Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar dibagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks
berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya. Keadaan ini mungkin jadi
sebab rendahnya insiden apendisitis pada usia itu. Pada 65% kasus, apendiks terletak di intraperitoneal.
Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada panjang meso
apendiks penggantungnya.Pada kasus selebihnya apendiks terletak retroperitoneal, yaitu dibelakang
sekum, di belakang kolon asendens, atau ditepi lateral kolon asendens
s Persarafan apendiks berasal dari saraf parasimpatis cabang dari n.vagus yang mengikuti arteri
mesentrika superior dan a. appendikularis . sedangkan saraf simpatis berasal dari n.thorakalis x. karena
itu nyeri visceral pada apendisitis bermula di sekitar umbiliCal
Perdarahan apendiks berasal dari a.apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika erteri ini
tersumbat, misalnya thrombosis pada infeksi, apendiks akan menglami gangrene.
Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan obstruksi. Sekresi mukosa
menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi peningkatan tekanan dalam lumen yang mengganggu
aliran limfe, mukosa appendiks jadi menebal, edema, dan kemerahan. Gejala diawali dengan rasa nyeri di
daerah umbilikus, mual, muntah, anoreksia, malaise, dan demam ringan. Pada appendicitis kataral
terjadi leukositosis dan appendiks terlihat normal, hiperemia, edema, dan tidak ada eksudat serosa. b.
(Supurative Appendicitis)
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya aliran vena
pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. Keadaan ini memperberat iskemia dan edema
pada apendiks. Mikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke dalam dinding appendiks
menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin. Pada
appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat eksudat
fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc
Burney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi
pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum. c.
Appendicitis Akut Gangrenosa Bila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai
terganggu sehingga terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan tanda-tanda supuratif, appendiks
mengalami gangren pada bagian tertentu. Dinding appendiks berwarna ungu, hijau keabuan atau merah
kehitaman. Pada appendicitis akut gangrenosa terdapat mikroperforasi dan kenaikan cairan peritoneal
yang purulen. 3.8.2 Apendisitis Abses Appendicitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi
nanah (pus), biasanya di fossa iliaka kanan, lateral dari sekum,
retrocaecal, subcaecal,
dan
pelvic
15
3.8.3 Apendisitis Perforasi Appendicitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang
menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada dinding
appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik. 3.8.4 Apendisitis Kronis
Appendicitis kronis merupakan lanjutan appendicitis akut supuratif sebagai proses radang yang persisten
akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah, khususnya obstruksi parsial terhadap lumen.
Diagnosa appendicitis kronis baru dapat ditegakkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut
kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik appendiks secara makroskopik dan mikroskopik.
Secara histologis, dinding appendiks menebal, sub mukosa dan muskularis propia mengalami fibrosis.
Terdapat infiltrasi sel radang limfosit dan eosinofil pada sub mukosa, muskularis propia, dan serosa.
Pembuluh darah serosa tampak dilatasi.
16
Gambaran Klinis Apendisitis Apendisitis sering ditandai dengan gejala khas yang didasari oleh radang
mendadak apendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsangan
peritoneal local. Gejala klasik adalah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri visceral
didaerah epigastrium disekitar umbilicus. Gejala ini berlangsung 1 sampai 2 hari. Biasanya disertai
dengan gejala tambahan seperti mual, muntah , nafsu makan menurun, anoreksia, pada beberapa
penderita kadang mengalami diare dan opstipasi. Demam ringan dan leukositosis sedang dapat
ditemukan. Dalam beberapa jam nyeri akan pindah ke titik Mc Burney. Nyeri akan terasa lebih hebat dan
terlokalisir dengan tepat sehingga merupakan nyeri somatic setempat. Perforasi apendiks akan
mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat serta
meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskular
diseluruh perut, mungkin dengan pungtum maksimum di region iliaka kanan. Peristaltik usus menurun
sampai menghilang karena ileus paralitik. Kecuali di region iliaka kanan, abses rongga peritoneum bisa
terjadi bilamana pus yang menyebar bisa dilokalisir di suatu tempat. Paling sering adalah abses rongga
pelvis dan diagfragma. Ultrasonografi membantu mendeteksi kantong nanah. 3.10
Penegakan Diagnosa
Sharing Options
Share On Facebook, Opens A New WindowShare On Twitter, Opens A New WindowShare On LinkedIn,
Opens A New WindowShare With Email, Opens Mail ClientCopy Text
Carousel Next
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
Tiara Anggianisa
Apendisitis
Apendisitis
UPLOADED BY
Uva Twitt
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
dianisa
UPLOADED BY
Windi Pertiwi
Referat Apendisitis
Referat Apendisitis
UPLOADED BY
aditadiani
UPLOADED BY
LP apendisitis
LP apendisitis
UPLOADED BY
Damar Hikaru
referat apendisitis
referat apendisitis
UPLOADED BY
Luluk Aminah
Appendicogram.docx
Appendicogram.docx
UPLOADED BY
Dewi Novalina
Apendisitis
Apendisitis
UPLOADED BY
Eleonorabandu
UPLOADED BY
UPLOADED BY
Peritonitis
Peritonitis
UPLOADED BY
Astri Rusmarici
Referat Apendisitis
Referat Apendisitis
UPLOADED BY
Robiannur Hartiadi
Penggolongan antibiotik
Penggolongan antibiotik
UPLOADED BY
APENDIKOGRAM
APENDIKOGRAM
UPLOADED BY
REAKSI KUSTA
REAKSI KUSTA
UPLOADED BY
ASKEP APENDISITIS
ASKEP APENDISITIS
UPLOADED BY
Ahmad Aby
DISENTRI
DISENTRI
UPLOADED BY
Blode Rak
fraktur femur
fraktur femur
UPLOADED BY
UPLOADED BY
malaria
malaria
UPLOADED BY
Nurrini Susanti
ektima
ektima
UPLOADED BY
Rahmi Fikriah
UPLOADED BY
kleos D
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
wahtaul26
referat apendisitis
referat apendisitis
UPLOADED BY
Neni Diyanti
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
Eddie Wang
UPLOADED BY
Ence Endang
UPLOADED BY
Giska T Putri
Carousel Next
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
Torsio Testis
Torsio Testis
UPLOADED BY
Tata Maretha
218559101-PERMENKES-No-5-Tahun-2014-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-Di-Fasilitas-Pelayanan-Primer-
PRTC.pdf
218559101-PERMENKES-No-5-Tahun-2014-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-Di-Fasilitas-Pelayanan-Primer-
PRTC.pdf
UPLOADED BY
Tata Maretha
gambar anatomi
gambar anatomi
UPLOADED BY
Tata Maretha
PENYULUHAN HIPERLIPIDEMIA
PENYULUHAN HIPERLIPIDEMIA
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
CEDERA KEPALA.docx
CEDERA KEPALA.docx
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
alzheimer.pdf
alzheimer.pdf
UPLOADED BY
Tata Maretha
Jurnal Cover
Jurnal Cover
UPLOADED BY
Tata Maretha
penyuluha obesitas
penyuluha obesitas
UPLOADED BY
Tata Maretha
css mata
css mata
UPLOADED BY
Tata Maretha
refraksi
refraksi
UPLOADED BY
Tata Maretha
crs mata
crs mata
UPLOADED BY
Tata Maretha
HNP
HNP
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
Referat
Referat
UPLOADED BY
Tata Maretha
kata pengantar.docx
kata pengantar.docx
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
Torsio Testis
Torsio Testis
UPLOADED BY
Tata Maretha
CRS.ppt
CRS.ppt
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
penyuluhantb
penyuluhantb
UPLOADED BY
Tata Maretha
Crs
Crs
UPLOADED BY
Tata Maretha
Rinitis Alergi
Rinitis Alergi
UPLOADED BY
Tata Maretha
ABOUT
About Scribd
Press
Our blog
Contact Us
Invite Friends
Gifts
SUPPORT
Help / FAQ
Accessibility
Purchase help
AdChoices
Publishers
LEGAL
Terms
Privacy
Copyright
Social Media
English
Read books, au
Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan obstruksi. Sekresi mukosa
menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi peningkatan tekanan dalam lumen yang mengganggu
aliran limfe, mukosa appendiks jadi menebal, edema, dan kemerahan. Gejala diawali dengan rasa nyeri di
daerah umbilikus, mual, muntah, anoreksia, malaise, dan demam ringan. Pada appendicitis kataral
terjadi leukositosis dan appendiks terlihat normal, hiperemia, edema, dan tidak ada eksudat serosa. b.
