Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pembagunan di bidang ekonomi, merupakan bagian dari


pembangunan nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam rangka memelihara kesinambungan pembangunan tersebut, yang
para pelakunya meliputi baik pemerintah maupun masyarakat sebagai
orang perorangan dan badan hukum, sangat diperlukan dana dalam
jumlah yang besar. Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis
dalam pengadaan dana tersebut adalah Perbankan. Berbagai lembaga
keuangan, terutama bank konvensional, telah membantu pemenuhan
kebutuhan dana bagi kegiatan perekonomian dengan memberikan
pinjaman uang antara lain dalam bentuk kredit perbankan. Kredit
perbankan merupakan salah satu usaha bank konvensional yang telah
banyak dimanfaatkan oleh anggota masyarakat yang memerlukan dana.

Untuk memperoleh dana berupa utang dari para kreditur, hanya


mungkin dilakukan apabila hukum memberikan perlindungan bagi para
kreditur dalam hal debitur cidera janji tidak melunasi utang tersebut pada
waktunya. Pelunasan atas utang tersebut didapat dari pendapatan debitur
(orang perseorangan maupun perusahaan) dalam rangka melaksanakan
kegiatan usahanya. Sebelum pendapatan itu dipakai untuk melunasi utang
debitur, terlebih dahulu pendapatan itu harus dapat menutup
kebutuhannya sendiri dalam rangka pemupukan cadangan dan biaya-biaya
debitur. Sumber utama pelunasan utang dari pendapatan tersebut dalam
dunia perbankan disebut first way out.
Bagaimana halnya apabila ternyata debitur gagal dengan kegiatan
usahanya sehingga debitur tidak mampu melunasi utangnya? Apabila
tenyata debitur mengalami kesulitan dalam usahanya sehingga debitur
menjadi tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan pendapatan yang
cukup untuk membayar utang-utangnya, maka para kreditur harus
memperoleh kepastian bahwa hasil penjualan agunan atau hasil likuidasi
atas harta kekayaan (assets) perusahaan debitur melalui putusan pailit dari
pengadilan dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan alternatif. Di
samping itu juga harta kekayaan penjamin (guarantor dan/atau borg) serta
barang-barang agunan milik pihak ketiga, dapat menjadi sumber alternatif
ini. Sumber pelunasan alternatif ini dalam dunia perbankan disebut
sebagai second way out.

Dapat dikatakan bahwa bank atau penyedia jasa keuangan (PJK)


lainnya sebagai lembaga perantara (intermediary) keuangan mempunyai
peranan yang strategis dalam kegiatan usahanya teratama menghimpun
dana dan menyalurkan kredit. Bank/PJK adalah sebuah lembaga keuangan
yang bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat melalui giro,
tabungan, dan deposito, kemudian menyalurkan dana masyarakat yang
telah terhimpun tersebut dalam bentuk kredit. Hal ini berarti dalam
kegiatannya sehari-hari, Bank pada umumnya selalu berasaha
menghimpun dana sebanyak-banyaknya dari masyarakat kemudian
mengelola dana tersebut untuk disalurkan kembali kepada masyarakat
dalam bentuk pinjaman atau kredit. Namun usaha perkreditan sangat
rawan terhadap risiko, baik risiko yang dialami oleh anggota masyarakat
sebagai peminjam (debitur) maupun oleh pengurus atau pengelola usaha
sebagai kreditur yang sekaligus menghimpun dana dari masyarakat.

Pasal 3 dan 4 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 juncto


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan1

1
Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 Atas Perubahan Undang-Undang Nomor7Tahun
1992 Tentang Perbankan
bahwa fungsi utama Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanan
pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Dalam menjalankan fungsinya tersebut, maka bank melakukan usaha
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito bejjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Dalam hal ini bank juga menyalurkan
dana yang berasal dari masyarakat dengan cara memberikan berbagai
macam kredit.

Pengertian kredit menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang


Nomor 10 Tahun 19982adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga. Berdasarkan ketentuan tersebut dalam
pembukaan kredit perbankan harus didasarkan pada persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam atau dengan istilah lain harus didahului
dengan adanya peijanjian kredit.

Peijanjian kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah


bukanlah tanpa risiko, karena suatu risiko mungkin saja terjadi. Risiko
yang umumnya teijadi adalah risiko kegagalan atau kemacetan dalam
pelunasan. Keadaan tersebut sangatlah berpengaruh kepada kesehatan
bank, karena uang yang dipinjamkan kepada debitor berasal atau
bersumber dari masyarakat yang disimpan pada bank itu sehingga risiko
tersebut sangat berpengaruh atas kepercayaan masyarakat kepada bank
yang sekaligus kepada keamanan dana masyarakat tersebut.

2
U nd a n g U nd a n g No mo r 1 0 T ah u n 1 9 9 8 Ata s P er ub a h a n U nd a n g -U nd a n g
No mo r 7 T a h u n 1 9 9 2 T e nt a n g P erb a n k a n
Kredit yang diberikan oleh bank tentu saja mengandung risiko,
sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas
perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan
pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan
debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan
merupakan faktor penting yang haras diperhatikan oleh bank. Untuk
memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank haras
melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal
agunan, dan prospek usaha dari debitur. Apabila unsur-unsur yang ada
telah dapat meyakinkan kreditur atas kemampuan debitur maka jaminan
cukup hanya berapa jaminan pokok saja dan bank tidak wajib meminta
jaminan tambahan.

Jaminan pokok yang dimaksud dalam pemberian kredit tersebut


adalah jaminan yang berapa sesuatu atau benda yang berkaitan langsung
dengan kredit yang dimohon. Sesuatu yang dimaksud di sini adalah
proyek atau prospek usaha yang dibiayai dengan kredit yang dimohon,
sementara itu yang dimaksud benda di sini adalah benda yang dibiayai
atau dibeli dengan kredit yang dimohon. Jenis tambahan yang dimaksud
adalah jaminan yang tidak bersangkutan langsung dengan kredit yang
dimohon. Jaminan ini berapa jaminan kebendaan yang objeknya adalah
benda milik debitur maupun perorangan, yaitu kesanggupan pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban debitur.

Kita mengenal dua jenis hak jaminan kredit dalam praktik di


masyarakat, yaitu:

1. Hak-hak jaminan kredit perorangan (personal guarantly)

Yaitu jaminan sesorang pihak ketiga yang bertindak untuk


menjamin dipenuhinya kewajiban- kewajiban debitur. Termasuk
dalam golongan ini antara lain “borg” yaitu pihak ketiga yang
menjamin bahwa hutang orang lain pasti dibayar;
2. Hak-hak jaminan kredit kebendaan (persoonlijkeen zakelijke
zekerheid)

Yaitu jaminan yang dilakukan oleh kreditur dengan debitumya,


ataupun antara kreditur dengan seseorang pihak ketiga yang menjamin
dipenuhinya kewajiban-kewajiban debitur. Termasuk golongan ini apabila
yang bersangkutan didahulukan terhadap kreditur-kreditur lainnya dalam
hal pembagian penjualan hasil harta benda debitur, meliputi: previlege
(hak istimewa), gadai, dan hipotek.

Praktik jaminan yang sering digunakan pada perbankan Indonesia,


adalah jaminan kebendaan yang meliputi:

1. Hipotek, yaitu suatu hak kebendaan atas benda-benda tidak bergerak,


untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu
perikatan (pasal 1162 KUH Perdata);
2. Credietverband, yaitu suatu jaminan atas tanah berdasarkan
Koninklijk Besluit (KB) tanggal 6 Juli Tahun 1908 No.50 (Stbl 1908
No. 542);
3. Fiducia (fiduciare eigendomsoverdracht), yaitu pemindahan milik
secara kepercayaan.

Lembaga jaminan Hak Tanggungan digunakan untuk mengikat


objek jaminan utang yang berupa tanah atau benda-benda yang berkaitan
dengan tanah yang bersangkutan. Dengan berlakunya Undang-Undang
Hak Tanggungan Tahun 1996, maka hipotek yang diatur oleh KUH
Perdata dan credietverband yang sebelumnya digunakan untuk mengikat
tanah sebagai jaminan hutang, untuk selanjutnya sudah tidak dapat
digunakan oleh masyaraat untuk mengikat tanah.

Pengikatan objek jaminan hutang berupa tanah sepenuhnya


dilakukan melalui lembaga jaminan Hak Tanggungan. Undang-Undang
No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan3, yang untuk selanjutnya
disebut UUHT memberikan definisi “Hak Tanggungan atas tanah beserta
benda-benda yang berkaitan dengan tanah”, yang selanjutnya disebut
“Hak Tanggungan”, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1)
UUHT sebagai berikut “Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang
dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria4, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu
kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan hutang tertentu, yang
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu
terhadap kreditur-kreditur lain.”

