1. Metode PCR
Poly Chain Reaction adalah salah satu metode pemeriksaan genetika molekuler yang
berdasarkan pada kemampuan DNA polymerase untuk mensintesis rantai DNA yang
baru. Di akhir PCR reaction, dapat digunakan jutaan copy dari sekuens DNA spesifik.
Metode ini digunakan untuk Penentuan identitas, forensik, kontrol kualitas produk
industri, diagnosis penyakit
Komponen pada PCR :
–DNA: cetakan untuk membentuk untai DNA baru.
–DNA polymerase: enzim yg digunakan untuk sintesa DNA.
–2 primer PCR : oligonucleotida yg digunakan untuk menentukan lokasi yg akan
diamplifikasi.
–Deoxynucleotide triphosphates (dNTPs): bahan untuk pembentukan untai DNA baru.
–Reaction buffer: larutan kimia untuk membuat kondisi lingkungan optimal.
–Magnesium: kofaktor yg dibutuhkan untuk aktifitas DNA polymerase .
Prinsip pada PCR adalah proses yang diulang antara 20-30 kali siklus. Tiap siklus terdiri
atas tiga tahap yaitu denaturasi, penempelan primer, dan elongasi.
–dNTP ditambahkan pada ujung 3´ untai DNA, arah pembentukan DNA baru 5´ ke 3´ .
Thermal Cycling Programs :
–DNA polymerase memanjangkan primer dg mengikat dNTP (dATP, dGTP, dCTP or
dTTP) yg merupakan pasangan untai DNA
–dNTP ditambahkan pada ujung 3´ untai DNA, arah pembentukan DNA baru 5´ ke 3´ .
2. Gel elektroforesis
Gel elektroforesis adalah metode laboratorium yang digunakan untuk memisahkan
campuran dari DNA, RNA, atau protein berdasarkan ukuran molekularnya. Pada gel
elektroforesis (agarose), molekul yang akan dipisahkan didorong menggunakan medan
listrik melalui gel yang mengandung pori kecil. Molekul akan berpindah melalui pori
dalam kecepatan yang sebanding dengan panjangnya. Dapat dilihat bahwa molekul DNA
yang kecil akan berpindah lebih jauh daripada molekul DNA yang besar.
3. RFLP
Restriction Fragment Length Polymorphism adalah teknik genetika molekuler yang dapat
digunakan untuk membandingkan sekuen DNA yang normal dengan sampel dengan
menggunakan enzim restriksi.
Enzim restriksi akan memotong sekuens spesifik dari DNA yang disebut restriction sites.
Setelah segmen DNA dipotong-potong, laboran akan menggunakan metode gel
elektroforesis untuk memisahkan fragmen DNA berdasarkan ukurannya. Jika dua orang
memiliki perbedaan sekuens DNA pada restriction sites, enzim restriksi akan memotong
DNA dengan panjang yang berbeda pula. Sehingga metode ini dapat digunakan untuk
genome mapping, deteksi lokasi pada kelainan genetik, penentuan resiko penyakit dan tes
paternitas.
4. Southern blotting
Southern blotting adalah suatu teknik yang digunakan untuk memberikan probe pada
kondisi spesifik dari sekuen DNA dengan menggunakan label radioaktif maupun non
radioaktif yg memberikan blot pada membran nitroselulosa.
Teknik :
Memotong DNA menggunakan enzim restriksi
Memisahkan fragmen menggunakan metode gel elektroforesis
Denaturasi DNA. Rendam dalan 0.5 M NaOH sehingga akan memisahkan DNA
untai ganda menjadi DNA untai tunggal.
Memindahkan DNA yang telah terdenaturasi pada membrane. Membran yang
digunakan adalah nitroselulosa, namun nilon ataupun membrane yang bermuatan
positif juga dapat digunakan. Pemindahan menggunakan metode kapilaritas dan
memakan waktu beberapa jam. Perlakukan dengan diberi UV light.
Memeriksa membrane dengan ssDNA (single strand DNA) yagn telah dilabel
Melihat sekuens target secara radioaktif
Konseling Genetika
Merupaka aktifitas komprehensif yang dilakukan untuk dengan yang menitikberatkan pada
edukasi dan psikoterapi untuk pasien/keluarga dengan kelainan genetik .
Prinsip : Komunikasi dengan pasien atau keluarga dengan kelainan genetic meliputi kondisi
genetik dari pasien, pola penurunan, faktor resiko & resiko berulang, serta hal-hal spesifik
tentang kelainan genetik tertentu.
Langkah - langkah :
Wawancara / anamnesis (termasuk riwayat penyakit, pohon keluarga & riwayat penyakit
keluarga)
Penyampaian hasil
Edukasi