Anda di halaman 1dari 12

BAB I

Pendahuluan

I.I Latar Belakang


Banyak sekali aliran-aliran dari suatu agama yang memiliki ajaran yang
beranekaragam, ada pula suatu aliran yang menyatakan dirinya sebagai agama baru. Lalu
bagaimana dengan keadaan orang-orang yang mengaku dirinya atheis? Akhir-akhir ini
melalui media internet dan jejaring sosial marak sekali orang membicarakan dirinya
penganut agnostik. Agnostik memiliki kesamaan makna dengan Islam KTP (Kartu Tanda
Penduduk) ataupun beragama lain yang status agamanya tersebut hanya dipajang sebagai
status sosial dan hukum saja di KTP tetapi tidak di cerminkan dalam kepribadian sehari-
harinya dengan beribadah kepada Tuhan mereka. Hal tersebutlah yang melatar belakangi
saya membuat makalah mengenai agnostik ini, apakah banyak orang yang mengenal
ataupun mengetahui makna ataupun arti dari agnostik ini yang memiliki kedekatan makna
dengan sebutan orang-orang Islam KTP, apakah agnostik sama dengan atheis, atau
sebenarnya mereka tergolong orang yang agnostik tapi mereka tidak menyadarinya. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai hal tersebut.

I.II Ruang Lingkup


Makalah ini dibatasi ruang lingkupnya hanya menurut pendapat dan pengetahuan
umum dari mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan Biologi,
Tahun Angkatan 2010 Universitas Negeri Jakarta.

I.III Rumusan Masalah


Mengetahui tingkatan pengetahuan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Jurusan Biologi, Tahun Angkatan 2010 Universitas Negeri Jakarta,
mengenai agnostik dan ciri-cirinya, serta apakah mereka mengetahui adakah orang
disekitarnya yang masuk kedalamnya, dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar
terhindar dari golongan orang-orang yang dikategorikan sebagai agnostik.

I.IV Tujuan Pembahasan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain sebagai pemenuhan
tanggungjawab saya sebagai mahasiswa terhadap tugas Mata Kuliah Umum Pendidikan
Agama Islam yang diberikan oleh Bpk. H. Zulkifli Lubis dan juga ingin mengetahui tingkat
pengetahuan dan pendapat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Jurusan Biologi, Tahun Angkatan 2010 Universitas Negeri Jakarta mengenai konsep Agnostik
dan Pengaruhnya terhadap sikap manusia di masa sekarang dan masa yang akan datang,
serta memenuhi keingintahuan saya tentang hal tersebut.

1
I.V Konsep
Makalah ini membahas mengenai pengertian agnostik, ciri-ciri agnostik, pendataan
pengetahuan para mahasiswa mengenai agnostik itu sendiri, dampak agnostik, dan
pencegahannya agar diri kita tidak termasuk kedalam orang-orang yang agnostik.

I.VI Metode
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan pembuatan makalah ini
adalah melalui wawancara dan juga angket. Selain itu studi pustaka sebagai bantuan
literature dari buku juga digunakan sebagai pelengkap pembuatan makalah ini.