Adanya aturan hukum mengenai pelaksanaan pembebanan Hak


Tanggungan dalam suatu peijanjian kredit bertujuan untuk memberikan
kepastian dan perlindungan hukum bagi semua pihak dalam
memanfaatkan tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah
sebagai jaminan kredit. Untuk itu, praktik pengikatan kredit dengan
jaminan Hak Tanggungan dalam kegiatan perbankan hendaknya dapat
pula dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah diatur dalam UUHT.

Hak atas perlindungan hukum dan keadilan dipandang sebagai


penangkal bagi penyalahgunaan sistem hukum. Penyalahgunaan-
penyalahgunaan sistem hukum ini mencakup manipulasi sistem hukum
untuk menguntungkan kelompok maupun merugikan kelompok lain.
Deklarasi Universal, misalnya, menyatakan bahwa keluarga merupakan
unit kelompok masyarakat yang alami dan mendasar, dan berhak atas
perlindungan dari masyarakat maupun Negara. Perlindungan hukum
tersebut termasuk dalam hal berinteraksi di dalam masyarakat guna
pembangunan ekonomi suatu bangsa.

3
Und a n g U nd a n g No mo r 4 T ah u n 1 9 9 6 T e nta n g H ak T a n g g u n ga n
4
Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Dasar Pokok -Pokok Agraria
Walaupun hukum mempunyai defmisi yang sangat luas, namun
tampaknya semua orang dengan mudahnya mengatakan bahwa hukum
adalah suatu peraturan perundang-undangan, sehingga jika belum ada
undang-undang tentang sesuatu hal maka dikatakan belum ada hukumnya.
Pemahaman seperti ini sebenamya adalah tidak tepat, mengingat bahwa
hukum berasal dari norma-norma yang telah ada dan berlaku di
masyarakat, sehingga tidak dapat dikatakan terhadap setiap sesuatu hal
yang baru yang belum ada undang-undangnya dikatakan belum ada
hukumnya.

Namun, peranan hukum sebagai alat pembaharuan masyarakat


seringkali terkesan masih linier pendekatannya sehingga seakan masih
terlambat dalam mengakomodir perkembangan perekonomian.
Pembenahan sistematika hukum nasional di tengah arus reformasi
sekarang ini diharapkan dapat lebih bersifat multi disipliner, demikian
pula halnya dengan para ekonom diharapkan tidak lagi terlalu
chauvinisme dalam membangun negara ini. Konsistensi untuk melakukan
pendekatan socio-technical-business perspective secara konsekuen
tentunya akan lebih mensinergiskan semua faktor-faktor yang ada dalam
mewujudkan tatanan infrastruktur informasi yang baik di masa depan.

Dari hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian


tentang pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan Hak Tanggungan
di lingkungan perbankan, khususnya bagi masyarakat kecil yang
membutuhkan modal yang tidak terlalu besar, beserta hambatan-hambatan
yang dihadapi dalam pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan hak
Tanggungan dalam praktik. Untuk mengetahui lebih lanjut hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan Hak
Tanggungan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam praktik maka
penulis mengadakan penelitian dengan judul: “Pelaksanaan Peijanjian
Pembiayaan Dengan Jaminan Hak Tanggungan Di PT Bank Mandiri
Mikro (Pesero)”
A. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan peijanjian pembiayaan kredit dengan
jaminan Hak Tanggungan di PT. Bank Mandiri (Pesero) Tbk
2. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri (Pesero)
Tbk apabila teijadi wanprestasi dengan jaminan hak tanggungan?

B. Tujuan Penelitian
Dalam penyusunan penulisan hukum ini mempunyai tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui tata cara pemberian kredit dengan jaminan Hak
Tanggungan di PT. Bank Mandiri (Pesero) Tbk.
a. Tinjauan Umum
Untuk mengetahui dan menganalisa kekuatan hukum peijanjian
akat kredit dengan hak tanggungan pada PT. Bank Mandiri
(Pesero) Tbk.
b. Tinjaun Khusus

Untuk mengetahui dan menganalisa pengaturan mengenai


perjanjian akat kerdit dengan jaminan hak tanggungan pada PT.
Bank Mandiri (Pesero) Tbk menurut Undang Undang.

