Anda di halaman 1dari 6

KOP SURAT

PT. SAT WINDU UTAMA

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


( KONTRAK )
Nomor : 001/Soil-Inv/V/2017

TENTANG

PEKERJAAN

Soil Investigation Dermaga Sungai Klamono, Kabupaten Sorong

ANTARA

PT. SAT WINDU UTAMA


DENGAN

PT. SILAR RANCANG BANGUN

Pada hari ini, Rabu tanggal Tujuh Belas bulan Mei tahun Dua Ribu Tujuh Belas (17 - 05 -
2017), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

PT. SATWINDU UTAMA Dalam hal ini diwakili oleh:


Ir. Aulia Jaloeis, MS, selaku Direktur Utama PT.
SAT WINDU UTAMA, berkedudukan di Wisma
GKBI Lt. 39 Suite 3901 Room 41, JL. Jend. Sudirman
No. 28, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat dan
selanjutnya dalam Surat Perjanjian ini disebut PIHAK
PERTAMA.
PT. SILAR RANCANG BANGUN Dalam hal ini diwakili oleh :
Silman Pongmanda, ST, MT selaku Direktur PT.
SILAR RANCANG BANGUN, berkedudukan di Jl.
Perintis Kemerdekaan, Ruko Golden City No. 8
Tamalanrea, Makasar sebagai PENYEDIA
BARANG/JASA dan selanjutnya dalam Surat Perjanjian
ini disebut PIHAK KEDUA.

Untuk melaksanakan paket pekerjaaan Soil Investigation Dermaga Sungai Klamono Kabupaten
Sorong, dengan ketentuan sebagai berikut :

Hal. 1 dari 6
Dermaga Sungai Klamono

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA, memberi pekerjaan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima
pekerjaan Soil Investigation Dermaga Sungai Klamono Kabupaten Sorong, yang secara garis
besar terdiri dari :
1. Mobilisasi / Demobilisasi Peralatan dan Tenaga Kerja
2. Soil Investigation
3. Pengujian Laboratorium
4. Laporan

PASAL 2
DOKUMEN - DOKUMEN SEBAGAI DASAR PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut dalam Pasal (1) Surat Perjanjian ini, PIHAK KEDUA wajib
berpedoman dan tunduk kepada ketentuan ketentuan :
1. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
2. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan Perubahan perubahannya.
3. American Society (Standard) for Testing and Material (ASTM).
4. Japanis Industrial Standard (JIS).
5. ASCE Standard ANSI/ASCE 10-90 ANSI Approved December 9, 1991, American Society
Civil Engineers Design of Latticed Steel Transmission Structure.
6. International Elektrotecnical Commission (IEC).
7. Standar Nasional Indonesia (SNI).
8. Standar Industri Indonesia (SII).
9. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.
10. Peraturan Keselamatan Kerja.
11. Semua perubahan/ralat, baik pengurangan maupun tambahan terhadap syarat syarat
ini.
12. Risalah Rapat Penjelasan dan petunjuk petunjuk Pemilik/Direksi Pekerjaan.
13. Peraturan lainnya yang terkait dengan pekerjaan ini.

PASAL 3
HARGA BORONGAN
Harga Borongan untuk pekerjaan sebagaimana tersebut dalam Surat Perjanjian ini termasuk di
dalamnya semua pajak-pajak sesuai peraturan yang berlaku adalah sebagai berikut :
Harga Borongan (tidak termasuk PPN 10 %) = Rp. 154.545.000,-
PPN 10 % = Rp. 15.455.000,-
Total = Rp. 170.000.000,-
Jumlah Harga Borongan (termasuk PPN 10 %) = Rp. 170.000.000,-

Terbilang: Seratus Tujuh Puluh Juta Rupiah.

PASAL 4
TATA CARA PEMBAYARAN
Pembayaran Pertama : 30 % dari Rp. 170,000,000 sebesar Rp. 51,000,000 (Lima Puluh Satu
Juta Rupiah) untuk melingkupi pekerjaan Mobilisasi peralatan pendukung pekerjaan dan
persoinil.

Hal. 2 dari 6
Dermaga Sungai Klamono

Pembayaran tahap pertama dilakukan paling lambat 3 (empat) hari kerja setelah PIHAK PERTAMA
(c/q. Divisi Keuangan) menerima Invoice / Dokumen pembayaran dengan lengkap dan benar yaitu
sebagai berikut :
1. Invoice;
2. Kwitansi; dan
3. Faktur Pajak (jika dibutuhkan).

Pembayaran Kedua : 30 % dari Rp. 170,000,000 sebesar Rp. 51,000,000 (Lima Puluh Satu
Juta Rupiah) dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan
pengeboran sebanyak 3 (tiga) titik.

Pembayaran Ketiga/Pelunasan : 40 % dari Rp. 170,000,000 sebesar Rp. 68,000,000 (Enam


Puluh Delapan Juta Rupiah) dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah PIHAK KEDUA
menyerahkan hasil laporan akhir, rekomendasi teknis, dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
yang telah diperiksa, disetujui, dan diterima oleh PIHAK PERTAMA.

Segala macam pembayaran wajib dilakukan ke rekening PIHAK KEDUA, dengan detil sebagai
berikut:
Nama Bank : Mandiri Cabang Makasar
Atas Nama : PT. Silar Rancang Bangun
No. A/C : 152 0010 5866 22

(Catatan : Nomor NPWP PT. Sat Windu Utama : 01.071.134.9-941.000: Alamat : Wisma GKBI Lt.
39 Suite 3901 Room 41, JL. Jend. Sudirman No. 28, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.

PASAL 5
DIREKSI PEKERJAAN
1. Sebagai Direksi Pekerjaan untuk pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian ini
adalah Ahli Geoteknik PT. Sat Windu Utama.
2. Direksi Pekerjaan akan menugaskan Pengawas Lapangan untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan tersebut.

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanian ini selama
30 (Tiga Puluh) hari kalender terhitung sejak dimulainya pengeboran atau seluruh pekerjaan
sudah harus selesai dan diserahkan pertama kali oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
paling lambat tanggal 12 Juni - 2017, dalam bentuk laporan dan Dokumentasi yang dapat di
pertanggung jawabkan secara keilmuan.

PASAL 7
DISKUSI / PRESENTASI
1. Apabila hasil Pekerjaan / Laporan Akhir PIHAK KEDUA akan di diskusikan dengan Pihak
Ketiga atau pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib
menghadiri diskusi atau presentasi tersebut dengan menghadirkan tenaga ahli yang dimiliki.
2. Apabila dalam Laporan Akhir PIHAK KEDUA terdapat kekeliruan atau kesalahan, baik
disengaja ataupun tidak di sengaja, maka PIHAK KEDUA Wajib memperbaiki kesalahan
tersebut.

Hal. 3 dari 6
Dermaga Sungai Klamono

3. Semua biaya yang diperlukan untuk melaksanakan perbaikan / penggantian sebagaimana


dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) pasal ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK
PERTAMA.

PASAL 8
PENYERAHAN PEKERJAAN
Penyerahan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA atas pekerjaan yang telah diselesaikan
dilakukan setelah diteliti dan dinyatakan baik oleh Direksi Pekerjaan dan dapat diterima baik oleh
PIHAK PERTAMA yang masing-masing dituangkan dalam :
1. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan.
2. Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA.

PASAL 9
DOKUMENTASI
1. PIHAK KEDUA diwajibkan membuat dokumentasi berupa foto berwarna sesuai dengan
progress di lapangan dari 0 % sampai dengan pekerjaan selesai.
2. Pada saat sebelum pekerjaan dimulai atau progress pekerjaan masih 0 %, pemotretan
dilakukan di tempat-tempat yang dianggap penting menurut pertimbangan Direksi
Pekerjaan.
3. Untuk pemotretan progress pekerjaan, pemotretan harus menunjukkan prestasi kerja.

PASAL 10
PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN
1. Tanggal penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud Surat Perjanjian ini, atas permintaan
PIHAK KEDUA dapat diperpanjang apabila PIHAK KEDUA dapat mengajukan alasan-alasan
secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dan alasan-alasan tersebut mendapat persetujuan
dari PIHAK PERTAMA.
2. Permintaan perpanjangan waktu tersebut pada Ayat (1) pasal ini harus diterima PIHAK
PERTAMA paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum batas waktu pelaksanaan pekerjaan.
3. Persetujuan atau penolakan perpanjangan waktu tersebut pada Ayat (1) pasal ini akan
diterbitkan oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis.

PASAL 11
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan / meneruskan pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal (1) Surat Perjanjian ini dengan lancar atau ditinggalkan / dikuasakan
kepada Pihak Ketiga tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA, atau jika pelaksanaan
pekerjaan terlambat dari schedule yang disepakati bersama antara kedua belah pihak, atau
jika PIHAK KEDUA beretiket jelek dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut diatas, maka
PIHAK PERTAMA akan memberikan teguran lisan kepada PIHAK KEDUA.
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak / belum melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (1) pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis pertama
kepada PIHAK KEDUA.
3. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan terhitung sejak PIHAK
KEDUA menerima peringatan tertulis pertama sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) pasal
ini, PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1)
Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis kedua
kepada PIHAK KEDUA.
Hal. 4 dari 6
Dermaga Sungai Klamono

4. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan terhitung sejak PIHAK
KEDUA menerima peringatan tertulis kedua sebagaimana dimaksud dalam Ayat (3) pasal ini,
PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) Surat
Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan peringatan tertulis ketiga atau
terakhir kepada PIHAK KEDUA.
5. Apabila dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan terhitung sejak PIHAK
KEDUA menerima peringatan tertulis ketiga atau terakhir sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(4) pasal ini, PIHAK KEDUA belum menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal (1) Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak memutus Surat Perjanjian ini
secara sepihak.
6. Pelaksanaan pemutusan Surat Perjanjian ini akan dilakukan secara tertulis oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
7. Semua kerugian yang diderita oleh PIHAK PERTAMA atau Pihak lain sebagai akibat dari
pemutusan Surat Perjanjian ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.
8. Dalam hal terjadi pemutusan Surat Perjanjian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (5) pasal ini maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk tidak
memberlakukan Pasal (1266) dan Pasal (1267) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA harus segera mengadakan Pemeriksaan Fisik Pekerjaan
bersama, yang dituangkan dalam Berita Acara Opname Pekerjaan.

PASAL 12
DENDA KETERLAMBATAN
1. Apabila penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) Surat Perjanjian ini
melampaui batas waktu yang telah ditetapkan dalam Pasal (7) Surat Perjanjian ini, maka
PIHAK KEDUA akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1 0/00 (satu perseribu) dari
jumlah harga borongan pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan. Denda keterlambatan
tidak dibatasi dan PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Surat Perjanjian ini apabila denda
keterlambatan telah melampaui nilai Jaminan Pelaksanaan.
PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut kerugian atas pemutusan Surat Perjanjian tersebut.
2. PIHAK KEDUA berhak menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA atas keterlambatan
pembayaran yang menjadi haknya. Besarnya ganti rugi tersebut adalah maksimal sebesar
bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia.

PASAL 13
FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan force majeure ialah kejadian-kejadian di luar kemampuan PIHAK
KEDUA untuk mengatasinya, termasuk di dalamnya ialah :
1.1. Bencana alam yang menyebabkan kerusakan/kehancuran pekerjaan yang telah
dilaksanakan/diserahkan yakni gempa bumi, halilintar, banjir, angin topan/badai,
gunung meletus.
1.2. Keadaan darurat perang dan huru-hara, kegoncangan sosial dalam masyarakat
(kerusuhan, pemogokan, demonstrasi) sehingga mengganggu kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
2.3. Akibat dari peraturan Pemerintah baik pusat maupun daerah, Departemen-
Departemen, Instansi Sipil maupun Militer dan kejadian-kejadian lain yang
mengakibatkan keterlambatan penyerahan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian ini.
2. Hal-hal / peristiwa-peristiwa tersebut di atas tidak dapat dikategorikan sebagai force majeure
selama tidak ditetapkan dengan ketetapan Pemerintah.

Hal. 5 dari 6
Dermaga Sungai Klamono

3. Dalam hal terjadi force majeure PIHAK KEDUA wajib memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak kejadian dimaksud
disertai keterangan dari yang berwenang mengenai peristiwa tersebut.
4. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Ayat (3) pasal ini, PIHAK KEDUA
tidak memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA, maka masalah-masalah yang
terjadi dianggap bukan sebagai akibat force majeure.
5. Dalam pemberitahuan mengenai terjadinya force majeure sebagaimana dimaksud pada Ayat
(3) pasal ini, PIHAK KEDUA dapat sekaligus mengajukan permohonan perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.
6. Apabila terjadi Force Majeure, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan perpanjangan waktu
tambahan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan waktu yang hilang.

PASAL 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam rangka pelaksanaan Surat Perjanjian ini, kedua
belah pihak bersepakat untuk menyelesaikan dengan cara musyawarah.
2. Apabila penyelesaian dengan cara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal
ini tidak tercapai, maka diselesaikan melalui Lembaga Arbitrase di Indonesia atau
menyerahkan penyelesaian ke Pengadilan Negeri di tempat kedudukan yang sah dan tidak
berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Sorong.
3. Apabila penyelesaian melalui Lembaga Arbitrase atau Pengadilan Negeri Sorong tidak
tercapai, maka akan diserahkan ke Tingkat Pengadilan yang lebih tinggi yang berkedudukan
di Indonesia.

PASAL 15
PENUTUP

Demikian Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ini dibuat dan ditanda tangani di Makassar
pada tanggal yang tertera diawal Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Ini. Dibuat rangkap 2
(dua) bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

PT. SAT WINDU UTAMA PT. SILAR RANCANG BANGUN

IR. AULIA JALOEIS, MS SILMAN PONGMANDA, ST, MT


Direktur Utama Direktur

Hal. 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai