Anda di halaman 1dari 8

Peran Skeptisme Profesional Pada Kata kunci: skeptisme profesional,

Pengaruh Pengalaman Auditor, pengalaman auditor, independensi


Independensi, dan Keahlian auditor, keahlian profesional,
Profesional Terhadap Pendeteksian pendeteksian kecurangan laporan
Kecurangan Laporan Keuangan keuangan.

Evie Sukma 1)
eviesukmaarsa@gmail.com
Raras Virgia Paramitha 2)
rarasvrg@gmail.com
1) 2) Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis


Universitas Trisakti, Jakarta

Abstract

Skeptisme profesional berperan penting


bagi auditor dalam mendapatkan
informasi guna menjadi bukti audit yang
relevan sehingga bisa mendukung opini
atas laporan keuangan. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan secara
empiris skeptisme profesional sebagai
variabel moderasi pengalaman auditor,
independensi auditor dan keahlian
profesional terhadap pendeteksian
kecurangan laporan keuangan. Penelitian
ini dilakukan menggunakan kuesioner
yang disebar pada auditor di Jakarta.
Sampel dipilih berdasarkan metode
purposive sampling. Diperoleh bahwa
pengalaman auditor, independensi
auditor, keahlian profesional dan
spektisme profesional secara parsial
berpengaruh positif terhadap
pendeteksian kecurangan laporan
keuangan. Secara uji linear berganda,
skeptisme profesional memperkuat
pengaruh positif pengalaman auditor
terhadap pendeteksian kecurangan
laporan keuangan. Namun skeptisme
memperlemah pengaruh independensi
auditor dan keahlian profesional terhadap
pendeteksian kecurangan laporan
keuangan.
PENDAHULUAN cukup sebagai seorang auditor.
Pengalaman auditor sendiri merupakan
Berdasarkan standar auditing suatu proses pembelajaran dan
tersebut profesi auditor dipercaya untuk penambahan perkembangan potensi
melakukan audit atas laporan keuangan bertingkah laku yang lebih tinggi. Selain
yang disajikan manajemen untuk itu auditor harus juga mempunyai sikap
memberikan pendapat/opini terkait mental independen, apabila tidak
kewajaran dan atau ada tidak adanya salah mempunyai sikap indenpenden dalam
saji material dalam laporan keuangan. mengumpulkan informasi maka informasi
Pada kenyataannya masih banyak kasus- tersebut akan tidak objektif. Faktor lain
kasus yang terjadi mengenai kecurangan yang mempengaruhi kemampuan seorang
akuntansi yang gagal di deteksi dalam auditor dalam mendeteksi kecurangan
dunia audit. Kegagalan auditor dalam laporan keuangan yaitu dengan keahlian
mendeteksi kecurangan dapat diliat pada professioanal yang dimiliki seorang
beberapa kasus yang melibatkan akuntan auditor. Keahlian profesional merupakan
publik seperti perusahaan Enron, World keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai
Cup, dll. Kasus Enron sudah banyak dengan bidangnya dengan menerapkan
diketahui masyarakat dunia karena di standar dalam profesi yang bersangkutan
dalam kasus tersebut auditor melakukan dan menjalankan profesinya dengan
manipulasi data laporan keuangan dengan mematuhi etika profesi yang di terapkan
mencatat keuntungan lebih tinggi dan (Matondang, 2010).
menghanguskan bukti pendukung yang Penelitian ini meneliti bagaimana
ada. Di Indonesia sendiri,terdapat banyak pengaruh pengalaman audit,
kasus kecurangan laporan keuangan yang independensi dan keahlian profesional
melibatkan akuntan publik, Sebagai dalam mendeteksi kecurangan laporna
contoh PT. Sun Prima Nusantara (SNF) keuangan yang dimoderasi oleh sikap
Finance, dengan memanipulasi laporan skeptisme.
keuangan dengan membuat data
penjualan fiktif dengan tujuan menjaring KAJIAN PUSTAKA DAN
dana dari para kerditor dan investor, PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Deloitte yang merupakan KAP big four
melakukan kelalaian (negligence), yaitu
dengan kurang menerapkan prinsip kehati Teori kognitif dikembangkan oleh
– hatian (professional skepticism) dalam Jean Piaget (2002), teori ini berpendapat
mengaudit kliennya tersebut. bahwa kemampuan kognitif seseorang
akan muncul ketika terdapat motivasi
yang mempengaruhi baik motivasi yang
Peran auditor menjadi sangat timbul dari dalam diri sendiri maupun
penting dalam mendeteksi kecurangan lingkungan sekitar. Teori kognitif juga
yang terjadi dalam laporan keuangan. Agar menjelaskan bahwa proses belajar
tujuan pendeteksian kecurangan laporan individu meliputi pengaturan stimulus
keuangan dapat tercapai, maka auditor yang diterima dari lingkungannya dan
harus mempunyai kinerja yang baik dalam menyesuaikannya dengan susunan
mendeteksi kecurangan dalam laporan kognitif yang telah dimiliki dan terbentuk
keuangan, diantaranya dengan di dalam pikiran seseorang berdasarkan
melaksanakan tugas dengan keahlian yang pemahaman dan pengalaman sebelumnya.

