Anda di halaman 1dari 5

LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)

1. Karakteristik.

a. Jumlah

Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop
maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia
dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya
dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000

b. Fungsi.

Berfungsi sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit atau
bakteri yang masuk kedalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat
pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe, sebagai pengangkut yaitu mengangkut
atau membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

c. Diapedesis.

Leukosit mempunyai sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori


membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan.

d. Gerakan Amuboid.

Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid (gerakan seperti amuba). Beberapa
sel mampu bergerak 3 kali panjang tubuhnya dalam 1 menit.

e. Kemampuan Kemoktasis

Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati
(kemoktasis positif) atau menjauhi (kemoktasis negatif) sumber zat

f. Fagositosis

Semua leukosit adalah fagositik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrophil
dan monosit.

g. Rentang kehidupan

Setelah diproduksi di sum-sum tulang, leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam
sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari
berberapa minggu, atau beberapa bulan, bergantung jenis leukositnya.
2. Klasifikasi Leukosit

Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang dibedakan berdasarkan ukuran,
bentuk,nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma
disebut granulosit, sedangkan sel tanpa granula di sebut agranulosit.

a. Granulosit

Terbagi menjadi neutrofil, eusinofil, dan basofil berdasarkan warna granyla


sitoplasmanya saat dilakukan pewarnaan dengan zat warna wright.

1) Neutrofil

Mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Strukturnya memiliki granula kecil bewarna
merah muda dalam sitoplasmanya.Nukleusnya memiliki 3-5 lobus yang terhubungkan
dengan benang kromatin tipis dengan diameter mencapai 9 um dan sampai 12
yum.Fungsinya adalah sebagai fagositik dan sangat aktif, sel - sel ini sampai di jaringan
terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri virus atau agens penyebab cedera
lainnya.

2) Eosinofil

Mencapai 1.3 % jumlah sel darah putih strukturnya memilki granula sitoplasma yang
kasar dan besar, dengan pewarnaan orange kemerahan.Dengan sel inti memilki nukleus
berlobus dua dan berdiameter 12μη-15μm. Fungsinya adalah fagosítik lemah, jumlahnya
akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama
stress berkepanjangan, sel ini berfungsi juga dalam detoksıkasi histamin yang diproduksi
sel mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung. Eosinofil mengandung
peroksidase dan fosfatase yaitu enzim yang mampu menguraikan protein. Enzim ini
mungkin terlibat dalam detoksifikasi bakteri dan pemindahan kompleks antigen-antibodi,
tetapi fungsi pastinya belum diketahui

3) Basofil

Mencapai kurang dari 1 % jumlah leukosit, strukturnya memiliki sejumlah granula


sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan bewarna keunguan sampai
hitam serta memperlihatkan nukleus berbentuk S. Diameternya sekitar 12μm-15μm.
Fungsi basofil menyerupai fungsi sel mast. Sel ini mengandung histamin, mungkin untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan juga antikoagulan heparin,
mungkin untuk membantu mencegah penggumpalan darah fungsintravaskular.Fungsi
sebenarnya belum diketahui.

b. Agranulosit

Adalah leukosit tanpa granula sitoplasma yaitu limfosit dan monosit


1) Limfosit

Mencapai 30% jumlah total atau leukosit dalam darah sebagian besar limfosit dalam
tubuh ditemukan di jaringan kimfatik rentang hidupnya mencapai beberapa tahun.
Limfosit memiliki struktur yang mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang
dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi dengan ukuran terkecil 5-8 um
sampai dengan ukuran terbesar 15um. Limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang
merah tetapi melanjutkan diferensiasi dan proliferasinya dalam organ lain. Sel ini
berfungsi dalam reaksi imunologi.

2) Monosit

Mencapai 3.8 % jumlah total leukosit. Monosit merupakan sel darah terbesar dengan
diameter rata-ratanya berukuran 12-18um.Nukleusnya besar berbentuk seperti telur atau
seperti ginjal yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat. Monosit sangat
fagositik dan sangat aktif sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit
telah meninggalkan aliran darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap).