2
BAB II
Pembahasan

II.I Definisi Agnostik


Menurut Betrand Russell seorang filosofis Inggris dan seorang pengkritik sosial dalam
tulisannya yang berjudul What is an Agnostik?, seorang Agnostik berfikir tidak mungkin
mengetahui kebenaran-kebenaran mengenai hal-hal tertentu seperti Tuhan dan kehidupan
setelah kematian walaupun orang tersebut menganut agama Kristiani ataupun agama
lainnya. Sedangkan menurut André Comte-Sponville dalam bukunya yang telah
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul Spiritualitas tanpa Tuhan dalam sub-
bab Atheisme atau Agnositisme? Menjelaskan bahwa secara umum istilah atheis dan
agnostik mengandung pengertian bahwa keduanya tidak percaya kepada Tuhan. Namun
lebih jauh lagi bahwa atheis meyakini bahwa Tuhan itu tidak ada. Sementara, agnostik tidak
percaya baik pernyataan bahwa Tuhan itu ada atupun tidak ada. Agnositisme seperti atheis
negative atau atheis dengan sedikit pertentangan. Mereka tidak menyangkal keberadaan
Tuhan (seperti halnya kaum atheis), dan malah membiarkan pernyataan tersebut
mengambang di udara.
Pengertian agnostik secara etimologi dalam bahasa Yunani. Agnôstos yang artinya
tidak mengetahui atau tidak bisa diketahui. Terkadang orang menyimpulkan bahwa agnostik
adalah orang yang mengakui ketidaktahuannya tentang persoalan Tuhan atau Yang Maha
Kuasa. Penganut agama mengatakan mereka percaya Tuhan itu ada (inilah yang disebut
dengan keimanan), kaum atheis mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, sedangkan kaum
agnostik tidak membenarkan ataupun menyangkal keberadaan Tuhan.
Kaum agnostik, tidak puas hanya megakui ketidaktahuan mereka terhadap Tuhan
saja, mereka memilih untuk tidak menentukan pendirian pada persoalan yang tidak mereka
ketahui. Pada akhirnya mereka mempertahankan pendirian mereka sepert netralisme,
skeptisme atau ketidak acuhan terhadap persoalan-persoalan keagamaan.
Jadi, dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang yang agnostik
mengakui ketidaktahuannya mengenai keberadaan Tuhan, hal itulah yang menyebabkan
mereka (orang agnostik) bersikap acuh tak acuh atau tidak melakukan semua ataupun
sebagian persoalan-persoalan agama manapun yang menurut hukum dianutnya, jika
dikaitkan dengan Islam maka orang agnostik mengakui ketidaktahuannya tentang
keberadaan Allah, dan mereka acuh akan semua hal yang berhubungan dengan acara
keagamaan seperti sholat, zakat, istigfar, dan sebagainya. Dari kesimpulan tersebut dapat
kita tarik korelasi ataupun hubungan yang pada bab pendahuluan telah dibahas mengenai
kedekatan makna antara agnostik dengan Islam KTP bahwa yang maksud dengan agnostik
itu sendiri adalah merangkum pengertian dan ciri dari orang-orang yang memiliki sifat Islam
KTP. Dimana istilah Islam KTP sekarang merupakan suatu istilah yang sedang populer di
masyarakat dibandingkan istilah bahasa aslinya yaitu agnostik.

3
II.II Definisi Tuhan dalam Islam
Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-Qur’an dipakai untuk
menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam
surat al-Furqan ayat 43:

Dalam surat al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh Firaun untuk dirinya
sendiri:

Contoh ayat-ayat tersebut diatas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa


mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun
benda nyata (Fir’aun ataupun penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam al-
Qur’an juga dipakai dalam bentuk tunggal, ganda, dan banyak. BerTuhan nol atau atheisme
tidak mungkin. Untuk dapat mengerti tentang definisi Tuhan atau ilah yang tepat
berdasarkan logika al-Qur’an adalah sebagai berikut:
Dalam Islam, Tuhan itu adalah Allah. Allah (ilah) adalah sesuatu yang dipentingkan
(dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya
dikuasai oleh-Nya. Maksud kata dipentingkan disini diartikan secara luas yaitu tercangkup
didalamnya yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan
kebahagiaan dan ditakuti akan mendatangkan bahaya ataupun kerugian. Yang dimaksudkan
disini adalah Allah merupakan wujud yang seharusnya kita agung-agungkan karena kita
percaya bahwa ditangan-Nyalah segala kebahagiaan dan bahaya yang berhubungan dalam

4
diri kita ditentukan. Kepercayaan kita bahwa Allah lah yang mengatur semuanya merupakan
wujud keimanan kita kepada Tuhan dalam Islam.
Definisi keimanan sendiri adalah kepercayaan seseorang akan sesuatu yang
berhubungan dengan agama, keyakinan, dan kepercayaan kepada Allah, Nabi, Kitab dan
sebagainya. Dan keimanan itu sendiri mempengaruhi ketaqwaan seseorang dalam
menjalani kewajibannya (ibadah) dalam aturan agama yang dianutnya. Dengan kata lain jika
dikaitkan dengan Islam maka jika kita beriman Islam mempercayai Allah sebagai Tuhannya
maka kita harus menjalankan semua perintah (ibadah) yang diwajibkan olehNya untuk kita
lakukan dan menjauhi semua perbuatan yang dilarangNya untuk diperbuat (seperti
melakukan hal maksiat).
Dalam Islam dan mungkin agama-agama lain keesaan Allah (Tuhan) itu bersifat
mutlak. Ia tidak dapat didampingi ataupun disejajarkan dengan yang lain. Dalam Islam
konsepsi kalimat La ilaaha illa Allah yang bersumber dari Al-Quran harus menempatkan
Allah sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan dan ucapannya (umat manusia) namun
kalimat tersebut juga memiliki konsepsi bahwa manusia cenderung ataupun mempunyai
kecenderungan untuk mencari Tuhan yang lain selain Allah dan hal itu akan kelihatan dalam
sikap dan praktik kita dalam menjalani kehidupan.
Karena keimanan yang sifatnya optional terhadap nurani inilah yang menyebabkan
adanya perbedaan keyakinan dan perwujudan keyakinan dalam kehidupan sehari-hari
antara orang yang beriman kepada suatu agama, orang Agnostik dan orang Atheis.

II.III Korelasi Keimanan dan Ketakwaan


Keimanan pada keesaan Allah ynag dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua,
yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Dimana pengertian dari tauhid teoritis itu adalah
tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan sifat, dan keesaan perbuatan Tuhan.
Pembahasan mengenai hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, presepsi,
dan pemikiran tentang Tuhan. Sedangkan pengertian dari tauhid praktis adalah
berhubungan dengan amal ibadah manusia, karena tauhid praktis merupakan terapan dari
tauhid teoritis. Dengan demikian bertauhid adalah meng-Esakan Tuhan dalam pengertian
yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan
dalam lisan, dan mengamalkannya dalam perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru
dikatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid (syahadat),
kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan segala
laranganNya.
Pada millennium ketiga ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan posisi bangsa yang
sangat beraneka ragam (plural) dan dengan wabah modernisasi atau westernisasi. Jika hal-
hal baik yang diserap olah masyarakat hal tersebut adalah hal yang luar biasa, namun jika
sebaliknya maka persoalan pun muncul. Persoalan tersebut mencul karena wawasan ilmu
yang salah, sedang ilmu merupakan roh yang menggerakan dan mewarnai budaya. Untuk
membebaskan bangsa Indonesia dari hal tersebut, perlu diadakan revolusi pandangan.
Dalam kaitan ini, iman dan takwa yang dapat berperan menyelesaikan problema dan

5
tantangan kehidupan modern tersebut. Fungsi dari iman dan takwa dalam menjawab
problematika dan tantangan kehidupan modern sangatlah banyak, diantaranya:
a. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
b. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
c. Iman menanamkan sikap tidak putus ada dalam menjalani kehidupan
d. Iman memberikan ketentraman jiwa
e. Iman mewujudkan kehidupan yang lebih baik
f. Iman melahirkan sifat ikhlas dan konsekuen
g. Iman memberikan keberuntungan
h. Iman mencegah penyakit

