;;
.;; .;;.;;.;;;.;;.;;.;;.;;.;;.;; .;;.;;.;;;;;o;;;;;;;;;;;;;;;;;.;;.;;.;;.;;.;;.;; .;;.;;.
;;;;;o;;;;;;;;;;;;;;;;;.;;.;;.;;.;;.;;.;; .;;.;;.;;;MAKALAH UJI
TENSIGRAD
Disusun oleh:
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
Nama daerah
Di Sunda terkenal terkenal dengan nama saladri dan di Jawa terkenal dengan
nama seledri
Morfologi
Batang : Tidak berkayu, beralus, beruas, bercabang, tegak, hijau pucat.
Daun : Tipis majemuk, daun muda melebar atau meluas dari dasar, hijau
mengkilat, segmen dengan hijau pucat, tangkai di semua atau kebayakan daun
merupakan sarung.
Daun bunga: Putih kehijauan atau putih kekuningan ½ -3/4 mm panjangnya.
Bunga : Tunggal, dengan tangkai yang jelas, sisi kelopak yang tersembunyi,
daun bunga putih kehijauan atau merah jambu pucat dengan ujung yang
bengkok. Bunga betina majemuk yang jelas,tidak bertangkai atau bertangkai
pendek, sering mempunyai daun berhadapan atau berbatasan dengan tirai bunga.
Tirai bunga: Tidak bertangkai atau dengan tangkai bunga tidak lebih dari 2 cm
panjangnya.
Buah : Panjangnya sekitar 3 mm, batang angular, berlekuk, sangat aromatik.
Akar : Tebal
Habitat dan penyebaran
Kandungan kimia
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spp.
Morfologi tanaman
Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di
bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat
agak beralur berbulu pendek atau gundul Helai daun berbentuk bundar atau
lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya
Ciri khas tanaman ada pada bagian bunga yang bersifat terminal yakni
berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7-29 cm,
ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih;
gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm.
Habitat dan Penyebaran
Kandungan Kimia
7,39,49-tri-O-methylluteolin,eupatorin, sinensetin, 5-hydroxy-6,7,39,49-
tetramethoxyflavone, salvigenin, ladanein, tetramethylscutellarein, 6-
hydroxy-5,7,49-trimethoxyflavone, vomifoliol, aurantiamide acetate,
rosmarinic acid, caffeic acid, oleanolic acid, ursolic acid, betulinic acid, and
b –sitosterol (Tezuka,dkk, 2000).
Selain itu tidak terjadi penurunan drastis atau hipotensi meski pengobatan
terus dilakukan. Ini disebabkan karena seledri memiliki efek calcium antagonis
dan kumis kucing punya efek beta blocker disamping efek diuretic yang setara
dengan Amlodipin. Artinya, obat ini bisa digunakan untuk pemeliharaan agar
tekanan darah stabil. Sifat calcium antagonis bekerja pada reseptor pembuluh
darah dan akan memberi rasa rileks ( evieta, 2002 ). Pemberian Tensigard juga
tidak mempengaruhi kadar elektrolit plasma, kadar lipid plasma maupun kadar
gula darah. Sementara itu efek samping yang dicatat dalam uji klinis ini
menunjukkan pemberian Tensigard berupa sakit kepala, nausea yang sama atau
tidak berbeda bermakna dengan apa yang terjadi di kelompok farmakologi
Amlodipin. Tidak ditemukan udem tibia maupun takikardi ataupun bradikardi di
dua kelompok.
Tercatat ada satu kasus TIA (Temporary Ischemic Attack) pada kelompok
Amlodipin dan satu kasus Angina tak stabil yang teratasi dengan pengobatan
nitrat pada kelompok Tensigard. Pada hasil uji klinik ini juga tidak ditemukan
perbedaan yag bermakna pada parameter fungsi hati maupun ginjal (Gsianturi,
2002).
Apabila dilihat dari pemaparan di atas, maka produk Tensigrad tersebut
telah melalui uji Klinik fase keempat. Di mana dalam uji klinik tersebut, produk
telah diteliti lebih lanjut mengenai efek samping penggunaannya dan telah dapat
diperjual belikan kepada masyarakat. Tidak adanya efek samping yang
berbahaya tersebut menunjukkan bahwa produk relatif aman apabila dijual
kepada masyarakat.
KESIMPULAN
Tensigrad merupakan produk fitofarmaka yang terdiri atas 2 konstituen bahan
alam yaitu, seledri (Apium graveolens) dan kumis kucing (Orthosiphon stamineus). Uji
klinik dilakukan dengan rancangan Ramdomized Triple Blind Control Study dengan
lama 12 minggu. . Uji tersebut meliputi 282 pasien pria dan wanita berusia 25-75 tahun
yang menderita hipertensi tingkat I dan II, dengan pembanding amlodipin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian fitofarmaka Tensigard 3 kali 1 kapsul (250
mg) per hari selama dua belas minggu mampu menurunkan tekanan darah sistolik
maupun diastolik setara dengan farmakologik Amlodipin 1 kali 5 perhari. Efek samping
yang ditimbulkan berupa angina tak stabil yang dapat diatasi dengan pemberian nitrat.
Sedangkan efek toksikologi pada ginjal dan hati tidak ditemukan secara bermakna.
Produk ini dinyatakan telah lulus uji klinik dan dapat diperjual belikan kepada
masyarakat sebgai fitofarmaka karena keamanannya terjaga dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2007, Ancaman Serius Hipertensi di Indonesia, tersedia online:
http://www.majalah-farmacia.com, diakses pada 10 oktober 2010, 21.00 WIB.
Evieta, 2002, Obat Darah Tinggi Baru dari Jamu, tersedia online:
http://www.infoanda.com, diakses pada 10 oktober 2010, 21.00 WIB.
Gsianturi, 2002, Kumis Kucing dan Seledri untuk Hipertensi, tersedia online: , diakses
pada 10 Oktober 2010, 21.00 WIB.
Sudarsono, Pudjoanto, A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., Drajad, M.,
Wibowo, S., dan Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian, Sifat-sifat
dan Penggunaan, 44-52, Pusat Penelitian Obat Tradisional, UGM, Yogyakarta