1
dalam pelaksanaannya auditor dibayar
Pengalaman Auditor oleh klien, auditor harus tetap memiliki
kebebasan dalam pelaksanaan audit dan
bersikap tidak memihak menurut persepsi
Pengalaman auditor adalah ukuran pemakai laporan keuangan atau tidak
tentang lama waktu dan masa kerjanya memanipulasi hasil audit (Wiguna, 2010).
yang telah dilalui seorang dalam Sikap independensi juga diperlukan oleh
memahami tugas-tugas pekerjaanya auditor agar ia bebas dari kepentingan dan
dengan baik. Hasil penelitian yang tekanan pihak manapun, sehingga
dilakukan oleh Hilmi (2011) kecurangan yang ada pada perusahaan
membuktikan bahwa pengalaman auditor yang diauditnya dapat dideteksi dengan
memiliki pengaruh terhadap kemampuan tepat, dan setelah kecurangan tersebut
auditor dalam mendeteksi kecurangan. telah terdeteksi, auditor tidak ikut
Hal ini dikarenakan pengalaman kerja mengamankan praktik kecurangan
dapat memperdalam dan memperluas tersebut (Widyastuti, 2009). Penelitian
kemampuan kerja. Semakin sering auditor yang dilakukan oleh (Yusuf, 2013)
melakukan pekerjaan yang sama, semakin memperoleh hasil bahwa pengalaman
cepat dan terampil auditor dalam auditor berpengaruh positif pada
melakukan pekerjaanya. Auditor yang pendeteksian kecurangan. Hasil penelitian
berpengalaman juga akan lebih paham ini juga didukung oleh penelitian Catrine
terkait penyebab kekeliruan yang terjadi, (2016) menyatakan bahwa terdapat
apakah karena murni kesalahan baik pengaruh positif antara independensi
manusia atau alat ataukah kekeliruan pada pendeteksian kecurangan.
karena kesengajaan yang berarti fraud H2 : Independensi Auditor
(Eko, 2014). Penelitian yang dilakukan berpengaruh positif terhadap
oleh Yusuf (2013) mendapatkan hasil kemampuan auditor mendeteksi
bahwa pengalaman auditor berpengaruh kecurangan laporan keuangan.
positif pada pendeteksian kecurangan,
hasil penelitian ini juga mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Keahlian Profesional
(Fitriyani,2012), (Matondang,2010), dan Keahlian professional merupakan
(Hammersley, 2011) menyatakan bahwa suatu kemampuan yanh harus dimiliki
terdapat pengaruh positif antara oleh seorang auditor, karena seorang
pengalaman auditor pada pendeteksian auditor yang memiliki keahlian
kecurangan. profesional dapat mengatasi berbagai
H1 : Pengalaman Auditor berpengaruh masalah dengan menggunakan
positif terhadap kemampuan keahliannya. Menurut Lekatompessy
auditor mendeteksi kecurangan (2003) keahlian professional dapat diukur
laporan keuangan. dengan dua aspek, yaitu: 1) aspek
strukturan; dan 2) aspek sikap
H3 : Keahlian Profesional
Independensi Auditor berpengaruh positif terhadap
Sikap independensi merupakan kemampuan auditor mendeteksi
sikap yang perlu diupayakan agar auditor kecurangan laporan keuangan
dapat menjaga sikap yang tidak memihak
dalam melakukan pemeriksaan walaupun