II.IV Keterkaitan Antara Iman, Takwa, Agnostik, dan Pencegahannya


Seperti yang sudah dibahas mengenai pengertian agnostik perbedaannya dengan
atheis persamaannya dengan Islam KTP, pengertian iman, takwa, dan mengenai definisi
Tuhan dalam Islam. Orang Agnostik merupakan seseorang yang memiliki agama, sebutlah
Islam. Namun karena ketidak tahuannya ketidak percayaannya bahwa semua nikmat yang
selama ini didapat selama masa hidupnya adalah dari Tuhan dalam agama yang dianutnya
maka dia memutuskan menyebut dirinya tidak mengetahui perihal tentang Tuhannya, hal
tersebut berkaitan dengan konsep keimanan. Oleh karena ketidak tahuannya tersebut
terhadap Tuhan maka dia tidak menjalankan apa yang dimaksud dengan ibadah, dalam hal
ini beridadah dalam Islam seperti sholat, dzikir, puasa, dll. yang sifatnya ketakwaan
terhadap Tuhan dan merupakan implementasi dari keimanan, maka orang-orang Islam KTP
tergolong orang Agnostik. Lalu apa yang seharusnya dilakukan sebagai bentuk pencegahan
terhadap sifat agnostik yang merupakan bentuk dari hilangnya rasa keimanan dan
ketakwaan seseorang terhadap Tuhan dalam agama yang dianutnya? Hal-hal seperti
memperdalam agama masing-masing terutama agama Islam dapat dilakukan antara lain
dengan mengaji, memperbanyak dzikir mengingat Allah, dan mengikuti pengajian-pengajian
yang didalamnya meliputi kajian-kajian Islam yang lebih membuka pikiran kita mengenai
Tuhan dan agama. Persoalan agama, Tuhan, dan ibadah merupakan hal yang sangat
personal dan tidak dapat dipaksakan. Jika seseorang yang agnostik ada disekitar kita yang
seharusnya kita lakukan sebagai umat Islam adalah menasihatinya dan mengajaknya untuk
kembali kejalan yang benar. Namun jika hal tersebut memang tidak berhasil dan orang
tersebut tetap berada dijalan yang menyimpang itu merupakan hak dari orang tersebut,
sebab Islam merupakan agama yang demokratis dan memegang prinsip kebebasan
beragama serta tidak memaksa seseorang untuk masuk kedalam Islam seperti yang
terkandung dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah: 256

6
Oleh karena itu dalam Islam ada sebuah perkataan yang dikutip dari sebuah al-Qur’an yang
berbunyi “untuk ku agama ku, dan untuk mu agama mu”. Maka yang harus kita lakukan
adalah menghindari orang-orang yang jalannya tidak mau diluruskan tersebut, agar diri kita
terhindar dari sifat-sifat buruknya.

II.V Pembahasan Hasil Angket


Angket atau kuisioner (data kuisioner terlampir) yang saya sebar untuk menghimpun
data mengenai pengetahuan mahasiswa/i jurusan Biologi Universitas Negeri Jakarta perihal
agnostik dan ciri-cirinya, maka didapat pembahasan sebagai berikut:
A. Dari total 15 mahasiswa/i yang mengisi angket yang telah mewakili lebih dari 10%
perwakilan pendapat dari jumlah seluruh mahasiswa/i biologi angkatan 2010 yang
jumlahnya 83 orang, 6 orang menyatakan dirinya mengetahui apa yang dimaksudkan
dengan agnostik beserta ciri-ciri orang agnostik tersebut, 7 orang menyatakan
dirinya tidak mengetahui ciri maupun pengertian dari agnostik itu sendiri, dan
sebayak 2 orang mengisi dirinya ragu mengenai hal yang dimaksud dengan agnostik
tersebut dan baru pernah mendengar istilah agnostik dari kuisioner yang saya sebar
tersebut dan juga ada yang mengutarakan bahwa dirinya tidak mengetahui
pengertian sebenarnya dari istilah agnostik, namun yang diketahuinya adalah banyak
orang-orang yang karena gaya hidupnya cenderung melupakan Tuhan-nya dan lupa
akan kewajibannya untuk beribadah.
B. Sebanyak 7 orang menjawab ya dirinya mengetahui perbedaan antara agnostik dan
atheis, dan sebanyak 8 orang menjawab tidak mengetahui. Dari 7 orang yang
menjawab mengetahui perbedaan diantara keduanya hanya 6 orang yang
menjelaskan perbedaan diantara keduanya. Secara garis besar jawaban mereka yang
mengetahui perbendaan diantara keduanya bahwa agnostik adalah orang yang
mengakui dirinya beragama namun dia juga mengakui bahwa dirinya tidak
7
mengetahui tentang Tuhannya, dan karena hal tersebut mereka tidak melakukan
ibadah yang seharusnya dijalankan oleh orang-orang beragama yang memiliki Tuhan
untuk disembah. Sedangkan orang atheis adalah orang-orang yang mengakui dirinya
tidak memiliki Tuhan maupun Agama, jadi hidup mereka bebas tanpa ada tanggung
jawab sebagai seorang hamba yang aharus beribadah kepada Tuhannya.
C. Pertanyaan dalam kuisioner selanjutnya adalah apakah ada disekitar lingkungan
koresponden ada orang-orang yang mengklaim dirinya agnostik ataupun orang
tersebut memiliki ciri-ciri yang menunjukkan bahwa orang tersebut termasuk
kedalam orang-orang yang agnostik? Dari 15 orang koresponden, 4 menjawab ya, 10
menjawab tidak, dan 1 orang koresponden ambigu jawabannya.
D. Pertanyaan terakhir dalam kuisioner ini adalah cara menanguulangi ataupun
menjauhkan diri dari sifat-sifat yang dapat memasukkan kita keladalam orang-orang
golongan agnostik. Jawaban-jawaban yang diberikan oleh para responden atara lain
adalah dengan cara memperbanyak mengingat Allah (berdzikir), tidak bergaul dan
menjauhi orang-orang agnostik, dengan penjelasan agama (mengikuti ceramah), dan
memperdalam ajaran agama (ikut pengajian). Namun ada juga yang menjawab tidak
tahu harus berbuat apa dan ada juga yang menjawab dibiarkan saja orang yang
agnostic, karena perihal urusan dengan Tuhan adalah urusan pribadi tiap individu
yang tidak bisa kita ikut campur.
Dari 15 koresponden tersebut yang merupakan mahasiswa/i jurusan Biologi 2010, terdiri
dari 9 orang koresponden wanita, 4 orang koresponden laki-laki, dan 2 orang
koresponden tidak menyebutkan keterangan jenis kelaminnya. Range usia koresponden
adalah berkisar antara usia 18-19 tahun.
Dari hasil angket diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa/i
biologi angkatan 2010 Universitas Negeri Jakarta belum mengetahui dengan pasti mengenai
pengertian dari agnostik. Namun dari ciri-ciri orang yang mereka anggap merupakan orang
yang agnostik, mereka sudah mengetahuinya karena mayoritas dari mereka menyebutkan
bahwa istilah orang yang Islam KTP termasuk kedalam orang-orang yang agnostik. Selain itu
mereka belum dapat membedakan dengan pasti perbedaan antara agnostik dan atheis
dengan pasti. Tetapi mereka mampu memberikan saran-saran mengenai hal-hal yang
seharusnya dilakukan agar terhindar dari sifat-sifat agnostik tersebut.

