Anda di halaman 1dari 10

Formatted: Different first page header

BUKLEET PENYULUHAN PERTANIAN

BUDIDAYA
BAWANG PUTIH Formatted: Centered, Level 2, Line spacing: single, Font
Alignment: Auto

Formatted: Line spacing: single

Formatted: Font: (Default) Arial, 20 pt


http://www.penyuluhpertanian.net Formatted: Left, Level 2, Font Alignment: Auto
Formatted: Font: 20 pt, Font color: Black
Formatted: Line spacing: single

Buklet ini
dipersembahkan
untuk para petani kebanggan kami
Formatted: Font: Not Bold
Formatted: Right
I. PENDAHULUAN

Bawang putih (allium sativum) termasuk genus afflum dan termasuk

klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih

tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 em, mempunyai

batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip

pita, berbentuk pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut

kecil yang bejumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah

anak bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih.

Bawang putih semula merupakan tumbuhan dataran tinggi, sekarang di

Indonesia, jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah.

Masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang putih adalah terbatasnya

jumlah petani yang membudidayakan bawang putih karena keterbatasan varietas

bawang putih. Saat ini, varietas yang tersedia hanya cocok untuk ditanam di dataran

tinggi (> 800 m dpl). Varietas bawang putih dataran rendah memberikan peluang

khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih dalam negeri untuk pemenuhan

kebutuhan konsumsi bawang putih yang terus meningkat tiap tahunnya. Varietas

bawang putih yang cocok dikembangkan di dataran rendah adalah sebagai berikut.

1. LUMBU PUTIH

Daerah yang pertama mengembangkan varietas ini adalah Yogyakarta. Umbinya

berwarna putih. Umbi memiliki berat sekitar 7 g dengan diameter 3-3,5 cm, jumlah

siung per umbi 15-20 buah. Daun berukuran sempit, lebamya kurang dari 1 cm.

Posisi daun tegak dan produksi rata-ratanya 4-7 ton/ha.


Formatted: Left, Border: Top: (Single solid line, Auto, 0.5
pt Line width)
Formatted: Font: (Default) Arial, 12 pt
http://www.penyuluhpertanian.net
1
2. JATI BARANG

Varietas ini banyak dikembangkan di daerah Brebes, Jawa Tengah. Umbinya

berwarna kekuningan tetapi kulit luarnya tetap putih. Umbi agak kecil dengan

diameter sekitar 3,5 cm. Sebuah umbi memiliki berat sekitar 10-13 g. Jumlah siung

terdiri dari 15-20 buah dan rata-rata produksinya antara 3-3,5 ton/ha.

3. BAGOR

Varietas ini berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Kulit umbinya putih buram

berdiameter 3-3,5 cm. Umbinya berwarna kuning. Bentuk umbi agak lonjong.

Berat sebuah umbi hanya 8-10 g dengan jumlah siung 14-21 per umbi. Dari satu

hektar lahan dapat dihasilkan 5-7 ton bawang putih.

4. SANUR

Bawang putih varietas sanur banyak dikembangkan di Pulau Dewata, Bali.

Umbinya berukuran besar, berdiameter 3,5-4 cm. Sebuah umbi memiliki berat 10-

13 g. Selubung kulit berwarna putih, umbinya sendiri berwarna kuning. Susunan

siung pada umbi tidak teratur dengan jumlah siung per umbi 15-20 buah. Hasil

umbi yang dapat dipanen sekitar 4-6 ton/ha.

Lumbu Putih Jati Barang Bagor Sanur

Formatted: Left, Border: Top: (Single solid line, Auto, 0.5


pt Line width)
Formatted: Font: (Default) Arial, 12 pt
http://www.penyuluhpertanian.net
2
II. PERSIAPAN LAHAN

Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis

tanah, namun yang terbaik pada tanah bertekstur sedang (lempung sampai lempung

berpasir) dengan pH tanah antara 5,6 – 6,8. Apabila pH tanah kurang dari 5,6

diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata

dengan tanah lalu biarkan 2 minggu. Pada umumnya bawang putih tahan suhu

panas, namun tanaman bawang putih hanya dapat tumbuh dengan baik pada

daerah yang memiliki suhu yang dingin (dibawah 25 derajat celcius). Waktu

tanam terbaik untuk dataran rendah yaitu bulan Mei, Juni atau Juli. Pengolahan lahan

meliputi kegiatan :

a. Pembajakan tanah dilakukan dengan intensitas sebanyak 2-3 kali dalam

satu minggu.

b. Pembuatan bedengan selebar 60-150 cm dan tinggi 20-50 cm. Sedang

untuk panjang bedengan disesuaikan dengan luas lahan.

c. Pembuatan parit diantara bedengan untuk irigasi dengan lebar 30-40 cm.

d. Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan p e n g e n d a l i h a ya t i

T r i c h o d e r m a s p 100 gr dicampur 25-50 kg pupuk kandang matang,

diamkan selama 1 minggu kemudian taburkan merata di atas bedengan.

Formatted: Left, Border: Top: (Single solid line, Auto, 0.5


pt Line width)
Formatted: Font: (Default) Arial, 12 pt
http://www.penyuluhpertanian.net
3
III. PENANAMAN

Dalam proses penanaman, umbi bibit yang digunakan harus memiliki ukuran

yang seragam. Umbi ditanam dengan kedalaman 2-3 cm. Untuk jarak tanam

dapat disesuaikan dengan ukuran siung yang digunakan, misalnya jika bobot siung

lebih berat dari 1,5 gram maka jarak tanamnya 20 cm X 20 cm, atau bila bobot

siung lebih ringan dari 1,5 gram, maka jarak tanamnya 15 cm x 15 cm atau 15 cm

x 10 cm.

IV. PEMUPUKKAN

Untuk pemupukan berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg

SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah. Jika

menggunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur

rata dengan tanah di bedengan.

V. PEMASANGAN MULSA

Untuk mempertahankan kondisi tanah setelah penanaman, bedengan ditutup

dengan jerami secara merata (pemulsaan). Pemulsaan berfungsi untuk

mempertahankan kondisi tanah, mempertahankan suhu dan kelembaban

permukaan, selain itu untuk memperbaiki struktur tanah, apabila jerami telah

membusuk. Pemulsaan dilakukan pada musim kemarau, karena jika pada musim

hujan dapat menyebabkan kelembaban tanah terlalu tinggi sehingga kurang baik
Formatted: Left, Border: Top: (Single solid line, Auto, 0.5
bagi tanaman. pt Line width)
Formatted: Font: (Default) Arial, 12 pt
http://www.penyuluhpertanian.net
4
VI. PENGAIRAN

Untuk mengairi tanaman bawang putih dapat dilakukan dengan cara

menggenangi parit di antara bedengan. Pada awal penanaman, penyiraman

dilakukan setiap hari. Setelah tanaman tumbuh baik, frekuensi pemberian air

diberikan seminggu sekali. Pemberian air dihentikan pada saat tanaman sudah tua

atau menjelang panen, kira-kira berumur 3 bulan sesudah tanam atau pada saat daun

tanaman sudah mulai menguning.

VII. PEMELIHARAAN

Pemeliharaan tanaman bawang putih dilakukan dengan menyiangi gulma

serta perbaikan bedengan dengan selang waktu 20-30 hari. Ketika tanaman

bawang putih masuk fase generatif, penyiangan tidak lagi dilakukan karena dapat

mengganggu proses pembentukan dan pembesaran umbi. Dalam penanaman

bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama dilakukan

pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Selain itu perlu diberikan

pupuk susulan.

Formatted: Left, Border: Top: (Single solid line, Auto, 0.5


pt Line width)
Formatted: Font: (Default) Arial, 12 pt
http://www.penyuluhpertanian.net
5
VIII. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT

a. Hama :

1. Hama Ulat Grayak

Gejalanya hama ini adalah, daun terlihat transparan dan berlubang

sehingga lama – kelamaan akan habis akibat di makan oleh larva ulat

grayak. Jika tidak segera di tindak lanjuti bisa –bisa mengakibatkan gagal

panen.

Cara pengendalian hama :

 Melakukan penanaman bawang Secara serentak.

 Lakukan pengolahan tanah secara baik dan benar agar si larva mati.

 Lakukan konservasi menggunakan musuh alami dengan parasitoid telur

telenomus spodopterae Dodd.

2. Trips

Trips lebih di kenal dengan sebutan Thrips bawang atau One on

Thrips merupakan family dari Thysanoptera. Telur – telurnya di letakkan pada

sekitar tulang daun yang berwarna putih selama 4 – 10 hari. Nimfa dan

dewasa menghisap cairan pada daun sedangkan pulpa terdapat pada tanah

memiliki stadium sekitar 4 – 7 hari.

Gejalanya adalah daun akan tampak bercak berkilauan dan bentuk

luka gigitannya berupa bintik berwarna putih yang akan menyatu sehingga

warna daun berubah berkilauan bagian pucuknya mati.


Formatted: Left, Border: Top: (Single solid line, Auto, 0.5
Cara pengendalian hama dengan cara menggunakan musuh pt Line width)
Formatted: Font: (Default) Arial, 12 pt
http://www.penyuluhpertanian.net
6
predator alami yaitu kumbang macan (Menochilus sp )

b. Penyakit

1. Bercak ungu atau Trotol

Jamur Alternaria pori adalah penyebabnya melalui percikan air tanah

atau melalui umbi yang ditandai dengan munculnya bintik lingkaran

konsentrasi warnanya ungu atau putih kelabu pada daun. Di tepi daun juga

mengalami perubahan warna menjadi kuning dan mengering ujungnya. Jika

terjadi serangan pada umbi setelah panen maka akan menyebabkan umbi

busuk hingga berair, berubah warna menjadi kuning atau merah kecoklatan.

Cara pengendalian dengan cara menanam bawang pada lahan yang

memiliki drama baik dan selalu melakukan pergiliran tanaman serta

jangan lupa untuk menyemprotkan fungisida.

2. Busuk daun (Peronospora destruktor)

Jamur Personospora destruktor adalah penyebabnya. Ketika umbi

lapis terbentuk maka pada dekat ujung daun akan timbul bercak hijau

pucat, apalagi ketika cuaca lembab, permukaan daun akan tumbuh

kapang (mould jamur) berwarna putih lembayung hingga ungu. Daunnya

akan segera menguning, layu kemudian mati yang berwarna putih diliputi oleh

kapang hitam.

Cara pengendalian :

 Pilihlah benih sehat sebelum menanam

 Ketika penyakit muncul setelah panen, maka daun – daun dilakukan

pembakaran dan tidak dilakukan penanaman selama 3 tahun


Formatted: Left, Border: Top: (Single solid line, Auto, 0.5
 Penggunaan menggunakan fungisida sesuai aturan. pt Line width)
Formatted: Font: (Default) Arial, 12 pt
http://www.penyuluhpertanian.net
7
IX. PANEN DAN PASCA PANEN

Waktu panen dari tanaman bawang putih tergantung dari varietasnya, tapi

waktu rata-rata yang dibutuhkan sejak masa tanam hingga waktu panen sekitar 90

– 120 hari. Ciri-ciri dari tanaman yang telah siap panen yaitu terjadinya perubahan

warna pada daun, dari hijau menjadi kuning dengan tingkat kelayuan 35-60%.

Ketika menjelang panen inilah semua kegiatan pemupukan, pengairan dan

penyemprotan pestisida harus dihentikan.

Agar umbi bawang putih dapat tahan lama sebaiknya dilakukan pengeringan.

Pengeringan umbi dapat dilakukan dengan cara :

 Dijemur di bawah terik matahari.

 Pengeringan dapat dilakukan di dalam rak berlapis dengan cara digantung,.

 Pengeringan dapat pula dilakukan dengan menggunakan metode pengasapan,

yakni menempatkan bawang putih di dapur. Selanjutnya bawang putih tersebut

diasapi dengan menggunakan asap yang berasal dari air yang sengaja di masak.

 Untuk memperpanjang umur umbi bawang putih, saat dilakukan penyimpanan

di gudang dilakukan fumigasi.

maTehnik

Formatted: Left, Border: Top: (Single solid line, Auto, 0.5


pt Line width)
Formatted: Font: (Default) Arial, 12 pt
http://www.penyuluhpertanian.net
8

Anda mungkin juga menyukai