Perencanaan dilakukan dengan mengambil data curah hujan harian dari BMKG pada
periode
selama 10 Tahun (2007 - 2016) untuk Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Kota Bandung
dari
Stasiun Geofisika Bandung
Dari data tersebut diambil curah hujan harian maksimum untuk masing-masing tahun
dan
diperoleh data sebagai berikut:
Curah Hujan
Tahun
(mm)
2007 69,5
2008 67,8
2009 88,9
2010 122,9
2011 73,5
2012 83
2013 68,4
2014 62
2015 77,7
2016 87,1
Lalu, dihitung juga curah hujan tahunan untuk masing-masing tahun dengan
menjumlahkan
curah hujan harian untuk data-data yang tersedia, didapat hasil sebagai berikut:
Maka, selama periode 10 tahun, didapat curah hujan tahunan maksimum = 3693,7
mm/tahun,
dan curah hujan tahunan rata-rata = 2252,62 mm/tahun
1. Metode Gumbel
800,8
¿ =80,08 mm
10
2) Hitung X – Xr
X −Xr=69,5−80,08=−10,58 mm
3) Hitung (X-Xr)2
2 2 2
(X −Xr) =(−10,58) =111,94 mm
S=
∑
√ ( X−Xr )2
n−1
=
√
2744,156
10−1
=17,46156 mm
6) Hitung Faktor Frekuensi Gumbel (k)
¿−
π [ { T −1 )}]
√ 6 0,5772+ln ln
( T
¿−
π [ { ( )}]
√ 6 0,5772+ln ln 10
10−1
¿ 1,30456
7) Hitung Curah Hujan Harian Rencana (R24) untuk T = 10 Tahun
X T =Xr + S . k
X 10=80,08+ 17,46156 ( 1,30456 )
X 10=102,85971 mm → R24 Metode Gumbel
3) Hitung ln X – ln Xr
ln X −ln Xr=4,24133−4,36453=−0,1232 mm
4) Hitung (ln X- ln Xr)2
(ln X −ln Xr )2=(−0,1232)2=0,015179 mm2
5) Hitung (ln X- ln Xr)3
(ln X −ln Xr )3=(−0,1232)3=−0,0018702mm 2
3
7) Hitung ∑ (ln X −ln Xr) dari Tahun 2007 – 2016
∑ (ln X −ln Xr)3 =0,07082653 mm3 (dari Ms. Excel)
8) Hitung Standar Deviasi (S)
S=
∑
√( ln X−ln Xr)2
n−1
=
√
0,345706
10−1
=0,19599mm
Maka, dari hasil perhitungan kedua metode diatas (Gumbel & Log Pearson III), curah
hujan
harian rencana (R24) yang lebih besar adalah dari Metode Gumbel yaitu sebesar
102,85971
mm.
L 95
T t = = =95 detik
v 1
*Tt = Waktu pengaliran yang diperlukan air di saluran untuk mengalir sampai ke
titik yang
ditinjau
Menghitung Tc
4 95 67
t=T c =T i +T t= + =
=0,093056 Jam
60 3600 720
*Tc = Waktu konsentrasi, waktu pengaliran dari tempat terjauh sampai titik yang
ditinjau
2
102,85971 24
I=
24 0,093056 ( ) 3
I =173,6521mm / jam
Data Bangunan:
Panjang bangunan (L) = 72 m (Lebar Atap)
Lebar bangunan = 14 m
Tinggi bangunan = 44,2 m + 3,2 m (Gable Frame) = 47,4 m
Sudut kemiringan atap = 10°
Panjang sisi miring atap = 7 m / cos 10° = 7,108 m
Data Perencanaan:
Saluran drainase = Saluran pipa polos n = 0,013
Air drainase = Air Bersih Batasan kecepatan aliran:
vmin = 0,76 m/s (untuk menghalangi tumbuhnya
tanaman air)
