Mesin Gerinda”
Disusun oleh
Moh Reza Ma’rifat
21090111060017
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana
bekerja yang aman, nyaman, dan tujuan akhirnya adalah mencapai produktivitas setinggi-
tingginya. Dalam pelaksanaan K3 sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu manusia,
bahan, dan metode yang digunakan, yang artinya ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan
dalam mencapai penerapan K3 yang efektif dan efisien.
Dalam Ilmu Kesehatan Kerja, faktor lingkungan kerja merupakan salah satu faktor terbesar
dalam mempengaruhi kesehatan pekerja, namun demikian tidak bisa meninggalkan faktor
lainnya yaitu perilaku. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah
dan bisnis sejak lama.. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.
Pada kali ini penulis ingin membahas lebih jauh mengenai penyakit gangguan pendengaran
akibat kebisingan mesin gerinda atau noice induced hearing loss (NIHL). Dengan tujuan
memberikan gambaran epidemiologi penyakit ini walaupun tidak secara mendetail sebab
diketahui bahwa pada penyakit akibat kerja seperti penyakit ini sulit dilakukan studi
epidemiologi secara mendalam, paling tidak tujuan penulisan ini, penulis memberikan gambaran
epidemiologi agar nantinya diketahui gambaran umum, penyebab, klasifikasi, perjalanan
penyakit, keadaan penyakit ini di masyarakat luas, yang nantinya dapat dilakukan pencegahan
terhadap penyakit ini apabila telah diketahui hal-hal yang disebutkan di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penyakit Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan Mesin Gerinda atau Nioce
Induced Hearing Loss (NIHL)
Secara umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang intensitasnya 85
desibel (dB) atau lebih dapat menyebabkan kerusakan reseptor pendengaran Corti pada telinga
dalam. Sifat ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya terjadi pada kedua telinga. Dari
definisi ini menunjukkan bahwa sebenarnya bising itu sangat subyektif, tergantung dari masing-
masing individu, waktu dan tempat terjadinya bising. Sedangkan secara audiologi, bising adalah
campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi. Gangguan pendengaran akibat bising
(noise induced hearing loss/NIHL ) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras
dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan
kerja.Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian sensorineural yang paling sering dijumpai
setelah presbikusis.
Penanganan kebisingan di tempat kerja haruslah ditujukan untuk memberikan
perlindungan pada tenaga kerja dari pengaruh negatif kebisingan yang bisa mengakibatkan
terjadinya penurunan tingkat pendengaran atau sering disebut Noise Induced Hearing Loss.
Gangguan ini biasanya baru akan timbul setelah tenaga kerja bekerja secara terus menerus di
tempat yang mempunyai intensitas bising tinggi dalam kurun waktu yang lama.
2.2 Klasifikasi Penyakit Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan atau Nioce Induced
Hearing Loss (NIHL)
Secara umum efek kebisingan terhadap pendengaran dapat dibagi atas dua kategori yaitu :
1. Noise Induced Temporary Threshold Shift (TTS)
Seseorang yang pertama sekali terpapar suara bising akan mengalami berbagai perubahan,
yang mula-mula tampak adalah ambang pendengaran bertambah tinggi pada frekuensi tinggi.
Pada gambaran audiometri tampak sebagai “notch“ yang curam pada frekuensi 4000 Hz, yang
disebut juga acoustic notch.
Pada tingkat awal terjadi pergeseran ambang pendengaran yang bersifat sementara, yang
disebut juga NITTS. Apabila beristirahat diluar lingkungan bising biasanya pendengaran dapat
kembali normal.
2. Noise Induced Permanent Threshold Shift (NIPTS)
Didalam praktek sehari-hari sering ditemukan kasus kehilangan pendengaran akibat suara
bising, dan hal ini disebut dengan “occupational hearing loss“ atau kehilangan pendengaran
karena pekerjaan atau nama lainnya ketulian akibat bising industri. Dikatakan bahwa untuk
merubah NITTS menjadi NIPTS diperlukan waktu bekerja di lingkungan bising selama 10 – 15
tahun, tetapi hal ini bergantung juga kepada :
a. tingkat suara bising
b. kepekaan seseorang terhadap suara bising
NIPTS biasanya terjadi disekitar frekuensi 4000 Hz dan perlahan-lahan meningkat dan
menyebar ke frekuensi sekitarnya. NIPTS mula-mula tanpa keluhan, tetapi apabila sudah
menyebar sampai ke frekuensi yang lebih rendah (2000 dan 3000 Hz) keluhan akan timbul. Pada
mulanya seseorang akan mengalami kesulitan untuk mengadakan pembicaraan di tempat yang
ramai, tetapi bila sudah menyebar ke frekuensi yang lebih rendah maka akan timbul kesulitan
untuk mendengar suara yang sangat lemah. Notch bermula pada frekuensi 3000–6000 Hz, dan
setelah beberapa waktu gambaran audiogram menjadi datar pada frekuensi yang lebih tinggi.
Kehilangan pendengaran pada frekuensi 4000 Hz akan terus bertambah dan menetap setelah 10
tahun dan kemudian perkembangannya menjadi lebih lambat.
Enam langkah/metode yang biasanya dijadikan pedoman dalam hirarki pengendalian adalah
sebagai berikut :
1. Rekayasa ulang (redesign) --- mesin atau proses
2. Penggantian (substitution) --- bahan atau proses
3. Isolasi (segregation/isolation) --- sumber bahaya dari pekerja
4. Pengendalian teknis (engineering control) --- pemeliharaan atau modifikasi mesin
5. Pengendalian secara administrasi (administrative control) --- modifikasi jadwal kerja
6. Alat pelindung diri (personal protective equipment) --- bagi para pekerja
Selain kelima elemen tersebut, agar pelaksanaan HCP bisa efektif dan sesuai dengan
yang diharapkan, maka ada beberapa elemen lain yang juga perlu diperhatikan seperti
pernyataan kebijakan dari top manajemen, evaluasi dan sistem pemeliharaan rekaman.
BAB III. PENUTUP
Daftar Pustaka
3. Grandjean E, Fitting The Task To The Man, Taylor & Francis, London, 1995