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi dalam


pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan Hak Tanggungan dan
cara penyelesaiannya di PT. Bank Mandiri (Pesero) Tbk.
C. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain:
1. Kegunaan Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini mempunyai kegunaan bagi keberadaan
dan perkembangan ilmu hukum.
2. Kegunaan Praktis
a. Menambah wawasan dan cakrawala bagi penulis dalam kaitannya
dengan pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan Hak
Tanggungan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
praktik;
b. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan
materi penulisan hukum ini;
c. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi penelitian-penelitian
berikutnya.

D. Kerangka Konseptual

Selain didukung dengan kerangka teoritis, penulisan ini juga didukung


oleh kerangka konseptual yang merumuskan defmisi-defmisi tertentu
yang berhubungan dengan judul yang diangkat,yang dijabarkan sebagai
berikut :

1. Perlindungan hukum bertujuan untuk meningkatkan martabat dan


kesadaran masyarakat dan secara tidak langsung mendorong pelaku
usaha di dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya dengan penuh
rasa tanggung jawab.
2. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya
dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.
3. Benda adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dialihkan, baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang terdaftar maupun
yang tidak terdaftar, yang bergerak maupun yang tak bergerak yang
tidak dapat dibebani hak tanggungan atau hipotek. Dalam penelitian
ini yang dimaksud benda adalah obyek perjanjian pembiayaan, yaitu
kendaraan bermotor.
4. Pemberi fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi pemilik
benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
5. Penerima fidusia adalah orang perseorangan atau korporasi yang
mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan jaminan
fidusia.
6. Kreditur adalah pihak yang mempunyai piutang karena peijanjian atau
Undang-Undang.
7. Debitur adalah pihak yang mempunyai utang karena peijanjian atau
Undang-Undang.
8. Hak Tanggungan adalah hak atas tanah beserta benda-benda yang
berkaitan dengan tanah yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan,
adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah yang
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau tidak
berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan
tanah-tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan diutamakan kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor
lainnya.
9. Sertifikat Hak Tanggungan, sebagai mana dimaksud dalam ayat 1
memuat irah-irah dengan kata-kata “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa
10. Sertifikat Hak Tanggungan, sebagai mana dimaksud dalam ayat 2
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan
berlaku sebagai mana pengganti grosse akta hipotik sepanjang
mengenai hak atas tanah
11. Gadai adalah hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang yang
bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitor atau orang lain atas
namanya untuk menjamin suatu utang.
12. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya
13. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak;
14. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran;
15. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran;
16. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada
bank berdasarkan peijanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro,
deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
17. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan pemindahbukuan;
18. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan peijanjian Nasabah Penyimpan
dengan bank;
19. Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang
sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan;
20. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut Syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu;
21. Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,
sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau
suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang;
22. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga;
23. Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tabungan
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil;
24. Prinsip Syariah adalah aturan peijanjian berdasarkan hukum Islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip
bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan
modal (musharakahl, prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan
prinsip sewa mumi tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (ijarah wa iqtina);
25. Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan peijanjian atau
kontrak antara Bank Umum dan penitip, dengan ketentuan Bank
Umum yang bersangkutan tidak mempunyai hak kepemilikan atas
harta tersebut;
26. Wali Amanat adalah kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank
Umum untuk mewakili kepentingan pemegang surat berharga
berdasarkan peijanjian antara Bank Umum dengan emiten aural
berharga yang bersangkutan;
27. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank;
28. Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di
bank dalam bentuk simpanan berdasarkan peijanjian bank dengan
nasabah yang bersangkutan;
29. Nasabah Debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit
atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah atau yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan peijanjian bank dengan nasabah yang
bersangkutan;
30. Kantor Cabang adalah kantor bank yang secara langsung bertanggung
jawab kepada kantor pusat bank yang bersangkutan, dengan alamat
tempat usaha yang jelas di mana kantor cabang tersebut. melakukan
usahanya;
31. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang yang berlaku;
32. Pimpinan Bank Indonesia adalah pimpinan sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang yang berlaku;
33. Pihak Terafiliasi adalah anggota Dewan Komisaris, pengawas, Direksi
atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank;
34. anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Pihak
yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan publik,
penilai, konsultan hukum dan konsultan lainnya; pihak yang menurut
perdamaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi pengelolaan
bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga
Komisaris, keluarga pengawas, keluarga Direksi. keluarga Pengurus.
35. Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan Nasabah Debitur
kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah;
36. Lembaga Penjamin Simpanan adalah badan hukum yang
menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan Nasabah
Penyimpan melalui skim asuransi, dana penyangga, atau skim lainnya;

E. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutukan secara sistematis maka didalam
penelitian penyusun menggunakan beberapa metode penelitian sebagai
berikut:
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif
dikarenakan penelitian ini hanya ditunjukan pada peraturan-peraturan
tertulis sehingga penelitian ini sangat erat hubungannya pada
perpustakaan karena akan membutuhkan data-data bersifat sekunder
pada perpustakaan.
2. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat deskriftif analistis yaitu penjelasan konsep
peijanjian yang ada saat ini serta menggambarkan mengapa situasi
seperti itu ada. Dalam hal ini penyusun menjelaskan tentang
pelaksanaan peijanjian kredit dengan memberikan jaminan hak
tanggungan dan faktor yang menyebabkan adanya kebijakan tersebut
akibat hukum dianalisa berdasarkan pandangan hukum positif.
3. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif
yuridis. Pendekatan yang dilakukan dengan menjelaskan mengenai
pelaksanaan peijanjian kredit dengan memberikan jaminan hak
tanggungan yang akan di analisis dengan hukum positif di indonesia,
yaitu kitab undang-undang hukum perdata dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1996 Tentang Hak tanggungan
atas tanah beserta Benda-benda yang berkaitan dengan tanah.
4. Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang lengkap, valid dan teruji, penyusun
menggunakan metode pengumpulan data menggunakan penelitian
lapangan sehingga data-data tersebut diperoleh dari :
a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu


pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-
fenomena yang diselidiki.

b. Interview
Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya sepihak yang
dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian. Wawancara ini dilakukan kepada perusahaan dan para
nasabah.
c. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
cara mencari, menghimpun, mempelajari bahan-bahan hukum
dalam penelitian yang berkaitan dengan masalah hukum pada
nasabah. Penelitian kepustakaan dikelompokan menjadi 3 (tiga)
yaitu :
a. Bahan hukum primer

Peraturan perundang-undangan yang erat hubungannya dengan


masalah yang diteliti yaitu Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 4 tahun 1996 Tentang Hak tanggungan atas
tanah beserta Benda-benda yang berkaitan dengan tanah dan
KUHPerdata.
b. Bahan hukum sekunder

Meliputi bahan-bahan bacaan yang ada hubungannya dengan


masalah hukum perdata mengenai objek yang diteliti yaitu
literatur dan karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.

c. Bahan hukum tersier


Yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder yaitu kamus hukum.

F. Sistematika Penulisan
Di dalam penulisan hukum ini terdiri dari empat bab. Masing-
masing perinciannya sebagai berikut:

Bab I Tentang Pendahuluan, di dalamnya berisi uraian latar


belakang pemilihan judul, ruang lingkup penelitian,
perumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian dan
diakhiri dengan sistematika skripsi yang bertujuan untuk
mengantarkan pikiran pembaca ke pokok permasalahan
yang akan dibahas.

Bab II Tentang Tinjauan Pustaka, Bab II ini berisi teori dan


kerangka berpikir yang berkaitan dengan masalah pokok
yang diteliti. Di sini penulis menguraikan tinjauan tentang
peijanjian kredit yang meliputi pengertian, bentuk peijanjian
kredit, prinsip-prinsip dari peijanjian kredit, dan kredit
dilihat dari sudut pandang islam. Dalam bab II ini juga
diuraikan pengertian dari Hak Tanggungan, ciri-ciri dan
sifat Hak Tanggungan, objek Hak Tanggungan, subjek Hak
Tanggungan, proses pembebanan Hak Tanggungan, dan
Eksekusi Hak Tanggungan.

Bab III Tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam Bab ini
berisi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk dan pembahasannya.
Pembahasan tersebut menguraikan tentang gambaran objek
penelitian menyangkut sejarah dan dasar hukum berdirinya
beserta struktur organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
dalam bab III ini juga menjawab permasalahan yang terkait
mengenai tata cara pemberian kredit dengan jaminan Hak
Tanggungan, hak dan kewajiban kreditur dan debitur dalam
peijanjian kredit, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan Hak
Tanggungan dan cara mengatasi di PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk.