(Supurative Appendicitis)
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan terbendungnya aliran vena
pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis. Keadaan ini memperberat iskemia dan edema
pada apendiks. Mikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke dalam dinding appendiks
menimbulkan infeksi serosa sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin. Pada
appendiks dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat eksudat
fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas di titik Mc
Burney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi
pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum. c.
Appendicitis Akut Gangrenosa Bila tekanan dalam lumen terus bertambah, aliran darah arteri mulai
terganggu sehingga terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan tanda-tanda supuratif, appendiks
mengalami gangren pada bagian tertentu. Dinding appendiks berwarna ungu, hijau keabuan atau merah
kehitaman. Pada appendicitis akut gangrenosa terdapat mikroperforasi dan kenaikan cairan peritoneal
yang purulen. 3.8.2 Apendisitis Abses Appendicitis abses terjadi bila massa lokal yang terbentuk berisi
nanah (pus), biasanya di fossa iliaka kanan, lateral dari sekum,
retrocaecal, subcaecal,
dan
pelvic
15
3.8.3 Apendisitis Perforasi Appendicitis perforasi adalah pecahnya appendiks yang sudah ganggren yang
menyebabkan pus masuk ke dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada dinding
appendiks tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik. 3.8.4 Apendisitis Kronis
Appendicitis kronis merupakan lanjutan appendicitis akut supuratif sebagai proses radang yang persisten
akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah, khususnya obstruksi parsial terhadap lumen.
Diagnosa appendicitis kronis baru dapat ditegakkan jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut
kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik appendiks secara makroskopik dan mikroskopik.
Secara histologis, dinding appendiks menebal, sub mukosa dan muskularis propia mengalami fibrosis.
Terdapat infiltrasi sel radang limfosit dan eosinofil pada sub mukosa, muskularis propia, dan serosa.
Pembuluh darah serosa tampak dilatasi.
16
Gambaran Klinis Apendisitis Apendisitis sering ditandai dengan gejala khas yang didasari oleh radang
mendadak apendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsangan
peritoneal local. Gejala klasik adalah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri visceral
didaerah epigastrium disekitar umbilicus. Gejala ini berlangsung 1 sampai 2 hari. Biasanya disertai
dengan gejala tambahan seperti mual, muntah , nafsu makan menurun, anoreksia, pada beberapa
penderita kadang mengalami diare dan opstipasi. Demam ringan dan leukositosis sedang dapat
ditemukan. Dalam beberapa jam nyeri akan pindah ke titik Mc Burney. Nyeri akan terasa lebih hebat dan
terlokalisir dengan tepat sehingga merupakan nyeri somatic setempat. Perforasi apendiks akan
mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat serta
meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskular
diseluruh perut, mungkin dengan pungtum maksimum di region iliaka kanan. Peristaltik usus menurun
sampai menghilang karena ileus paralitik. Kecuali di region iliaka kanan, abses rongga peritoneum bisa
terjadi bilamana pus yang menyebar bisa dilokalisir di suatu tempat. Paling sering adalah abses rongga
pelvis dan diagfragma. Ultrasonografi membantu mendeteksi kantong nanah. 3.10
Penegakan Diagnosa
Sharing Options
Share On Facebook, Opens A New WindowShare On Twitter, Opens A New WindowShare On LinkedIn,
Opens A New WindowShare With Email, Opens Mail ClientCopy Text
Carousel Next
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
Tiara Anggianisa
Apendisitis
Apendisitis
UPLOADED BY
Uva Twitt
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
dianisa
UPLOADED BY
Windi Pertiwi
Referat Apendisitis
Referat Apendisitis
UPLOADED BY
aditadiani
UPLOADED BY
LP apendisitis
LP apendisitis
UPLOADED BY
Damar Hikaru
referat apendisitis
referat apendisitis
UPLOADED BY
Luluk Aminah
Appendicogram.docx
Appendicogram.docx
UPLOADED BY
Dewi Novalina
Apendisitis
Apendisitis
UPLOADED BY
Eleonorabandu
UPLOADED BY
UPLOADED BY
Koernia Swa Oetomo, Dr., dr., SpB.FINACS.Fics(K) TRAUMA.
