CRUSH INJURY
Definisi
Crush Injury didefinisikan sebagai kompresi ekstremitas atau bagian lain dari
tubuh meliputi; kulit dan jaringan lunak dibawa kulit, kerusakan pembuluh darah,
persarafan, tendon, fascia, bone joint (lokasi penghubung antara tulang), kerusakan
tulang serta komponen didalam tulang yang menyebabkan pembengkakan otot dan /
Biasanya daerah yang terkena dampak dari tubuh termasuk ekstremitas bawah
(74%), ekstremitas atas (10%), dan area badan (9%). Crush Injury yang terlokalisir
dapat menyebabkan manifestasi seistemik yang dikenal dengan Crush Syndrome. Efek
pelepasan komponen otot yang berbahaya untuk sel serta elektrolit ke dalam sistem
peredaran darah. Crush Syndrome dapat menyebabkan cedera jaringan lokal, disfungsi
Korban Crush Injury banyak dijumpai pada daerah dengan keadaan seperti
berikut [2]:
- Terorisme
Patogenesis
Kompresi langsung dari otot yang menyebabkan crush injury lokal adalah
melebihi tekanan perfusi kapiler. Ketika kompresi hilang, akan terjadi reperfusi
Kompresi otot menyebabkan stres mekanik yang membuka kanal ion yang
diaktivasi oleh regangan pada memban sel. Hal ini menyebabkan influx cairan dan
elektrolit termasuk Na+ dan Ca2+. Sel membengkak dan konsentrasi Ca2+
diaktifkan, dan terjadi degradasi membran sel. Selain itu, nucleases diaktifkan, dan
selular.
Iskemia otot yang disebabkan oleh kompresi berkepanjangan atau hasil cedera
cairan dan ion Ca2+ intraselular. Selain itu peningkatan konsentrasi kemotraktans dari
resistensi vaskular.
Radikal bebas yang dilepaskan netropil mendegradasi membran sel yang
membran berkurang dan terjadinya influx cairan dan ion Na+ berlebihan dan berlanjut
menjadi edema intra selualar dan lisis sel. Sel otot yang lisis melepas berbagai konten
intra selular ke sirkulasi. Efek tersebut terjadi pada iskemia otot lebih dari tiga jam.
Ketika tekanan ini melebihi tekanan arteriol-perfusi, tamponade otot dan kerusakan
pasif, parestesia atau anestesi, kelemahan atau kelumpuhan ekstremitas yang terkena,
Beberapa atau semua hal berikut mungkin menjadi tanda dan gejala crush injury :
adanya mioglobin.
terakumulasi dalam jaringan terluka. Hal ini menyebabkan hipovolemia signifikan dan
reperfusi- hipovolemia akut dan kelainan metabolik . Kondisi ini dapat menyebabkan
aritmia jantung yang mematikan. Selanjutnya, pelepasan tiba-tiba racun dari otot
2.6 Diagnosa
Pemeriksaan Mioglobin
cedera otot yang signifikan. Nilai serum yang normal bervariasi tergantung
kerusakan otot yang signifikan, nilai serum dapat mencapai lebih dari 150.000
ng / mL. Tingat miogloin serum lebih tinggi daripada mioglobin urin, namun,
eksresi di ginjal menyebabkan mioglobin urin akan lebih tinggi dari serum.
Pelacakan nilai mioglobin baik serum dan urin adalah cara terbaik untuk
pembacaan positif untuk darah pada tes strip, dan heme-positif pada urin bila
yang sangat tinggi, seringkali lebih dari 30.000 unit / L dan berkorelasi
dengan jumlah otot yang rusak. Kejadian gagal ginjal menjadi signifikan pada
ambang batas hanya 5.000 unit / L. Tingkat ini harus segera evaluasi dan
intervensi agresif.
Penanganan pada crush injury dapat dimulai dari tempat kejadian yaitu dengan
oksigen (O2) guna mencegah terjadinya hipoksia jaringan serta terutama organ-
organ vital. Kemudian dilanjutkan dengan terapi cairan, terapi cairan awal harus
volume cairan tubuh dengan cepat dengan menggunakan cairan NaCl ( isotonic)
atau ringer laktat diguyur dan kemudian dilanjutkan perlahan ± 1-1.5 L/jam
(Barbera& Macintyre, 1996; Gonzalez, 2005; Gunal et Al., 2004; Malinoski et Al.,
yang sering hadir. Ini adalah salah satu langkah pertama dalam mengobat
kepada korban sebelum kompresi dihilangkan. Hal ini dapat diikuti dengan infus
bikarbonat.
Manitol
dapat diberikan dalam dosis 1 gram / kg atau ditambahkan ke cairan intravena pasien
sebagai infus kontinyu. Manitol harus diberikan hanya setelah aliran urin yang baik
Perawatan Luka
Luka harus dibersihkan, debridement, dan ditutup dengan dressing steril. Bebat
di area tubuh setingkat jantung akan membantu untuk membatasi edema dan
Terapi Operatif
pilihan yang sulit. Amputasi primer mungkin perlu dipertimbangkan pada pasien yang
fungsional anggota tubuh yang bermakna. Namun, jika penyelamatan anggota tubuh
(limb salvage) dapat dilakukan tanpa mengancam nyawa pasien, disarankan untuk
melakukan upaya bahkan jika pasien memiliki beberapa faktor risiko untuk kehilangan
anggota tubuh. Strategi ini memberikan waktu bagi pasien dan keluarga untuk
pemulihan fungsional anggota badan, penyelamatan anggota gerak awal adalah upaya
yang efektif .
Indeks yang digunakan untuk menentukan tindakan Limb Salvage dan Amputasi:
4. Nerve Injury, Ischaemia, Soft-tissue Injury, Skeletal Shock, and Age (NISSSA)
Skor ≤ 6: 95% salvage rate ratio, tindakan limb salvage dapat dilakukan,
Skor 7-9: nilai ambang untuk dilakukan amputasi adalah 7, namun bukan keputusan
mutlak, hanya berupa prediksi tetapi bukan indikasi. Lihat rujukan indeks Injury
Gambar 1.4 Alur untuk menentukan tindakan Amputasi dan Limb Salvage
jaringan besar.
DAFTAR PUSTAKA