Anda di halaman 1dari 2

Manisnya Bisnis Perparkiran Motor Di Stasiun Kereta Api Bogor

Kota bogor atau pun kabupaten Bogor sebagai salah satu kota besar yang menjadi daerah penyangah ibu
kota ,menjadi kota alternative bagi kaum urban menjadi alternative tempat tinggal bagi sebagian orang
untuk mengurangi kepenatan Ibu Kota Jakarta.Dikarenakan wilayah ini terkenal sejuk dan memiliki
lingkungan yang cukup asri disamping jarak tempuh ke Jakarta menjadi hal mendasar mengapa memilih
Bogor sebagai tempat tinggal sebagaian orang

Bahwasannya yang tinggal dikota / Kabupaten Bogor kebanyakan mencari nafkah dijakarta di karena
meiliki peluang kerja yang banyak dan penghasilan yang lebih besar dibandingkan bekerja Di Kota Bogor
,sehingga para pekerja yang plosok plosok kabupaten / kota Bogor memilih alternative kereta api sebagai
transportasi ke Jakarta.sedangkan jarak antara rumah ke stasiun cukup jauh ,bahkan ada sebagaian pekerja
yang daerahnya tidak dilayani angkot lebih dari 12 jam ,artinya banyak diantara mereka memilih untuk
menaiki kendaraan motor atau mobil untuk di titipkan di stasiun Besar Bogor

Apalagi kalau sudah menjelang jam sibuk bogor terkenal macet ,untuk itu pekerja memilih naik motor
dari pada kendaraan umum dan jika di hitung jauh lebih cepat walau tidak jauh beda biaya yang diluarkan
untuk pergi kerja menggunakan kendaraan umum ,ini terbukti maraknya usaha penitipan kendaraan roda
dua (motor ),baik Resmi yang dikelola oleh Stasiun Bogor dan usaha – usaha penitipan motor perorangan
disekitar stasiun(yang tak resmi).

Wakil Kepala stasiun KA Bogor, Munfaridin menuturkan, lahan parkir di Stasiun Bogor
dibangun pada April 2013 lalu. Di lahan seluas 13.000 meter ini, dapat menampung 1.800 motor
dan 300 mobil.(petikan dari poskota news.com Rabu, 20 November 2013 — 14:17 WIB)

Bisa dibayangkan betapa prospeknya usaha ini ,dimana tarif resmi untuk penitipan motor terbaru berlaku
di stasiun Bogor saat ini adalah (> 6 jam s/d 24 jam adalah Rp.8.000 tarfi baru ) per unit .jika dilihat
faktanya distasiun bogor dibangun 2 saft (perkir motor bertingkat) yang kurang lebihnya mampu
menampung motor lebih kurang paling tidak 18.000 motor ,jika diambil minimal 6.000 unit saja maka
penghasilan yang diperoleh sebesar tidak kurang dari Rp.48.000.000 per hari ,jika jam operasi senin
sampai dengan jum at sebesar 5 X Rp.48.000.000 = Rp.240.0000.000 per minggu ,maka per bulan
mengantongi pendapatan Rp..960.000.000.perbulan

Dengan adanya hal ini memicu adanya parkir tak resmi atau liar (parkir perorangan ) yang dikelola
perorangan bermodal sewa ruko kosong ,tanah kosong atau rumah penduduk sekitar stasiun dan dengan
tariff yang cukup terjangkau sebesar Rp.4000 s/d Rp.5.000 .jika dalam sehari mereka mendapatkan titipan
300 hingga 500 unit motor berarti penghasilan minimal yang mereka terima adalah per hari Sebesar 300
unit x Rp.4.000 = Rp 1.200.000/perhari = Rp.6.000.000 per minggu atau sama dengan Rp.24.000.000
perbulan .sudah cukup puas bagi penggelola parkir perorangan , dan hal ini menjadi pilihan alternative
bagi pemotor yang berpenghasilan kecil menitipkan mnotornya disana,bahkan ada efek domino muncul
penjual sarapan pagi atau jajanan lain ,makanan minuman hingga aksesoris handphone .

Anda mungkin juga menyukai