Peritonitis
Peritonitis
UPLOADED BY
Astri Rusmarici
Referat Apendisitis
Referat Apendisitis
UPLOADED BY
Robiannur Hartiadi
Penggolongan antibiotik
Penggolongan antibiotik
UPLOADED BY
APENDIKOGRAM
APENDIKOGRAM
UPLOADED BY
REAKSI KUSTA
REAKSI KUSTA
UPLOADED BY
Defyna Dwi Lestari
ASKEP APENDISITIS
ASKEP APENDISITIS
UPLOADED BY
Ahmad Aby
DISENTRI
DISENTRI
UPLOADED BY
Blode Rak
fraktur femur
fraktur femur
UPLOADED BY
UPLOADED BY
malaria
malaria
UPLOADED BY
Nurrini Susanti
ektima
ektima
UPLOADED BY
Rahmi Fikriah
UPLOADED BY
kleos D
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
wahtaul26
referat apendisitis
referat apendisitis
UPLOADED BY
Neni Diyanti
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
Aditya Iqbal Maulana
apendisitis
apendisitis
UPLOADED BY
Eddie Wang
UPLOADED BY
Ence Endang
UPLOADED BY
Giska T Putri
Carousel Next
UPLOADED BY
Tata Maretha
Tata Maretha
Torsio Testis
Torsio Testis
UPLOADED BY
Tata Maretha
218559101-PERMENKES-No-5-Tahun-2014-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-Di-Fasilitas-Pelayanan-Primer-
PRTC.pdf
218559101-PERMENKES-No-5-Tahun-2014-Panduan-Praktik-Klinis-Dokter-Di-Fasilitas-Pelayanan-Primer-
PRTC.pdf
UPLOADED BY
Tata Maretha
gambar anatomi
gambar anatomi
UPLOADED BY
Tata Maretha
PENYULUHAN HIPERLIPIDEMIA
PENYULUHAN HIPERLIPIDEMIA
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
CEDERA KEPALA.docx
CEDERA KEPALA.docx
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
alzheimer.pdf
alzheimer.pdf
UPLOADED BY
Tata Maretha
Jurnal Cover
Jurnal Cover
UPLOADED BY
Tata Maretha
penyuluha obesitas
penyuluha obesitas
UPLOADED BY
Tata Maretha
css mata
css mata
UPLOADED BY
Tata Maretha
refraksi
refraksi
UPLOADED BY
Tata Maretha
crs mata
crs mata
UPLOADED BY
Tata Maretha
HNP
HNP
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
Referat
Referat
UPLOADED BY
Tata Maretha
kata pengantar.docx
kata pengantar.docx
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
Torsio Testis
Torsio Testis
UPLOADED BY
Tata Maretha
CRS.ppt
CRS.ppt
UPLOADED BY
Tata Maretha
UPLOADED BY
Tata Maretha
penyuluhantb
penyuluhantb
UPLOADED BY
Tata Maretha
Crs
Crs
UPLOADED BY
Tata Maretha
Rinitis Alergi
Rinitis Alergi
UPLOADED BY
Tata Maretha
ABOUT
About Scribd
Press
Our blog
Contact Us
Invite Friends
Gifts
SUPPORT
Help / FAQ
Accessibility
Purchase help
AdChoices
Publishers
LEGAL
Terms
Privacy
Copyright
Social Media
English
Read books, au