2
Skeptisme Profesional semakin auditor berpengalaman maka
Skeptisme profesional merupakan akan semakin berkompeten. Pengalaman
suatu sikap seimbang antara sikap curiga yang dimaksud disini adalah lama dan
dan percaya terhadap perusahaan yang banyaknya penugasan audit yang pernah
diaudit yang dimana harus dimiliki oleh dilakukan dan pemeriksaan laporan
auditor professional. Skeptisme keuangan. Dalam penelitian ini
profesional yang tinggi akan memberi diharapkan pengalaman auditor
dampak bagi performance auditor, berpengaruh terhadap kemampuan
sehingga memiliki motivasi untuk auditor mendeteksi kecurangan yang
meningkatkan kemampuan dalam diperkuat oleh skeptisme professional.
mendeteksi adanya kecurangan yang Jadi, semakin tinggi pengalaman auditor
mungkin terjadi. Hadi dan Febria (2014) maka kemampuan auditor mendeteksi
yang menyatakan bahwa pengaruh kecurangan akan meningkat yang
skeptisme profesional dapat dijelaskan diperkuat oleh sifat skeptis auditor.
dengan teori disonansi kognitif, teori ini H5 : Skeptisme Profesional
membantu menjelaskan bagaimana memperkuat pengaruh positif
auditor menggunakan skeptisme pengalaman audit terhadap
profesionalnya jika terjadi disonansi kemampuan auditor dalam
antara perilaku dan sikap. Hasil penelitian mendeteksi kecurangan laporan
Anggriyawan (2014) menemukan bahwa keuangan.
skeptisme profesional berpengaruh
siginifikan terhadap kemampuan
mendeteksi kecurangan. Hasil yang sama Independensi Terhadap Kemampuan
pula disampaikan oleh Putri, Wirama, & Auditor Mendeteksi Kecurangan
Sudana (2017) serta Hilmi (2011) yang Laporan Keuangan Melalui Skeptisme
menunjukan bahwa skeptisme Profesional Auditor
professional auditor berpengaruh secara Sikap auditor terhadap lingkungan
signifikan terhadap kemampuan auditor dimana auditor bekerja (kantor), sikap
dalam mendeteksi kecurangan. auditor terhadap penjelasan dari kliennya,
Berdasarkan paparan tersebut dikatakan dan tentunya terhadap kemampuan
bahwa skeptisme profesional mendeteksi adanya kecurangan. Sikap
berpengaruh positif pada kemampuan independensi merupakan sikap yang
deteksi kecurangan. terbebas dari pengaruh pihak lain. Ketika
H4 : Skeptisme profesional bersikap independen, auditor akan
berpengaruh positif terhadap cenderung bersikap atau menilai klien
kemampuan auditor mendeteksi secara objektif. Diharapkan dalam
kecurangan laporan keuangan penelitian ini, independensi berpengaruh
terhadap kemampuan auditor mendeteksi
kecurangan. Jadi, semakin tinggi sikap
Pengalaman Auditor Terhadap independensi auditor maka akan semakin
Kemampuan Auditor Mendeteksi tinggi kemampuan auditor mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan Melalui kecurangan yang diperkuat oleh sifat
Skeptisme Profesional. skeptis auditor.
Pengalaman auditor menunjukkan H6 : Skeptisme Profesional
tingkat pengetahuan dan pengalaman memperkuat pengaruh positif
yang dimiliki auditor. Bisa dikatakan independensi terhadap

