Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS TUNGKAL V
jln.Lintas SD kelurahan Tungkal V,Kecamatan seberang kota, No hp 082278695630 kode Pos
36551

PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI MANDIRI DAN REKAN DI PUSKESMAS TUNGKAL V

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu merupakan perpaduan antara sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan
sampai seberapa jauh out-put (keluaran) dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Cakupan mutu meliputi :
(1) Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan
(2) Merencanakan sistem agar pelayanan tepat dan cepat
(3) Mempersiapkan personal yang akan memberikan pelayanan
(4) Mempersiapkan material untuk menghasilkan pelayanan yang optimal
(5) Mempersiapkan system untuk memperoleh informasi balik.
Pengertian mutu merupakan “Derajat Kesempurnaan“ penampilan dari pelayanan
kesehatan, untuk mengukur kesempurnaan dibandingkan dengan keadaan
kesempurnaan yang diidamkan sebagai tolok ukur yang dibakukan sebagai
“standard”.
Proses pengendalian mutu meliputi :
(1) Perencanaan
(2) Penetapan standar
(3) Mengkomunikasikan standar
(4) Pemantauan / pengukuran mutu
(5) Identifikasi masalah dan peluang perbaikan
(6) Perumusan masalah
(7) Pemilihan Tim Kerja
(8) Identifikasi faktor penyebab timbulnya masalah
(9) Menetapkan langkah pemecahan masalah
(10) Pelaksanaan dan evaluasi.

Mutu Pelayanan Medis menurut Donabedian (1980) tercermin dari penerapan ilmu
dan teknologi kedokteran sedemikian rupa sehingga manfaatnya untuk kesehatan
menjadi maksimal tanpa peningkatan resikonya.
Mutu pelayanan secara sederhana adalah mengerjakan hal yang dibenarkan secara
benar dengan segera. Pengkajian mutu pelayan kesehatan disamping membanding
dengan standard perlu memperhatikan dari berbagai dimensi mutu, dimensi dapat
diartikan sebagai ukuran / segi / aspek.

1
Prinsip jaminan mutu :

1. Berfokus pada klien


2. Berorientasi pada proses
3. Berdasarkan data dalam pengambilan keputusan
4. Pendekatan tim dalam memecahkan masalah.
Setiap organisasi selalu menghadapi berbagai permasalahan dalam rangka
mewujudkan tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Masalah dalam
unit organisasi dapat dikelompokkan menjadi 2:
(1) Masalah Sederhana (Simple Problem), dengan ciri: kecil, berdiri sendi, tidak ada
sangkut pautnya dengan masalah lain, tidak mengandung konsekuensi yang
besar, pemecahannya tidak memerlukan pemikiran yang luas, pemecahannya
dilakukan secara individual oleh pimpinan, atas dasar : intuisi, pengalaman,
kebiasaan dan fakta yang sederhana.
(2) Masalah Rumit (Kompleks Problem), dengan ciri: masalahnya besar, tidak berdiri
sendiri, saling berkaitan dengan masalah lain, mengandung konsekuensi yang
besar, pemecahannya memerlukan pemikiran luas, pemecahannya dilakukan
secara tim, pimpinan dibantu staf.
Penetapan standar mutu pelayanan: puskesmas secara konsisten harus
menterjemahkan tujuan puskesmasnya menjadi prosedur operasional yang
umumnya berupa :
Standar: pernyataan mutu yang diharapkan. Standar juga merupakan tingkat
rumusan tentang kinerja/nilai yang diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan
dengan parameter yang ditetapkan (donabedian, 1980) agar para pelaksana tetap
berpedoman pada standar yang telah disepakati/ditetapkan, maka disusunlah
protokol.
Protokol: pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis dan dipakai sebagai
pedoman pada waktu memberikan pelayanan. Kepatuhan terhadap protokol
merupakan gambaran pencapaian dari standar. Untuk mengukur tercapai atau
tidaknya standar dipakai indikator.
Indikator: suatu karakteristik yang terukur untuk menetapkan tingkat tercapainya
standar yang telah ditetapkan. Masalah mutu pelayanan kesehatan di puskesmas
jangan hanya dikaitkan dengan target coverage baik yang diperoleh dari variabel
penilaian kinerja maupun pws dikaitkan dengan dimensi mutu dan perspektif
mutu.
DIMENSI MUTU:
1. Technical Competence (Kompetensi Teknis)
2. Acces To Service (Akses Terhadap Pelayanan)
3. Effectiveness (Keefektifan)
4. Efficiency (Kemudahan)
5. Interpersonal Relation (Hubungan Antar Individu)
6. Continuity (Kesinambungan)
7. Safety (Keamanan)
8. Amenities (Kenyamanan).
9. Informasi
PERSPEKTIF MUTU:

2
1. Pandangan Pasien (Customer)
2. Pandangan Petugas (Provider)
3. Pandangan Manajer Kesehatan.
Batasan mutu pelayanan kesehatan: tingkat kesempurnaan yankes yang disatu
pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pelanggan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik profesi.
Urutan Kegiatan Dalam Analisis Sistem :
1. Pelatihan :
- Mampu Memahami Daftar Tilik/Check-List
- Mampu Tampil Melakukan Observasi/Pengamatan
- Mampu Menghitung Tingkat Kepatuhan/Complain Rate (CR)
2. Peer review:
- Cara Pemantauan/Penilaian Oleh “Teman Sejawat”
- Staf puskesmas A mengamati puskesmas B, B Mengamati C Dst.
- Merupakan kegiatan memotret proses pelayanan di puskesmas lain.
3. Feed Back (Umpan Balik):
- Memberi feed back tingkat kepatuhan PKD kepada puskesmas yang diamati
- Dalam bentuk lokakarya di dinas kesehatan kabupaten/kota
Self Assesment: melakukan pengamatan di lingkungan puskesmas sendiri dengan
cara pengamatan lintas program
Pengamatan data dasar dengan menggunakan daftar tilik/check list :
Standar dapat berbentuk pernyataan tertulis yang eksplisit dari standar yang
panjang, mempunyai banyak variabel penting kemudian disusun: daftar tilik/check-
list
Pemecahan complex problem dalam pendekatan jaga mutu:
Dalam melaksanakan tahap sistem analisis (penggunaan standar daftar tilik) akan
ditemukan masalah ketidak patuhan, yang penyebabnya dapat langsung dikenali
(simple problem)
Dalam melaksanakan tahap team based, problem yang dihadapi adalah masalah
kompleks yang lokasinya dalam pendekatan sistem yankes puskesmas tidak di
proses namun di out-come.
– Input/Masukan : Sumberdaya ( 5 M )
– Proses : Manajemen Dan Program
– Out-Put/Luaran : Produk / Jasa
– Out-Come/Efek : Kepuasan, DO, Kontnuitas, Kunjungan Pasien
– Impact/Dampak : Kematian, Kesakitan, Kecacatan
B. Tujuan Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Mandiri dan Rekan
1. Merencanakan sistem agar pelayanan tepat dan cepat
2. Mempersiapkan personal yang akan memberikan pelayanan
3. Mempersiapkan material untuk menghasilkan pelayanan yang optimal
4. Mempersiapkan sIstem untuk memperoleh informasi balik.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup Pelaksanaan Evaluasi Mandiri dan Rekan meliputi semua unit
pelayanan di Puskesmas TUNGKAL V

3
D. Batasan Operasional

Pengertian pendekatan jaminan mutu di pelayanan kesehatan dasar adalah upaya


yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam
menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar
yang telah ditetapkan. Menetapkan dan melaksanakan cara pemecahan masalah
sesuai dengan kondisi/kemampuan yang tersedia, selanjutnya menilai hasil yang
telah dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.
Pentahapan pelaksanaan jaminan mutu pelayanan kesehatan dasar yaitu
menganalisis sistem pelayanan melalui penggunaan daftar tilik/check-list dengan
jalan melakukan pengamatan silang antar puskesmas oleh petugas yang telah dilatih.
Hasilnya disajikan dlm pertemuan di dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai data
dasar, kemudian dari hasil umpan balik tersebut puskesmas menyusun rencana
operasional.

E. Landasan Hukum
Permenkes No.75 tahun 2014 Tentang Puskesmas
Undang Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tim Pelaksanaan Evaluasi Mandiri Puskesmas TUNGKAL V terdiri dari:
1. Kepala Puskesmas : drg.Hapitrah
2. Ketua Tim : dr. Ermawaty Karo-karo

4
3. AnggotaTim:DannyAndika,AmKep,dr.Ismail,sitti
mariam,AmKep,Sumarni,AmKeb
B. Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja (senin 07.30 – 13.00 WIB, jum’at jam 07.30 – 11.00 WIB, sabtu
jam 07.30 – 12.00 WIB) distribusi ketenagaan adalah sebagai berikut:

 Pendaftaran: 2 orang
 BP Umum: 1 dokter, 5 perawat
 BP Gigi: 1 perawat gigi
 KIA: 9 bidan
 Laboratorium: 1 petugas Laboratorium
 Farmasi: 2 petugas farmasi

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-sama
dan dipertanggungjawabkan oleh Kordinator Klinis, Kordinator Bidan dan
Kordinator Perawat serta diketahui oleh Kepala Puskesmas
2. Jadwal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan pada
akhir bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Untuk tenaga dokter, bidan maupun perawat yang memiliki keperluan
penting pada hari tertentu, maka petugas perawat/dokter/bidan tersebut
dapat bertukar jadwal dengan sejawatnya dan mencatatkan perubahan
piket tersebut di lembar jadwal piket.

BAB III
STANDAR FASILITAS

I. Fasilitas dan sarana


Ruang pelayanan kepada pasien berada di gedung depan, dengan pintu mengarah
ke barat. Ruang tindakan merupakan ruangan paling depan di dengan 1 meja
pemeriksaan dokter dan 2 bed periksa, 1 mesin sterilisasi, 1 wastafel, 2 lemari
obat2 emergensi dan 1 meja troli untuk alat2 tindakan. BP umum merupakan
5
ruangan dengan 1 meja pemeriksaan dokter, 1 meja pemeriksaan, 1 bed periksa.
Ruang BP gigi memiliki 1 unit kursi gigi beserta peralatannya, 1 meja periksa, 1
lemari peralatan dan 1 wastafel. Ruangan KIA memiliki 1 meja periksa, 1 bed
pemeriksaan, 1 troli alat, dan 1 lemari peralatan. Ruangan KB terintegrasi dengan
ruangan KIA sehingga mempermudah pelayanan KB.
Ruang laboratorium mempunyai meja administrasi, meja pengambilan sampel,
kursi pengambilan sampel, meja kerja sekaligus meja peralatan, lemari reagen, dan
tempat cuci peralatan.
Ruang farmasi memiliki sarana meja kerja, meja tempat menyiapkan resep, dan
lemari obat.
Bagian pendaftaran merupakan meja pendaftaran pasien terletak di bagian kanan
pintu masuk menghadap timur sehingga mudah diakses.Meja pendaftaran berada
pas di depan ruang rekam medis sehingga memudahkan akses untuk pencarian
rekam medis pasien. Di ruang rekam medis pasien terdapat 1 meja ,2 rak rekam
medis, 1 lemari atk

II. Peralatan
BP Umum BP Gigi KIA/KB Laboratorium Farmasi Pendaftaran
 tensimeter  tensimet  tensimeter  Centrifuge  Kalkul  alat tulis
 stetoskop  stetoskop  buku
er darah ator
 thermomete  stetoskop
 stetoskop  Centrifuge  Plastik register
r  timbngan laennec  rak
urine obat
 hammer  thermometer
badan  Box fiksasi  Kertas status
 senter  doppler
 tang  Lampu  nomor
 timbangan  KB set puyer
 pengukur rahang  Spuit spiritus  Label antrian
 Pita  Objek glass
tinggi dewasa obat
 Deck glass
 tang pengukur  Sendok
badan  Tabung
 pengukur rahang  Mikroskop obat
 set visus  Spuit  Mortir
anak
 opthalmosc  bor gigi
ope  scaling
 othoschope set
 spuit

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

6
Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Standar I. Hak pasien
Standar :
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil
pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
Kriteria :
1.1. Dokter penanggung jawab pelayanan klinis : dr.Ismail
1.2. Dokter penanggung jawab pelayanan membuat rencana pelayanan
1.3. Dokter penanggung jawab pelayanan memberikan penjelasan secara jelas dan
benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan.

Standar II. Mendidik pasien dan keluarga


Standar :
Puskesmas Tungkal V mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan
pasien yang
merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di Puskesmas Tungkal V
terdapat sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban
dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1). Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
2). Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
3). Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4). Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5). Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan puskesmas.
6). Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7). Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

Standar III. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


Standar :
Puskesmas Tungkal V menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria :
3.1. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan
dan saat pasien keluar dari Puskesmas.
3.2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap
pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.

7
3.3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
a. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga
dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.

Standar IV. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan


evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
Standar :
Puskesmas Tungkal V mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara
intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria :
4.1. Puskesmas Tungkal V melakukan proses perancangan (design) yang baik,
mengacu pada visi, misi, dan tujuan puskesmas, kebutuhan pasien, petugas
pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-
faktor lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai dengan ”Tujuh Langkah
Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas”.
4.2. Puskesmas Tungkal V melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain
terkait dengan :pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu
pelayanan, keuangan.
4.3. Puskesmas Tungkal V melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses
kasus risiko tinggi.
4.4. Puskesmas Tungkal V menggunakan semua data dan informasi hasil analisis
untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja dan
keselamatan pasien terjamin.

Standar V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Standar :
1. Kepala Puskesmas mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan
pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah
Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas ”.
2. Kepala Puskesmas menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi
resiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi Kejadian Tidak
Diharapkan.
3. Kepala Puskesmas mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan
pasien.

8
4. Kepala Puskesmas mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja Puskesmas TUNGKAL V serta meningkatkan
keselamatan pasien.
5. Kepala Puskesmas mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien.
Kriteria :
5.1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
5.2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden yang mencakup jenis-jenis Kejadian yang memerlukan
perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) sampai dengan
“Kejadian Tidak Diharapkan’ ( Adverse event).
5.3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
Puskesmas Tungkal V terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien.
5.4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
5.5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar
Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan “Kejadian Sentinel’ pada
saat program keselamatan pasien
mulai dilaksanakan.
5.6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani
“Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil
risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan
“Kejadian Sentinel”.
5.7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam Puskesmas Tungkal V dengan pendekatan antar
disiplin.
5.8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja Puskesmas TUNGKAL V dan perbaikan keselamatan pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
5.9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja Puskesmas TUNGKAL V
dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.

Standar VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Standar :
1. Puskesmas TUNGKAL V memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara
jelas
2. Puskesmas TUNGKAL V menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkandan memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria :

9
6.1. Puskesmas TUNGKAL V memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi
staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
6.2. Puskesmas TUNGKAL V mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan in service training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
6.3. Puskesmas TUNGKAL V menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam
rangka melayani pasien.
Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan
pasien
Standar :
1. Puskesmas TUNGKAL V merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
7.1. Puskesmas TUNGKAL V menyediakan anggaran untuk merencanakan dan
mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-
hal terkait dengan keselamatan pasien.
7.2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada.

BAB V
LOGISTIK

Tidak kalah penting dalam pedoman keselamatan pasien ini adalah tentang
ketersediaan logistik, yang antara lain berupa form-form pelaporan maupun sarana
yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan kejadian maupun hasil diskusi
adanya potensi yang mampu mempengaruhi keselamatan pasien. Form-form dan
sarana tersebut adalah :
1. Form pelaporan insiden KTD, KNC,KPC, resiko medik
2. Form petunjuk keselamatan dalam gedung
3. Petunjuk lantai basah
4. Peralatan kebersihan lingkungan

10
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Langkah-langkah kegiatan dalam keselamatan pasien adalah sebagai berikut:


1. Puskesmas TUNGKAL V membentuk Tim Keselamatan Pasien, dengan susunan
organisasi sebagai berikut : Ketua : dokter, Anggota :perawat, bidan, tenaga
kefarmasian dan tenaga rekam medis
2. Puskesmas TUNGKAL V mengembangkan sistem informasi pencatatan dan
pelaporan internal tentang insiden
3. Puskesmas TUNGKAL V melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan
Pasien dinas kesehatan kabupaten/kota secara rahasia
4. Puskesmas TUNGKAL V memenuhi standar keselamatan pasien dan menerapkan
tujuh langkah menuju keselamatan pasien

11
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas TUNGKAL V merupakan panduan yang
komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut
secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh semua karyawan Puskesmas Tungkal V
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas
4. Kembangkan system pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan Pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Dalam pelaksanaannya, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus
serentak. Dipilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah
dilaksanakan di Puskesmas Tungkal V. Bila langkah-langkah ini berhasil maka
kembangkan langkah-langkah yang belum dilaksanakan. Bila tujuh langkah ini telah
dilaksanakan dengan baik Puskesmas Tungkal V dapat menambah penggunaan
metoda-metoda lainnya.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang
lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua
organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat
tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja)
meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan
perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.

12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin pengendalian mutu keselamatan pasien Puskesmas Tungkal V, maka yang
harus dilakukan adalah:
1. Setiap unit kerja di Puskesmas Tungkal V mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh puskesmas.
2. Setiap unit kerja di Puskesmas Tungkal V melaporkan semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien pada formulir yang sudah disediakan.
3. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas Tungkal V menganalisis akar penyebab masalah
semua kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien Puskesmas
Tungkal V merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi
pemecahan masalah kepada Pimpinan puskesmas.
5. Kepala puskesmas melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite
Keselamatan Pasien

13
setiap terjadinya insiden dan setelah melakukan analisis akar masalah yangbersifat
rahasia.
6. Kepala puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada unit kerja-unit kerja di
Puskesmas Tungkal V, terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja

BAB IX
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas


TUNGKAL V maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien di Puskesmas Tungkal V
sangatlah penting. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden
sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap puskesmas di
Indonesia. Program Keselamatan Pasien merupakan never ending process, karena itu
diperlukan budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan
program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

14

Anda mungkin juga menyukai