Cara Berkhutbah Yang Baik
Cara Berkhutbah Yang Baik
YANG BAIK
َ َتَفَكَرََقَبَلََأَنََتَتَكَلَم
َ َ“Berfikirlah sebelum berkata-kata”
1
”Sesungguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah dari
seseorang, adalah menunjukkan atas pengertian yang sempurna
daripadanya, maka perpanjanglah sholat dan pendekkanlah khutbah”
(HR Muslim).
2
Dalam berkhutbah sangat dihajatkan keberanian dan
kebijaksanaan. Keadaan gugup dan lain sebagainya merupakan hal
yang lazim bagi setiap orang yang mula-mula mencoba berbicara di
hadapan khalayak ramai dan hal ini dapat diatasi dengan latihn-latihan.
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Kekurangan pengalaman
inilah yang menjadi sumber kekalahan bagi seorang khotib. Meskipun
ia memiliki ilmu yang lengkap, namun apabila ia tidak memiliki
keberanian dan kebijksanaan yang cukup akan menjadikan
perkatannya gugup gemetar dan terputus-putus. Hal ini menjadikan
pembicaraannya kurang meyakinkan.
Latihan khutbah dapat dilaksanakan dalam suatu klub
muhadharah, yang khusus melatih dan mengajarkan cara-cara dan
teknik berkhutbah, disamping itu dibimbing oleh seseorang yang telah
berpengalaman.
Dalam Al Qur’an disebutkan dalam surat An Nahl : 125
َادعَُ ِإلىَس ِبي ِلَر ِبكَ ِبال ِحكم ِةَوالمو ِعظ ِةَالحسن ِة َوجادِل ُهمَ ِبالتِيَ ِهيَأحس ُن
َإِنَربكَ ُهوَأعل ُمَبِمنَضلَعنَسبِي ِل ِهَو ُهوَأعل ُمَبِال ُمهتدِين
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”.
3
5. SOPAN DALAM PEMBICARAAN DAN GERAK GERIKNYA
Seorang khotib haruslah bijaksana dalam memilih kata-kata
dan setiap gerak-geriknya. Hal ini dikarenakan setiap perkataan dan
gerak-gerik khotib akan dijadikan cerminan bagi pendengarnya. Tidak
perlu berkhutbah dengan mengeluarkan lelucon yang berlebihan
sehingga membuat suasana menjadi gaduh dan gemuruh, karena
khutbah harusnya diberikan dengan khidmat.
Al Kisa’i berkata dalam syairnya:
4
“Dengan pelan-pelan akan selamat, dan dengan tergsa-gesa akan
menyesal”.
7. BERBICARA HARUS TEPAT JITU DAN WAJAR
Seorang khotib hendaknya berlatih berbicara tepat jitu dan
wajar. Terlalu dibuat-buat dengan banyak variasi dan berlebih-lebihan
adalah kurang baik. Disebutkan dalam hadits Turmudzi bahwa nabi
sangat membeci kepada orang yang banyak omong yang dibuat-buat,
difaseh-fasehkan, dibesar-besarkan mulutnya seolah-olah mulutnya
penuh dengan suara untuk menyombongkan diri dan membesarkan
diri.
Sebaliknya, yang wajar saja, lancar lisannya, fasih dan baik
ucapannya, menarik tutur katanya dan bersemangat. Suaranya terang,
bacaannya tertib, uraiannya jelas. Untuk membuat kata-kata yang jitu
tepat dan wajar dapat mengambil dari syair, pepatah atau kata-kata
mutiara yang berkhitmat, kata-kata pujangga, kata-kata ulama atau
pemimpin yang jujur dan sebagainya.
5
Disebutkan dalam Hadits Bukhori dan sahabat Anas:
َ ان ُ اإلنس
َِ انَأبنا ُءَالزم ِ
“Umat manusia itu adalah anaknya zaman”.
Tiap-tiap tempat memiliki pembicaraannya sendiri-sendiri,
tidak boleh dicampur adukkan satu dengan yang lain. Oleh karena itu,
khotib harus dapat menyesuaikan diri sehingga tidak ketinggalan
6
zaman. Apabila khotib tidak dapat mengikuti kemajuan zaman maka ia
akan ditinggalkan karea pembicaraanya diangggap tidak menarik dan
tidak cocok dengan keadaan.
7
kepada yang ahli dan berpengalaman, apakah perlu kiranya diadakan
perubahan, bagaimana supaya khutbah menjadi lebih menarik dan lain
sebagainya. Segala saran dan kritik yang sehat dari siapapun bertujuan
untuk memperbaiki khutbah, sehingga harus diterima dengan senang
hati. Sahabat Umar Ra berkata:
َ عيُو ِبى
ُ َاسَاِلىَمنَهدا ِنىَ ِإلى
ِ احبُّ َالن
“Manusia yang lebih aku cintai ialah orang yang menunjukkan
kepadaku kekuranganku (cela-celaku)”.
8
pandai omong tetapi tidak pandai beramal oleh Nabi diibaratkan seperti
lampu yang dapat menerangi orang lain namun tidak dapat menerangi
diri sendiri.
9
15. JANGAN MEMBANGGAKAN DIRI
Sikap tawadhu’ dan rendah diri mutlak harus dimiliki oleh
seorang khotib. Ia hendaklah berkhutbah dengan penuh rasa hormat
terhadap hadirin, ikhlas semata-mata ingin melaksanakan perintah
Allah beramar ma’ruf nahi munkar semata-mata demi mencari ridho
Allah SWT. Janganlah menampakkan sifat kesombongan
membanggakan atau membesarkan diri serta mengharapkan sanjungan
puja-puji orang. Khutbah akan menjadi khutbah yang remeh dan tak
berharga kalau tidak didasari dengan niat yang suci lillahi ta’ala.
Dalam Al Qur’an disebutkan:
10
17. MEMPERLUAS BACAAN AGAR JANGAN KEHABISAN
BAHAN
Dalam berkhutbah supaya tidak kehabisan bahan untuk
khutbahnya, seorang khotib hendaklah berusaha memajukan diri
dengan memperluas bacaan yang berhubungan dengan soal-soal
kemasyarakatan dan keagamaan. Apalagi pada zaman modern ini
dimana masyarakat sudah maju sehingga khotib haruslah
berpandangan luas, hidup fikirannya sehingga dapat menyajikan
masalah yang hangat dengan keterangan-keterangan yang modern.
11
Seorang khotib hendaklah waspada dan bijksana dalam
menyampaikan khutbahnya, sehingga tidak membentangkan hal-hal
yang menyinggung kehormatan orang lain. Lihai dalam memilih kata-
kata sehingga tidak serampangan dan menyindir-nyindir sehingga
membuat bingung dan menyebabkan gelisah yang mendengarnya.
Dalam Al Qur’an disebutkan:
َ َاَمن ُهم
ِ َمنَقو ٍمَعس ٰىَأنَي ُكونُواَخي ًر
ِ ياَأيُّهاَالذِينَآمنُواَالَيسخرَقو ٌم
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah menghina satu golongan
kepada golongan lain, boleh jadi yang dihina itu lebih baik dari pada
mereka sendiri” (Al Hujarat : 11)
َ )ارَ(رواهَالبخارى
ِ َمنَالن
ِ ُمنَكذبَعلَىَ ُمتع ِمدًاَفليتبوأَمقعده
12
"Barang siapa berbohong kepadaku dengan sengaja maka hendaklah
ia menempatkan tempat duduknya di api neraka” (H.R Bukhori)
13
memahaminya. Hal ini karena apa yang disampaikan oleh khotib akan
dipertanggung jawabkan dihadapan pendengarnya utamanya di
hadapan Allah SWT.
Tinggalkan hal-hal yang masih ragu karena Nabi SAW
bersabda:
14
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Misalnya tentang budi
pekerti islam, kemasyarakatan, syi’ar agama dan lain sebagainya.
15
mempersatukan umat dibawah naungan tauhid, sehingga menjelma
persatuan yang kokoh dan kuat.
16
Diatas mimbar, seorang khotib harus berpakaian rapi, sopan
dan teratur sehingga tidak ada bau yang tidak enak darinya. Karena
pada waktu itu ia sedang menjadi pemeran utama dimana segala
pandangan serta perhatian hadirin ditujukan kepadanya.
Nabi SAW diperintahkan oleh Allah supaya tidak hanya
memelihara kebersihan jiwa dan rohani saja melainkan juga kebersihan
jasmani, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an:
17
31. KHOTIB JANGAN SAMPAI TERLAMBAT DATANG
Adalah menjadi suatu aib bagi seorang khotib apabila ia
terlambat datang. Hal ini tentu akan menimbulkan kebimbangan para
pendengar dan hilangnya kepercayaan mereka kepada khotib.
Keterlambatan seorang khotib juga akan berdampak pada
berkurangnya hikmah serta faedah yang terkandung dalam perintah
agama. Oleh karena itu, perlulah tugas kewajiban khotib ini diatur
sebaik-baiknya kalau perlu diadakan cadangan yang akan
menggantikan berkhutbah bila keadaan memaksa.
18
Rukun khutbah:
a. Membaca hamdalah
b. Membaca sholawat
c. Berwasiat dengan taqwa kepada Allah pada raka’at kedua
d. Membaca ayat Al Qur’an pada salah satu dari dua khutbah
e. Mengucapkan syahadat
f. Berdo’a
19