3
kemampuan auditor dalam METODE PENELITIAN
mendeteksi kecurangan laporan
keuangan. Populasi penelitian ini adalah auditor di
kota Jakarta. Metode pengambilan sampel
adalah purposive sampling terhadap
Keahlian Profesional Terhadap auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta.
Kemampuan Auditor Mendeteksi Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Kecurangan Laporan Keuangan Melalui kuantitatif melihat bagaimana pengaruh
Skeptisisme Profesional Auditor.
antara Variabel “X” (Pengalaman Audit,
Keahlian profesional auditor
Independensi, dan Keahlian Profesional)
menunjukkan tingkat kemampuan yang
dimiki auditor. Semakin ahli dalam terhadap variabel “Y” (Kemampuan
melakukan penugasan audit, seorang auditor dalam mendeteksi laporan
auditor akan mampu mendeteksi setiap keuangan) yang dimoderasi oleh varibel
kecurangan yang bisa terjadi dalam “Z” (Skeptisme Profesional). Sumber data
laporan keuangan. Diharapkan dalam yang digunakan adalah data primer
penelitian ini, keahlian profesional dengan menggunakan kuesioner.
berpengaruh terhadap kemampuan Penelitian ini menggunakan analisis
auditor mendeteksi kecurangan. deskriptif dimana metode analisis data
Jadi,keahlian profesional auditor semakin menggunakan pengukuran skala likert
tinggi maka kemampuan kemampuan
auditor mendeteksi kecurangan semakin
tinggi yang diperkuat oleh sifat skeptis
HASIL PENELITIAN
auditor.
H7 : Keahlian Profesional Objek Penelitian
memperkuat pengaruh positif
pengalaman audit terhadap Responden yang terkumpul dalam penelitian
kemampuan auditor dalam yang itu sebanyak 41 responden yang bekerja
mendeteksi kecurangan laporan sebagai auditor di Kantor Akuntan Publik di
keuangan. wilayah Jakarta.

Metode analisis data yang digunakan dalam


KERANGKA KONSEPTUAL penelitian ini adalaha uji validitas, reliabilitas, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis. Analisis data
diolah dengan menggunakan bantuan program
SPSS V25.
Pertama yaitu uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Uji validitas dapat dilakukan
dengan melihat nilai correlated item-total
correlationkriteria yang digunakan adalah
jika nilai rhitunglebih besar dari
rtabel(<0,05), maka item pernyataan
tersebut dikatakan valid sebagai alat ukur.
Kemudian pengujian reliabilitas.Suatu
kuesioner dikatakanr eliabel (andal) apabila
jawaban seseorang

4
terhadap pernyataan adalah konsisten atau terjadi masalah heterokedastisitas dalam
stabil dari waktu kewaktu. Pengujian model penelitian ini.
reliabilitas dapat dilakukan dengan melihat
nilai Cronbach Alpha>0,60 (Ghozali, Uji Multikolinearitas dengan melihat nila
2006:42) VIF(Variance Inflation Factors)
dan nilai Tolerance.Jika VIF >10 dan nilai
Kemudia dilakukan pengujian asumsi klasik tolerance <0,10 maka terjadi gejala
yang terdiri dari uji normalitas yang bertujuan Multikolinearitas (Ghozali, 2006).
untuk menguji apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Pengujian secara visual Variabel VIF
dapat dilakukan dengan metode gambar Pengalaman Auditor 2.605
Independensi Auditor 2.450
Normal Probality Plots
Keahlian Profesional 2.096
Skeptisme Profesional 1.914
Skeptisme*Pengalaman Auditor 6.665
Skeptisme*Independensi Auditor 3.440
Skeptisme*Keahlian Profesional 3.567
Tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF
> 10
PENGUJIAN HIPOTESIS
Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil pengujian , sebaran data


berada disekitar garis diagonal , maka model
regresi yang diperoleh terdistribusi normal.
Pengujian Heterokedastisitas yang bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi Nilai Adjusted R Square sebesar 0.413, yang
ketidaksamaan variance dari residual satu menunjukan bahwa variasi dari variabel (PA,
pengataman ke pengamatan lain tetap yang IA, KP, SKP, PA*SKP, IA*SKP, KP*SKP)
lain. Pengujiannya dengan menggunakan Uji mampu menjelaskan variasi dari variabel
Scatterplots dependent sebesar 41,30% Sedangkan
sisanya sebesar 58,70% mampu menjelaskan
variasi dari variabel independent lain yang
mempengaruhi variabel Kemampuan Audior
Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan
yang tidak dimasukan kedalam model.
Uji t (Uji Hipotesis) dan Pembahasan

