Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I


BELERANG

Kelompok 2
Anggota:
1. Abepura Dwiputra Absa (06101181722034)
2. Ariyani Safitri ( 06101181722012)
3. Friska Senja Cahyani (06101281722044)
4. Roselina Eka Wahyuni (06101281722021)
5. Ririn Afrillya (06101181722005)
6. Rizki Kinanti (06101281722030)
7. Septi Giana (06101181722039)

Asisten : 1. Puspa Ayu Wardani


2. Ratih Ovalinda
3. Resta Sari Kurniawan
4. Selly Triani

Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
I. Judul Percobaan : Pemurnian Garam Dapur Secara Kristalisasi
II. Tanggal Percobaan : 19 Maret 2019
III. Tujuan Percobaan
Memelajari pemurnian garam dapur secara kristalisasi melalui penguapan dan
pengendapan.

IV. Dasar Teori


Rekristalisai, suatu dari metode yang paling ampuh untuk memurnikan
zat padat, didasarkan atas perbedaan antara kelarutan zat yang diinginkan dan
kotorannya. Sebuah produk tidak murni dilarutkan dan diendapkan kembali,
berulang kali jika perlu, dengan pengawasan yang hati-hati terhadap factor yang
mempengaruhi kelarutan. Dalam rekristalisasi, sebuah larutan mulai
mengendapkan sebuah senyawa bila larutan tersebut mencapai titik jenuhnya
terhadap senyawa tersebut (Oxtoby, 2001 : 344).
Dalam reaksi kimia menghasilkan endapan, padatan yang dihasilkan
dapat dipisahkan dari cairannya menggunakan teknik penyaringan. Dalam
penyaringan, zat yang lolos dari saringan dinamakan filtrate dan yang tersaring
namanya residu. Salah stau campuran yang paling penting dalam kimia adalah
larutan, yaitu campuran serbasama antara dua atau lebih zatyang memiliki
komposisi dapat diukur dan sifat masing-masing zat penyusunnya. Ada dua
istilah yang digunakan dalam larutan, yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut
adalah zat yang digunakan sebagai media untuk melarutkan zat lain. Zat terlarut
adalah komponen dari larutan yang memiliki jumlah atau kadar yang lebih
sedikit dalam system larutan (Sunarya, 2010 : 17).
Garam dapur (NaCl) adalah bahan berupa padatan putih, memiliki
bentuk kristal kubus yang transparan, tidak dapat terbakar serta mempunyai titik
leleh 801oC. Garam dapur merupakan senyawa yang tersusun dari asam kuat
HCl dan basa kuat NaOH. Apabila unsur ini direaksikan, maka akan terbentuk
NaCl dan H2O. Hasil dari bahan tadi bila disatukan akan membentuk suatu
larutan yang disebut larutan garam. Larutan yang terbentuk merupakan
campuran yang homogen, partikel-partikelnya sangat kecil namun tersebar
merata meskipun dibiarkan dalam waktu yang lama. NaCl atau garam dapur
tidak akan mengendap bila dibiarkan dan tidak dapat dipisahkan dari air dengan
cara penyaringan. Partikel-partikel NaCl, ion-ionnya dalam air tidak akan dapat
terlihat dengan mikroskop. Zat terlarut dan pelarutnya benar-benar tercampur
secara homogen. Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan menambahkan
bahan pengikat zat pengotor (Jumaeri, 2003:7)
Garam dapur merupakan salah satu zar penguat rasa serta termasuk
sebagai bahan pengawet makanan. Garam dapur tersebut dapat diperoleh
melalui dua cara yaitu secara alami dan buatan (sintesis). Secara alami, garam
dapur dapat diperoleh dengan mengeringkan air laut dibawah terik matahari
sedangkan dengan cara sintesis atau buatan dapat dibuat dengan mereaksikan
antara asam sulfat dengan natrium hidroksida. Garam dapur yang kita kenal
sebagian besar komposisinya adalah senyawa NaCl sebesar 94,7% dan terdiri
dari beberapa pengotor seperti K2SO4, MgSO4, MgCl, dan lain-lain (Sutrisnanto,
2001:23).
Garam-garam logam alkali umumnya dicirikan oleh titik leleh yang
tinggi, oleh hantaran listrik lelehannya dan kemudian larut dalam air. Mereka
kadang-kadang terhidrasi bilamana anion-anionnya kecil, seperti halida, karena
energi hidrasi ion-ion tersebut tidak cukup untuk mengimbangi energi yang
dipelukan untuk memperluas kisi.
Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan
oleh masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai
industri kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium
Chlorida sebagai bahan bakunya adalah industri Chlor Alkali. Produk utama dari
industri ini adalah chlorine (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH), yang banyak
dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp dan kertas, tekstil, deterjen,
sabun dan pengolahan air limbah (Lesdantina, D., 2009).
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5
0
C.Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan
terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras
dengan air, membentuk Natrium Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-
garamnya natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini
membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air
(Vogel, 1979).
Dalam pemurnian dengan cara penguapannya umumnya dilakukan
didasarkan pada kelarutan ion-ion dalam suatu garam dalam pelarut tertentu
ataupun campuran pelarut dalam bentuknya yang sederhana. Proses rekristalisasi
terdiri dari:
1. Melarutkan zat tak murni dalam pelarut tertentu pada atau dekat titik leleh
2. Menyaring larutan panas sehingga zat tak larut menjadi kristal
3. Memisahkan kristal-kristal dari larutan

