PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI MANDIRI DAN REKAN-bab 9 Fix Editing 9.1.2
PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI MANDIRI DAN REKAN-bab 9 Fix Editing 9.1.2
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TUNGKAL V
jln.Lintas SD kelurahan Tungkal V,Kecamatan seberang kota, No hp 082278695630 kode Pos
36551
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu merupakan perpaduan antara sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan
sampai seberapa jauh out-put (keluaran) dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Cakupan mutu meliputi :
(1) Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan
(2) Merencanakan sistem agar pelayanan tepat dan cepat
(3) Mempersiapkan personal yang akan memberikan pelayanan
(4) Mempersiapkan material untuk menghasilkan pelayanan yang optimal
(5) Mempersiapkan system untuk memperoleh informasi balik.
Pengertian mutu merupakan “Derajat Kesempurnaan“ penampilan dari pelayanan
kesehatan, untuk mengukur kesempurnaan dibandingkan dengan keadaan
kesempurnaan yang diidamkan sebagai tolok ukur yang dibakukan sebagai
“standard”.
Proses pengendalian mutu meliputi :
(1) Perencanaan
(2) Penetapan standar
(3) Mengkomunikasikan standar
(4) Pemantauan / pengukuran mutu
(5) Identifikasi masalah dan peluang perbaikan
(6) Perumusan masalah
(7) Pemilihan Tim Kerja
(8) Identifikasi faktor penyebab timbulnya masalah
(9) Menetapkan langkah pemecahan masalah
(10) Pelaksanaan dan evaluasi.
Mutu Pelayanan Medis menurut Donabedian (1980) tercermin dari penerapan ilmu
dan teknologi kedokteran sedemikian rupa sehingga manfaatnya untuk kesehatan
menjadi maksimal tanpa peningkatan resikonya.
Mutu pelayanan secara sederhana adalah mengerjakan hal yang dibenarkan secara
benar dengan segera. Pengkajian mutu pelayan kesehatan disamping membanding
dengan standard perlu memperhatikan dari berbagai dimensi mutu, dimensi dapat
diartikan sebagai ukuran / segi / aspek.
1
Prinsip jaminan mutu :
2
1. Pandangan Pasien (Customer)
2. Pandangan Petugas (Provider)
3. Pandangan Manajer Kesehatan.
Batasan mutu pelayanan kesehatan: tingkat kesempurnaan yankes yang disatu
pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pelanggan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik profesi.
Urutan Kegiatan Dalam Analisis Sistem :
1. Pelatihan :
- Mampu Memahami Daftar Tilik/Check-List
- Mampu Tampil Melakukan Observasi/Pengamatan
- Mampu Menghitung Tingkat Kepatuhan/Complain Rate (CR)
2. Peer review:
- Cara Pemantauan/Penilaian Oleh “Teman Sejawat”
- Staf puskesmas A mengamati puskesmas B, B Mengamati C Dst.
- Merupakan kegiatan memotret proses pelayanan di puskesmas lain.
3. Feed Back (Umpan Balik):
- Memberi feed back tingkat kepatuhan PKD kepada puskesmas yang diamati
- Dalam bentuk lokakarya di dinas kesehatan kabupaten/kota
Self Assesment: melakukan pengamatan di lingkungan puskesmas sendiri dengan
cara pengamatan lintas program
Pengamatan data dasar dengan menggunakan daftar tilik/check list :
Standar dapat berbentuk pernyataan tertulis yang eksplisit dari standar yang
panjang, mempunyai banyak variabel penting kemudian disusun: daftar tilik/check-
list
Pemecahan complex problem dalam pendekatan jaga mutu:
Dalam melaksanakan tahap sistem analisis (penggunaan standar daftar tilik) akan
ditemukan masalah ketidak patuhan, yang penyebabnya dapat langsung dikenali
(simple problem)
Dalam melaksanakan tahap team based, problem yang dihadapi adalah masalah
kompleks yang lokasinya dalam pendekatan sistem yankes puskesmas tidak di
proses namun di out-come.
– Input/Masukan : Sumberdaya ( 5 M )
– Proses : Manajemen Dan Program
– Out-Put/Luaran : Produk / Jasa
– Out-Come/Efek : Kepuasan, DO, Kontnuitas, Kunjungan Pasien
– Impact/Dampak : Kematian, Kesakitan, Kecacatan
B. Tujuan Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Mandiri dan Rekan
1. Merencanakan sistem agar pelayanan tepat dan cepat
2. Mempersiapkan personal yang akan memberikan pelayanan
3. Mempersiapkan material untuk menghasilkan pelayanan yang optimal
4. Mempersiapkan sIstem untuk memperoleh informasi balik.
3
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
Permenkes No.75 tahun 2014 Tentang Puskesmas
Undang Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
3. AnggotaTim:DannyAndika,AmKep,dr.Ismail,sitti
mariam,AmKep,Sumarni,AmKeb
B. Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja (senin 07.30 – 13.00 WIB, jum’at jam 07.30 – 11.00 WIB, sabtu
jam 07.30 – 12.00 WIB) distribusi ketenagaan adalah sebagai berikut:
Pendaftaran: 2 orang
BP Umum: 1 dokter, 5 perawat
BP Gigi: 1 perawat gigi
KIA: 9 bidan
Laboratorium: 1 petugas Laboratorium
Farmasi: 2 petugas farmasi
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-sama
dan dipertanggungjawabkan oleh Kordinator Klinis, Kordinator Bidan dan
Kordinator Perawat serta diketahui oleh Kepala Puskesmas
2. Jadwal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan pada
akhir bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Untuk tenaga dokter, bidan maupun perawat yang memiliki keperluan
penting pada hari tertentu, maka petugas perawat/dokter/bidan tersebut
dapat bertukar jadwal dengan sejawatnya dan mencatatkan perubahan
piket tersebut di lembar jadwal piket.
BAB III
STANDAR FASILITAS
II. Peralatan
BP Umum BP Gigi KIA/KB Laboratorium Farmasi Pendaftaran
tensimeter tensimet tensimeter Centrifuge Kalkul alat tulis
stetoskop stetoskop buku
er darah ator
thermomete stetoskop
stetoskop Centrifuge Plastik register
r timbngan laennec rak
urine obat
hammer thermometer
badan Box fiksasi Kertas status
senter doppler
tang Lampu nomor
timbangan KB set puyer
pengukur rahang Spuit spiritus Label antrian
Pita Objek glass
tinggi dewasa obat
Deck glass
tang pengukur Sendok
badan Tabung
pengukur rahang Mikroskop obat
set visus Spuit Mortir
anak
opthalmosc bor gigi
ope scaling
othoschope set
spuit
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
6
Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut :
Standar I. Hak pasien
Standar :
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil
pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
Kriteria :
1.1. Dokter penanggung jawab pelayanan klinis : dr.Ismail
1.2. Dokter penanggung jawab pelayanan membuat rencana pelayanan
1.3. Dokter penanggung jawab pelayanan memberikan penjelasan secara jelas dan
benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan.
7
3.3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
a. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga
dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.
8
4. Kepala Puskesmas mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja Puskesmas TUNGKAL V serta meningkatkan
keselamatan pasien.
5. Kepala Puskesmas mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien.
Kriteria :
5.1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
5.2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden yang mencakup jenis-jenis Kejadian yang memerlukan
perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) sampai dengan
“Kejadian Tidak Diharapkan’ ( Adverse event).
5.3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
Puskesmas Tungkal V terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien.
5.4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan
penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
5.5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar
Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan “Kejadian Sentinel’ pada
saat program keselamatan pasien
mulai dilaksanakan.
5.6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani
“Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil
risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan
“Kejadian Sentinel”.
5.7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam Puskesmas Tungkal V dengan pendekatan antar
disiplin.
5.8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja Puskesmas TUNGKAL V dan perbaikan keselamatan pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
5.9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria
objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja Puskesmas TUNGKAL V
dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
9
6.1. Puskesmas TUNGKAL V memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi
staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
6.2. Puskesmas TUNGKAL V mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan in service training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
6.3. Puskesmas TUNGKAL V menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam
rangka melayani pasien.
Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan
pasien
Standar :
1. Puskesmas TUNGKAL V merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria :
7.1. Puskesmas TUNGKAL V menyediakan anggaran untuk merencanakan dan
mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-
hal terkait dengan keselamatan pasien.
7.2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada.
BAB V
LOGISTIK
Tidak kalah penting dalam pedoman keselamatan pasien ini adalah tentang
ketersediaan logistik, yang antara lain berupa form-form pelaporan maupun sarana
yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan kejadian maupun hasil diskusi
adanya potensi yang mampu mempengaruhi keselamatan pasien. Form-form dan
sarana tersebut adalah :
1. Form pelaporan insiden KTD, KNC,KPC, resiko medik
2. Form petunjuk keselamatan dalam gedung
3. Petunjuk lantai basah
4. Peralatan kebersihan lingkungan
10
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
11
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas TUNGKAL V merupakan panduan yang
komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut
secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh semua karyawan Puskesmas Tungkal V
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas
4. Kembangkan system pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan Pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
Dalam pelaksanaannya, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus
serentak. Dipilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah
dilaksanakan di Puskesmas Tungkal V. Bila langkah-langkah ini berhasil maka
kembangkan langkah-langkah yang belum dilaksanakan. Bila tujuh langkah ini telah
dilaksanakan dengan baik Puskesmas Tungkal V dapat menambah penggunaan
metoda-metoda lainnya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua
organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat
tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja)
meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan
perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.
12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk menjamin pengendalian mutu keselamatan pasien Puskesmas Tungkal V, maka yang
harus dilakukan adalah:
1. Setiap unit kerja di Puskesmas Tungkal V mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh puskesmas.
2. Setiap unit kerja di Puskesmas Tungkal V melaporkan semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian
Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien pada formulir yang sudah disediakan.
3. Tim Keselamatan Pasien Puskesmas Tungkal V menganalisis akar penyebab masalah
semua kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien Puskesmas
Tungkal V merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi
pemecahan masalah kepada Pimpinan puskesmas.
5. Kepala puskesmas melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite
Keselamatan Pasien
13
setiap terjadinya insiden dan setelah melakukan analisis akar masalah yangbersifat
rahasia.
6. Kepala puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada unit kerja-unit kerja di
Puskesmas Tungkal V, terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja
BAB IX
PENUTUP
14