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DARAH PUTIH

Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama dari leukosit atau sel darah putih. Batas
normal sel darah putih berkisar dari 4000 sampai 10.000/mm3, Lima jenis sel darah putih yang
sudah didentifikasikan dalam darah perifer adalah

1) Netrofil (55% dari total)

2) Eosinofil (196 ampai 2%)

3) Basofil (0.5% sampai 1 %),

4) Monosit (6%) dan

5) Limfosit (36%)

Neutrofil, Basofil, dan Eusinofil juga dinamakan granulosit, artinya sel dengan granula
dalam sitoplasmanya. Granulosit ukuran diameternya berkisar dari 10 sampai 14 m.Identifikasi
mereka bergantung pada afinitas granula tersebut terhadap zat warna tertentu. Sel yang
granulanya memiliki afinitas eosin, yang berwarna merah sampai merah jingga dinamakan
eosinosil, sedangkan yang sel yang memiliki afinitas zat warna biru atau zat warna basa
dinamakan basofil. Granula netrofil yang juga dinamakan neutrofil segmen atau leukosit
polimornuclear (PMN), mempunyai afinitas yang sedikit lebih baik terhadap eosin atau terhadap
zat warna basa, berwarna merah jambu samara-samar atau biru dikelilingi oleh sitoplasma yang
berwarna merah jambu muda. Ke-tiga jenis granulosit kelihatannya berasal dinamakan eosinosil,
sedangkan yang sel yang memiliki afinitas dari sel induk peluru potensial dalam sum-sum tulang.
Walaupun semua mekanisme regulator diferensiasi dan pematangan sel darah putih dan
semua sel turunannya belum sepenuhnya dimengerti, tetapi identifikasi dari beberapa faktor
perangsang koloni-(CSFs, colony-stimulating factors) atau fakto rpertumbuhan hematopoietik
telah menjelaskan proses tersebut. CHFs adalah sekelompok sel yang disusun dari glikoprotein,
kelompok ini tergolong dalam kelompok regulator sel darah putih yang lebih besar dinamakan
limfokin. Kelompok ini secara terus-menerus disintesis oleh berbagai mac sel, sel-sel yang
terpenting adalah limfosit/system makrofag, fibroblas dan sel endotelial yang ditemukan dalam
sum-sum tulang, CHEs yang dideteksi dalam berbagai jaringan tubuh dan salam serum selama
masa peradangan, infeksi virus, dan stress. Peningkatan produksi terjadi setelah stimulasi oleh
berbagai antigen dan mikroorganisme dan mikroorganisme tersebut, seperti endotoksin. Keadaan
stress adalah keadaan yang paling mudah mendeteksi ChFs dalam jaringan tubuh

CHFs bersirkulasi sempurna dan melekatkan diri pada reseptor-reseptor spesifik di


permukaan sel dari precursor hematopoietik, bekerja untuk diferensiasi, dalam hal sel darah
putih, garis turunan neutrofil dan monosit.

Sel-sel yang menjalani fase proliferasi (pembelahan) mitotic, kemudian dikuti oleh fase
pematangan. Waktu yang diperlukan bervariasi untuk tiap-tiap leukosit yang berbeda dan
bervariasi dari 9 hari untuk eosinofil sampai 12 hari untuk netrofil. Semua fase in akan
mengalami pertambahan kecepatan selama terjadi infeksi. Di dalam sum-sum tulang, setelah sel
menjadi matang, sel tersebut menjadi lebih kecil, intinya berbentuk bulat atau oval dan memiliki
dua sampai lima lobus, dikelilingi oleh sitoplasma yang mengandung granula halus yang tesebar
merata. Granula ini mengandung enzim-enzim (seperti mieloperoksidase, muramidase dan kation
protein antibakteri) pada granulasi sel-sel darah putih, membunuh bakteri.