V. Alat dan Bahan


1. Tungku kaki tiga
2. Bunsen
3. Kawat Kasa
4. Pipet tetes
5. Beaker glass
6. Gelas ukur
7. Larutan NaCl
8. Larutan CuSO4
VI. Cara Kerja
1. CuSO4
a) Masukkan 20 ml larutan CuSO4 ke dalam beaker glass
b) panaskan dengan api kecil sampai mendidih dan kering
c) dinginkan beberapa saat
d) amati kristal yang terbentuk
2. NaCl
a) Masukkan 20 ml larutan NaCl ke dalam beaker glass
b) panaskan dengan api kecil sampai mendidih dan kering
c) dinginkan beberapa saat
d) amati kristal yang terbentuk
VII. Hasil Pengamatan

No. Larutan Bentuk Kristal Warna


Kristal

1. NaCl Terbentuk kristal Putih

2. CuSO4 Terbentuk kristal Biru

VIII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai pemurnian


garam dapur secara kristalisasi melalui penguapan dan pengendapan. Pada
percobaan ini bahan yang digunakan yaitu larutan NaCl dan larutan CuSO4.
Larutan NaCl dibuat dari x gr NaCl yang dilarutkan dalam 20 ml air dan larutan
CuSO4 yang dibuat dari x gr CuSO4 yang dilarutkan dalam 20 ml air. NaCl
merupakan zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi, sehingga apabila
NaCl yang di larutkan dalam air akan mempunyai nilai konsentrasi yang tinggi,
yang dapat mengemulsi kandungan air (konsentrasi rendah). Kelarutan senyawa
ionik NaCl dalam molekul air dapat terjadi karena terbentuknya interaksi ion
dipol antara senyawa ion dengan molekul air. Jika interaksi ion dipol lebih kuat
dari pada jumlah gaya tarik antar ion dan gaya antar molekul air, maka proses
pelarutan akan dapat berlangsung. Senyawa NaCl merupakan padatan ionik yang
tersusun atas ion-ion berlawanan muatan yang saling tarik menarik, segingga
dalam air NaCl akan mudah untuk larut.
Pada percobaan ini pemurnian dilakukan dengan menggunakan prinsip
penguapan dan pengendapan, air didalam larutan yang akan menguap dan zat
seperti NaCl dan CuSO4 dalam larutan akan mengendap membentuk kristal-
kristal karena pemanasan. Pemanasan bertujuan untuk menguapkan air yang
terdapat di dalam larutan dan larutan dipanaskan menggunakan gelas beaker.
Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses rekristalisasi karena jika
menggunakan cawan porselen akan memutuhkan waktu yang sedikit lebih lama
karena luas permukaan dan ketebalan cawan porselen lebih besar dari gelas
beaker yang tidak terlalu tebal. Penggunaan gelas beaker ini juga mengingat
bahwa pemanasan ini tidak memerlukan suhu yang begitu tinggi untuk
menguapkan air dalam larutan CuSO4.
Setelah air menguap, larutan CuSO4 yang berwarna biru lama kelamaan
menghilang dengan terbentuknya kristal-kristal yang berwarna biru toska yang
didalamnya juga terdapat sedikit kristal yang berwarna putih. Perbedaan warna
ini disebabkan oleh adanya kristal yang masih mengandung air atau hidrat dan
kristal yang tidak mengandung air atau anhidrat. Berbeda dengan larutan NaCl
yang berwarna bening, setelah dipanaskan terbentuk kristal-kristal yang
berwarna putih. Pada metode penguapan dan pengendapan ini kristal yang
terbentuk lebih cepat dan lebih murni karena tidak ada penambahan zat apapun
kecuali pelarut air sehingga tidak ada zat pengotor seperti Ca2+ dalam kristal
yang terbentuk.
Terbentuknya kristal pada percobaan ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu laju pembentukan inti kristal dan laju pertumbuhan kristal.
Kecepatan dari terbentuknya kristal melalui pengendapan ini juga disebabkan
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kristal, diantaranya yaitu
derajat lewat jenuh, banyaknya zat atau jumlah inti, dan banyaknya pengotor
serta pergerakan antara larutan dan kristal, untuk itulah pada saat pemanasan
tidak diperkenankan untuk menggoyang-goyang gelas beker karena kristal yang
telah terbentuk apabila bereaksi lagi dengan larutan maka kristal tersebut akan
larut kembali.

IX. Kesimpulan

1. Pada pemanasan larutan CuSO4, kristal yang terbentuk berwarna biru dan putih.
Warna biru dihasilkan karena garam CuSO4 mengandung air atau hidrat,
sedangkan bagian putih menandakan kristal CuSO4 tidak mengandung air atau
anhidrat.
2. Pada pemanasan larutan NaCl, kristal yang terbentuk berwarna putih.
3. Pada saat pemanasan, senyawa yang menguap adalah air, sedangkan senyawa
yang mengendap adalah CuSO4 dan NaCl.
4. Pada metode penguapan dan pengendapan kristal yang terbentuk lebih cepat dan
lebih murni karena tidak ada penambahan zat apapun kecuali pelarut air
sehingga tidak ada zat pengotor.
5. Pemanasan dilakukan menggunakan beaker glass karena dibandingkan
menggunakan cawan porselen. Hal ini dikarenakan cawan porselen lebih tebal
dari beaker glass.
DAFTAR PUSTAKA

Jumaeri. 2003. Pengaruh Penambahan Bahan Pengikat Impurities Terhadap


Kemurnian Natrium Klorida pada Proses Pemurnian Garam Dapur Melalui
Proses Kristalisasi. Semarang: Lembaga Penelitian UNNES.
Oxtoby, David W. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Jakarta : Eralangga.
Seiono,dkk.1985. Vogel. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka
Sunarya, Y. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.
Sutrisnanto, D. 2001. Persiapan Lahan dan Sarana Penunjang untuk Garam dan
Tambak. Jakarta: Departemen perindustrian dan perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai