Anda di halaman 1dari 10

Formulir PBJ-05

Edisi : 1 Revisi : 1

SURAT PERJANJIAN PENGADAAN BARANG (SPPB)


PRESTRESSED CONCRETE U GIRDER
antara
ISTAKA KARYA – AGRABUDI – DHANESMANTARA KSO
JALAN FLY OVER CIPINANG LONTAR
dengan
PT. WIJAYA KARYA BETON Tbk

Nomor : 002/SPK.BOM-WITONPCU/CIPLON/V/2017

Pada hari ini Selasa tanggal Sembilan bulan Mei tahun Dua ribu tujuh belas 09-05-
2017), yang bertanda tangan dibawah ini :

1. N a m a : Ir. Bambang Eko Prabowo


2. N a m a : Ir. Nurul Fauzi, MM
Jabatan : Board Of Management ISTAKA KARYA – AGRABUDI –
DHANESMANTARA KSO
Nama Perusahaan : ISTAKA KARYA – AGRABUDI – DHANESMANTARA KSO
Alamat : Graha Iskandarsyah Lt. 9.Jl. Iskadarsyah Raya No. 66, Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan Telp. 7250483 Fax. 021 7258787
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ISTAKA KARYA – AGRABUDI –
DHANESMANTARA KSO, berdasarkan Surat Perjanjian Kemitraan untuk Kerjasama Operasi
(KSO) Nomor : 001/ISTAKA-AGRABUDI-DHANESMANTARA KSO/VII/2016 tanggal 15 Juli 2016
sebagaimana dicatatkan Notaris Nuraini Zachman, SH, m.Hum, di Jakarta, untuk selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.

3. N a m a : Ir. Hadian Pramudita


Jabatan : Direktur Utama
Nama Perusahaan : PT. WIJAYA KARYA BETON, Tbk
Alamat : Gedung JW Lantai 1-2
Jl. Raya Jatiwaringin No.54,Pondok Gede – Bekasi 17411
Telp. (021) 84973363 (Hunting); 85905570, Fax. (021) 84973391
Dalam hal ini menjalankan Jabatannya selaku Direktur PT. WIJAYA KARYA BETON Tbk. suatu
badan hukum yang didirikan berdasarkan Akta Nomor : 44 tanggal 11 Maret 1997, dibuat dihadapan
Achmad Bajumi, S.H. selaku pengganti dari Imas Fatimah, S.H. Notaris di Jakarta dan telah
beberapa kali diubah dan terakhir diubah dengan Akta Nomor : 94 tanggal 15 Juli 2011 yang dibuat
dihadapan Sri Ismiyati, S.H. Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU.37586.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 26 Juli
2011, berkedudukan di Gedung JW Jalan Raya Jatiwaringin No.54 Pondok Gede – Kota Bekasi
17411 dengan NPWP : 01.061.154.9-093.000, Telp. (021) 8193024, 8192808, Fax. (021) 8560694,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat mengadakan perjanjian yang mengikat pekerjaan pengadaan BARANG
PRESTRESSED CONCRETE U GIRDER untuk keperluan PIHAK PERTAMA, dan menyetujui untuk
menandatangani bersama, berdasarkan :
1. Surat Penawaran PIHAK KEDUA No: PS.01.02/WB-1C.BR.1154A/2017 tanggal : 31 Maret 2017.
2. Negosiasi Harga antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA tanggal : 13 April 2017,
berita acara klarifikasi dan negosiasi terlampir.
Dengan syarat-syarat dan ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 1 dari 10
Pihak I Pihak II
PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

1. PIHAK PERTAMA bersedia membeli dari PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA bersedia menjual
BARANG PRESTRESSED CONCRETE U GIRDER, sesuai spesifikasi yang telah disetujui
PIHAK PERTAMA dan akan digunakan untuk pekerjaan pembangunan PROYEK FLY OVER
CIPINANG LONTAR.

PASAL 2
JENIS BARANG, ESTIMASI VOLUME, HARGA SATUAN DAN JUMLAH HARGA

2.1. Jenis/kualitas Barang, prakiraan jumlah volume dan harga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 adalah sebagai berikut :

Terbilang : Sembilan Milyar Seratus Lima Puluh Dua Juta Rupiah

2.2. Harga tersebut dalam ayat 1 Pasal ini bersifat fixed unit price, harga Free on Truck (FOT)
pada PROYEK FLY OVER CIPINANG LONTAR- JAKARTA .
2.3. Total harga tersebut di atas sudah termasuk :
 PPN 10% dan pajak-pajak lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Overhead, keuntungan dan resiko kenaikan harga PIHAK KEDUA
 Biaya mobilisasi/pengiriman BARANG PRESTRESSED CONCRETE U GIRDER ke
lokasi proyek dan asuransinya.
 Biaya pengetesan bahan baku (beton dan besi tulangan) di laboratorium pengujian
independent.
2.4. PRESTRESSED CONCRETE U GIRDER tersebut untuk selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut BARANG.
2.5. Volume tersebut diatas tidak mengikat bersifat estimasi atau perkiranaan, dapat berubah
sesuai kebutuhan dilapangan.
2.6. Nilai Jual Beli tersebut diatas bersifat Estimasi. Nilai Jual Beli yang sebenarnya adalah realisasi
pengiriman BARANG, yang diterima dan dipesan secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA
sesuai dengan jumlah dan harga satuan yang tersebut dalam Pasal 2 perjanjian ini dan sesuai
dengan Pasal 14 perjanjian ini tentang Pekerjaan Tambah Kurang dan Perubahan Type
BARANG.

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 2 dari 10
Pihak I Pihak II
PASAL 3
SPESIFIKASI DAN KUALITAS

3.1. PIHAK KEDUA wajib dan dianggap sudah mengetahui serta menguasai sepenuhnya syarat-
syarat yang dibutuhkan dari setiap jenis BARANG , spesifikasi teknik BARANG tersebut
harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan oleh Pemilik Proyek, dalam hal ini Dinas Bina
Marga DKI Jakarta.
3.2. BARANG yang tersebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini harus dalam keadaan baru,
tidak retak, memenuhi standar mutu dan syarat kualitas yang dapat diterima PIHAK
PERTAMA dan konsultan pengawas proyek pada proyek dimaksud atau sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
3.3. Untuk menjamin kesesuaian kualitas BARANG tersebut, sebelum BARANG dikirim ke
lapangan, PIHAK KEDUA diwajibkan untuk menyerahkan sertifikat pengujian (Mill Sheet)
dan test atas beban biaya PIHAK KEDUA.
3.4. BARANG yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan toleransi yang disyaratkan akan
diafkir/ditolak, dan PIHAK KEDUA wajib mengganti BARANG tersebut.

PASAL 4
LINGKUP PENGADAAN

4.1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut untuk melaksanakan pekerjaan yang meliputi :
a. Pengadaan Prestressed Concrete U Girder sesuai dengan gambar dan spesifikasi
PROYEK FLY OVER CIPINANG LONTAR yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA
dengan persetujuan KONSULTAN / PEMBERI TUGAS meliputi :
- Pabrikasi Prestressed Concrete U Girder :
 Produksi dengan mutu beton PCU Girder L=29.45m K 600
kg/cm2,
 Produksi dengan mutu beton PCU Girder L=33,05m K 700
kg/cm2,
- Pengecekan :
 Tulangan
 Dimensi
 Pengecoran & beton
b. PRESTRESSED CONCRETE U GIRDER kondisi terstresing di pabrik PIHAK KEDUA.
c. Pengiriman PRESTRESSED CONCRETE U GIRDER kelokasi proyek yang dapat
dijangkau oleh boogie trailer kapasitas 120 ton.
d. Pengiriman Prestressed Concrete U Girder di lokasi PROYEK FLY OVER CIPINANG
LONTAR belum termasuk penurunan dan erection.

4.2. Dalam proses pengadaan mulai dari pabrikasi dan pengiriman akan ada personil PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KETIGA (Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Konsultan Supervisi dan
Managemen Konstruksi) yang melakukan verifikasi dan klarifikasi mutu dan spesifikasi.

4.3. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk melakukan pemeriksaan benda uji di Laboraturium
Independent atau instansi yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas / Pemberi Kerja, dengan
seluruh biaya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk
menyerahkan sertifikat pengujian (Mill Sheet).

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 3 dari 10
Pihak I Pihak II
4.4. PIHAK KEDUA berkewajiban mengganti Barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan
toleransi yang disyaratkan.

4.5. Hal-hal yang belum tercantum dalam kontrak mengacu pada Berita Acara Klarifikasi, gambar
dan spesifikasi teknis.

PASAL 5
JANGKA WAKTU PENGADAAN BARANG

5.1. Jangka waktu produksi / pengadaan barang adalah 90 (Sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak 19 Mei 2017 sampai dengan 17 Agustus 2017 atau mengikuti jadwal proyek.
5.2. Jadwal pelaksanaan pengiriman barang adalah 30 (tiga puluh ) hari kalender terhitung mulai
tanggal 21 Juli 2015 sampai dengan 20 Agustus 2017.

5.3. PIHAK KEDUA harus menjaga kelancaran dan menjamin kelangsungan pengadaan
BARANG sesuai dengan jadwal lapangan sampai dengan kebutuhan dilapangan terpenuhi
seluruhnya.
PASAL 6
CARA PEMBAYARAN

6.1 Pembayaran pertama berupa uang muka sebesar 20 % (dua puluh persen) dari total nilai
kontrak termasuk PPN yang dijamin dengan Bank Garansi dari Bank Pemerintah atau Bank
yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
Garansi Bank tersebut ditujukan kepada ISTAKA KARYA - AGRABUDI -
DHANESMANTARA KSO. Graha Iskandarsyah Lt. 9, Jl. Iskandarsyah Raya No. 66,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp. 021 7250483 Fax. 021 7258787
6.2 Pembayaran berikutnya dari berdasarkan progress Produksi dan Pengiriman. Pembayaran
Progress Produksi akan dihitung senilai 90% dari nilai barang yang sudah terproduksi
berdasarkan Berita Acara Selesai Produksi (BASP), sedangkan sisanya sebesar 10%
dibayarkan setelah barang dikirim berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST).

6.3 Penagihan sesuai ayat 6.2 Pasal 6 tersebut dilengkapi dokumen sebagai berikut :
a) Kuitansi tagihan rangkap minimal 2(dua)
b) BAPBSP, yang sudah ditandatangani dan disetujui oleh kedua belah pihak,
c) Copy Faktur Pajak
d) Copy Surat Perjanjian Pengadaan Barang (SPPB)
6.4 PIHAK PERTAMA berhak menahan atau menunda pembayaran seluruh atau sebagian dari
jumlah yang ditagihkan oleh PIHAK KEDUA, apabila jumlah atau kuantitas yang dimasukan
dalam berita acara tidak disetujui sepenuhnya oleh pemberi kerja/konsultan pengawas,
sedangkan kegagalan ini bukan karena kesalahan PIHAK PERTAMA.

PASAL 7
PAJAK, CUKAI DAN PUNGUTAN

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 % dari Nilai Jual Beli akan dibayarkan PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA pada setiap penagihan sesuai progress penyerahan BARANG dan PIHAK
KEDUA wajib menyerahkan fotocopy bukti setor PPN tersebut dan tanda terima dari KPP tempat
PIHAK KEDUA melapor.

PASAL 8
KLAIM KENAIKAN HARGA

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 4 dari 10
Pihak I Pihak II
PIHAK KEDUA tidak dibenarkan menuntut biaya tambahan kenaikan harga (klaim), sampai dengan
kebutuhan dilapangan sesuai Perjanjian ini terpenuhi. Harga satuan tersebut dalam Pasal 2 diatas
bersifat tetap (fixed price), berlaku sampai kebutuhan BARANG proyek dimaksud terpenuhi
seluruhnya.
PASAL 9
PEMERIKSAAN MUTU

9.1. Inspeksi BARANG akan dilaksanakan oleh Konsultan pengawas atau Pemberi Kerja atas dasar
spesifikasi tersebut diatas. Pemeriksaan BARANG tersebut akan dilakukan sebelum BARANG
dikirim dan harus disaksikan oleh kedua belah pihak.
9.2. Dalam hal khusus atas permintaan Konsultan Pengawas / Pemberi Kerja menghendaki
pemeriksaan ditempat lain (Laboratorium Independent) atau instansi yang ditunjuk, PIHAK
KEDUA harus memenuhi persyaratan tersebut dengan seluruh biaya yang timbul untuk
pemeriksaan benda uji sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA
sesuai ayat 4.3 pasal 4 perjanjian ini.
9.3. PIHAK KEDUA harus memberikan / menyerahkan sertifikat pengujian untuk setiap Type/jenis
produk BARANG bahan baku (beton dan tulangan) yang dikirim ke lapangan.

PASAL 10
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA, LINGKUNGAN DAN MUTU (K3LM)

Dalam melaksanakan pekerjaan pengadaan ini PIHAK KEDUA harus menjalankan Prosedure
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) sesuai Standart OHSAS 18001 dan
ISO 14001 sebagai berikut :
10.1. PIHAK KEDUA wajib dan bertanggungjawab untuk mengadakan dan menyelenggarakan
Program Kesehatan, Keselamatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) sesuai dengan
peraturan Undang-undang yang berlaku dan SKB Menteri Tenaga Kerja No. KEP.174/MEN/86
Menteri Pekerjaan Umum No. 104/KPTS/1986 dengan segala perlengkapan dan peralatannya.
10.2. PIHAK KEDUA Wajib melakukan koordinasi kerja dengan para pekerja dari pihak lain/pihak
ketiga yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan Perjanjian Utama dan bertanggungjawab
atas koordinasi dimaksud.
10.3. PIHAK KEDUA wajib mengupayakan tidak ada kecelakaan kerja yang berakibat korban jiwa.
10.4. PIHAK KEDUA wajib mencegah dan mengurangi jumlah kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja di tempat kerja dengan melalui training dan membekali seluruh pekerja dengan
Keselamatan dan kesehatan Kerja dan menempatkan mereka di dalam lingkungan kerja yang
sehat dan nyaman.
10.5. PIHAK KEDUA wajib menyediakan sarana pertolongan pertama pada kecelakaan.
10.6. PIHAK KEDUA wajib menangani keluhan bidang K3LM dan memenuhi keluhan maksimal
2x24 jam.
10.7. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaannya, wajib mencegah polusi. Meningkatkan
effisiensi kerja, mengefisienkan penggunaan dan merawat sumber daya alam serta
mengutamakan produk yang ramah lingkungan.
10.8. PIHAK KEDUA wajib menjaga dan mengamankan BARANG, peralatan, beserta
perlengkapannya dari kerusakan atau kehilangan dan lain-lain dengan berkoordinasi bersama
PIHAK PERTAMA tentang pengamanan barang-barang tersebut.
10.9. PIHAK KEDUA wajib membuat dan meyerahkan kepada PIHAK PERTAMA laporan tertulis
mengenai pelaksanaan pekerjaan dalam bentuk/format serta jumlah yang ditentukan oleh
PIHAK PERTAMA, dan semua biaya/ongkos yang dikeluarkan menjadi beban PIHAK
KEDUA.

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 5 dari 10
Pihak I Pihak II
PASAL 11
SANKSI DAN DENDA
11.1. Apabila terjadi penyimpangan kualitas/mutu dari yang disyaratkan dalam Pasal 3 Perjanjian ini
atau tidak tercapainya mutu benda uji yang tersebut dalam Pasal 9 Perjanjian ini sehingga
BARANG dianggap cacat / tidak diterima oleh Owner, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti
BARANG tersebut dan segala biaya yang timbul akibat penyimpangan mutu tersebut menjadi
beban PIHAK KEDUA.
11.2. Apabila PIHAK KEDUA lalai atau tidak dapat melaksanakan pengadaan BARANG tersebut
sebagian atau keseluruhan sebagaimana syarat-syarat dalam Perjanjian ini maupun jadwal
yang telah ditentukan dan bilamana PIHAK PERTAMA dengan terpaksa mengambil tindakan
atau langkah-langkah untuk mengatasinya termasuk kemungkinan memberikan pengadaan
BARANG tersebut kepada pihak lain, maka segala biaya yang mungkin timbul menjadi beban
PIHAK KEDUA, untuk dapat melaksanakan hal tersebut PIHAK PERTAMA terlebih dahulu
melakukan teguran secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut.
11.3. Apabila oleh karena kesalahan PIHAK KEDUA terjadi keterlambatan pengiriman
sebagaimana ditentukan dalam pasal 5 ayat 5.2 Surat Perjanjian ini, PIHAK KEDUA
dikenakan sanksi berupa denda sebesar 1 ‰ (satu per seribu) setiap hari keterlambatan dan
maksimal 5% (lima per seratus) dari Nilai BARANG yang terlambat dikirim.
11.4. Apabila PIHAK PERTAMA pada suatu waktu berkeyakinan bahwa PIHAK KEDUA karena
kelalaiannya tidak dapat memenuhi kepentingan PIHAK PERTAMA karena kurang / tidak
mampu bekerja atau gagal dalam melaksanakan tugasnya atau berbuat / melakukan
tindakan-tindakan lain yang merugikan kepentingan PIHAK PERTAMA atau dalam waktu 7
(tujuh) hari kalender setelah Perjanjian ini ditandatangani kedua belah pihak, PIHAK KEDUA
belum juga memulai kegiatannya, maka PIHAK PERTAMA terlebih dahulu akan memberikan
surat peringatan, dan apabila sejak surat peringatan ke 3 belum ada tindak lanjut perbaikan
kinerja PIHAK PERTAMA secara sepihak berhak mencabut dan memutuskan / membatalkan
Perjanjian ini tanpa memberikan ganti rugi apapun.

11.5. PIHAK PERTAMA wajib untuk segera memproses/ mengesahkan setiap Berita Acara Serah
Terima BARANG (BAST) dan menyerahkan kembali kepada PIHAK KEDUA selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal BARANG tersebut diterima, dan apabila dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal BARANG tersebut diterima belum dan/atau
tidak mengirimkan pengesahan Berita Acara Serah Terima BARANG (BAST), maka PIHAK
PERTAMA dianggap sudah menyetujui pengesahan Berita Acara Serah Terima BARANG
(BAST).
11.6. Apabila terjadi keterlambatan proses Berita Acara Serah Terima BARANG yang disebabkan
oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA berhak untuk tetap memproses penagihan
pembayaran kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan Surat Pengantar Barang yang dibuatkan
dan ditandatangani oleh PIHAK KEDUA.
11.7. Apabila PIHAK KEDUA telah melaksanakan pengiriman BARANG kelokasi sesuai permintaan
PIHAK PERTAMA atau petugas yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, sementara PIHAK
PERTAMA belum melaksanakan pembayaran sesuai progress pembayaran sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 perjanjian ini, PIHAK KEDUA belum dapat melaksanakan pengiriman
BARANG berikutnya, dan/ atau atas BARANG yang sudah dikirim kelokasi pekerjaan
menjadi beban dan/ atau tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
11.8. Keterlambatan produksi/ pengiriman BARANG akibat keterlambatan pembayaran dan
keterbatasan stok di lapangan serta penghentian pengiriman oleh PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA tidak dapat dikenakan sanksi apapun oleh PIHAK PERTAMA.
11.9. Apabila BARANG sudah dikirim kelokasi penyerahan atas permintaan PIHAK PERTAMA
atau petugas yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, sedangkan PIHAK PERTAMA belum
melunasi pembayaran sebagaimana diatur dalam Pasal 6, maka PIHAK KEDUA berhak
menghentikan penggunaan BARANG dan menarik kembali BARANG yang telah sampai
Surat Perjanjian Pengadaan Barang
halaman 6 dari 10
Pihak I Pihak II
dilokasi, dan segala biaya yang timbul akibat penarikan BARANG tersebut menjadi beban dan
tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

PASAL 12
KEADAAN MEMAKSA / FORCE MAJEURE

12.1. Yang dianggap Keadaan memaksa/force Majeure adalah hal-hal yang terjadi diluar
kemampuan PIHAK KEDUA maupun PIHAK PERTAMA, seperti bencana alam, epidemi,
kebakaran, banjir, peperangan, huru-hara umum, pemogokan dan lain-lain yang bersifat
memaksa dan mempunyai akibat langsung terhadap pelaksanaan pengadaan BARANG dalam
jangka waktu pengadaan, dan dapat disetujui secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA.
12.2. Apabila keadaan memaksa / force Majeure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 3 x 24 jam terhitung sejak terjadinya
keadaan memaksa /Force Majeure dengan bukti yang sah.

12.3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui/menolak secara
tertulis keadaan memaksa/force majeure tersebut dalam jangka waktu 7 x 24 jam, sejak
pemberitahuan tersebut diterima oleh PIHAK PERTAMA atau menyesuaikan dengan
ketentuan yang ditetapkan melalui Keputusan Pemerintah.
12.4. Pada dasarnya PIHAK PERTAMA hanya mempertimbangkan pemberian/penambahan
terhadap jangka waktu penyediaan BARANG atas terjadinya Keadaan Memaksa/Force
Majeure.
PASAL 13
RESIKO

13.1. Apabila selama waktu pelaksanaan pengadaan BARANG terjadi hambatan-hambatan yang
diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-
mata kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko akibat kemacetan pengadaan
/pengiriman BARANG ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
13.2. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pengadaan/pengiriman BARANG ini
menimbulkan kerugian terhadap pihak ketiga (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya
dalam pelaksanaan atau pengiriman BARANG ini), maka segala biaya yang timbul menjadi
beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
13.3. Apabila PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pengadaan BARANG ini tidak memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan atau ditolak oleh Konsultan Pengawas / Pemberi Pekerjaan, maka
selambat-lambatnya 2 x 24 jam, PIHAK KEDUA harus segera mengambil dan mengganti
kembali sejumlah yang ditolak serta segala biaya yang ditimbulkan menjadi beban dan
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
13.4. Apabila terjadi kehilangan atau kerusakan BARANG yang telah diserahterimakan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA atau petugas yang ditunjuk PIHAK PERTAMA melalui
Berita Acara Serah Terima (BAST) BARANG, maka risiko menjadi tanggung jawab PIHAK
PERTAMA.

PASAL 14
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
14.1. Apabila selama jangka waktu penyediaan terjadi perubahan gambar yang dapat
mengakibatkan pekerjaan tambah atau kurang, maka apabila pekerjaan tambah tersebut
melebihi 10% dari Nilai Jual Beli akan dibuatkan perjanjian tersendiri dengan mengacu harga
satuan yang akan dibicarakan kembali.

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 7 dari 10
Pihak I Pihak II
14.2. Pekerjaan Tambah / Kurang dianggap syah setelah mendapat persetujuan / perintah dari
PIHAK PERTAMA secara tertulis.
14.3. Untuk Pekerjaan tambah / kurang perlu dibuat Perjanjian Tambahan (Addendum).
14.4. Perhitungan penambahan atau pengurangan BARANG dilakukan atas dasar harga yang
tercantum pada pasal 2 Perjanjian ini. Jika harga satuan untuk BARANG tersebut tidak
tercantum dalam daftar harga satuan BARANG dalam dokumen ini, maka harga satuan akan
dibicarakan kembali.
14.5. Adanya Pekerjaan Tambah / Kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah
Jangka Waktu Pengadaan BARANG, kecuali atas persetujuan PIHAK PERTAMA.
14.6. Tata Cara Pekerjaan Tambah/Kurang :
14.6.1. Pekerjaan tambah :
a. Pekerjaan Tambah akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA setelah PIHAK
PERTAMA menyerahkan Surat Perintah/Permintaan Pekerjaan Tambah (SPPT)
dengan kondisi harga sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 perjanjian ini.
b. Batas waktu penyerahan barang akibat dari pekerjaan tambah harus disepakati
PARA PIHAK dan diatur dalam addendum perjanjian.
c. Pembayaran pekerjaan tambah dilaksanakan seluruhnya oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan prestasi pekerjaan tambah.
14.6.2. Pekerjaan Kurang :
a. PIHAK PERTAMA harus memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA apabila menghendaki pekerjaan kurang.
b. Apabila pada saat PIHAK KEDUA menerima pemberitahuan pengurangan
pesanan dan PIHAK KEDUA telah memproduksi sesuai dengan jumlah pesanan
awal, sehingga terjadi kelebihan produksi, maka kelebihan produksi tersebut
menjadi beban dan tanggung jawan PIHAK PERTAMA.
c. Harga pekerjaan kurang harus disepakati PARA PIHAK dengan berpedoman pada
Pasal 2 perjanjian ini.

PASAL 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

15.1. Apabila timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA yang berkaitan
dengan atau timbul karena Perjanjian ini, baik selama pelaksanaan atau setelah selesai
pengadaan, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan secara musyawarah.
15.2. Apabila musyawarah tersebut dalam ayat 1 Pasal ini tidak tercapai kesepakatan, maka semua
sengketa yang timbul dari Perjanjian ini akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta
Timur.

PASAL 16
PEMUTUSAN PERJANJIAN

16.1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Perjanjian pengadaan/pengiriman BARANG ini


secara sepihak setelah melakukan teguran secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dengan
tenggang waktu 7 x 24 jam, apabila :

16.1.1. PIHAK KEDUA telah memindah-tangankan pengadaan/pengiriman BARANG kepada


pihak ketiga, atau :
16.1.2. Terhitung dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak permintaan lisan atau tertulis
dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA tidak dapat

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 8 dari 10
Pihak I Pihak II
memenuhinya dan atau PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan
pengadaan/pengiriman BARANG sebagaimana diatur dalam Pasal 4, atau :
16.1.3. Dalam waktu 7 (tujuh) hari berturut-turut tidak melanjutkan pengadaan / pengiriman
BARANG yang telah dimulai, atau :
16.1.4. Terlambat melaksanakan sejumlah volume terhadap pengadaan/pengiriman
BARANG berdasarkan jadwal pengadaan/pengiriman seperti yang telah ditentukan
dalam Pasal 5 melebihi 7 (tujuh) hari kalender, kecuali apabila keterlambatan
tersebut disebabkan oleh keadaan memaksa / force majeure, atau :
16.1.5. PIHAK KEDUA telah dikenakan Sanksi dan Denda sampai jumlah maksimum seperti
tersebut dalam pasal 11 Perjanjian ini, atau :
16.1.6. PIHAK KEDUA berdasarkan penilaian PIHAK PERTAMA nyata-nyata tidak dapat
melaksanakan pengadaan/pengiriman BARANG.

16.2. Jika terjadi Pemutusan Perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat 1 dan Pasal 11 ayat 2, PIHAK PERTAMA dapat menunjuk
pemasok lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan
pengadaan/pengiriman BARANG tersebut, dengan segala biaya yang mungkin timbul
menajdi beban PIHAK KEDUA.

16.3. Dalam hal Pemutusan Perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat 1, PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut ganti rugi, tetapi
masih berhak atas nilai-nilai BARANG yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA. Penilaian
tersebut dilakukan dengan Berita Acara yang dibuat oleh Kepala Proyek serta disetujui oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PASAL 17
LAIN - LAIN

17.1. Dalam hal pengadaan BARANG ini, PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas pengurusan
serta biaya ijin-ijin yang diperlukan dan semua pajak & retribusi yang diperlukan.
17.2. Hal-hal lain atau perubahan-perubahan yang dianggap perlu atas Surat Perjanjian ini beserta
lampirannya akan diatur dalam Amandemen/Addendum yang seluruhnya merupakan kesatuan
yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 9 dari 10
Pihak I Pihak II
PASAL 18
PENUTUP

Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) diantaranya bermaterai secukupnya yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama, untuk dapat dipakai sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT. WIJAYA KARYA BETON, Tbk ISTAKA KARYA – AGRABUDI – DHANESMANTARA KSO

Ir. Hadian Pramudita Ir. Bambang Eko Prabowo – Ir. Nurul Fauzi, MM
Direktur Utama Board Of Management

Surat Perjanjian Pengadaan Barang


halaman 10 dari 10
Pihak I Pihak II

Anda mungkin juga menyukai