Tujuan dari proses karbonisasi adalah menaikkan kadar karbon padat dan
menghilangkan zat terbang (volatile matter) yang terkandung dalam batubara
serendah mungkin sehingga dihasilkan semi kokas atau kokas dengan kandungan
zat terbang yang ideal 8-15% dengan nilai kalori yang cukup tinggi di atas 6.000
kkal/kg. Alat yang digunakan dalam proses karbonisasi adalah rotary kiln.
Kiln adalah bejana silinder, diletakkan pada posisi horizontal dan sedikit
miring, yang diputar perlahan pada porosnya. Material yang akan diolah
dimasukkan ke bagian ujung atas silinder. Saat kiln berputar, maka material secara
bertahap bergerak menuju ujung bawah, dan tentunya akan mengalami sejumlah
pengadukan dan pencampuran. Gas panas melewati sepanjang kiln, kadang-
kadang dalam arah yang searah dengan material yang diproses (co-current), tetapi
biasanya dalam arah yang berlawanan (counter-current). Gas panas dapat
dihasilkan dalam tungku eksternal, atau dapat dihasilkan oleh nyala api di dalam
tungku kiln. Api yang dihasilkan dari burner-pipe (atau firing pipe) berperan
seperti Bunsen-burner yang besar. Bahan bakar untuk pembakaran ini bisa berasal
dari gas, minyak, bubuk minyak bumi atau batu bara bubuk.
Gambar Rotary Kiln
Kiln shell Ini terbuat dari plat baja ringan yang di-rol, ketebalannya
biasanya antara 15 dan 30 mm, dilas untuk membentuk sebuah silinder yang yang
panjangnya bisa mencapai 230 m dengan diameter 6 m. Penempatannya biasanya
terletak pada posisi poros arah timur / barat karena untuk mencegah Eddy current.
lapisan tahan api adalah untuk mengisolasi cangkang baja dari suhu tinggi
di dalam tungku dan untuk melindunginya dari sifat korosif bahan proses. Bahan
tahan api yang dipilih tergantung pada suhu di dalam tungku dan sifat kimia
bahan yang sedang diproses. Temperatur shell perlu dijaga di bawah sekitar 350ºC
untuk melindungi baja dari kerusakan (korosif) dan pemindai inframerah terus
menerus digunakan untuk memberikan peringatan dini "hot-spot" yang
mengindikasikan kegagalan refraktori.