vmin = 0,61 ~ 0,91 m/s (untuk menghindari
sedimentasi)
vmax = 3 m/s (Peraturan Menteri PU 12-2014 Tabel
17)
Penampang saluran = Setengah Lingkaran (Gutter)
= Lingkaran (Leader)
1
¿ x 1 x 173,6521 x 0,0511775
360
¿ 0,024686 m3 /s
Perhitungan Debit Talang Air Horizontal (Gutter) 1 Sisi
1
¿ x 1 x 173,6521 x 0,022619467 r
360
Q1 =Q 1 +Q 1
saluran atap gutter
2 2 2
2 1
1
A R 3 S f 2 =0,024686+ 0,0109109r
n
{( )( ) }
1
1 1 2 1 23
πr r ( 0,01 )2 =0,024686+ 0,0109109r
0,013 2 2
8
7,6118437 r 3 −0,0109109r =0,024686
Dengan Trial & Error, didapat jari-jari pipa gutter (r) = 0,118836 m = 11,8836 cm,
maka
diameter pipa gutter minimum (D) = 2r = 23,7672 cm
Maka, digunakan gutter setengah lingkaran dengan diameter 10 inci
D = 25,4 cm, r = 12,7 cm = 0,127 m
Setelah didapat dimensi penampang gutter, maka didapat Debit Gutter pada 1 sisi
adalah:
3
Q1 =0,0109109 r=0,0109109 ( 0,127 ) =0,0013857 m /s
gutter
2
Didapat juga Debit yang mengalir di Saluran Gutter pada 1 sisi adalah:
Q1 =Q 1 +Q 1 =0,024686+0,0013857=0,02607
m3 / s
saluran atap gutter
2 2 2
Q1
saluran
2 0,02607 0,02607
v= = = =1,029 m/s
A 1 2 1 2
πr π (0,127)
2 2
Kapasitas pipa leader yang digunakan adalah dengan diameter (D) = 3 inci
¿ 2 x 511,775+2 x 28,7267
2
¿ 1081,00345 m
Jadi, setiap luasan 12,74423 m2, terdapat 1 inch2 luasan pipa setiap, pipa dipasang
sebanyak
12 buah dengan masing-masing sisinya dipasang 6 buah pipa leader berdiameter 3
inci.
Debit yang masuk pada tank = Debit Total Talang air pada ke 2 sisi
QRWH =Q total=3128,4 L/menit
Jika air hujan ditampung semua dengan asumsi lamanya durasi hujan (t) = 60 menit,
maka:
V =Q t=3128,4 L/menit x 60 menit=187704 L=187,704 m 3
Jika air yang ditampung di RWH Tank hanya 80% dari air yang mengalir dari atap,
maka:
V =80 ( 187,704 )=150,1632 m 3
Apabila dipasang 2 RWH Tank, maka dapat digunakan dimensi masing-masing tank dengan
panjang (p) = 7 m, lebar (l) = 4,5 m dan tinggi (h) = 2,5 m
3 3
V 2 tank =2 pl h=2 x 7 x 4,5 x 2,5=157,5 m >150,1632m (OK )
1
¿ x 1 x 173,6521 x 0,40764
360
¿ 0,196632 m3 / s
1
¿ x 0,3 x 173,6521 x 0,0951
360
¿ 0,013762 m3 / s
1
¿ x 0,95 x 173,6521 x 0,14725
360
¿ 0,06748 m3 /s
1
¿ x 0,95 x 173,6521 x 0,07125
360
3
¿ 0,03265 m /s
¿ 0,013762+0,281062+ 0,06748+0,03265
¿ 0,395 m3 /s
PERHITUNGAN DESAIN SALURAN
Data Perencanaan:
Saluran drainase = Saluran dengan perkerasan beton seluruhnya n = 0,015
Air drainase = Air Bersih Batasan kecepatan aliran:
vmin = 0,76 m/s (untuk menghalangi tumbuhnya tanaman
air)
vmin = 0,61 ~ 0,91 m/s (untuk menghindari sedimentasi)
vmax = 3 m/s (Peraturan Menteri PU 12-2014 Tabel 17)
Penampang saluran = Persegi Panjang
*Debit saluran menggunakan Rumus Persamaan Manning
Diambil lebar saluran (b) = 0,6 m, maka hitung ulang tinggi air di saluran (y)
Dengan Trial & Error dengan b = 0,6 m, didapat y = 0,25906 m
Tinggi saluran (h) = y + Tj = 0,25906 + 0,4 = 0,65906 m ≈ 0,7 m
Cek Kecepatan Aliran Air di Saluran 1 & 2
2 1 2 1
1 3 2 1
v = R Sf = x 0,5 x 0,25906 x 0,005 2 =1,2068 m/s
( ) 3
( )
n 0,015
( v min< v< v max ) → OK
Jadi untuk Saluran 1 dan 2, dipakai lebar saluran (b) = 0,6 m dengan kedalaman (h)
= 0,7 m
Desain Saluran 3
Debit drainase (Qsaluran 3) = 0,013762 m3/s
Untuk Q < 3 m3/s Nilai rasio b/y = 2
Untuk Q < 1 m3/s Tinggi Jagaan (Tj) = 0,4 m
Kemiringan dasar saluran (So) = 0,02 (So = Sf untuk Desain Saluran Aliran
Beraturan)
Diambil lebar saluran (b) = 0,2 m, maka hitung ulang tinggi air di saluran (y)
Dengan Trial & Error dengan b = 0,2 m, didapat y = 0,0636 m
Tinggi saluran (h) = y + Tj = 0,0636 + 0,4 = 0,4636 m ≈ 0,5 m
Cek Kecepatan Aliran Air di Saluran 3
2 1 2 1
1 1
v = R3 Sf 2= x ( 0,5 x 0,0636 ) 3 x ( 0,02 ) 2 =0,9463 m/s
n 0,015
( v min< v< v max ) → OK
Jadi untuk Saluran 3, dipakai lebar saluran (b) = 0,2 m dengan kedalaman (h) = 0,5
m
Desain Saluran 4
Debit drainase (Qsaluran 4) = 0,281062 m3/s
Untuk Q < 3 m3/s Nilai rasio b/y = 2
Untuk Q < 1 m3/s Tinggi Jagaan (Tj) = 0,4 m
Kemiringan dasar saluran (So) = 0,004 (So = Sf untuk Desain Saluran Aliran
Beraturan)
Diambil lebar saluran (b) = 0,7 m, maka hitung ulang tinggi air di saluran (y)
Dengan Trial & Error dengan b = 0,7 m, didapat y = 0,3154 m
Tinggi saluran (h) = y + Tj = 0,3154 + 0,4 = 0,7154 m ≈ 0,75 m
Cek Kecepatan Aliran Air di Saluran 4
2 1 2 1
1 3 2 1
v = R Sf = x 0,5 x 0,3154 x 0,004 2 =1,2307 m/ s
( ) 3
( )
n 0,015
( v min< v< v max ) → OK
Jadi untuk Saluran 4, dipakai lebar saluran (b) = 0,7 m dengan kedalaman (h) = 0,75
m
Desain Saluran 5
Debit drainase (Qsaluran 5) = 0,06748 m3/s
Untuk Q < 3 m3/s Nilai rasio b/y = 2
Untuk Q < 1 m3/s Tinggi Jagaan (Tj) = 0,4 m
Kemiringan dasar saluran (So) = 0,01 (So = Sf untuk Desain Saluran Aliran
Beraturan)
Diambil lebar saluran (b) = 0,3 m, maka hitung ulang tinggi air di saluran (y)
Dengan Trial & Error dengan b = 0,3 m, didapat y = 0,17925 m
Tinggi saluran (h) = y + Tj = 0,17925 + 0,4 = 0,57925 m ≈ 0,6 m
Cek Kecepatan Aliran Air di Saluran 5
2 1 2 1
1 3 2 1
v = R Sf = x 0,5 x 0,17925 x 0,01 2 =1,335 m/ s
( ) 3
( )
n 0,015
( v min< v< v max ) → OK
Jadi untuk Saluran 5, dipakai lebar saluran (b) = 0,3 m dengan kedalaman (h) = 0,6
m
Desain Saluran 6
Debit drainase (Qsaluran 6) = 0,03265 m3/s
Untuk Q < 3 m3/s Nilai rasio b/y = 2
Untuk Q < 1 m3/s Tinggi Jagaan (Tj) = 0,4 m
Kemiringan dasar saluran (So) = 0,01 (So = Sf untuk Desain Saluran Aliran
Beraturan)
Diambil lebar saluran (b) = 0,3 m, maka hitung ulang tinggi air di saluran (y)
Dengan Trial & Error dengan b = 0,3 m, didapat y = 0,104625 m
Tinggi saluran (h) = y + Tj = 0,104625 + 0,4 = 0,504625 m ≈ 0,55 m
Cek Kecepatan Aliran Air di Saluran 6
2 1 2 1
1 3 2 1
v = R Sf = x 0,5 x 0,104625 x 0,01 2 =0,9325 m/s
( ) 3
( )
n 0,015
( v min< v< v max ) → OK
Jadi untuk Saluran 6, dipakai lebar saluran (b) = 0,3 m dengan kedalaman (h) = 0,55
m
Desain Saluran 7
Debit drainase (Qsaluran 7) = 0,395 m3/s
Untuk Q < 3 m3/s Nilai rasio b/y = 2
Untuk Q < 1 m3/s Tinggi Jagaan (Tj) = 0,4 m
Kemiringan dasar saluran (So) = 0,003 (So = Sf untuk Desain Saluran Aliran
Beraturan)
Diambil lebar saluran (b) = 0,8 m, maka hitung ulang tinggi air di saluran (y)
Dengan Trial & Error dengan b = 0,8 m, didapat y = 0,3965 m
Tinggi saluran (h) = y + Tj = 0,3965 + 0,4 = 0,7965 m ≈ 0,8 m
Cek Kecepatan Aliran Air di Saluran 7
2 1 2 1
1 3 2 1
v = R Sf = x 0,5 x 0,3965 x 0,003 2 =1,2415 m/s
( ) 3
( )
n 0,015
( v min< v< v max ) → OK
Jadi untuk Saluran 7, dipakai lebar saluran (b) = 0,8 m dengan kedalaman (h) = 0,8
m
HASIL DESAIN SALURAN
PERHITUNGAN PENULANGAN SALURAN
Beban-Beban Rencana
Beban Tetap
o Berat sendiri saluran
o Berat perkerasan jalan
o Berat air di saluran
o Berat tekanan tanah
Beban Tidak Tetap
o Beban lintas (kendaraan)
2P 2x8
P1+i= ( 1+i )= ( 1+0,2 )=3,84 ton/m
L 5
P 1+i 3,84
P v 1= = =9,6 ton/m2 =96 KN / m2
w1 0,4
1 1
P= K a H P v 1= x 0,503178 x 0,8 x 96=1 9,322 KN
2 2
0,8
M =P ×l=( 2, 6344+19,322 ) =5,855 KNm
3
1 2
M =5,855+ ( 3,264+ 3,1392 ) × 0,8 =6,3673 KNm
8
Penulangan Saluran
Tulangan Utama
10
d=1 7 0−75− =90 mm
2
Mu 6,3673 ×106
As= = =344,7747 m m2
ϕ f y 0,95 d 0,9 ×240 × 0,95× 90
As f y 344,7747 × 240
a= = =3,245 mm
0,85 f ' c b 0,85× 30× 1000
1000 1000
s= = =250 mm
n−1 5−1
Tulangan Pembagi
Perencanaan berpedoman pada SNI 03-2453-2002 mengenai Tata Cara Perencanaan Sumur
Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan
Persyaratan Teknis
Data Perencanaan:
Penampang sumur resapan = Lingkaran
Diameter sumur resapan (D) = 100 cm = 1 m
Kedalaman sumur resapan (H) = 300 cm = 3 m Kedalaman yang direncanakan (Hrencana)
Hrencana < Kedalaman M.A.T. (OK)
1 4 1 4 2
A h= π D = π ( 1 ) =0,7854 m
4 4
A v =π D H=π x 1 x 3=12,5664 m2
13,52595
¿ =17,2217 m
0,7854