan emosi
otonomik terdiri atas pipi vang rnemerah, bulu kuduk berdiri,
Perilaku yang bertujuan bergantung pada status motivasi yang
merinding, berkeringat, rasa hangat dan air rnata. Kesemuanya
mengawalinya dan status emosi terkait dengan hasilnya.
berganturrg patla luaran otonomik dari hipotalamus.
Perilaku ini bermula dari hubungan dengan imbalan,
hukuman atau menghindar dari hukuman berdasarkan Amigdala
perilaku yang lalu. Pada hewan tingkat rendah perilaku Amigdala terletak berdekatan dengan polus temporalis, di
pengulangan relatif sederhana, mendasar clan berupa respons antara kornu inferior ventrikel lateralis dan kompleks
cepat terhadap rangsangan sekitar. Bahkan kera tidak dapat lentiformis (Gambar "16.1.2, juga tihat Gambar 13.g). Amigdala
menunda respons perilaku terhadap rangsangan lingkur-rgan menerima aferen dari korteks asosiasi temporalis inferior,
sekitar tersebut lebih dari beberapa menit saja. pada n-ranusia, talamus, septunl dan traktus olfaktorius. Selain itu, amigdala
i6 NEUROANATOMI
Korpus kalosum
N ukleus kaudatus ------------r\
Kapsula intema
Septum
Globus palidus
Komisura 26[9del
-
Amigdala
Gambar 'l 6.12 eenampang koronal otak memperlihatkan lokasi amigdala dan komisura anterior serta hubungannya dengan ganglia
basalis, Pewarnaan Mulligan (lihat Gambar 1.7).
juga menerima proyeksi-proyeksi yang mengandung hipokampal). Korteks orbitalis frontalis juga menerima
katekolamin dan serotonin yang berasal dari batang otak masukan dari konveksitas frontalis namun lebih kuat
melalui fasikulus media telensefalus. Proyeksi eferen utama terhubung dengan sistem limbik. Selain terdapatnya proyeksi-
dari amigdala adalah stria terminalis, yang berjalan pada proyeksi dari orbitalis frontalis ke neokorteks temporalis
dinding ventrikel lateralis, mengikuti kecembungan nukleus inferior melalui fasikulus unsinatus yang besar, terdapat juga
kaudatus, dan berakhir di hipotalamus. Jaras amigdalofugal proyeksi langsung dari orbitalis frontalis ke hipotalamus.
ventral juga berproyeksi ke hipotalamus. Proyeksi-proyeksi Dengan demikian konveksitas frontalis terhubung dengan
eferen ke nukleus akumbens, bagian'limbik' dari ganglia fungsi kognitif eksekutif dan perilaku perencanaan yang
basalis, memungkinkan respons perilaku motorik. merupakan respons terhadap informasi dari lingkungan luar
yang terkumpul di neokorteks posterior. Sebaliknya, korteks
Septum orbitalis frontalis berhubungan erat dengan struktur-struktur
Septum, atau regio septalis, terletak di bawah bagian rostral yang memperantarai insting naluriah, dorongan motivasi dan
korpus kalosum (Gambar 13.6 dan 16.12). Septum merupakan emosi yang mempengaruhi perilaku. Pada subjek yang sehat,
penghubung antara amigdala dengan proyeksi-proyeksi ke
hipotalamus melalui fasikulus media telensefalus. Septum juga
berhubungan dengan nukleus monoaminergis di batang otak. Kelainan-kel ainan mo tia asi dan emosi
Hubungan tersebut melalui serabut-serabut yang berproyeksi Pada dementia frontotemporalis (FTD), penyakit
ke nukleus habenula dari diensefalon dan membentuk stria degeneratif, terdapat atrofi neokorteks
medularis talami. Nukleus habenula kemudian berproyeksi, prefrontalis dan amigdala. Penderita mengalami
melalui fasikulus retrofleksus, ke nukleus interpedunkularis, defisit kognitif eksekutif yang menyebabkan gangguan
yang kemudian berlanjut ke batang otak dan juga ke perencanaan dan organisasi dan juga perubahan kepribadian
hipotalamus. Dengan demikian, terdapat dua jaras utama dengan gangguan personal, okupasional dan sosial karena
menghubungkan septum, hipotalamus dengan nukleus i kerusakan korteks prefrontalis. Emosi-emosi utama dan sosial
monoaminergis dari batang otak. , dan perasaan takut akan bahaya pada penderita tersebut
hilang karena kerusakan amigdala. Penderita ini menjadi
Korteks orbitalis frontalis . sangat apatis saat kelainan menyebar melewati regio-regio
Neokorteks frontalis membentuk konveksitas frontalis dan ' dorsolateral frontalis. Pada beberapa penderita FTD, terdapat
korteks orbitalis frontalis. Konveksitas frontalis menerima I kelainan selektif pada neokorteks orbitalis frontalis. Jika hal
informasi aferen mengenai dunia luar dari korteks asosiasi : tersebut terjadi, fungsi kognitif eksekutif relatif utuh, namun
posterior. Proyeksi-proyeksi dari korteks asosiasi posterior ke ; perilaku penderita mengalami disinhibisi, di mana penderita
neokorteks temporalis inferior juga memungkinkan masuknya I menjadi lebih aktif dan tidak terkontrol. i
informasi tersebut ke sistem limbik (amigdala dan formasi
Bab 16 Hipotalamus, sistem limbik dan sistem olfaktorius
16i
Bulbus olfaktorius
Lobus frontalis
Traktus olfaktorius
Nervus optikus
Korpus mamilaris
Krus serebri
Unkus
Girus parahipokampalis
Gambar 16.17 Permukan anterior dari otak. Gambar menunjukkan bulbus dan traktus olfaktorius, stria olfaktorius lateralis dan area olfaktorius
primer dari korteks serebri (unkus).