Bab IV Merupakan pembahasan yang bersifat analisis permasalahan


di dalam penyusunan skripsi yang mengangkat tentang
perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan di PT.
Bank Manidiri (Persero) Tbk dalam perspektif hukum
positif. Hal-hal yang menjadi konsen di dalam analisis ini
yaitu faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya
kebijakan tersebut guna memperoleh pandangan hukum
positif dalam peijanjian tersebut. Memberikan solusi
bagaimana penyelesaian perselisihan apabila teijadi
permasalahan di kemudian hari tentang peijanjian kredit
tersebut.

Bab V Merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari


pembahasan secara keseluruhan dan disertai dengan saran-
saran demi kebaikan dan kesempurnaan penelitian
kemudian penelitian ditutup dengan daftar pustaka dan
lampiran- lampiran penting lainnya.

Anda mungkin juga menyukai

  • CV 1
    CV 1
    Dokumen1 halaman
    CV 1
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Dalil Alquran Dan Hadits: Penididikan Agama Islam
    Dalil Alquran Dan Hadits: Penididikan Agama Islam
    Dokumen15 halaman
    Dalil Alquran Dan Hadits: Penididikan Agama Islam
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • CV 3
    CV 3
    Dokumen1 halaman
    CV 3
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Reza C.P: Data Pribadi
    Reza C.P: Data Pribadi
    Dokumen1 halaman
    Reza C.P: Data Pribadi
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • CV 2
    CV 2
    Dokumen1 halaman
    CV 2
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • 34 Provinsi Di Indonesia Lengkap Rumah A
    34 Provinsi Di Indonesia Lengkap Rumah A
    Dokumen12 halaman
    34 Provinsi Di Indonesia Lengkap Rumah A
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • 25 Nabi Dan Rasul
    25 Nabi Dan Rasul
    Dokumen4 halaman
    25 Nabi Dan Rasul
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Seblak
    Seblak
    Dokumen1 halaman
    Seblak
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Soal
    Soal
    Dokumen1 halaman
    Soal
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • AQIQAH
    AQIQAH
    Dokumen2 halaman
    AQIQAH
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • JAPIAK
    JAPIAK
    Dokumen1 halaman
    JAPIAK
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • 25 Nabi Dan Rasul
    25 Nabi Dan Rasul
    Dokumen4 halaman
    25 Nabi Dan Rasul
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Cerpen
    Pengertian Cerpen
    Dokumen8 halaman
    Pengertian Cerpen
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Gajah Mada
    Gajah Mada
    Dokumen7 halaman
    Gajah Mada
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen55 halaman
    Bab Ii
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Alat Kebersihan Sekolah
    Alat Kebersihan Sekolah
    Dokumen3 halaman
    Alat Kebersihan Sekolah
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Label CD
    Label CD
    Dokumen1 halaman
    Label CD
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Haul
    Haul
    Dokumen1 halaman
    Haul
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • AQIQAH
    AQIQAH
    Dokumen1 halaman
    AQIQAH
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Nota
    Nota
    Dokumen4 halaman
    Nota
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • KLIPING
    KLIPING
    Dokumen15 halaman
    KLIPING
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Aqiqah
    Aqiqah
    Dokumen2 halaman
    Aqiqah
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Dialog Sederhana
    Dialog Sederhana
    Dokumen2 halaman
    Dialog Sederhana
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Label Diamon 103
    Label Diamon 103
    Dokumen9 halaman
    Label Diamon 103
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • 103 Label
    103 Label
    Dokumen17 halaman
    103 Label
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Microsoft Office Button 1
    Microsoft Office Button 1
    Dokumen20 halaman
    Microsoft Office Button 1
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Puisi Ibu
    Puisi Ibu
    Dokumen1 halaman
    Puisi Ibu
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • 25 Nabi Dan Rasul
    25 Nabi Dan Rasul
    Dokumen4 halaman
    25 Nabi Dan Rasul
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Microsoft Office Button
    Microsoft Office Button
    Dokumen2 halaman
    Microsoft Office Button
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat
  • Kliping
    Kliping
    Dokumen5 halaman
    Kliping
    CahayaClaluadabwatt'usu
    Belum ada peringkat