Sum-sum tulang sebagai tempat penyimpanan cadangan yang tetap, mempunyai kapasitas
10 kali jumlah netrofil yang dihasilkan setiap hari. Bila timbul infeksi, netrofil cadangan ini
dimobilisasi dan dilepaskan kedalam sirkulasi, disana sel-sel tersebut berdiam selama 6 sampai 8
jam. Proses ini diatur oleh faktor pelepas netrofil. Netrofil dalam sirkulasi dibagi antara
kelompok-kelompok sirkulasi dan kelompok marginal (sel-sel darah putih yang terletak
sepanjang dinding kapiler), dengan gerakan seperti amuba. Netrofil bergerak dengan cara
diapedesis dari kelompok marginal masuk kedalam jaringan dan membrane mukosa. Sel-sel ini
bekerja sebagai system pertahanan primer dari tubuh melawan infeksi bakteri, metode
pertahanannya adalah proses fagositas. System umpan balik negative terjadi untuk menghambat
produksi dan pelepasan netrofil saat sejumlah netrofil sudah ada.

Eosinofil mempunyai fungsi fagosit lemah yang tidak dipahami secara jelas. Mereka
kelihatannya berfungsi pada reaksi antigen-antibodi dan meningkat pada serangan asma, reaksi
obat-obatan dan infeksi parasit tertentu.

Basofil membawa heparin, factor-faktor pengaktifan histamine dan platelet dalam granula-
granulanya untuk menimbulkan peradangan pada jaringan. Fungsi mereka yang sebenarnya tidak
diketahui dengan pasti. Kadar basofil yang meningkat (basofilia) ditemukan pada gangguan
micloproliferatif, yaitu gangguan proliferatif dari sel-sel pembentukan darah.

Monosit lebih besar dari netrofil dan memiliki satu inti. Intinya terlipat atau berlekuk dan
kelihatan berlobus dengan lipatan seperti otak. Sitoplasma kelihatan jauh lebih besar
dibandingkan dengan intinya dan menyerap warna biru keabuan yang tidak terlalu nyata,
granulanya menyebar merata. Diferensiasi, pematangan dan pelepasan monosit terjadi lebih dari
24 hari, suatu periode yang lebih lama dari granulosit. Monosit meninggalkan sirkulasi dan
menjadi makrofag jaringan serta merupakan sebagian dari system monosit makrofag.Umur
monosit adalah beberapa minggu sampai beberapa bulan. Monosit memiliki fungsi fagosit,
membuang sel-sel cedera dan mati, fragmen-fragmen sel dan mikroorganisme (seperti pada
endokarditis bacterial).

Limfosit adalah leukosit monoklear dalam darah perifer, mereka memiliki inti bulat atau oval
yang dikelilingi oleh pinggiran sitoplasma sempit berwarna biru yang sedikit granula. Bentuk
kromatin inti sarat dengan jala-jala yang berhubungan didalam. Limfosit bervariasi dalam ukuran
dari kecil sampai besar, seukuran granulosit. Kelihatannya mereka juga berasal dari sel induk
pluripotensial di dalam sum-sum tulang dan bermigrasi ke jaringan limfoid lain termasuk
jaringan limfe, limpa, timus dan permukaan mulosa traktus gastrointestinal dan traktus
respiratorius. Terdapat dua jenis limfosit:

1. Limfosit T-tergantung timus, beumur panjang, dibentuk dalam timus, dan

2. Limfosit B-tidak tergantung timus

Limfosit T bermigrasi dari kelenjar timus ke jaringan limfoid lain. Sel-sel ini secara khas
ditemukan pada parakorteks kelenjar lemfe dan lembaran limfoid peri arteriola dari pulpa putih
limfa. Limfosit B tersebar dalam folikel-folikel kelenjar limfe, limpa dan pitapita medulla
kelenjar limfe. Limfosit T bertanggung jawab atas respon kekebalan selular melalui
pembentukan sel yang reaktif antigen, sedangkan limfosit B jika dirangsang dengan semestinya,
berdiferensiasi menjadi sel-sel plasma yang menghasilkan imunoglobin, sel-sel ini bertanggung
jawab atas respon kekebalan humoral.

Anda mungkin juga menyukai