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai


signifikansi dari setiap hubungan. Level of
significance (α) yang ditetapkan adalah
Berdasarkan hasil uji scatterplots, titik-titik sebesar 5%, yang berarti bahwa batas
menyebar diatas dan dibawah sekitar angka toleransi kesalahan yang dapat ditolerir
0, penyebaran titik-titik data tidak berpola, adalah sebesar 5%. Dengan kata lain, level
sehingga dapat disimpulkan data bahwa tidak of convidence dari pengujian adalah sebesar
95%. Apabila p-value < 0.05, maka dapat

5
dikatakan bahwa variabel independen Pengaruh Keahlian Profesional
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Terhadap Kemampuan Auditor
variabel dependen. Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan
Pengaruh Pengalaman Auditor
Terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan

Variabel Keahlian Profesional (KP)


memiliki nilai sig t = 0.003 dimana 0.003 <
0.05 dengan nilai koefisien regresi (β) =
0.267, maka hal ini menunjukkan bahwa
Variabel pengalaman auditor (PA) keahlian profesional berpengaruh positif
memiliki nilai sig t = 0.000 dimana 0.000 < terhadap kemampuan mendeteksi
0.05 dengan nilai koefisien regresi (β) = kecurangan laporan keuangan. Penelitian
0.549, maka hal ini menunjukkan bahwa ini sejalan dengan penelitian yang
pengalaman auditor berpengaruh positif dilakukan oleh Rizki, 2017.
terhadap kemampuan mendeteksi
kecurangan laporan keuangan. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Rizki, 2017; Pengaruh Skeptisme Profesioanal
Revi, 2018. Terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan
Pengaruh Independensi Auditor
Terhadap Kemampuan Auditor
Mendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan

Variabel skeptisme profesional (SP)


memiliki nilai sig t = 0.000 dimana 0.000 <
0.05 dengan nilai koefisien regresi (β) =
Variabel independensi auditor (IA) 0.751, maka hal ini menunjukkan bahwa
memiliki nilai sig t = 0.000 dimana 0.000 < skeptisme profesional berpengaruh positif
0.05 dengan nilai koefisien regresi (β) = terhadap kemampuan mendeteksi
0.443, maka hal ini menunjukkan bahwa kecurangan laporan keuangan. Penelitian
independensi auditor berpengaruh positif ini sejalan dengan penelitian yang
terhadap kemampuan mendeteksi dilakukan oleh Revi, 2018; Wiratmaja,
kecurangan laporan keuangan. Penelitian 2016.
ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Revi, 2018; Wiratmaja,
2016.

6
Pengaruh Skeptisme Profesional Pengaruh Skeptisme Profesional
Terhadap Hubungan Antara Terhadap Hubungan Antara Keahlian
Pengalaman Auditor Terhadap Profesional Terhadap Kemampuan
Kemampuan Auditor Mendeteksi Auditor Mendeteksi Kecurangan
Kecurangan Laporan Keuangan Laporan Keuangan

Variabel skeptisme profesional (SP)


Variabel skeptisme profesional (SP)
memiliki nilai sig t = 0.000 dimana 0.000 <
memiliki nilai sig t = 0.501 dimana 0.501 >
0.05 dengan nilai koefisien regresi (β) =
0.05 dengan nilai koefisien regresi (β) = -
0.017, maka hal ini menunjukkan bahwa
0.001, maka hal ini menunjukkan bahwa
skeptisme profesional memperkuat
skeptisme profesional memperlemah
pengaruh positif pengalaman auditor
pengaruh keahlian profesional terhadap
terhadap kemampuan mendeteksi
pendeteksian kecurangan laporan
kecurangan laporan keuangan.
keuangan. Penelitian ini bertolak belakang
dengan ..... karena ....
Pengaruh Skeptisme Profesional
Terhadap Hubungan Antara
Independensi Auditor Terhadap
Kesimpulan
Kemampuan Auditor Mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan

Variabel skeptisme profesional (SP)


memiliki nilai sig t = 0.916 dimana 0.916 >
0.05 dengan nilai koefisien regresi (β) =
0.000, maka hal ini menunjukkan bahwa
skeptisme profesional xxxxxxx

Anda mungkin juga menyukai