Sistem olfaktorius
Anosmia
Anosmia disebabkan oleh kerusakan nervus r Serabut-serabut saraf olfahorius berakhir pada bulbus
olfaktorius. Pada anosmia terjadi gangguan olfaktorius.
hilangnya penghiduan dan juga kemampuan r Serabut-serabut derajat kedua berjalan di dalam traktus
merasakan enak tidaknya makanan. Namury aspek-aspek olfaktorius dan berakhir pada korteks olfaktorius primer pada
dasar dari pengecapan, seperti manis, asin, pahit dan masam, unkus di lobus temporalis.
masih ada. Anosmia sering terjadi setelah trauma kepala dan r Bersebelahan dengan struktur di atas, bagian anterior girus
dapat terjadi saat tumor-tumor meninges (meningioma) parahipokampalis, atau korteks entorkinal, membentuk korteks
menginfiltrasi nervus olfaktorius. olfaktorius asosiasi.
Pada penyakit Alzheimer, terdapat atrofi unkus. Penderita
dapat mendeteksi keberadaan bau-bauan namun tidak dapat
mengidentifikasi bau tersebut, maupun mengenali bau-bauan
serupa, maupun membedakan bau-bauan yang berbeda-beda
: (agnosia apresiasi penghiduan). Pada dementia semantik,
. terdapat atrofi amigdala dan neokorteks temporalis inferior.
Penderita dapat mendeteksi bau, mengenali dan
membedakan bau-bauan, namun tidak dapat dengan tepat
: menyebutkan nama, deskripsi ataupun identitas dari bau
tersebut (agnosia asosiasi penghiduan).
i 171
Bab 17
.Pemecahan masalah
(
Pendahuluan 171 dengan keahlian praktis pemeriksaan klinis, lokasi lesi pada
Masalah-masalah 172 suatu kasus dapat menentukan tingkat akurasi yang tinggi
Pemecahan masalah pada gambar 178 sebelum melakukan suatu investigasi dengan peralatan
canggih. Begitu suatu sindrom klinis ditetapkan serta lokasi
lesi pada sistem saraf ditentukary maka dimungkinkan untuk
Pendahuluan menduga penyebab lesi berdasarkan gejala klinis dari
penderita melalui anamnesis. Diagnosis akhir ditentukan
Buku neuroanatomi pada dasarnya berisi ulasan anatomi dengan menggunakan pemeriksaan-pemeriksaan yang terarah
dibandingkan dengan buku teks klinis. Namun demikian, untuk menentukan lokasi dan penyebab lesi secara akurat.
menguasai neuroanatomi merupakan dasar untuk membuat Guna mencontoh proses diagnosis tersebut, disusunlah
suatu diagnosis neurologis klinis. Hal tersebut dikarenakan suatu seri tugas pemecahan masalah. Seri ini disusun
beberapa sindrom klinis bermula dari suatu lesi pada sistem menggunakan informasi yang cukup dari suatu tanda dan
neuromuskular yang ditentukan berdasarkan lokasi lesi secara gejala kasus neurologis klinis yang memungkinkan untuk
topografis serta dihubungkan dengan penyebabnya. Jadi, melakukan deduksi guna menentukan lokasi suatu lesi pada
dengan menggabungkan pengetahuan tentang neuroanatomi sistem neuromuskular.
Nervus kranialis
dan sistem motorik Refleks+efleks Koordinasi
tl
).-t
/-; \,,
,l--i,
i;M t\-
-J
IA
/\
t\ "' ), A\;
\ // I l\,
./
IA I/ i
//
\/^
I
i /\,
r \\
),
/\\
qtt/ l^ \\ \',_
I i
I
[1a' \$'fir' l*n* \ \r$ filt \
\}I$
-)..
r il \N
Ai i/\ i.
.(
/\
r1l\/
I
/\t I l). (
1tli tll\
i/\t
r[L .))
[ /J u Itl(
/vv/ \'\
+l I
Gambar 1 7.1 Gambaran prototipe untuk ilustrasi sindrom utama dari sistem neuromuskular.
't2 NEUROANATOMI
Kelemahan spastik - Kehilangan refleks abdomen Kehilangan sensorik Gerakan tidak terkoordinasi,
ataksia
Gambar 17.2
/\
i-.-l i-j
ll I
i
F--ar
ti
-
L.i Kelemahan dan atrofi
muskulus
Kehilangan refleks tendon Kehilangan sensorik Gerakan tidak terkoordinasi,
ataksia
Gambar 17.3
I
tl {t
! relemanan spastik +++ Peningkatan refleks+efleks Kehilangan propriosepsi ( Gerakantidakterkoordinasi,
tendon dan raba ataksia
Gambar 17.4
Gambar 17.5
'74 NEUROANATOMI
ti
xetemai,an spastik - Kehilangna refleks abdomen x.nilunoun sensorik
! I Gerakan tidak terkoordinasi,
ataksia
Gambar 17.6
Gambar 17.7
Bab 17 Pemecahan masalah 175
Koordinasi
0 -<
t\
-./A A\.-
,/) (\
6l
lthr r -- \ \-\
1n\\t't$
t /\ l
...1 I \ (...
...)
ii
( \l
J {...
Ll\
tt
ffi xete,manandan akofi
MUSKUIUS
Kehilangan refleks
abdomen atau tendon ! Kehitangan sensorik Gerakan tidak terkoordinasi,
ataksia
p lnkontinensia
t Respons ekstensi telapak kaki
Gambar 17.8
c' ',
tl
\;4
/-
.l\
-I
(j
tt
i','.l Kelemahrndrn Kehilangan refleks tendon Kehilangan sensorik
"' I atrofi muskulus f
Gambar 17.9
.76 NEUROANATOMI
i--., i--i
Kelemahan dan Kehilangan refleks abdomen X.nitunOrn sensorik Gerakan tidak terkoordinasi,
atroli muskulus ! ataksia
lnkontinensia
Gambar'17.10
| --.
!--
+{
Kelemahan dan Kehilangan refleks abdomen Xrnit.nOrn sensorik Gerakan tidak terkoordinasi,
atrofi muskulus I ataksia
Gambar I7.'l I
a
17
Gambar 17.'12
tt
I xetemanan spasrik - Kehilangan refleks abdomen X.niAnOrn sensorik (
! Gerakan tidak terkoordinasi,
ataksia
Gambar 17.'13
.178 NEUROANATOMI
!+s' .. .
lesi-lesi tersebut juga dapat diketahui dengan mempelajari Gambar 17 .6: Lesi hemisfer serebri unilateral (lihat Gambar
Gambar 7.35-1..43 (Penyebab beberapa penyakit neurologis; 13.19).
' Bub 1.; yang menghubungkan antara penyebab dengan lokasi Gambar: 17.7; Miastenia gravis (lihat Gambar 3.8).
neuroanatomi dari suatu lesi. Gambar 17.8: Lesi medula spinalis segmen servikal bawah (lihat
Gambar 8.24D).
Gambar 77.9:Lesi radiks medula spinalis (lihat Gambar 8.7).
Gambar 17.10: Lesi medula spinalis segmen lumbalis (lihat
Gambar 17.2:Lesi medula spinalis segmen servikal atas (lihat Gambar 8.24A).
Gambar 8.24E). Gambar 17.11: Lesi batang otak unilateral (lihat Gambar 9.17).
Gambar 17.3: Neuropati sensorimotorik perifer (lihat Gambar Gambar 17.12:Lesi pleksus brakialis (korda inferior; C8-T1)
3.10). (lihat Gambar 3.12).
Gambar 17.4: Hemiseksi medula spinalis (lihat Gambar 8.24C). Gambar 17.13: Lesi medula spinalis segmen torakal (lihat
Gambar 17.5: Miopati (lihat Gambar 3.2). Gambar 8.248).