8
Bab III
Penutup

III.I Kesimpulan
Orang-orang agnostik adalah orang-orang yang mengakui ketidak tahuannya
mengenai keberadaan Tuhan walaupun sebenarnya orang-orang tersebut secara hukum
tercatat menganut agama tertentu. Oleh karena ketidak tahuannya tersebut maka orang-
orang tersebut bersifat acuh dan tidak melaksanakan kegiatan beribadah yang seharusnya
dilakukan oleh para umat beragama yang mengimani Tuhannya. Sedangkan orang-orang
Atheis adalah orang-orang yang menyatakan dirinya tidak beragama dan tidak memiliki
Tuhan, oleh karena itu mereka tidak memiliki tanggungjawab untuk menyembah ataupun
beribadah. Istilah Islam KTP berarti orang-orang yang secara hukum di KTP (Kartu Tanda
Penduduk)nya bertuliskan menganut agama Islam tetapi tidak menjalankan ibadah ataupun
kegiatan lain yang berkaitan dengan menyembah Allah, dan Islam KTP ini termasuk kedalam
kategori agnostik. Lalu yang harus kita lakukan agar diri kita terhindar masuk kedalam
orang-orang golongan agnostik adalah dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah,
melakukan semua kegiatan ibadah mulai dari hal yang kecil setiap harinya, dan tidak
menyepelekan kegiatan ibadah atau lebih mendahulukan kegiatan duniawi. Dari hasil
angket didapat kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa/i biologi angkatan 2010
Universitas Negeri Jakarta, belum mengetahui dengan pasti apa yang dimaksud dengan
agnostik, namun mereka mengetahui ciri-cirinya yang sekarang banyak dijumpai disekitar.
Mereka lebih mengenal istilah prokem untuk agnosik yaitu Islam KTP ketimbang istilah
aslinya yaitu agnostik itu sendiri. Mereka juga belum bisa menjelaskan perbedaan antara
agnostik dan atheis itu sendiri. Namun mereka sudah mengetahui apa saja yang harus
dilakukan agar terhindar dan tidak masuk kedalam golongan orang-orang agnostik.

III.II Saran
1. Sebagi hamba Allah seharusnya kita sadar bahwa seluruh nikmat yang kita rasakan
setiap harinya merupakan pemberian Allah yang tidak ada duanya, dan hal itu harus
kita syukuri dengan beribadah dan menyembah Allah SWT.
2. Beribadah harus dilakukan secara rutin uuntuk mencegah terjadinya sifat malas yang
akhirnya akan menimbulkan hilangnya sifat ketakwaan terhadap Allah SWT dalam
diri kita dan juga agar diri kita selalu dalam situasi mengingat Allah SWT.
3. Jangan menyepelekan kegiatan beribadah dan lebih mendahulukan kegiatan
duniawi.
4. Memperdalam ilmu agama melalui pengajian-pengajian yang didalamnya meliputi
kajian-kajian mengenai agama , agar kita lebih tertata pengetahuan tentang
keimanannya serta mempertebal dinding keimanan kita.

9
DAFTAR PUSTAKA

Comte-Sponville, André.2006. Spiritualitas Tanpa Tuhan. Jakarta: Pustaka Alvabet.


Husnan, Djaelani, Abdul F. 2009. Islam Itegral. Jakarta: Jurusan Mata Kyliah Umum
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta.
http://www.atheistempire.com/mm_dl/text/Russell, Bertrand - What is an Agnostic.pdf
(online)

10
Lampiran

Jenis Kelamin :
Umur :
Jurusan :
Angkatan :

1. Apa yang anda ketahui mengenai Agnostik?


………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Apakah anda mengetahui perbedaan antara Agnostik dengan Atheis?


………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………

3. Menurut anda apakah ada orang disekitar anda yang mengkalim dirinya dan memiliki
ciri-ciri seperti orang Agnostik?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………

4. Apa yang seharusnya kita lakukan agar diri kita dan orang-orang disekitar kita tidak
termasuk kedalam orang-orang golongan Agnostik?
………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Terimakasih atas pasrtisipasi anda dalam mengisi angket ini. Data yang anda berikan akan
kami jaga kerahasiaannya dan akan kami gunakan sebaik-baiknya.

Syifa sulistyo
Biologi 2010
Universitas Negeri Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai