Anda di halaman 1dari 3

ROLE PLAY KOMUNIKASI PADA ANAK PENDERITA AUTIS

Tokoh :

 Anak Autis : Riska safitri


 Ibu : Nurul Fitria
 Perawat 1 : Riska Tahara
 Perawat 2 : mutya

Di sebuah ruangan Rumah Sakit tepatnya di ruang Dahlia terdapat seorang anak berusia 13 tahun
dengan berkebutuhan khusus memiliki berat badan 40 kg dengan kemampuan motorik halusnya (
membuat garis, melipat kertas ) dan kemampuan motorik kasarnya ( berlari, memukul ) masih dapat ia
lakukan serta kemampuan ADLnya kurang.

Anak : mama ayo pulang, aku ngga disini.

Ibu : bentar ya nak. Beberapa menit kemudian datang dua orang peraawat yang akan melakukan
pemeriksaan TTV terhadap anak tersebut.

Perawat 1 : selamat siang bu

Ibu : iya sus, selamat siang

Perawat 1 : perkenalkan nama saya Nur Hamida Rahmawanti dan ini rekan saya Tyas Fibri, kami
perawatdi ruang Dahlia untuk siang ini. Seperti kontrak yang telah kita sepakati bersama bahwa
sekarang adalah waktu pemeriksaaan TTV.

Perawat 2 : jadi begini bu, yang dimaksud TTV it adalah pemeriksaan tanda vital untuk mengetahui
apakah tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu tubuh anak ibu berfungsi dengan baik atau tidak.

Ibu : oh, begitu ya sus.

Perawat 2 : iya bu, jadi bagaimana ? apakah bisa kami lakukan sekarang ?

Ibu : ooh iya sus, silakhan.

Perawat 1 : hallo adek, namanya siapa ?

Anak : mama itu siapa ( bersembunyi di balik badan ibunya )

Ibu : ini temen mama yang mau memeriksa adek. Adek tenang ya ?

Anak : nggak mau , nggak mau di suntik mah ( sambil merengek kepada ibunya )

Perawat 2 : tenang adek, nggak sakit kok, nanti kalo adek nggak sakit suster kasih hadiah loh.

Perawat 1 : iya nih, adek mau nggak ?


Anak : hadiahnya apa sus ?

Perawat 1 : suster punya coklat, mau nggak ? tapi di periksa dulu ya? ( sambil mendekati anak )

Anak : beneran ya , nanti kalo bohong dimarahin Allah.

Perawat 2 : iya de, sekarang suster pinjem tangannya sebentar ya.

Anak : iya ( sambil mengulurkan tangannya )

Perawat 2 : ini nanti di taruh di ketiak ya, tapi adek jangan banyak gerak dulu.

Anak ; he’eh ( sambil mengangguk ketakutan )

Sembari menunggu thermometer menunjukan angka stabil, perawat 1 memeriksa denyut nadi
anak.

Anak : suster , suster ini ko bunyi ? ( bertanya heran )

Perawat 1 : nggak papa dek. Itu berarti udah selesai cek suhu badannya. Nggak sakit kan ?

Anak : tidak sakit sus.

Perawat 2 : sekarang tinggal pemeriksaan tekanan darah. Adek yang tenang ya .

Anak : ( mengangguk ) Sembari menunggu perawat 2 memeriksa anak tersebut perawat 1


brbincangbincang dengan ibunya.

Perawat 1 : Bagaimana kemamapuan anak ibu dalam melakukan kegiatan seharihari seperti makan,
memakai pakaian dan mandi bu ?

Ibu : anak saya kalau untuk makan biasanya masih di suapi sus, itupun harus dengan jeda bermain
dulu. Tapi kalau untuk kegiatan sehari-hari lainnya masih dapat ia lakukan.

Perawta 1 : apakah anak ibu mendapatkan kegiatan edukasi ?

Ibu : saya sudah oernah mendaftarkan dia di SLB dan dia pun sempat beberapa kali masuk namun
karena ketidakmampuan berkomunikasinya dengan orang lain dan diapun sering berontak akhirnya
saya memutuskan untuk mengudurkan diri dari sekolah tersebut.

Perawat 1 : apakah ibu sudah mencoba untu memberika pembelajaran sendiri di rumah ?

Ibu : saya kurang paham dengan pembelajaran yang seperti apa yang harus di berikan kepada
anak yang berkebutuhan khusus seperti anak saya.

Perawat 1 : mungkin ibu bisa menggunakan terapi music . lewat terapi ini , music diharapkan
memberikan getaran yang akan berpengaruh terhadap membrane otak, secara tidak langsung itu juga
akan turut memperbaiki kondisi fisiologinya, harapannya fungsi indra pendengaran menjadi hidup ,
sekaligus merangsang kemmpuan berbicara.

Ibu : oh, seperti itu ya su, baik akan saya coba. Beberapa menit kemudian perawat 2 selesai
memeriksa.

Perawat 2 : ini udah selesai dek, gimana rasanya ?

Anak : aduh mah, sakit ( sambil menangis )

Perawat 2 : nggak papa dek, nanti kan dikasih hadiah.

Anak : ( mengangguk ) Kemudina perawat 1 datang dan membawa hadiah yang di janjikan untuk si
anak.

Perawat 1 : sesuai janji suster, ini suster kasih hadiahnya.

Anak : ( diam menunduk, sambil menerima hadiah ) Setelah semua pemeriksaan Ttv selesai,
perawat menginformasikan hasilnya kepada ibu pasien.

Perawat 2 : ini hasil pemeriksaan TTV anak ibu. Tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh dan respirasi
anak ibu normal. Untuk kepulangan nani menunggu keputusan dari dokter.

Ibu : iya sus, terima kasih. Maaf anak saya memang seperti itu.

Perawat 2 : iya tidak apa apa bu, saya memaklumi.

Perawat 1 : kalau begitu kami permisi dulu ya bu. Nanti sore kami akan kembali lagi untuk melakukan
pemeriksaan selanjutnya.

Ibu : iya sus.

Kesimpulan :

Autisme bersal dari kata autos yang berarti diri sendiri dan isme yang berarti paham. Ini berarti
bahwa autism memiliki makna keadaan yang menyebabkan anakanak hanya memiliki perhatian
terhadap dunianya sendiri.

Autism adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan di tandai dengan kesulitan
dalam interaksi social, komunikasi, dan perilaku terbatas, berulangulang dan karakter stereotip. Gejala
autism muncul sebelum 3 tahun pertama kalahiran sang anak. Autism merupakan salah satu dari tiga
gangguan autism spectrum disorder. Ciri – ciri anak autis diantaranya : 1. Tampak canggung saat
berkomunikasi dengan orang lain. 2. Sebagian anak autis sering dan senang memeluk orang-orang yang
deket dengannya. 3. Seringkali mengulang kata-kata yang sama. 4. Tidak suka suara keras, beberapa
aroma dan cahya terang. 5. Anak autis menunjukan kurang sekali kontak mata dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai