Anda di halaman 1dari 14

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Internet of Things (IoT)

Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang menggunakan

internet sebagai jaringan infrastruktur utama yang mengkoneksikan objek

– objek tertentu (Miorandi, Sicari, De Pellegrini, & Chlamtac, 2012).

Dalam hal ini IoT juga bisa diartikan internet yang menghubungkan antar

things, dimana things disini berarti informasi seperti meta data (Bari,

Mani, & Berkovich, 2013). Pengaplikasian dari IoT bisa diklasifikasikan

menjadi berbagai macam kegunaan yang bisa dilihat di gambar 2.1 (Hallaj

Asghar, Mohammadzadeh, & Negi, 2015)

Smart Home/Smart Building Keamanan bagi pemiliknya


INTERNET OF THINGS

Healthcare Identifikasi bagi staff atau pasien

Smart Business Melacak aset dan inventori

Utilities Menghemat biaya dan waktu

Mobile Memberi tahu rute, polusi, dan lain -lain

Environmental Monitoring Memonitor angin, curah hujan, dan lain - lain

Gambar 2.1 Contoh pengaplikasian IoT


Sumber: Principle Application and Vision in Internet of Things
(Hallaj Asghar, Mohammadzadeh, & Negi, 2015)

5
6

Menurut Harmon, Castro-Leon, dan Bhide (2015) pada

penggunaan IoT, dibutuhkan 10 hal penting yang dibutuhkan dalam setiap

jaringan IoT. Sepuluh hal yang dibutuhan adalah sebagai berikut:

1. Sensor : Sensor adalah komponen yang penting dalam IoT. Jumlah

data yang dibuat oleh sensor akan sangat besar, dan peralatan IoT akan

berkomunikasi via channel komunikasi seperti wi-fi.

2. Keamanan: Jaringan IoT ada salah satu subjek untuk serangan

cyber yang dapat merusak infrastruktur yang penting seperti suplai air,

airport, jembatan, dan dam air. Keamanan dibutuhkan dalam 4 level yaitu

pengamanan tempat penyimpanan untuk data sensor, pengamanan dalam

database, pengamanan untuk komunikasi dan pengamanan dalam

lingkungan yang dieksekusi.

3. Fault Tolerance: Kunci penting dalam elemen infrastruktur

membutuhkan fault tolerance yang berfungsi apabila terjadi kejadian

seperti bencana alam atau masalah listrik. Batere cadangan dibutuhkan

untuk menjamin bahwa fungsi dari sensor akan terus berjalan untuk

beberapa waktu bila terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Kedua

infrastruktur yang penting perlu diperhitungkan untuk menjamin bahwa

sistem IoT akan terus berlanjut bila terjadi hal – hal seperti pencurian data

atau intrusion. Hal ini diperlukan untuk menjamin bahwa data amin dari

pencurian dan apabila terkena malware maka malware itu tidak menyebar

kesistem yang lebih luas.

4. Energy Harvesting: Banyak peralatan yang memakai teknologi IoT

akan ditempatkan di lokasi yang belum terjamah listrik secara penuh.


7

Dalam lingkungan seperti ini sensor harus memiliki mekanisme untuk

menjamin bahwa alat akan terus beroperasi selama 10,15, atau 20 tahun

tanpa intervensi manusia. Salah satu contoh pengambilan energi bisa

dilakukan dengan sel surya.

5. Konektivitas: Jaringan IoT harus mendukung sensor yang lambat

dan juga cepat. Sebagai contoh untuk memperjelas yang dimaksud sensor

yang cepat apabila suatu kamera CCTV menganalisis secara real-time

suatu video apabila terjadi kecelakaan, tetapi apabila tidak ada kecelakaan

maka tidak ada yang dikomunikasikan di cloud pada kondisi ini sensor

bisa disebut sebagai sensor yang lambat.

6. Pengelolaan: Karena banyaknya sensor yang ditaruh dalam jarak

berjauh – jauhan, jaringan IoT harus mempertimbangkan cara untuk

mengelola peralatan itu dari tempat jauh. Ini termasuk melakukan

pembaharuan sistem, profil, algoritma, dan parameter utama dalam

pengelolaan.

7. Mesh-networked devices: Peralatan IoT harus bisa “berbicara”

antar satu sama lain tanpa harus melewati jaringan backend, berbagi data,

dan berkomunikasi dengan alat lain disekitarnya untuk memproses data

bersama – sama.

8. Application Programming Interface (API) yang terbuka untuk

menciptakan servis yang lebih baik: Seperti yang dikatakan sebelumnya

bahwa data set yang bisa diciptakan dari alat yang menggunakan jaringan

IoT bisa berjumlah sangat besar. Banyak data ini akan disimpan tanpa
8

dianalisis. Jaringan IoT harus memiliki akses untuk data yang bisa disebar

dan agar bisa digunakan untuk pengembangan dari aplikasi inovatif.

9. Backend atau penyimpanan dengan cloud: Disini data dan statistik

akan disimpan, dianalisis, dan diproses untuk menghasilkan hasil yang

bisa digunakan untuk keputusan besar. Untuk memperjelas sebagai contoh

bisa dilihat pada data cuaca yang diambil secara berkala setelah beberapa

waktu dapat digunakan untuk memprediksi cuaca di area tertentu dari kota.

10. Komunikasi jaringan sensor: Peralatan IoT menggunakan beberapa

metode komunikasi seperti Radio Frequency Identification (RFID), DSL,

GPRS, WiFi, LAN, 3G. Dalam berkomunikasi syarat yang harus dimiliki

oleh benda – benda yang smart adalah benda itu bisa memproses

informasi, mengkonfigurasi diri sendiri, mengurus diri sendiri (self-

maintain), memperbaiki diri sendiri, membuat keputusan secara

independen, dan pada akhirnya diharapkan berperan aktif dalam

membuang atau menonaktifkan diri sendiri (Bari, Mani, & Berkovich,

2013).

Sedangkan menurut Miorandi, Sicari, De Pellegrini, & Chlamtac,

(2012) selain 10 hal diatas ada 2 hal yang berbeda yang ditambahkan

yaitu:

1. Scalability: Seiring berkembangnya objek yang terkoneksi pada

jaringan IoT maka muncul permasalahan scalability seperti sulitnya

knowledge management yang ada karena mungkin untuk dibuatnya versi

digital dari setiap alat yang sebelumnya sudah ada di dunia nyata, atau
9

permasalahan interkoneksi apabila alat yang menggunakan jaringan IoT

semakin banyak.

2. Kemampuan melacak alat: Seiring perkembangan jaman maka alat

yang terkoneksi ke jaringan IoT sebaiknya memiliki kemampuan untuk

dilacak di dunia nyata.

2.2. Sensor

Pada pemberitahuan dini tentang ketinggian air sensor sangat

penting agar bisa mendeteksi seberapa banyak air yang sudah ada didalam

kanal air tersebut. Ada sebuah sensor yang disebut dengan Wireless Sensor

Networks (WSN). Dalam pengaplikasian untuk internet of things, cloud

computing akan memakai WSN infrastruktur sebagai suatu servis yang

penting. Menurut Aslam, Rea, dan Pesch (2012) WSN infrastruktur terdiri

dari 3 tingkat yaitu:

1. Node Network: Tingkatan ini terdiri dari alat – alat wireless yang

digunakan untuk mendeteksi keadaan dimana mereka ditempatkan.

2. Gateway: Pada tingkatan ini biasanya terdapat komputer yang

berguna untuk menghubungkan Node Network ke Back-End

System.

3. Back-End / Enterprise Core: Ini adalah tingkatan utama dan

terakhir yang biasanya bekerja dalam suatu level server yang besar.

Pada tingkatan ini biasanya komponen seperti pengelolaan

frameworks akan diimplementasikan dan ini adalah tingkatan

terakhir yang membutuhkan data yang berasal dari Node Network.


10

2.3. Water Level Sensor

Water level sensor merupakan bagian penting pada case study ini.

Water level sensor digunakan untuk mendeteksi berapa tinggi air. Pada

case study ini, digunakan water level sensor dari Funduino. Cara kerja dari

sensor ini adalah sensor ini memiliki beberapa kabel yang terpapar yang

bila terkena air akan mengirimkan sinyal analog ke PCB. Spesifikasi dari

water level sensor dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Spesifikasi Water Level Sensor

Sumber: www.fecegypt.com

Spesifikasi Minimum Maximum

Arus Kerja <20 mA

Tegangan kerja 3V 5V

Ukuran 20x62x8 mm

Luas Area Deteksi 16 x 40 mm

Tipe Sensor Analog

Gambar 2.2 Water Level Sensor


Sumber: Oleh Penulis
11

2.4. Flow Rate Sensor

Flow rate sensor adalah salah satu bagian penting pada case study

ini. Fungsi dari flow rate sensor ini adalah untuk mengukur debit air yang

melewati sensor. Cara kerja dari sensor ini adalah dengan air melewati

sensor ini makan air akan memutar baling – baling yang ada didalamnya.

Dari berputarnya baling – baling itu bisa didapat jumlah debit air yang

lewat. Satuan dari debit air itu sendiri adalah liter per menit (L/min).

Secara umum rumus dari menghitung debit air adalah:


𝑄
𝑄=
𝑄

Dimana:

 Q = debit air

 V = volume penampung air

 t = waktu

Pada flow rate sensor setiap 1 putaran baling – baling didalam sensor

disebut 1 pulse. Dibutuhkan 4.5 pulse untuk mendapatkan 1 L/min. 4.5

pulse itu disebut faktor kalibrasi. Untuk mendapatkan debit air yang

akurat, flow rate sensor menghitung jumlah pulse yang sudah dihasilkan

yang disebut pulse count.

Flow rate sensor yang dipakai pada case study ini adalah flow rate

sensor dari Haier yang memiliki spesifikasi yang dapat dilihat pada tabel

2.2.
12

Tabel 2.2 Spesifikasi Flow Rate Sensor

Sumber: www.microelectronics.com

Spesifikasi Minimum Maximum

Tekanan air - 1.75 MPa

Jumlah debit air 1 L/min 30 L/min

Arus Kerja <15 mA

Tegangan kerja 5V 24 V

Tipe Sensor Digital

Gambar 2.3 Flow Rate Sensor

Sumber: Oleh Penulis

2.5. Peringatan Dini Terhadap Banjir

Dikarenakan adanya wireless sensor networks (WSN) dan Internet

of things (IoT) memungkinkan untuk dibuatnya peringatan dini terhadap

banjir yang tersambung menggunakan IoT. Data yang didapatkan dari

sensor akan dikirimkan via cloud computing. Pada peringatan dini

terhadap banjir cloud computing digunakan sebagai penerima data dari

sensor dan berfungsi sebagai suatu sistem yang menganalisis data dan
13

memberikan kepada user visualisasi dari data yang diterima agar lebih

mudah dipahami (Wister, Pancardo, Jara, Acosta, & Hernandez-Nolasco,

2016). Setelah data diproses maka notifikasi bisa diberikan kepada user

dengan berbagai cara, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Sayed

Hussin, Ismail, dan Sofian pada tahun 2012 menggunakan SMS untuk

mengirimkan notifikasi dan Wister, Pancardo, Jara, Acosta, da Hernandez-

Nolasco pada tahun 2016 menggunakan social media untuk mengirimkan

notifikasi.

2.6. LinkItOne

Menurut situs wiki.seeed.cc LinkIt One adalah sebuah papan PCB

yang dibuat oleh Seeed Studio dan MediaTek yang digunakan untuk

membuat prototype dari alat – alat Internet of Things.

2.7. Ubidots

Menurut situs www.ubidots.com Ubidots adalah sebuah

perusahaan yang menawarkan jasa pada bidang teknik. Ubidots memiliki

spesialisasi dalam pembuatan hardware dan software di proyek Internet of

Things yang sudah diluncurkan sejak tahun 2014. Sejak peluncurannya

Ubidots sudah menghasilkan banyak proyek di bidang Internet of Things

seperti bidang kesehatan, energi, dan transportasi yang tersebar di 40

negara. Sekarang Ubidots menawarkan jasa untuk perusahaan ataupun

personal yang ingin terjun kedalam bidang IoT dengan menawarkan fitur

untuk bisa mengkoneksikan alat yang memakai jaringan IoT dan mengolah

data yang didapat dan memberi timbal balik kepada user.


14

2.8. Literature Review

Tabel 2.3 Literature Review

No Jurnal

Judul dan Pembuat Tahun Kontribusi kepada thesis

1 Water Monitoring System using 2012 Pada sistem water

Wireless Sensor Network monitoring yang ada di

(WSN): Case Study of Kuwait Kuwait digunakan sistem

Beaches oleh: Alkandari, A., WSN. Paper ini

Alnasheet, M., Alabduljader, Y., menawarkan hal yang lebih

& Moein, S. M. (2012) baik dibandingkan WSN

2 Service Provisioning For The 2012 Paper ini menjelaskan

WSN Cloud oleh Aslam, M. S., bagaimana data dari WSN

Rea, S., & Pesch, D. bisa diproses dan

dikirimkan ke cloud

3 Internet of Things as a 2013 Paper ini menjelaskan

Methodological Concept oleh internet of things secara

Bari, N., Mani, G., & Berkovich, general dan konsep –

S. konsep dasar dari internet

of things.

4 Emergency population warning 2016 Paper ini mengajukan

about Floods by Social Media oleh penggunaan peringatan dini


Wister, M. A., Pancardo, P., Jara, A. terhadap banjir dengan
J., Acosta, F. D., & Hernandez-
menggunakan teknologi
15

Nolasco, J. A. IoT yang bisa memberi

notifikasi bahaya ke media

sosial

5 Water Level Meter for Alerting 2016 Paper ini mengajukan

Population about Floods oleh peringatan dini terhadap


Wister, M. A., Pancardo, P., Jara, A. banjir yang menggunakan
J., Acosta, F. D., & Hernandez-
teknologi IoT dan memberi
Nolasco, J. A
notifikasi langsung ke

handphone yang terdaftar

dalam bentuk push

notification.

6 INTELLIGENT FLOOD 2012 Paper ini mengajukan

INFORMATION SYSTEM VIA peringatan dini terhadap


SMS (IFIS) oleh Sayed Hussin, S. banjir dengan memberi
A., Ismail, M., & Sofian, H.
notifikasi via sms agar saat

di tempat tanpa internet

sekalipun notifikasi masih

bisa diterima.

7 Internet of things: Vision, 2012 Pada paper ini konsep dan

applications and research challenges syarat – syarat utama


oleh Miorandi, D., Sicari, S., De sebelum pengaplikasian
Pellegrini, F., & Chlamtac, I.
dan pengaplikasian dari

IoT dijabarkan dengan

jelas.
16

8 Principle Application and Vision 2015 Pada paper ini pentingnya

in Internet of Things (IoT) oleh Internet of Things (IoT)

Hallaj Asghar, M., dijelaskan untuk saling

Mohammadzadeh, N., & Negi, mengkoneksikan antara

A. sensor, actuator, dan

controller melewati

internet dan membangun

projek IoT yang lebih baik

untuk meningkatkan

kualitas hidup.

9 Smart Cities and the Internet of 2015 Pada paper ini review dari

Things oleh Harmon, R. R., beberapa paper tentang

Castro-Leon, E. G., & Bhide, S. smart city dan internet of

things dirangkum dan

strategi untuk membuat

model terbaik agar bisa

diimplementasikan sistem

IoT

10 http://wiki.seeed.cc/LinkIt_ONE/ Pada situs ini, penjelasan

tentang fitur dari board LinkIt

One dan contoh dari fungsi

board LinkIt One dijelaskan

secara rinci.

11 http://www.ubidots.com/about Pada situs ini, sejarah situs,


17

fitur dan code untuk

mengirim data disediakan

secara lengkap.

12 http://www.microeletronicos.com Pada situs ini penjelasan

tentang cara kerja, cara

menggunakan, dan

spesifikasi dari flow rate

sensor dijelaskan secara

rinci

13 http://www.fecegypt.com Pada situs ini cara kerja,

spesifikasi, cara

menggunakan, dan contoh

penggunaan dari water

level sensor dijelaskan

secara rinci.
18

Anda mungkin juga menyukai